Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SOBARI

NIM : 1910622012
NO. ABSEN : 13
KELAS : AA
DOSEN : Dr. ARRISMAN, S.H., M.H.
TUGAS E-LEARNING SEJARAH HUKUM

HUKUM ROMAWI DALAM SEJARAH

 Istilah hukum Romawi meliputi sistem hukum Romawi. Perkembangan hukum Romawi
telah berlangsung selama ribuan tahun, sejak dari Leges Duodecim Tabularum tahun 439
SM hingga Corpus Juris Civilis (528–35 AD) yang diperintahkan oleh Kaisar Yustinianus I.
Undang-undang Yustinianus berlaku di Romawi Timur (331–1453), dan juga menjadi dasar
hukum di Eropa, bahkan hingga ke Ethiopia, Jepang, dan bekas koloni negara-negara
Eropa.
 Perkembangan Hukum Romawi dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Faktor penghormatan terhadap profesi praetor (hakim dan legislatif sekaligus)
a. Sistem hukum Yunani kurang menekankan fungsi dan peran ahli hukum, akibatnya
profesi hukum seperti advokat dan hakim tidak berkembang disana. Bahkan hakim
hanya terdiri atas orang-orang biasa yg dikumpulkan untuk diminta menjadi hakim,
jadi bukan profesi seumur hidup. Para hakim rakyat ini disebut Dekateris. Lihat
pengadilan terhadap Socrates di Yunani, yg menjadi hakim adalah ratusan warga
negara Athena.
b. Sistem hukum Romawi sangat menghargai peran dan eksistensi dari profesi hukum.
Misalnya: jabatan Praetor yang merupakan jabatan hakim sekaligus legislator. Praetor
sangat berperan dlm membentuk dan mengembangkan hukum Romawi.
2. Faktor penghormatan terhadap profesi advokat.
Sistem hukum Romawi memberikan appresiasi yg tinggi terhadap profesi advokat. Para
advokat menghabiskan seluruh hidupnya dalam bidang hukum.
3. Faktor luasnya kerajaan Romawi. Kerajaan Romawi memiliki imperium kekuasaan yg
begitu luas sehingga memerlukan satu set hukum yg baik untuk dapat menyatukan
wilayahnya.
4. Faktor lamanya kerajaan Romawi berkuasa. Kerajaan Romawi berkuasa dalam kurun
waktu berabad-abad sehingga memiliki waktu yg panjang dalam menciptakan hukum
5. Faktor kejeniusan raja dari kerajaan Bizantium (pecahan kerajaan Romawi). Raja Justinian,
pada tahun 529 M, mengumpulkan sejumlah ahli hukum dalam suatu panitia yg bertugas
untuk menyusun kembali hukum Romawi yg mulai berserakan dlm berbagai UU dan buku-
buku hukum, ke dalam suatu kitab hukum yg sistematis. Panitia yg diketuai oleh ahli
hukum yang bernama Tribonian, menghasilkan satu kitab hukum yg cukup komprehensif
yg disebut dg Code Justinian (corpus Juris Civilis).
6. Kebangkitan kembali hukum Romawi. Pengembangan hukum Romawi pad kebangkitan
kembali hukum Romawi yang berpusat di Universitas Bologna (Italia), terjadi di sekitar
abad ke 12, dimana hukum Romawi seperti yang terdapat dlm Code Justinian ditafsirkan
dan dikembangkan kembali.
7. Pengembangan beberapa hukum nasional di negara tertentu berdasarkan hukum Romawi.
Pengembangan beberapa hukum nasional di negara tertentu sangat berpengaruh bagi
dunia hukum dengn membuat berbagai kodifikasi, seperti perbuatan Code Napoleon di
Prancis yang didasarkan pada Code Justinian, atau pembuatan Code civil Jerman yang
didasarkan pd hukum Romawi sebelum era Code Justinian.
 Pada Abad ke-5 SM bahwa yang dapat menjadi gugatan hukum adalah :
1. Penghinaan (insult)
2. Penganiayaan (injury)
3. Pembunuhan (homocide)
 Setelah hukum Romawi dikembangkan oleh bangsa Romawi sendiri lebih kurang 2000
tahun, kemudian hukum tersebut dikembangkan lagi oleh bangsa-bangsa lain yang telah
menerapkan hukum Romawi dan terus berkembang sampai saat ini dalam bentuk tradisi
hukum Eropa kontinental atau disebut juga dengan sebutan tradisi hukum Civil Law.
