A . TUJUAN PEMBELAJARAN
B. DASAR TEORI
Protein merupakan senyawa makromolekul yang tersususn atas asam amino. Tubuh manusia
membutuhkan protein untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan protein dapat tercukupi
dari berbagai jenis bahan makanan baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.
1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar, tetapi sukar larut dalam pelarut noupolar,misal eter,
aseton, dan kloroform
2. Bersifat ampoter
1) Berdasarkan pembentukannya, asaim amino dalam tubuh dibagi menjadi dua yaitu asam amino
esensial dan asam amino non esensial
2) Berdasarkan struktur gugus R( rantai samping, asam amino digolongkan menjadi tiga yaitu:
Asam amino dengan rantai samping netral. asam amino ini dibedakan menjadi dua yaitu
asam amino polar dan asam amino nonpolar
Asam amino dengan rantai samping asam yaitu aspartat dan asam glutamat
Asam amino dengan rantai samping basa yaitu arginin, lisin, dan histidinyait
1. Protein (Polipeptida)
b. Dapat mengalami denaturasi (kerusakan struktur) akibat pemanasan, perubahan pH, pelarut
organik, gerakan mekanik, dan adanya ion logam
C. Jika dilarutkan dalam air, mempunyai viskositas (kekentalan) lebih besar dari pada air. Viskositas
tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi dan suhu larutan.
e. Dapat dihidrolisis menjadi asam amino dengan asam encer atau enzimprotease
2. Pengelompokan Protein
Protein dapat dikelompokan berdasarkan sumber asalnya, bentuk, hasil hidrolisis. fungsi dan gugus
alkil pada rantai protein serabut
a. Berdasarkan sumber asal, protein dibedakan menjadi protein hewani dan protei nabati.
Protein hewani berasal dari hewan sedangkan protein nabati berasal da tumbuhan
b. Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi dua golongan. Protei globular (menggulung)
Protein ini larut dalam air, contoh albumin, globulin, histon, protamin dan
Protein ini tidak larut dalam air, contoh kolagen dan keratin. Protein fibrous
c. ruterdasarkan hasil hidrolisisnya, protein dibagi menjadi protein majemuk dan terdapat
dalam kuku. Protein tunggal. Hasil hidrolisis protein majemuk berupa asam amino dan zat-
zat lain, contoh lemak dan karbohidrat. Hasil hidrolisis protein tunggal hanya berupa
Mioglobin. Protein globular terdapat dalam telur Protein fibrous (memanjang berupa serat
atau serabut)
d. Berdasarkan fungsinya, protein dibedakan atas enzim (sebagai biokatalis), protein asam
amino, contoh provitamin, albumin dan prolamin transpor (mengangkut O₂ ke sel) atau
pembangun, protein cadangan( cadangan makanan), protein kontraktil (penggerak otot),
protein struktural (melindungi jaringan di bawahnya), protein pelindung ( sebagai pelindung
terhadap mekanisme patogen) dan hormon (mengatur reaksi dalam tubuh)
e. gugus alkil pada rantai protein, protein serabut dibedakan menjadi a keratin (protein pada
tanduk, rambut kepompong ulat sutra, jaringan laba-laba, paruh burung atau unggas, dan
kuku), dan kulit), B-keratin (serat pada serta kolagen (protein pada kulit, urat, tulang dan
jaringan penghubung) 3. Identifikasi Protein
3. Indentifikasi protein
protein dalam bahan makanan atau sampel dapat dilakukan menggunakan beberapa reaksi
berikut.
a. Reaksi Biuret
Jika sampel protein ditambahkan beberapa tetes CuSO, dan NaOH akan berwarna Merah
mudah samapai ungu. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan Peptida.
b. Reaksi Xantoprotein
Jika sampel protein ditambahakan asam nitrat pekat dan dipanaskan akan berwarna kuning.
Jika ditambahkan basa, larutan akan berwarna jingga. Uji ini untuk mengetahui protein yang
mengandung inti benzena.
c. Reaksi Millon
Jika sampel protein dipanaskan dengan merkuri nitrat, lalu ditambah asam nitrit, akan
terbentuk cincin berwarna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya asam amino dengan
gugus fenil
d. Reaksi Uji BelerangJika sampel protein direaksikan dengan NaOH lalu dipanaskan dan
ditambahkan Pb(CH₂COOH)2 atau Pb(NO3)2 akan terjadi endapan hitam yang berasal dari
PbS. Uji ini untuk mengetahui adanya belerang dalam protein
e. Reaksi Sakaguchi
Jika sampel protein ditambahkan dengan pereaksi sakaguchi (campuran naftol dan natrium
hipobromit) akan menghasilkan warna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya gugus
guanidin dalam protein.
f. Reaksi Hopkins-Cole Jika sampel protein dicampur dengan pereaksi Hopkins-cole, lalu
ditambahkan asam sulfat perlahan-lahan, campuran tersebut akan membentuk lapisan di
bawah larutan protein hingga terjadi cincin antara kedua lapisan. Uji ini untuk mengetahui
adanya gugus indol dalam protein.
g. Reaksi Ninhidrin
Jika sampel asam amino atau protein ditambah dengan pereaksi ninhidrin, akan terbentuk
senyawa kompleks yang ditandai dengan warna biru-unga pada larutan Senyawa kompleks
tersebut terbentuk karena gugus-NH, bebas bereaksi dengan ninhidrin. Adam amino prolin
dan hidroksiprolin juga bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan senyawa kompleks
berwarna kuning. Uji ini untuk mengetahui adanya asam amino dan protein.
4. Denaturasi Protein
Denaturasi protein ditandai dengan adanya endapan atau penggumpalan proteinYang disebut
koagulasi. Denaturasi protein dapat terjadi karena perlakuan-perlakuan
Berikut.
b memanaskan protein
Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Alat:
Alat. Bahan
o Tabung reaksi 1. Susu
o Rak tabung reaksi 2. Tahu
o Pipet tetes 3. Telur
o Mortal dan pestle 4. Larutan PB(NO³)² 0,2 M
o Kaki tiga dan kassa 5. Larutan biurer
o Pembakar spiritus 6. Larutan NaOH 0,1 M
o Gelas Beker 100 ml 7. Larutan
o Gelas ukur 110 ml 8. Larutan asam nitrat pekat
o Penjepit tabung 9. Larutan PB(NO³)² 0,2 M
D. CARA KERJA
2. Lakukan uji Biuret, uji Xantoprotein dan uji Belerang untuk mengidentifikasi kandungan protein
dalam sampel
a. Uji Biuret
Masukan 1 ml sampel 1 dalam tabung reaksi
Tambahkan 3 tetes larutan biuret
Kocok tabung reaksi hingga larutan bercamput sempurna dan amati perubahan yang terjadi
Ulangi langkah yang sama dengan mengantikan sampel 1 dengan 2, 3 dan 4
b. Uji Xantoprotein
Masukan sampel 1 ml dalam tabung reaksi
Tambahkan 2 tetes asam nitrat pekat
Panaskan larutan selama 2-4 menit menggunakan penangas air dan amati perubahan yang
terjadi lalu dinginkan
Setelah dingin, tambahkan larutan NaOH 1 M demi tetes hinggaBerlebihan dan amati
perubahan yang terjadi
Ulangi langkah yang sama dengan menggantikan sampel 1 dengan 2, 3, dan 4
c. Uji belerang
E. HASIL PENGAMATAN
Uji Biuret
Pada uji biuret susu mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal tersebut
membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada susu.
Pada uji biuret Tahu mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal tersebut
membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada Tahu.
Pada uji biuret putih telur mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada putih telur.
Pada uji biuret keju mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal tersebut
membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada keju.
Uji Xantoprotein
Pada uji Xantoprotein susu mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada susu.
Pada uji Xantoprotein Tahu mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada Tahu.
Pada uji Xantoprotein putih telur mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange,
hal tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada putih telur.
Pada uji Xantoprotein keju mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada keju.
Uji Belerang
Pada uji belerang susu tidak mengalami perubahan, maka susu tidak memiliki belerang
dalam protein.
Pada uji belerang Tahu tidak mengalami perubahan, maka Tahu tidak memiliki belerang
dalam protein.
Pada uji belerang putih telur mengalami perubahan dari putih menjadi hitam, maka putih
telur memiliki belerang dalam protein.
Pada uji belerang keju mengalami perubahan dari putih menjadi hitam, maka putih telur
memiliki belerang dalam protein.
G. PERTANYAAN
1. Bagaimana hasil pengamatan uji biuret pada susu,tahu,putih telur dan keju ?
2. Bagaimana hasil pengamatan uji xantoprotein pada susu , tahu , putih telur dan keju ?
3. Bagaimana hasil pengamatan uji belerang pada susu, tahu,putih telur dan keju ?
Jawab :
1. uji biuret pada susu, tahu, putih telur ,dan keju mengalami perubahan warna yang awalnya
putih menjadi warna ungu . Hal itu disebabkan karena masing-masing protein tersebut
memiliki ikatan peptida
2. Uji Xantoprotein pada susu, tahu , putih telur dan keju mengalami perubahan warna yang
awalnya putih menjadi warna orange. Hal itu disebabkan karena masing-masing protein
tersebut memiliki ikatan inti benzena
3. Uji Belerang pada susu ,tahu ,dan putih telur hanya mengalami perubahan warna pada tahu
dan telur .Dimana terjadi perubahan dari putih menjadi hitam . Sedangkan susu dan keju
tidak mengalami perubahan warna. Protein yang mengalami perubahan warna menjadi
warna hitam , maka di dalamnya terkandung belerang
H. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, makan dalam praktikum Uji protein dapat
disimpulkan bahwa :
Denaturasi adalah suatu keadaan setelah terjadinya perubahan struktur protein yang
mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul tanpa menyebabkan pemutusan.
Atau kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur primer protein. Faktor yang
menyebabkan denaturasi adalah panas dan pH ekstrem,
Penambahan logam berat Znso4 secara berlebihan dapat menyebabkan an-nur telah lewat
titik isoelektrik dan ikatan ZZn pada protein menjadi terlepas.
Ikatan peptida dapat diketahui dengan uji biuret yang akan menghasilkan warna ungu.
Sampel albumin, susu dan ekstrak tempe memberikan hasil uji positif.
Pada uji ninhidrin memberikan warna ungu pada masing-masing sampel yaitu albumin, susu
dan ekstrak tempe yang menunjukkan bahwa sampel mengandung protein.
Pada uji xantoprotein sampel albumin, susu dan ekstrak Tempe mengandung asam amino
aromatik, karena memberikan uji positif karena menghasilkan warna kuning.
A . TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasl jenis-jenis karbohidrat
B . DASAR TEORI
a. Penggolongan karbohidrat a.
a. Monosakarida
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa
Pentosa
Mutarotasi
Oksidasi
Reduksi
Pembentukan ester
Pembentukan glikosida
b . Oligosakarida
o Sukrosa
o Maltosa
o Laktosa
o Rafinosa
o Staikiosa
c . polisakarida
Pati (zat tepung atau amilum)
Glikogen
Selulosa
2. Sifat-sifat karbohidrat
a. Sifat fisik
Karbohidrat berwujud padat pada suhu kamar. Sebagai contoh sukrosa dan glukosa berupa
hablur tidak berwarna, pati berupa zat padat amorf, dan selulosa berupa serat yang bersifat basa
Semua karbohidrat bersifat optis aktif
Sebagian besar karbohidrat dapat memutar bidang polarisasi cahaya
Monosakarida dan disakarida berasa manis dan larut dalam air, sedangkan polisakarida berasa
tawar dan tidak larut dalam air
b . Sifat kimia
H2O/H+ H2O/H+
Kandungan karbohidrat dalam bahan makanan dapat diuji dengan beberapa cara berikut.
a . molisch
bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. Uji positif adanya karbohidrat ditandai
dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna ungu.
b. Uji lodium
Uji iodium bertujuan membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Reaksi
yang terjadi merupakan pembentukan kompleks adsorbsi berwarna spesifik oleh polisakarida. Reaksi
iodin dengan amilum atau pati menghasilkan warna biru, dengan dekstrin menghasilkan warna
merah, serta dengan glikogen dan sebagaian pati menghasilkan warna coklat.
Uji gula pereduksi bertujuan membuktikan adanya gula pereduksi, misalnya glukosa, fruktosa,
galaktosa, maltosa dan laktosa. Pereaksi yang digunakan adalah pereaksi Fehling dan pereaksi
Tollen. Uji positif dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu₂O). Uji positif
terhadap pereaksi Tollens menghasilkan cermin perak. Senyawa sukrosa, amilum dan selulosa tidak
bereaksi dengan perekasi Fehling dan Tollens.
Uji gula pereduksi juga dilakukan dengan Beenedict. Pereaksi benedict dari larutan natrium
karbonat, natrium sitrat, dan tembaga (II) sulfat pentahidrat. Jika sampel tidak mengandung glukosa,
hasil uji berwarna biru. Akan tetapi, uji positif menghasilkan endapan yang berwarna hijau,
kuning ,atau merah bata tergantung konsentarsi glukosa dalam sampel. Pereaksi benedich juga
bereaksi terhadap fruktosa, meskipun fruktosa bukan gula fruktosa, hal ini karena fruktosa
mengandung gugus a- hidroksiketon. Pereaksi benedich lebih tepat digunakan dalam uji diabetes
melalui urene dari pada pereaksi Fehling. Alasannya, tidak seperti Fehling, Benedich tidak bereaksi
dengan asam urat dan kreatinin yang mungkin terkandung dalam urine sehingga hasil uji lebih
akurat.
d. Uji Bial
Uji bial bertujuan mengetahui adanya pentosa yang ditandai dengan adanya warna biru
e. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff bertujuan mengetahui adanya ketosa (fruktosa) atau membedakan antara glukosa
dengan fruktosa
f. Uji Osazon Uji osazon bertujuan membedakan jenis karbohidrat berdasarkan gambar kristalnya.
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon
atau osazon saat dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Akan tetapi, sukrosa tidak membentuk
osazon karena giugus aldehida atau keton tidak berada dalam keadaan bebas
Alat : Bahan
D. CARA KERJA
o Siapkan larutan nasi sebagai sampel pertama, kedua larutan kentang, ketiga larutan
tepung terigu dan sampel keempat larutan gula.
o Masukan tiap-tiap sampel ke dalam tabung reaksi hingga sepertiga tinggi tabung reaksi
o Siapkan Masing-masing sampel 2 tabung reaksi
o Masing-masing sampel di tambahkan tiga tetes pereaksi Benedich ke dalam tabung
reaksi, lalu goyang- goyangkan tabung reaksi secara perlahan.
o Tambahkan larutan H₂SO4 1 M masing-masing 1 ml melalui dinding tabung reaksi secara
perlahan-lahan dan amati perubahan yang terjadi.
o Panaskan tabung reaksi pertama yang berisi sampel dengan penangas air selama 5
menit. Amati perubahan yang terjadi. Selama proses pemanasan amati perubahan yang
terjadi pada tabung reaksi kedua yang berisi setiap sampel yang tidak dipanaskan.
o Amati perubahan warna yang terjadi
o Ulangi langkah ke-4 masing-masing dua tabung reaksi untuk setiap sampel, lalu
tambahkan 3 tetes pereaksi Iodium. Lakukan sampai dengan langkah yang ke-6
E. HASIL PENGAMATAN
No SAMPEL
Tidak pemanasan Pemanasan
Pereaksi Pereaksi Pereaksi Pereaksi
Benedich Idiom benedich Iodium
1. Nasi Biru muda Biru Biru Biru
2. Kentang Hijau telur asin Kuning Hijau daun Kuning
3. Tepung terigu Putih Ungu Putih Ungu
4. Gula Hijau bening Bening Orange Bening
F. PEMBAHASAN
Benedich
Pada pereaksi Benedich yang tidak dilakukan pemanasan, terjadi Perubahan warna. Nasi yang
awalnya putih menjadi biru , kentang awalnya putih menjadi Hijau , Tepung terigu perubahan
warnanya tetap, dan gula yang awalnya bening menjadi warna hijau bening.
Pada pereaksi Benedich yang dilakukan pemanasan , terjadi perubahan warna . Yang mana
merupakan kelanjutan dari perubahan warna pada pereaksi Benedich yang tidak dilakukan
pemanasan . Nasi yang menjadi warna biru , kentang menjadi warna hijau , tepung terigu perubahan
warna tetap , dan gula yang berubah menjadi warna orange
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kentang dan gula mengandung glukosa di
dalamnya karena terjadi perubahan warna menjadi warna orange/kuning dan Hijau.
Iodium
Pada pereaksi iodium yang di tidak dilakukan pemanasan , terjadi perubahan warna . Nasi yang
awalnya putih menjadi biru, kentang yang awalnya putih menjadi kuning , tepung terigu yang
awalnya putih menjadi ungu ,dan gula yang tetap berwarna bening.
Pada pereaksi iodium yang dilakukan pemanasan , terjadi perubahan warna. Yang mana merupakan
kelanjutan dari perubahan warna pada pereaksi Iodium yang tidak dilakukan pemanasan. Nasi yang
tetap berwarna biru , kentang berwarna kuning , tepung terigu berwarna ungu , dan gula tetap
bening.
Berdasarkan hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa nasi dan terigu mengandung karbohidrat
(amilium)
G. PERTANYAAN
H. KESIMPULAN
1. Karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui dengan melakukan pengujian,
diantaranya uji gula pereduksi dan uji iodium.
2. Dari metode uji gula pereduksi dan uji iodium adalah untuk mengidentifikasi adanya.
Karbohidrat reagen yang ditunjukkan adalah pelarut Benedict dan iodium.
3. Terdapat tiga jenis karbohidrat pada percobaan tersebut, yakni glukosa, amilum dan
glikogen.
4. Melakukan 2 kali pengamatan yakni sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan.
5. Terdapat beberapa larutan yang gagal dalam percobaan.
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
PERCOBAAN MENGIDENTIFIKASI PROTEIN
DISUSUN OLEH :
Anisa Wijaya
(XII-IA¹)
MAN 1 MALUKU TENGAH
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
PERCOBAAN MENGIDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH :
Anisa Wijaya
(XII-IA¹)
MAN 1 MALUKU TENGAH