KONVENSI METER
Sebuah inisiatif yang dimulai oleh Prancis untuk kerjasama internasional
dalam metrologi menghasilkan penandatanganan Konvensi Meter tahun
1875. Satu set 30 purwarupa meter dan 40 purwarupa kilogram, dan tiap
modelnya terdiri dari aloi 90% platinum-10% iridium, dan diterima CGPM tahun
1889. Setiap negara anggota berhak untuk menyimpan satu dari purwarupa yang
tersisa sebagai purwarupa nasional untuk negara tersebut. (Nelson, 1981)
MENUJU SI
Pada abad ke-19 ada 3 sistem satuan yang berbeda digunakan untuk
pengukuran listrik. Pada tahun 1900 ketika Giovanni Giorgi mempublikasikan
karya tulisnya dimana ia mengajukan satuan pokok keempat selain tiga satuan
pokok yang sudah ada. Satuan keempat itu dapat dipilih antara arus listrik,
tegangan, atau hambatan listrik. (Fenna, 2002)
Di akhir Perang Dunia II, sejumlah sistem yang berbeda-beda digunakan di
seluruh dunia. Tahun 1948, CGPM ke-9 meminta CIPM untuk mengadakan studi
internasional akan kebutuhan pengukuran untuk keperluan sains, teknik, dan
pendidikan.
Konverensi CGPM ke-11 tahun 1960 meluncurkan “Standar Internasional”
yang terdiri dari 6 satuan pokok: meter, kilogram, sekon, ampere, Kelvin dan
candela. Satuan ketujuh, mol, ditetapkan kemudian pada tahun 1971 melalui
CGPM ke-14.