Anda di halaman 1dari 5

Obat yang Lazim Digunakan di ICU

Disusun oleh:
Laylatul Choiriyah
B2001041

1. Dobutamin
a. Indikasi
efek inotropik positif pada infrak miokard, bedah jantung, kardiomiopati, syok septik,
dan syok kardiogenik.
b. Cara Kerja
Stimulan jantung dobutamin dan dopamin bekerja pada reseptor beta pada otot
jantung dan meningkatkan kontraktilitas dengan sedikit efek terhadap kecepatan kerja
jantung. Dopamin mempunyai efek yang bervariasi, tidak dapat diduga, dan
mempengaruhi kondisi vaskuler tergantung pada dosis
c. Efek Samping
takikardia dan tekanan darah sistolik sangat meningkat sangat menunjukan dosis
berlebih; flebitis.
d. Yang perlu diwaspadai
Dosis tinggi dapat menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan hambatan vaskuler
sehingga kenaikan tekanan darah harus diwaspadai

2. Dopamin
a. Indikasi
syok kardiogenik pada infrak miokard atau bedah jantung.
b. Cara Kerja
meningkatkan kekuatan pompa jantung dan aliran darah menuju ginjal
c. Efek Samping
mual dan muntah, vasokontriksi perifer, hipotensi, hipertensi, takikardia.
d. Yang Perlu Diwaspadai
Gambaran EKG, tekanan darah dan heart rate

3. Sulfas Atropin
a. Indikasi
Asistole, bradikardi yang disertai hipotensi
b. Cara Kerja
Menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistem konduksi atrio ventrikuler
c. Efek Samping
Takikardi, pandangan kabur, mulut kering, susah BAK, kebingungan
d. Yang perlu diwaspadai
Monitor EKG

4. Epinephrin
a. Indikasi
Henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA), bradikardia, syok anafilatik,
hipotensi
b. Cara Kerja
Merangsang reseptor α adrenergic dan meningkatkan aliran darah ke otak dan
jantung.
c. Efek samping
Keringat yang berlebihan, mual atau muntah, gelisah atau cemas, pusing, napas terasa
berat, lemas, sakit kepala, gemetar, pucat, phlebitis.
d. Yang perlu diwaspadai
Tekanan darah, tanda tanda aritmia, iskemia jantung, edema paru

5. Nor-epinephrin
a. Indikasi
Gagal Jantung
b. Cara Kerja
Bekerja pada resptor α, berefek menaikkan tekanan darah
c. Efek Samping
Takikardi, hipertensi, aritmia, iskemik jantung
d. Yang perlu diwaspadai
Peningkatan tekanan darah, tanda tanda aritmia, iskemia jantung

6. Heparin
a. Indikasi
Prevensi dan pengobatan thrombosis vena dalam, prevensi thrombus, emboli
pulmonum
b. Cara Kerja
merupakan antikoagulan potan yang bekerja terhadap potensiasi terhadap beberapa
faktor koagulan termasuk thrombin dan faktor x. Efektifitasnya dapat diukur secara
laboratories yaitu APTT.
c. Efek Samping
Perdarahan, nekrosis kulit, trombositopenia, hiperkalsemia, reaksi hipersensitivitas
(urtikaria, angiodema, dan anafilaksis); osteoforisis setelah penggunaan jangka
panjang (dan jarang terjadi alopesia).
d. Yang perlu diwaspadai
Tanda tanda perdarahan

7. Aminophilin
a. Indikasi
Bronkodilatasi karena berbagai sebab, termasuk gagal jantung kongestif
b. Cara Kerja
Bronkodilatasi, chronotropic (mempengaruhi denyut miokard) dan inotropic ringan,
diuretic ringan
c. Efek Samping
Aritmia, muntah, diuresis, merangsang SP
d. Yang perlu diwaspadai
Tanda tanda aritmia

8. Diazepam
a. Indikasi
premedikasi sedasi, anti convulsi, anti spasmodik, prevensi halusinasi.
b. Cara Kerja
sedatif, anticonvulsi poten
c. Efek Samping
Mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksi terutampada pasien tua,
kadang terjadi hipotensi. Metabolit diazepam dapat terakumulasi pada pemberian per
infus selama beberapa hari dengan dosis tingi. Dianjurkan menurunkan dosis secara
bertahap berdasarkan respon klinis pasien
d. Yang Perlu Diwaspadai
Penurunan Kesadaran, kerusakan vena

9. Digoxin
a. Indikasi
aritmia supraventrikuler, atrial fibrilasi, gagal jantung
b. Cara Kerja
menurunkan kecepatan konduksi impuls yang melalui nodus arttrioventrikularis.
Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropic positif)
c. Efek Samping
Pada pasien dengan insufsiensi renal atau hipokalemia biasanya lebih mudah terjadi
keracunan digoxin dengan gejala: mual, muntah, aritmia (supraventikuler,
bradikardia, dan block. Ginecomastia (sangat jarang).
d. Yang perlu diwaspadai
Monitor cairan, bradikardi

10. Phenytoin
a. Indikasi
untuk prevensi dan mengontrol kejang pada grandmal epilepsi dan lobus temporalis,
juga efektif pada pasien eklamsia.
b. Cara Kerja
merupakan anti konvulsan, mengurangi frekuensi kejang dengan menstabilir ambang
kejang.
c. Efek Samping
toxic akut ataxia, nystagmus dan bicara tidak jelas, hirsutisine, limphadenopati,
hiperfasi gingiva.

11. Nifedipine
a. Indikasi
Hipertensi, angina
b. Cara Kerja
Vasodilatasi perifer coroner
c. Efek Samping
Sakit kepala, pusing, edema sendi ankle
d. Yang perlu diwaspadai
Penurunan Tekanan Darah

12. Morphine
a. Indikasi
Nyeri Akut
b. Cara Kerja
Merupakan Analgesik opiat yang bekerja pada otak dan medula spinalis
c. Efek Samping
mual, muntah, depresi nafas, kontraksi otot polos kadang kolik kantung empedu,
dapat memperburuk nyeri pada kolik renal, sedasi gatal di kulit
13. Phetidine
a. Indikasi
Nyeri hebat
b. Cara Kerja
analgesik ophiat, bekerja pada otak dan medula spinalis
c. Efek Samping
Mual, muntah, pusing
d. Yang perlu diwaspadai
Keseimbangan Cairan

14. Furosemide
a. Indikasi
udema pulmonum, gagal jantung, kelebihan cairan, oliguria
b. Cara Kerja
merupakan diuretik poten yang bekerja pada loop of henle
c. Efek Samping
dapat memperburuk keadaan hipovolumia pada pasien dehidrasi, hypokalemia
d. Yang perlu diwaspadai
Keseimbangan cairan dan elektrolit

Anda mungkin juga menyukai