Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

TUGAS BELAJAR STRATEGI PEMBELAJARAN


Dosen Pemangku : Dr. Sehatta Saragih, M.Pd
Matakuliah HP 081266112789
Email : Sehattasaragih lecturerunri.ac.id
ssehatta@yahoo.id.coom
Jadwal Perkuliahan : Jumat 7.30-9.10

CPL Prodi dalam Menguasai dan mampu mengaplikasikan filsafat belajar dan pembelajaran
mata kuliah matematika, hakikat dan karakteristik matematika, matematika sekolah,
INOVASI Learning Trajectory Matematika, Mathematical Attitude, Karakter Siswa
PENDIDIKAN dan High Order Thinking, teori belajar, stratategi, model, pendekatan dan
metode pembelajaran, serta interaksi pembelajaran

Mampu menjelaskan arti penting Teori Belajar dalam pembelajaran


matematika dan pandangan teori belajar konstruktivis, belajar bermakna
dan pemerosesan informasi terhadap belajar
Mampu menjelaskan paradigma baru pembelajaran matematika
Mampu menjelaskan tuntutan keterampilan abad 21
Capaian Mampu menjelaskan karakteristik peserta didik abad 21
Pembelajaran Mampu menjelaskan karakteristik pembelajaran abad 21
Mampu menjelaskan komponen pembelajaran abad 21
Mampu menjelaskan implementasi TPACK dalam pembelajaran
Mampu menjelaskan peran guru dalam pembelajaran abad 21
Memberikan sebuah contoh, integrasi TPACK dalam pembelajaran
matematika.

Pahami dengan seksama wacana berikut.

Pembelajaran abad 21 memberikan new normal dalam proses pembelajaran karena


dipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi dan sangat terasa saat pandemic ini.
Pembelajaran daring memberikan salah satu tatanan baru dalam pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan nantinya saat PTM (Pembelajaran Tatap Muka) kembali berjalan normal.
Namun dibalik itu, dampak pembelajaran luring memberikan kemampuan dalam
pemanfaatan big data didunia maya sebagai sumber belajar menjadi sebuah kebutuhan. Guru
didorong untuk memahami aplikasi-aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam penyampaian
proses pembelajaran mulai dari mencari sumber belajar, melaksanakan pembelajaran, diskusi,
pengumpulan tugas, absensi siswa dll. Tidak hanya guru, siswa juga sudah semakin mahir
dalam mencari sumber-sumber belajar yang dimanfaatkan dalam menyelesaikan tugas-tugas
belajar dan mengikuti pembelajaran, mengumpulkan tugas dll. Inilah salah satu ciri guru dan
siswa abad 21.
Era revolusi industri 4.0 menuntut SDM siswa pada setiap jenjang pendidikan memiliki
kemampuan komunikasi, kolaborasi, pemecahan masalah dan ………
Tuntutan keterampilan abad 21 ini dicapai melalui paradigma pembelajaran 21 yang
menuntut siswa membangun pengalaman belajarnya melalui eksperimental (membangun
secara aktif) bukan transmisi (memindahkan). Orientasi pembelajaran abad 21 yang
essensinya mendorong siswa untuk kreatif, memberikan warna dalam paradigma

1
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika
pembelajaran dimana guru harus mengurangi aktingnya di depan kelas, diganti dengan
menjadi fasilitator yang aktif dengan menyediakan sumber belajar yang bervariasi untuk
mendukung siswa aktif membangun pengetahuannya. Pemanfaatan sumber belajar yang
bervariasi sangat berpotensi mendorong siswa untuk membangun kemampuan berpikirnya
melalui aktivitas menganalisis, memecahkan masalah dan menata pola berpikirnya menjadi
logis sehingga terbangun kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa.
Taksonomi kerucut aktivitas siswa dalam membangun pengalaman belajar yang
dikemukakan oleh David Edgar seharusnya dijadikan pedoman dalam pengelolaan
pembelajaran agar dampaknya lebih kuat dan bermakna. Dalam implementasi taksonomi
kerucut membangun pengalaman belajar siswa, pemanfaatan teknologi memberikan
kemudahan bagi guru dalam menyajikan konteks-konteks nyata yang dapat
memvisualisasikan materi pelajaran menjadi lebih menarik. Hal ini menunjukkan bahwa
implementasi pembelajaran abad 21 yang mengharuskan guru menyediakan sumber belajar
yang bervariasi, pemanfaatan teknologi informasi menjadi sangat penting. Artinya teknologi,
pedagogic content knowledge yang umum disingkat dengan TPACK terintegrasi dalam
setiap kegiatan pembelajaran.

Berangkat dari wacana di atas, dengan membaca sumber tentang paradigma baru
pembelajaran matematika, pembelajaran abad 21 dan dampaknya terhadap HOTS dan serta
pemanfaatan teknologi terkait dengan TPACK selanjutnya berikan argumen anda terkait
berikut ini.

1. Mampu menjelaskan paradigma baru pembelajaran matematika


Jawab:
Paradigma baru pendidikan menekankan bahwa proses pendidikan formal untuk
sistem persekolahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) pendidikan lebih
menekankan pada proses pembelajaran dari pada proses mengajar; 2) pendidikan
diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel; 3) pendidikan memperlakukan peserta
didik (siswa) sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri; 4)
pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi
dengan lingkungan (Zamroni dalam Hadi, 2003:2). Berdasarkan pemaparan di atas,
dapat dijelaskan bahwa terjadinya pergeseran-pergeseran paradigma dalam
pendidikan matematika di sebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah guru,
siswa dan proses interaksi yang terjadi di dalamnya.
Pendidikan matematika mengalami perubahan paradigma yang cukup signifikan dari
tahun ke tahun, hal tersebut dimungkinkan karena adanya kesadaran yang kuat,
terutama di kalangan pengambil kebijakan untuk memperbaharui pendidikan
matematika. Paradigma pendidikan yang ada pada saat ini mencerminkan gabungan
dari beberapa teori yang bisa jadi diadopsi atau diadaptasi untuk diaplikasikan pada
proses pembelajaran. Tujuannya agar pembelajaran matematika lebih bermakna bagi
siswa dan memberikan bekal kompetensi yang memadai untuk studi lanjut ataupun
untuk dunia kerja. Salah satu contoh terjadinya perubahan paradigma adalah dengan
penggunaan ICT pada proses pembelajaran.
Paradigma baru dalam pembelajaran matematika yaitu perubahan dari pembelajaran
yang berorientasi pada guru menjadi pembelajaran yang berorientasi pada siswa
Paradigma baru dalam pembelajaran matematika yaitu perubahan dari pembelajaran
yang berorientasi pada guru menjadi pembelajaran yang berorientasi pada siswa

2
Kontark Perkuliahan P2M
a) Konstruktivisme
Menurut faham konstruktivis pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan)
dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa
ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema
sendiri tentang apa yang diketahuinya.
Prinsip-prinsip konstruktivisme banyak digunakan dalam pembelajaran sains
dan matematika. Prinsip-prinsip yang diambil adalah (1) pengetahuan
dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial, (2)
pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya
dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar, (3) murid aktif mengkonstruksi
terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep yang
lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, (4) guru sekadar
membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa
berjalan mulus (Suparno, 1997).
● Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan.
● Tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas sebaiknya dibicarakan
bersama sehingga siswa sungguh terlibat
● Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa. Ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi
sebagai pelajar juga di tengah pelajar.
● Diperlukan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan
kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar.
● Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti
dan menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir
berdasarkan pengandaian yang tidak diterima guru. (Suparno, 1997).

b) CTL (Contextual Teaching and Learning) / Pembelajaran Kontekstual


CTL didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu
siswa melihat makna dari pelajaran sekolah yang sedang mereka pelajari
dengan menghubungkan pelajaran tersebut dengan konteksnya dalam
kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, sosial, maupun budaya. Untuk
mencapai tujuan itu, sistem tersebut meliputi delapan komponen: (1) membuat
hubungan yang bermakna, (2) melakukan pekerjaan yang berarti, (3)
pengaturan belajar sendiri, (4) kolaborasi, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6)
mendewasakan individu, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8)
menggunakan penilaian autentik. (Johnson, 2002).

c) PMR (pendidikan Matematika Realistik)


PMR mempunyai ciri antara lain, bahwa dalam proses pembelajaran siswa
harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent)
matematika melalui bimbingan guru (Gravemeijer, 1994), dan bahwa
penemuan kembali (reinvention) ide dan konsep matematika tersebut harus
dimulai dari penjelajahan berbagai situasi dan persoalan “dunia riil” (de
Lange, 1995).

3
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) mempunyai konsepsi tentang siswa
sebagai berikut:
● Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide
matematika yang mempengaruhi belajar selanjutnya;
● Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan
itu untuk dirinya sendiri;
● Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi
penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali,
dan penolakan;
● Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri
berasal dari seperangkat ragam pengalaman;
● Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin mampu
memahami dan mengerjakan matematik

Sementara itu, Pendidikan Matematika Realistik (PMR) mempunyai konsepsi


tentang guru sebagai berikut:
● Guru hanya sebagai fasilitator belajar
● Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif
● Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
menyumbang pada proses belajar dirinya, dan secara aktif membantu
siswa dalam menafsirkan persoalan riil
● Guru tidak terpancang pada materi yang termaktub dalam kurikulum,
melainkan aktif mengaitkan kurikulum dengan dunia riil, baik fisik
maupun sosial

2. Mampu menjelaskan tuntutan keterampilan abad 21


Jawab:
Pembelajaran abad 21 berorientasikan kepada kegiatan untuk melatih keterampilan
peserta didik dengan mengarah pada proses pembelajaran. Pembelajaran abad 21
berfokus pada student center dengan tujuan untuk memberikan peserta didik
keterampilan berpikir antara lain: (1) berpikir kritis, (2) memecahkan masalah, (3)
metakognisi, (4) berkomunikasi, (5) berkolaborasi, (6) inovasi dan kreatif, (7) literasi
informasi. Oleh sebab itu diharapkan pendidikan dapat menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas dalam bidang teknologi informasi dan juga aspek
kemanusiaan karena pembelajaran abad 21 lebih mengintegrasikan terhadap
pengetahuan dan keterampilan.
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and Innovative.
Keterampilan merupakan komponen penting yang dibutuhkan dalam berbagai bidang
di kehidupan. Trilling & Fadel dalam (Wijaya, Sudjimat, 2016: 267) berpendapat
bahwa keterampilan abad ke-21 adalah (1) life and career skills, (2) learning and
innovation skills, dan (3) Information media and technology skills. Selain itu
keterampilan abad ke-21 ini meliputi berpikir kritis dan pemecahan masalah,
kreativitas dan inovasi, komunikasi, dan kolaborasi.

4
Kontark Perkuliahan P2M
a) Keterampilan belajar dan inovasi
Keterampilan belajar dan inovasi berfokus pada berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi. Keterampilan ini merupakan keterampilan
penting yang harus dikuasai oleh peserta didik pada abad ini dan di masa
datang.

b) Kreativitas dan inovasi


Berpikir kreatif meliputi (1) menggunakan sejumlah teknik penciptaan ide
yang luas, (2) menghasilkan ide-ide baru, dan (3) mengelaborasi,
menganalisis, dan mengevaluasi ide-ide sendiri untuk memperbaiki dan
memaksimalkan usaha usaha kreatif.

c) Berpikir kritis dan pemecahan masalah


Bernalar secara efektif meliputi menggunakan sejumlah penalaran (induktif
dan deduktif) sesuai dengan situasi. Menggunakan berpikir sistem meliputi
menganalisis interaksi antarbagian dalam sistem kompleks untuk
menghasilkan produk. Membuat pertimbangan dan keputusan meliputi (1)
menganalisis dan mengevaluasi bukti, argumen, klaim, dan keyakinan secara
efektif, (2) menganalisis dan mengevaluasi pandangan alternatif, (3)
mensintesis dan membuat hubungan antara informasi dan argumen, (4)
menginterpretasi informasi dan menarik kesimpulan yang didasarkan atas
analisis terbaik, dan (5) melakukan refleksi secara kritis pada proses dan
pengalaman belajar.
Sedangkan Memecahkan masalah meliputi (1) memecahkan jenis-jenis
masalah yang tidak umum, dan (2) mengidentifikasi dan mengajukan
pertanyaan yang mengklarifikasi sejumlah pandangan dan menghasilkan
solusi yang lebih baik.

d) Komunikasi dan kolaborasi


Berkomunikasi secara efektif meliputi (1) mengartikulasikan pikiran dan
ide-ide secara efektif dengan menggunakan keterampilan komunikasi oral,
tertulis, dan nonverbal dalam sejumlah bentuk dan konteks, (2) mendengarkan
secara efektif untuk memahami makna, (3) menggunakan komunikasi untuk
sejumlah tujuan, (4) menggunakan beragam media dan teknologi, dan menilai
dampaknya, dan (5) berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan yang
berbeda.
Berkolaborasi dengan orang lain meliputi (1) mampu bekerja secara efektif
dan menghargai anggota tim yang berbeda, (2) menunjukkan fleksibilitas dan
keinginan untuk menjadi orang yang berguna dalam melakukan kompromi
untuk mencapai tujuan umum, dan (3) memikul tanggung jawab dalam
pekerjaan kolaboratif dan menghargai kontribusi dari setiap anggota tim.

e) Keterampilan informasi, media, dan teknologi


Orang-orang yang hidup di era teknologi dan media ditandai oleh karakteristik
mengakses sejumlah informasi yang tersedia melimpah, mampu berubah cepat
sesuai dengan perkembangan informasi, teknologi, dan media, dan memiliki
kemampuan berkolaborasi.

5
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika
3. Mampu menjelaskan karakteristik peserta didik abad 21
Jawab:
a) Menurut Bernie Trilling dan Charles Fadel (2009), dalam bukunya berjudul
21st Century Skills: Learning for Life in Our Times, mengidentifikasi ada
beberapa kecakapan yang harus dimiliki oleh generasi abad 21 mencakup nilai
dan perilaku seperti rasa keingintahuan tinggi, kepercayaan diri, dan
keberanian. Keterampilan dan kecakapan abad 21 mencakup tiga kategori
utama, yaitu:
● Keterampilan belajar dan inovasi: berpikir kritis dan pemecahan
masalah dalam komunikasi dan kreativitas kolaboratif dan inovatif.
● Keahlian literasi digital: literasi media baru dan literasi ICT.\
● Kecakapan hidup dan karir: memiliki kemampuan inisiatif yang
fleksibel dan inisiatif adaptif, dan kecakapan diri secara sosial dalam
interaksi antarbudaya, kecakapan kepemimpinan produktif dan
akuntabel, serta bertanggungjawab

b) Dalam abad 21 menuntut karakteristik siswa yang memiliki keterampilan


belajar dan inovasi, yaitu yang berkait dengan kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan ini menuntut kebebasan berpikir dalam suatu proses
pembelajaran

c) Siswa abad 21 juga dituntut memiliki karakter kecakapan sosial dalam


interaksi antarbudaya dan antarbangsa, karena dunia semakin mengglobal dan
menjadi satu kesatuan.

d) Karakteristik siswa abad 21 berkaitan dengan kecakapan hidup yang bukan


saja sekedar pasif menerima begitu saja keadaan. Akan tetapi perlu senantiasa
mengambil inisiatif dalam berbagai aktivitas pembelajaran, sehingga terus
adaptif dengan terhadap perkembang teknologi baru yang semakin canggih.

e) Siswa pada abad 21 juga memiliki kecakapan dalam bidang kepemimpinan


produktif dan akuntabel. Artinya apa yang ditawarkan dalam bidang keahlian
masing-masing harus benar-benar bisa dievaluasi secara fair, sehingga teruji.

4. Mampu menjelaskan karakteristik pembelajaran abad 21


Jawab:
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2015, maka karakteristik pembelajaran Abad 21
dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut:
a) Berpusat pada peserta didik; guru harus lebih banyak mendengarkan siswanya
saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Fungsi guru dari
pengajar berubah dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi 2017. Dit.PSMA
Ditjen.Pendidikan Dasar dan Menengah peserta didik.

b) Mekanisme pembelajaran harus terdapat interaksi multi‐arah yang cukup


dalam berbagai bentuk komunikasi serta menggunakan berbagai sumber
belajar yang kontekstual sesuai dengan materi pembelajaran. Guru harus
berusaha menciptakan pembelajaran melalui berbagai pendekatan atau metode
atau model pembelajaran, termasuk penggunaan TIK.

6
Kontark Perkuliahan P2M
c) Peserta didik disarankan untuk lebih lebih aktif dengan cara memberikan
berbagai pertanyaan dan melakukan penyelidikan, serta menuangkan ide‐ide,
baik lisan, tulisan, dan perbuatan

d) Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan harus dapat memfasilitasi peserta


didik untuk dapat bekerjasama antar sesamanya kolaboratif dan kooperatif

e) Semua kompetensi KI‐1, KI‐2, KI‐3, dan KI‐4 harus dibelajarkan secara
terintegrasi dalam suatu mata pelajaran, sehingga peserta didik memiliki
kompetensi yang utuh

f) Pembelajaran harus memperhatikan karakteristik tiap individu dengan


keunikannya masing‐masing, sehingga dalam perencanaan pembelajaran
harus sudah diprogramkan pelayanan untuk peserta didik dengan karakteristik
masing‐masing normal, remedial, dan pengayaan.

g) Guru harus dapat memotivasi peserta didik untuk memahami interkoneksi


antar konsep, baik dalam mata pelajarannya dan antar mata pelajaran, serta
aplikasinya dalam dunia nyata.

h) Sesuai dengan karakter pendidikan Abad 21 4K atau 4C, maka pembelajaran


yang dikembangkan harus dapat mendorong peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir lebih tinggi Higher Order Thinking
Skills = HOTS. 2017. Dit.PSMA Ditjen.Pendidikan Dasar dan Menengah KD
Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah Komunikasi Kolaborasi Kreativitas
dan Inovasi 4K Tujuan Pembelajaran dan IPK Materi Pembelajaran Kegiatan
Pembelajaran dan Penilaian HOTS

5. Mampu menjelaskan komponen pembelajaran abad 21


Jawab:
Komponen dalam proses pembelajaran abad 21 yaitu:
a) Tujuan Pengajaran
Tujuan pembelajaran meliputi tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus (TIK) dimana perlu dirumuskan berdasarkan materi dan
kompetensi-kompetensi yang hendak dipelajari dan dicapai. Meliputi pula
perumusan indikator-indikator yang lebih spesifik dimana siswa harus mampu
mencapainya. Perumusan tujuan pembelajaran ini harus baik dan sesuai serta
komponen dan proses pengajaran lain bisa mengacu pada tujuan pembelajaran
tersebut. Jadi proses pengajaran yang baik dapat dimulai dari perumusan
tujuan yang baik dan sesuai

b) Bahan Ajar
Kajian terhadap bahan ajar ini sangat penting mengingat peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga guru harus mampu
menentukan bahan ajar yang sesuai secara umum untuk diterapkan pada
peserta didik yang akan diampu.

7
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika
c) Metode dan Media Pembelajaran
Seperti banyak diketahui bahwa metode dan media pembelajaran dipilih dan
digunakan mengacu pada tujuan pembelajaran serta sesuai dengan bahan ajar
yang dipakai. Peranan media pembelajaran adalah sebagai alat penyampai
bahan ajar serta memperjelas kandungan isis bahan pengajaran yang
digunakan. Pemilihan media dan metode pengajaran yang digunakan
hendaknya tidak sembarangan, harus mengikuti langkah-langkah yang
sistematis dalam pemilihan media dan metode pembelajaran.

d) Sistem Penilaian
Evaluasi terhadap sistem penilaian diharapkan mampu menemukan model
penilaian yang tepat diterapkan. Beberapa hal yang harus dinilai terkait sistem
penilaian ini antara lain adalah jenis atau model penilaian, alat penilaian,
prosedur penilaian, penafsiran atau pemaknaan terhadap hasil penilaian, serta
pemanfaatan terhadap hasil penilaian yang telah didapat.

6. Mampu menjelaskan implementasi TPACK dalam pembelajaran


Jawab:
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah gambaran unik
bagaimana guru mengintegrasikan teknologi, metode dan materi ajar menjadi satu
kesatuan yang selaras. Komponen pengetahuan teknologi pedagogi dan Konten
merupakan tiga gabungan yang utuh dalam TPACK, yang bertujuan untuk
menumbuhkan pengetahuan dasar ketika seseorang belajar memahami bagaimana
teknologi bisa meningkatkan kesempatan dan pengalaman belajar siswa, sekaligus
untuk mengetahui pedagogi yang benar dalam meningkatkan isi dalam pembelajaran
dan mempelajari materi pelajaran (Ariani, 2015:82)
Konsep TPACK melibatkan 7 domain pengetahuan dikarenakan ada irisan atau
sintesa baru, yaitu:
a) Pengetahuan materi (content knowledge/CK) yaitu penguasaan bidang studi
atau materi pembelajaran.

b) Pengetahuan pedagogis (pedagogical knowledge/PK) yaitu pengetahuan


tentang proses dan strategi pembelajaran

c) Pengetahuan teknologi (technological knowledge/TK) yaitu pengetahuan


bagaimana menggunakan teknologi digital.

d) Pengetahuan pedagogi dan materi (pedagogical content knowledge/PCK)


yaitu gabungan pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran
dengan proses dan strategi pembelajaran

e) Pengetahuan teknologi dan materi (technological content knowledge/TCK)


yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan bidang studi atau
materi pembelajaran.

f) Pengetahuan tentang teknologi dan pedagogi (technological pedagogical


knowledge/TPK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan
mengenai proses dan strategi pembelajaran

8
Kontark Perkuliahan P2M
g) Pengetahuan tentang teknologi, pedagogi, dan materi (technological,
pedagogical, content knowledge/TPCK) yaitu pengetahuan tentang teknologi
digital, pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran, pengetahuan
tentang bidang studi atau materi pembelajaran.

Adapun salah satu bentuk implementasi dari TPACK khususnya dalam pembelajaran
jarak jauh (daring) adalah:
a) Menggunakan TIK untuk menilai peserta didik. Contoh Saudara
menggunakan Microsoft excel untuk mengolah nilai, menggunakan kuis
online untuk menilai partisipasi peserta didik, menggunakan grup chatting
untuk memahami cara berkomunikasi melalui medsos dan sebagainya.

b) Menggunakan TIK untuk memahami materi pembelajaran. Contohnya


mengemas materi abstrak ke dalam animasi video, mensimulasikan prinsip
kerja mesin menggunakan animasi, memberikan rujukan tautan untuk belajar
lebih lanjut dan sebagainya.

c) Mengintegrasikan TIK untuk memahami peserta didik. Contohnya meminta


peserta didik memvisualisasikan idenya menggunakan corel draw,
menggunakan whatsapp atau email untuk menampung keluhan peserta didik,
menyediakan forum konsultasi secara online dan sebagainya

d) Mengintegrasikan TIK dalam rancangan kurikulum termasuk kebijakan.


Contohnya melibatkan guru dalam pengembangan sumber belajar digital,
diskusi rutin pengembangan konten digital, memasukkan program
peningkatan melek TIK bagi guru dan sebagainya

e) Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan data. Contohnya menggunakan TIK


untuk menyajikan data akademik, data induk peserta didik, data mutasi peserta
didik, membuat grafik dan sebagainya

f) Mengintegrasikan TIK dalam strategi pembelajaran. Contohnya


mengembangkan pembelajaran berbasis web, mengelola forum diskusi online,
melaksanakan teleconference, menggunakan video pembelajaran untuk
memotivasi peserta didik dan sebagainya.

g) Menerapkan TIK untuk pengelolaan pembelajaran. Contohnya menggunakan


TIk untuk presensi online, memasukkan dan mengolah nilai peserta didik,
menggunakan sistem informasi akademik dan sebagainya. (8)
Mengintegrasikan TIK dalam konteks mengajar. Contohnya menyediakan
pilihan pembelajaran berbasis online, menciptakan lingkungan pembelajaran.

7. Mampu menjelaskan peran guru dalam pembelajaran abad 21


Jawab:
Guru merupakan the key actor in the learning. Dalam hal ini guru memiliki peran
yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik
peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru berperan sangat penting karena sebaik
apapun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung mutu guru yang
memenuhi syarat, akan menjadi sia-sia. Sebaliknya, dengan guru yang bermutu,

9
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika
kurikulum dan sistem yang tidak baik sekalipun, akan tertopang. Keberadaan guru
bahkan tidak tergantikan oleh siapa pun, termasuk teknologi canggih
Keterampilan penting yang harus dikuasai guru masa depan dalam menghadapi
pendidikan abad 21 adalah digital age literacy, inventive thinking, effective
communication, dan high productivity. Guru yang cerdas akan mampu berpikir kritis
dalam memecahkan masalah serta kreatif dan inovatif dalam bekerja. Jika kompetensi
tersebut disertai dengan kemampuan berkomunikasi efektif dan mampu bekerja sama
dengan orang lain, maka tantangan seberat apa pun akan mampu dilalui oleh guru
Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kualifikasi yang
dipersyaratkan, kompetensi yang terstandar serta mampu mendukung dan
menyelenggarakan pendidikan secara profesional. Khususnya guru sangat
menentukan kualitas output dan outcome yang dihasilkan oleh sekolah karena dialah
yang merencanakan pembelajaran, menjalankan rencana pembelajaran yang telah
dibuat sekaligus menilai pembelajaran yang telah dilakukan (Baker Popham,
2005:28).
Berdasarkan kompetensi profesional guru, maka tugas guru dalam mengembangkan
kacakapan peserta didik melalui pembelajaran sesuai dengan tuntutan abad 21 adalah
sebagai berikut:
a) Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan penilaian secara
manual dan digital dengan mengintegrasikan berbagai alat dan sumber belajar
yang relevan untuk mendorong peserta didik agar memiliki keterampilan
berpikir lebih tinggi dan lebih kreatif.

b) Memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreativitas peserta didik sesuai


karakter kecakapan yang diperlukan(4C= (critical thinking, creative,
communication, collaboration), yang dapat dilaksanakan dengan melibatkan
peserta didik dalam menggali interkoneksi antara pengetahuan yang
diperolehnya dengan isu dunia nyata (real world), termasuk dalam
penggunaan teknologi.

c) Merancang dan menyediakan alat evaluasi yang bervariasi sesuai tuntutan


kemampuan perkembangan dan mengolahnya sehingga dapat memberikan
informasi yang berguna bagi peserta didik maupun pembelajaran secara umum

d) Menjadi model cara belajar dan bekerja antara lain dengan menunjukkan
kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi
dan situasi yang baru, dan berkolaborasi dengan peserta didik, teman sejawat,
dan komunitas lain dalam menggunakan berbagai alat dan sumber
pembelajaran yang relevan

e) Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional antara


lain dengan berpartisipasi dalam masyarakat lokal dan global untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran

10
Kontark Perkuliahan P2M
8. Memberikan sebuah contoh, integrasi TPACK dalam pembelajaran matematika.
Jawab:
Contoh: Pemanfaatan GeoGebra dalam Pembelajaran Transformasi Geometri SMA
Penggunaan teknologi berupa software atau aplikasi matematika dalam pembelajaran
matematika di abad 21 ini seperti suatu kebutuhan, terlebih apabila apabila materi
atau konsep matematika yang sedang dipelajari atau diajarkan kepada peserta didik
cukup sulit, abstrak dan perlu visualisasi untuk memudahkan dalam memahami
konsep tersebut. Salah satu software yang dapat digunakan adalah GeoGebra.
GeoGebra merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran matematika sekaligus dapat memotivasi peserta didik
untuk mengeksplor matematika dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
dapat berpikir kritis, yang mana berpikir kritis merupakan inti dari konstruktivisme.
Penggunaan GeoGebra dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah adalah
sebagai alat untuk: (a) mendemonstrasikan dan memvisualisasikan konsep
matematika tertentu; (b) mengonstruksi objek atau konsep matematika; (c)
menemukan suatu konsep matematika; dan (d) membantu guru dalam mempersiapkan
materi pembelajaran, misalkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).
Salah satu materi matematika yang diajarkan di jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) adalah transformasi geometri, yang meliputi sub materi translasi, rotasi,
refleksi, dan dilatasi. Menurut Paradesa (2016), banyak peserta didik yang mengalami
kesulitan pada bidang kajian geometri ruang yang mana kesulitan ini berkaitan erat
dengan kemampuan visual-spatial thinking yang masih rendah. Rendahnya
kemampuan visual spatial thinking ini dapat menjadikan peserta didik kesulitan dalam
memahami keabstrakan geometri yang secara langsung juga mempengaruhi
pemahaman peserta didik terhadap konsep dan materi transformasi geometri. Lebih
lanjut, menurut Idris (Seloraji & Eu, 2017), beberapa faktor penyebab kesulitan
peserta didik dalam mempelajari geometri adalah bahasa geometri, kemampuan
visualisasi dan pengajaran yang tidak efektif. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan visual-spatial thinking atau kemampuan
visualisasi tersebut adalah dengan memanfaatkan GeoGebra dalam pembelajaran
transformasi geometri, sebab seperti yang telah disebutkan sebelumnya, GeoGebra
dapat digunakan sebagai alat untuk memvisualisasikan konsep matematika tertentu.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan GeoGebra tersebut,
yaitu mengenai keefektifannya ketika digunakan dalam pembelajaran dan bagaimana
guru mendesain proses dan materi pembelajaran yang konstruktif dan efektif dengan
berbantuan GeoGebra.

Selamat bekerja

11
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika

Anda mungkin juga menyukai