Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN MENGIDENTIFIKASI PROTEIN

A . TUJUAN PEMBELAJARAN

Mengidentifikasi adanya protein dalam bahan makanan

B. DASAR TEORI

Protein merupakan senyawa makromolekul yang tersususn atas asam amino. Tubuh manusia
membutuhkan protein untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan protein dapat tercukupi
dari berbagai jenis bahan makanan baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.

Asam Amino Berdasarkan strukturnya, Asam amino mempunyai sifat-sifat berikut:

1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar, tetapi sukar larut dalam pelarut noupolar,misal eter,
aseton, dan kloroform

2. Bersifat ampoter

3. Dalam larutannya, membentuk zwitter ion

4. Bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan gas N₂

5. Bersifat optis-aktif (dapat memutar cahaya terpolarisasi) karena mempunyai atom(kristal)

Pengolongan asam amino

1) Berdasarkan pembentukannya, asaim amino dalam tubuh dibagi menjadi dua yaitu asam amino
esensial dan asam amino non esensial

2) Berdasarkan struktur gugus R( rantai samping, asam amino digolongkan menjadi tiga yaitu:

 Asam amino dengan rantai samping netral. asam amino ini dibedakan menjadi dua yaitu
asam amino polar dan asam amino nonpolar
 Asam amino dengan rantai samping asam yaitu aspartat dan asam glutamat

Asam amino dengan rantai samping basa yaitu arginin, lisin, dan histidinyait

1. Protein (Polipeptida)

Berdasarkan strukturnya, protein mempunyai sifat-sifat berikut.

a. Membentuk zwitter ion di dalam air

b. Dapat mengalami denaturasi (kerusakan struktur) akibat pemanasan, perubahan pH, pelarut
organik, gerakan mekanik, dan adanya ion logam

C. Jika dilarutkan dalam air, mempunyai viskositas (kekentalan) lebih besar dari pada air. Viskositas
tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi dan suhu larutan.

d. Sebagian besar protein bersifat koloid hidrofil

e. Dapat dihidrolisis menjadi asam amino dengan asam encer atau enzimprotease
2. Pengelompokan Protein

Protein dapat dikelompokan berdasarkan sumber asalnya, bentuk, hasil hidrolisis. fungsi dan gugus
alkil pada rantai protein serabut

a. Berdasarkan sumber asal, protein dibedakan menjadi protein hewani dan protei nabati.
Protein hewani berasal dari hewan sedangkan protein nabati berasal da tumbuhan
b. Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi dua golongan. Protei globular (menggulung)
Protein ini larut dalam air, contoh albumin, globulin, histon, protamin dan
Protein ini tidak larut dalam air, contoh kolagen dan keratin. Protein fibrous
c. ruterdasarkan hasil hidrolisisnya, protein dibagi menjadi protein majemuk dan terdapat
dalam kuku. Protein tunggal. Hasil hidrolisis protein majemuk berupa asam amino dan zat-
zat lain, contoh lemak dan karbohidrat. Hasil hidrolisis protein tunggal hanya berupa
Mioglobin. Protein globular terdapat dalam telur Protein fibrous (memanjang berupa serat
atau serabut)
d. Berdasarkan fungsinya, protein dibedakan atas enzim (sebagai biokatalis), protein asam
amino, contoh provitamin, albumin dan prolamin transpor (mengangkut O₂ ke sel) atau
pembangun, protein cadangan( cadangan makanan), protein kontraktil (penggerak otot),
protein struktural (melindungi jaringan di bawahnya), protein pelindung ( sebagai pelindung
terhadap mekanisme patogen) dan hormon (mengatur reaksi dalam tubuh)

e. gugus alkil pada rantai protein, protein serabut dibedakan menjadi a keratin (protein pada
tanduk, rambut kepompong ulat sutra, jaringan laba-laba, paruh burung atau unggas, dan
kuku), dan kulit), B-keratin (serat pada serta kolagen (protein pada kulit, urat, tulang dan
jaringan penghubung) 3. Identifikasi Protein

3. Indentifikasi protein

protein dalam bahan makanan atau sampel dapat dilakukan menggunakan beberapa reaksi
berikut.

a. Reaksi Biuret
Jika sampel protein ditambahkan beberapa tetes CuSO, dan NaOH akan berwarna Merah
mudah samapai ungu. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan Peptida.

b. Reaksi Xantoprotein
Jika sampel protein ditambahakan asam nitrat pekat dan dipanaskan akan berwarna kuning.
Jika ditambahkan basa, larutan akan berwarna jingga. Uji ini untuk mengetahui protein yang
mengandung inti benzena.

c. Reaksi Millon
Jika sampel protein dipanaskan dengan merkuri nitrat, lalu ditambah asam nitrit, akan
terbentuk cincin berwarna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya asam amino dengan
gugus fenil
d. Reaksi Uji BelerangJika sampel protein direaksikan dengan NaOH lalu dipanaskan dan
ditambahkan Pb(CH₂COOH)2 atau Pb(NO3)2 akan terjadi endapan hitam yang berasal dari
PbS. Uji ini untuk mengetahui adanya belerang dalam protein
e. Reaksi Sakaguchi

Jika sampel protein ditambahkan dengan pereaksi sakaguchi (campuran naftol dan natrium
hipobromit) akan menghasilkan warna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya gugus
guanidin dalam protein.
f. Reaksi Hopkins-Cole Jika sampel protein dicampur dengan pereaksi Hopkins-cole, lalu
ditambahkan asam sulfat perlahan-lahan, campuran tersebut akan membentuk lapisan di
bawah larutan protein hingga terjadi cincin antara kedua lapisan. Uji ini untuk mengetahui
adanya gugus indol dalam protein.
g. Reaksi Ninhidrin
Jika sampel asam amino atau protein ditambah dengan pereaksi ninhidrin, akan terbentuk
senyawa kompleks yang ditandai dengan warna biru-unga pada larutan Senyawa kompleks
tersebut terbentuk karena gugus-NH, bebas bereaksi dengan ninhidrin. Adam amino prolin
dan hidroksiprolin juga bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan senyawa kompleks
berwarna kuning. Uji ini untuk mengetahui adanya asam amino dan protein.

4. Denaturasi Protein

Denaturasi protein ditandai dengan adanya endapan atau penggumpalan proteinYang disebut
koagulasi. Denaturasi protein dapat terjadi karena perlakuan-perlakuan

Berikut.

a. Mencampurkan protein dengan larutan garam (NaCl)

b memanaskan protein

c alkohol pada protein

C. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: Alat:

Alat. Bahan
o Tabung reaksi 1. Susu
o Rak tabung reaksi 2. Tahu
o Pipet tetes 3. Telur
o Mortal dan pestle 4. Larutan PB(NO³)² 0,2 M
o Kaki tiga dan kassa 5. Larutan biurer
o Pembakar spiritus 6. Larutan NaOH 0,1 M
o Gelas Beker 100 ml 7. Larutan
o Gelas ukur 110 ml 8. Larutan asam nitrat pekat
o Penjepit tabung 9. Larutan PB(NO³)² 0,2 M
D. CARA KERJA

Siapkan sampel yang akan di uji


 Sampel 1 berupa susu
 Sampel 2 berupa sari kedelai/ tahu
 Sampel 3 berupa putih telur
 Sampel 4 berupa keju

2. Lakukan uji Biuret, uji Xantoprotein dan uji Belerang untuk mengidentifikasi kandungan protein
dalam sampel

a. Uji Biuret
 Masukan 1 ml sampel 1 dalam tabung reaksi
 Tambahkan 3 tetes larutan biuret
 Kocok tabung reaksi hingga larutan bercamput sempurna dan amati perubahan yang terjadi
 Ulangi langkah yang sama dengan mengantikan sampel 1 dengan 2, 3 dan 4

b. Uji Xantoprotein
 Masukan sampel 1 ml dalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 tetes asam nitrat pekat
 Panaskan larutan selama 2-4 menit menggunakan penangas air dan amati perubahan yang
terjadi lalu dinginkan
 Setelah dingin, tambahkan larutan NaOH 1 M demi tetes hinggaBerlebihan dan amati
perubahan yang terjadi
 Ulangi langkah yang sama dengan menggantikan sampel 1 dengan 2, 3, dan 4

c. Uji belerang

 Masukan 2,5 ml sampel ke dalam tabung reaksi


 Tambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi
 Panaskan larutan selama 2-4 menit menggunakan oenangas air dan amati perubahan yang
terjadi , lalu dinginkan
 Setelah dingin tambahkan larutan PB(NO³)² 0,2 M tetes demi tetes ke dalam larutan, lalu
amati perubahan yang terjadi .
 Ulangi langkah yang sama dengan menggantikan sampel 1,2,3,dan 4

E. HASIL PENGAMATAN

UJI PROTEIN PENGAMATAN KET


Susu Tahu Putih telur Keju
Uji biuret Ungu Ungu Ungu Ungu Berubah
Uji Orange Orange Orange Orange Berubah
Xantoprotein
Uji belerang Putih Putih Hitam Hitam 2 berubah
F. PEMBAHASAN

Uji Biuret

 Pada uji biuret susu mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal tersebut
membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada susu.
 Pada uji biuret Tahu mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal tersebut
membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada Tahu.
 Pada uji biuret putih telur mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada putih telur.
 Pada uji biuret keju mengalami perubahan warna dari putih menjadi ungu, hal tersebut
membuktikan bahwa adanya ikatan peptida pada keju.

Uji Xantoprotein

 Pada uji Xantoprotein susu mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada susu.
 Pada uji Xantoprotein Tahu mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada Tahu.
 Pada uji Xantoprotein putih telur mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange,
hal tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada putih telur.
 Pada uji Xantoprotein keju mengalami perubahan warna dari putih menjadi orange, hal
tersebut membuktikan bahwa adanya ikatan inti benzena pada keju.

Uji Belerang

 Pada uji belerang susu tidak mengalami perubahan, maka susu tidak memiliki belerang
dalam protein.
 Pada uji belerang Tahu tidak mengalami perubahan, maka Tahu tidak memiliki belerang
dalam protein.
 Pada uji belerang putih telur mengalami perubahan dari putih menjadi hitam, maka putih
telur memiliki belerang dalam protein.
 Pada uji belerang keju mengalami perubahan dari putih menjadi hitam, maka putih telur
memiliki belerang dalam protein.

G. PERTANYAAN

1. Bagaimana hasil pengamatan uji biuret pada susu,tahu,putih telur dan keju ?

2. Bagaimana hasil pengamatan uji xantoprotein pada susu , tahu , putih telur dan keju ?

3. Bagaimana hasil pengamatan uji belerang pada susu, tahu,putih telur dan keju ?

Jawab :
1. uji biuret pada susu, tahu, putih telur ,dan keju mengalami perubahan warna yang awalnya
putih menjadi warna ungu . Hal itu disebabkan karena masing-masing protein tersebut
memiliki ikatan peptida
2. Uji Xantoprotein pada susu, tahu , putih telur dan keju mengalami perubahan warna yang
awalnya putih menjadi warna orange. Hal itu disebabkan karena masing-masing protein
tersebut memiliki ikatan inti benzena
3. Uji Belerang pada susu ,tahu ,dan putih telur hanya mengalami perubahan warna pada tahu
dan telur .Dimana terjadi perubahan dari putih menjadi hitam . Sedangkan susu dan keju
tidak mengalami perubahan warna. Protein yang mengalami perubahan warna menjadi
warna hitam , maka di dalamnya terkandung belerang

H. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, makan dalam praktikum Uji protein dapat
disimpulkan bahwa :

 Denaturasi adalah suatu keadaan setelah terjadinya perubahan struktur protein yang
mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul tanpa menyebabkan pemutusan.
 Atau kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur primer protein. Faktor yang
menyebabkan denaturasi adalah panas dan pH ekstrem,
 Penambahan logam berat Znso4 secara berlebihan dapat menyebabkan an-nur telah lewat
titik isoelektrik dan ikatan ZZn pada protein menjadi terlepas.
 Ikatan peptida dapat diketahui dengan uji biuret yang akan menghasilkan warna ungu.
Sampel albumin, susu dan ekstrak tempe memberikan hasil uji positif.
 Pada uji ninhidrin memberikan warna ungu pada masing-masing sampel yaitu albumin, susu
dan ekstrak tempe yang menunjukkan bahwa sampel mengandung protein.
 Pada uji xantoprotein sampel albumin, susu dan ekstrak Tempe mengandung asam amino
aromatik, karena memberikan uji positif karena menghasilkan warna kuning.

PERCOBAAN: MENGIDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

A . TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengidentifikasl jenis-jenis karbohidrat

B . DASAR TEORI

Karbohidrat merupakan senyawa makromolekul yang tersususun atas monomer-monomer berupa


sakarida. Makromolekul dalam molekul sangat besar dengan ukuran 10-10.000 A yang terbentuk
dari ratusan sampai ribuan atom. Sebagai senyawa makromolekul memiliki struktur teratur yang
tersusun atas monomer dengan struktur yang karakteristik dan berulang mulai dari lima puluh
sampai ribuan unit. Makromolekul yang memiliki struktur tantur disebut polimer. Polimer dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis diataranya polimer sintesis dan polimer alam. Di alam,
makromolekul dapat dengan mudah ditemukan pada berbagai makanan. Karbohidrat dan protein
merupakan polimer alam.

a. Penggolongan karbohidrat a.
a. Monosakarida
 Glukosa
 Fruktosa
 Galaktosa
 Pentosa

Monosakarida dapat mengalami reaksi-reaksi kimia seperti:

 Mutarotasi
 Oksidasi
 Reduksi
 Pembentukan ester
 Pembentukan glikosida

b . Oligosakarida

o Sukrosa
o Maltosa
o Laktosa
o Rafinosa
o Staikiosa
c . polisakarida
 Pati (zat tepung atau amilum)
 Glikogen
 Selulosa

2. Sifat-sifat karbohidrat

a. Sifat fisik

 Karbohidrat berwujud padat pada suhu kamar. Sebagai contoh sukrosa dan glukosa berupa
hablur tidak berwarna, pati berupa zat padat amorf, dan selulosa berupa serat yang bersifat basa
 Semua karbohidrat bersifat optis aktif
 Sebagian besar karbohidrat dapat memutar bidang polarisasi cahaya
 Monosakarida dan disakarida berasa manis dan larut dalam air, sedangkan polisakarida berasa
tawar dan tidak larut dalam air
b . Sifat kimia

H2O/H+ H2O/H+

 Hidrolisis : polisakarida ---- disakarida ---- monosakarida


Fermentasi: glukosa ------> etanol + CO2
 Dehidrasi : karbohidrat ----> karbon +H20
 Oksidasi: reaksi oksidasi karbohidrat menghasilkan asam
 Reaksi karbohidrat dengan hidroksida logam mengakibatkan karbohidrat teroksidasi,
sedangkan hidroksida logam akan tereduksi.

3. Reaksi identifikasi Karbohidrat

Kandungan karbohidrat dalam bahan makanan dapat diuji dengan beberapa cara berikut.

a . molisch

bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. Uji positif adanya karbohidrat ditandai
dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna ungu.

b. Uji lodium

Uji iodium bertujuan membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Reaksi
yang terjadi merupakan pembentukan kompleks adsorbsi berwarna spesifik oleh polisakarida. Reaksi
iodin dengan amilum atau pati menghasilkan warna biru, dengan dekstrin menghasilkan warna
merah, serta dengan glikogen dan sebagaian pati menghasilkan warna coklat.

c. Uji Gula Pereduksi

Uji gula pereduksi bertujuan membuktikan adanya gula pereduksi, misalnya glukosa, fruktosa,
galaktosa, maltosa dan laktosa. Pereaksi yang digunakan adalah pereaksi Fehling dan pereaksi
Tollen. Uji positif dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu₂O). Uji positif
terhadap pereaksi Tollens menghasilkan cermin perak. Senyawa sukrosa, amilum dan selulosa tidak
bereaksi dengan perekasi Fehling dan Tollens.

