“LATAR BELAKANG”
1
Masa remaja ialah suatu waktu kritis untuk pengembangan akhlak, nilai-nilai, dan
kebiasaan yang hanya akan dirasakan satu kali seumur hidupnya untuk dituntut menjadi
kader yang dihadapkan pada tantangan global. Namun, yang terjadi pada remaja saat ini ialah
maraknya kasus-kasus perilaku seks bebas yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah,
bentuk-bentuk perilaku seksual bebas yang biasa dilakukan ialah (1) kissing atau
perilaku berciuman, mulai dari ciuman ringan sampai deep kissing, (2) necking atau perilaku
mencium daerah sekitar leher pasangan, (3) petting atau segala bentuk kontak fisik seksual
berat tapi tidak termasuk intercourse, baik itu light petting (meraba payudara dan alat
kelamin pasangan) atau hard petting (menggosokkan alat kelamin sendiri ke alat kelamin
pasangan, baik dengan berbusana atau tanpa busana), dan (4) intercourse atau penetrasi alat
Dorongan seksual yang meningkat dan rasa ingin tahu yang besar tentang seksualitas
seringkali membawa remaja yang sedang berada dalam posisi rentan kepada kasus-
berupa kehamilan pranikah, perilaku seksual remaja yang semakin bebas, dan penularan
penyakit seksual. Fenomena tersebut diperkuat oleh pemberitaan media massa mengenai
remaja untuk mampu beradaptasi dengan permasalahan yang muncul, seiring dengan
2
perubahan dalam dirinya. Remaja membutuhkan bimbingan orangtua untuk menghadapi
Hasil riset yang dilakukan oleh Zelnik & Kim menunjukkan bahwa jika orangtua
bersedia mendiskusikan seks dengan anaknya, maka anak akan cenderung menunda perilaku
Ulasan berita terkini lain ialah menegenai perayaan malam tahun baru atau
Valentine’s Day. Malam tahun baru dan Valentine’s Day marak dirayakan dalam bentuk
pesta dan hura-hura, bentuk kasih sayang anak muda memadu cinta dan bebas bergaul antara
laki-laki dan permpuan, tidak terkecuali mendorong seks bebas (zubaidi, 2008)
sejauh ini pengetahuan remaja Indonesia dalam hal kesehatan reproduksi masih relatif
pengetahuan yang menyangkutcara seseorang bersikap atau bertingkah laku yang sehat,
bertanggung jawab, serta tahu apa yang dilakukannya dan apa akibat bagi dirinya,
pasangannya, dan masyarakat sehingga dapat membahagiakan dirinya juga dapat memenuhi
kehidupan seksualnya. Pengetahuan seksual bukanlah tentang orang yang mau melakukan
hubungan seksual, tetapi bagaimana mereka bisa bertanggung jawab dengan hubungan
seksual itu sendiri dan bagaimana mereka bisa mengapresiasi dirinya sendiri (amiruddin,
2006)
Informasi seksual yang benar bisa menjadi bekal untuk meredam rasa keingintahuan
pada remaja. Dengan komunikasi orangtua dan anak yang baik, orangtua juga dapat segera
menyadari masalah-masalah yang terjadi pada diri anak remajanya dan dapat membantu
Komunikasi antara orangtua dan anak dapat berupa bimbingan orangtua yang
keluarga. Tujuan dari komunikasi antara anak dengan orangtua adalah untuk memahami
dirinya sendiri dan lingkungan, membuat keputusan secara cermat, untuk mengendalikan
menghadapi berbagai masalah kehidupan pada umumnya agar remaja tidak terjerumus dalam
perilaku menyimpang. Adanya komunikasi yang baik dengan orangtua diharapkan anak
mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk tentang seks untuk dirinya sendiri.
Ketika orangtua mendengarkan anak secara aktif, kemampuan anak untuk mengungkapkan
perasaan dan isi hatinya dirangsang dan semakin meningkat. Dengan demikian pengetahuan
seksualitas dan kualitas komunikasi antara orangtua dan anak mempunyai pengaruh yang
penting dalam pembentukan sikap dan perilaku seks bebas remaja. Sehingga perilaku seks
Menurut Akbar perilaku seks bebas atau premarital intercourse adalah segala bentuk
perilaku atau aktivitas seksual yang dilakukan tanpa adanya ikatan perkawinan. perilaku seks
bebas adalah hubungan seksual antara dua individu tanpa ikatan perkawinan.memberikan
batasan perilaku seksual bebas remaja yakni aktivitas seksual di kalangan remaja Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), yaitu aktivitas seksual yang dilakukan sebelum pernikahan.
Perilaku seksual dimaksud adalah perilaku seks yang dilakukan bersamaan dengan orang
4
lain, seperti: pegangan tangan dengan lawan jenis, berciuman, berpelukan, petting dan
Adapun bentuk-bentuk perilaku seks bebas yang biasa dilakukan adalah kissing, atau
perilaku berciuman, mulai dari ciuman ringan sampai deep kissing, necking atau perilaku
mencium daerah sekitar leher pasangan, petting atau segala bentuk kontak fisik seksual berat
tapi tidak termasuk intercourse, baik itu light petting (meraba payudara dan alat kelamin
lainnya) atau hard petting (menggosok-gosokkan alat kelamin sendiri ke alat kelamin
pasangan, baik dengan berbusana ataupun tanpa busana), hingga intercourse atau penetrasi
Aspek-aspek perilaku seksual bebas yaitu dalam tahapan-tahapan mulai dari rasa
tertarik, berjalan berduaan, bergandengan tangan, berpelukan, saling meraba bagian tubuh,
5
DAFTAR PUSTAKA
amiruddin. (2006). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. hubungan antara pengetahuan
seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dengan perilaku seksual pranikah.
amrillah. (2006). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. hubungan antara pengetahuan
seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua-anak dengan perilaku seksual pranikah.
amrillah. (2006). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. hubungan antara pengetahuan
seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua-anak dengan perilaku seksual pranikah.
bkkbn. (2008). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan anak
dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. membangun keluarga sehat dan sakinah
helmi. (1998). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan anak
dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. efektivitas pendidikan seksual dini
helmi, p. (1998). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. efektivitas pendidikan seksual dini
madani. (2003). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. seksualitas dalam kerangka
mukti. (2005). kesehatan reproduksi remaja . hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas
komunikasi orangtua dan anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa.
6
pangkahila. (2005). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. seks yang indah.
prihartini. (2002). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. hubungan antara komunikasi
efektif tentang seksualitas dalam keluarga dengan sikap remaja awal terhadap pergaulan
rahardjo. (2008). perilaku seks pranikah pada mahasiswa pria : kaitannya dengan sikap terhadap tipe
cinta . hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan anak
sarwono, s. (2004). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. peran orangtua dalam pendidikan
seks.
wulandari. (2006). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. perilaku seksual ditinjau dari
zubaidi. (2008). hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua dan
anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa siswa. khutbah jumat keluarga berencana