 Civil Law mendapat rival yaitu tradisi hukum Anglo Saxon atau sering juga disebut hukum
Common Law
 Zaman Romawi dibagi ke dalam fase:
1. Kerajaan (753 SM - 510 SM)
2. Republik (510 SM – 27 SM)
3. Imperium (27 SM – 476 M)
 Tahun 476 M merupakan tahun kehancuran Romawi Barat (Raja terakhir adalah Romulus
Agustus) yang ditaklukkan oleh pemimpin suku barbar, yaitu Odoacer (dari Jerman).
Meskipun begitu, Romawi Timur masih tetap hidup, bahkan raja yang berjasa besar
dibidang hukum Romawi, yaitu Yustinian, baru mulai memerintah Bizantium sejak tahun
527 M.
 Sumber Hukum di Era Kerajaan Romawi adalah:
1. Ius non Scriptum (Hukum tidak tertulis)
2. Leges Regiae (Keputusan Raja)
 Sumber Hukum di Era Republik adalah:
1. Legislasi
2. Edicts buatan magistrates (yang diisukan oleh raja bersama dengan magistrates
pilihan)
3. Interpretatio (penafsiran resmi terhadap undang-undang)
4. Pekerjaan para ahli hukum seperti pemberian nasehat hukum atau pendapat hukum
 Sumber Hukum di Era Imperium adalah :
1. Legislasi
2. Edicts dari magistrates
3. Sumber hukum yang dibuat oleh ahli hukum dalam bentuk, nasehat hukum, pengajar
hukum, penulisan hukum.
4. Hukum Islam
5. Hukum Adat
6. Hukum Barat
 Terdapat beberapa teori dalam hubungan antara hukum agama dengan hukum adat yaitu :
1. Teori Receptio in Complexu oleh L.W.C. Christian van den Berg.
Teori ini merupakan teori terbentuknya hukum adat. Kala suatu masyarakat itu
memeluk agama tertentu maka hukum adat masyarakat yang bersangkutan adalah
hukum agama yang dipeluknya. Kalau ada hal-hal yang menyimpang dari hukum
agama yang bersangkutan maka hal-hal itu dianggap sebagai pengecualian.
2. Teori Receptio oleh Snouch Hurgronye.
Teori receptio menyatakan bahwa bahwa tidak semua hukum agama di terima sebagai
hukum adat. Hukum agama hanya memberikan pengaruh pada kehidupan manusia
yang sifatnya sangat pribadi yang erat kaitannya dengan kepercayaan dan hidup batin,
bagian-bagian itu adalah hukum keluarga, hukum perkawinan, dan hukum waris.
Hukum Islam dapat diberlakukan sepanjang tidak bertentangan atau telah diterima
keberlakuannya oleh hukum adat. Hal ini berarti, hukum Islam mengikuti hukum adat
masyarakat sekitar.
3. Teori Receptie exit oleh Prof Hazairin.
Menurut Prof. Hazairin, dalam teori receptie exit, teori receptie itu harus keluar (exit)
dari sistem hukum Indonesia (Buku Tujuh Serangkai tentang Hukum) karena
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar tentang Undang-Undang Dasar 1945, Al
Quran dan Sunnah Rasul.
4. Teori Receptio a Contrario oleh Sayuti Thalib.
Teori ini memperkuat teori Receptie exit. Menurut Prof. Sayuti, hukum yang berlaku
bagi masyarakat adalah hukum agama yang dipeluknya, hukum adat hanya berlaku
bila tidak bertentangan dengan hukum agama yang dipeluk oleh masyarakat.
Pandangan ini dikenal dengan sebutan teori .
 Hukum Islam di Indonesia di atur dalam Inpres No 1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam
yang terdiri dari :
1. Buku I Perkawinan
2. Buku II Kewarisan
3. Buku III Wasiat dan Hibah
 Perkembangan hukum Islam selanjutnya dikenal dalam bentuk :
1. Hukum Islam = Islamic Yurisprudence = Fikih
2. Syariah = Islamic Law
 Berdasarkan beberpa hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
menentukan perkembangan hukum adalah :
1. Faktor Politik yaitu :
a. Penguasa
b. Penguasa keagamaan
c. Bentuk-bentuk kekuasaan
2. Faktor ekonomi
3. Faktor agama dan idiologi
4. Faktor kultural

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai