Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH SATUAN SI

Sistem metrik pertama kali diimplementasikan ketika Revolusi Prancis


dengan hanya meter dan kilogram sebagai standard dari panjang dan
massa.Tahun 1830-an Carl Friedrich Gauss memunculkan dasar untuk sebuah
sistem yang koheren berbasis panjang, massa, dan waktu. Tahun 1900 ketika
Giovanni Giorgi mengidentifikasi perlunya mendefinisikan satu besaran listrik
tunggal sebagai besaran pokok keempat. (Wilkins, 1668)
Tahun 1954, CGPM ke-10 mengidentifikasikan arus listrik sebagai besaran
pokok keempat dan menambahkan 2 besaran pokok lain: temperatur dan
intensitas cahaya, sehingga total menjadi 6. Tahun 1971, besaran ketujuh
ditambahkan ke dalam SI yaitu jumlah partikel yang dinyatakan dalam mol.
AWAL PERKEMBANGAN
Sistem metrik dikembangkan pertama kali tahun 1791 oleh komite
Akademi Sains Prancis, ditugaskan oleh Majelis Nasional dan Louis XVI untuk
menciptakan sebuah sistem pengukuran yang satu dan rasional. Kelompok
Antoine Lavoisier menggunakan asas yang sama untuk menghubungkan panjang,
volume, dan massa serta konsep yang menggunakan meridian bumi sebagai basis
definisi panjang, pertama kali diajukan tahun 1670 oleh kepala biara Prancis
Mouton. (Alder, 2001)
Tahun 1792, komite mengusulkan nama meter, are, liter dan grave untuk
satuan panjang, luas, kapasitas, dan massa. Tahun 1799, hukum yang berisi
sistem metrik untuk diadopsi di Prancis akhirnya diloloskan.
Di pertengahan awal abad ke-19 terjadi ketidak konsistenan pada
pemilihan perkalian satuan pokok. Tahun 1860-an, James Clerk Maxwell, William
Thomson dan beberapa orang lainnya, meresmikan konsep sebuah sistem satuan
koheren dengan satuan pokok dan satuan turunan.

KONVENSI METER
Sebuah inisiatif yang dimulai oleh Prancis untuk kerjasama internasional
dalam metrologi menghasilkan penandatanganan Konvensi Meter tahun
1875. Satu set 30 purwarupa meter dan 40 purwarupa kilogram, dan tiap
modelnya terdiri dari aloi 90% platinum-10% iridium, dan diterima CGPM tahun
1889. Setiap negara anggota berhak untuk menyimpan satu dari purwarupa yang
tersisa sebagai purwarupa nasional untuk negara tersebut. (Nelson, 1981)

MENUJU SI
Pada abad ke-19 ada 3 sistem satuan yang berbeda digunakan untuk
pengukuran listrik. Pada tahun 1900 ketika Giovanni Giorgi mempublikasikan
karya tulisnya dimana ia mengajukan satuan pokok keempat selain tiga satuan
pokok yang sudah ada. Satuan keempat itu dapat dipilih antara arus listrik,
tegangan, atau hambatan listrik. (Fenna, 2002)
Di akhir Perang Dunia II, sejumlah sistem yang berbeda-beda digunakan di
seluruh dunia. Tahun 1948, CGPM ke-9 meminta CIPM untuk mengadakan studi
internasional akan kebutuhan pengukuran untuk keperluan sains, teknik, dan
pendidikan.
Konverensi CGPM ke-11 tahun 1960 meluncurkan “Standar Internasional”
yang terdiri dari 6 satuan pokok: meter, kilogram, sekon, ampere, Kelvin dan
candela. Satuan ketujuh, mol, ditetapkan kemudian pada tahun 1971 melalui
CGPM ke-14.

Anda mungkin juga menyukai