Uji gula pereduksi juga dilakukan dengan Beenedict. Pereaksi benedict dari larutan natrium
karbonat, natrium sitrat, dan tembaga (II) sulfat pentahidrat. Jika sampel tidak mengandung glukosa,
hasil uji berwarna biru. Akan tetapi, uji positif menghasilkan endapan yang berwarna hijau,
kuning ,atau merah bata tergantung konsentarsi glukosa dalam sampel. Pereaksi benedich juga
bereaksi terhadap fruktosa, meskipun fruktosa bukan gula fruktosa, hal ini karena fruktosa
mengandung gugus a- hidroksiketon. Pereaksi benedich lebih tepat digunakan dalam uji diabetes
melalui urene dari pada pereaksi Fehling. Alasannya, tidak seperti Fehling, Benedich tidak bereaksi
dengan asam urat dan kreatinin yang mungkin terkandung dalam urine sehingga hasil uji lebih
akurat.

d. Uji Bial

Uji bial bertujuan mengetahui adanya pentosa yang ditandai dengan adanya warna biru

e. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff bertujuan mengetahui adanya ketosa (fruktosa) atau membedakan antara glukosa
dengan fruktosa

f. Uji Osazon Uji osazon bertujuan membedakan jenis karbohidrat berdasarkan gambar kristalnya.
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon
atau osazon saat dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Akan tetapi, sukrosa tidak membentuk
osazon karena giugus aldehida atau keton tidak berada dalam keadaan bebas

g. Uji asam Musat

Uji asam musat bertujuan membedakan antara glukosa dengan galaktosa

C. ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan

1 Tabung Reaksi. 1 Nasi


2 Rak tabung reaksi. 2 kentang
3 Pipet tetes. 3 Tepung terigu
4 Mortal DNA pestle. 4 Gula/sirup
5 Kaki tiga dan kasar. 5. H2SO4
6 Pembakar spiritus. 6 larutan iodium
7 Gelas Beker 100 ml. 7 Air
8 Gelas ukur 10 ml.

D. CARA KERJA

o Siapkan larutan nasi sebagai sampel pertama, kedua larutan kentang, ketiga larutan
tepung terigu dan sampel keempat larutan gula.
o Masukan tiap-tiap sampel ke dalam tabung reaksi hingga sepertiga tinggi tabung reaksi
o Siapkan Masing-masing sampel 2 tabung reaksi
o Masing-masing sampel di tambahkan tiga tetes pereaksi Benedich ke dalam tabung
reaksi, lalu goyang- goyangkan tabung reaksi secara perlahan.
o Tambahkan larutan H₂SO4 1 M masing-masing 1 ml melalui dinding tabung reaksi secara
perlahan-lahan dan amati perubahan yang terjadi.
o Panaskan tabung reaksi pertama yang berisi sampel dengan penangas air selama 5
menit. Amati perubahan yang terjadi. Selama proses pemanasan amati perubahan yang
terjadi pada tabung reaksi kedua yang berisi setiap sampel yang tidak dipanaskan.
o Amati perubahan warna yang terjadi
o Ulangi langkah ke-4 masing-masing dua tabung reaksi untuk setiap sampel, lalu
tambahkan 3 tetes pereaksi Iodium. Lakukan sampai dengan langkah yang ke-6

E. HASIL PENGAMATAN

No SAMPEL
Tidak pemanasan Pemanasan
Pereaksi Pereaksi Pereaksi Pereaksi
Benedich Idiom benedich Iodium
1. Nasi Biru muda Biru Biru Biru
2. Kentang Hijau telur asin Kuning Hijau daun Kuning
3. Tepung terigu Putih Ungu Putih Ungu
4. Gula Hijau bening Bening Orange Bening

F. PEMBAHASAN

Benedich

Pada pereaksi Benedich yang tidak dilakukan pemanasan, terjadi Perubahan warna. Nasi yang
awalnya putih menjadi biru , kentang awalnya putih menjadi Hijau , Tepung terigu perubahan
warnanya tetap, dan gula yang awalnya bening menjadi warna hijau bening.

Pada pereaksi Benedich yang dilakukan pemanasan , terjadi perubahan warna . Yang mana
merupakan kelanjutan dari perubahan warna pada pereaksi Benedich yang tidak dilakukan
pemanasan . Nasi yang menjadi warna biru , kentang menjadi warna hijau , tepung terigu perubahan
warna tetap , dan gula yang berubah menjadi warna orange

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kentang dan gula mengandung glukosa di
dalamnya karena terjadi perubahan warna menjadi warna orange/kuning dan Hijau.

Iodium

Pada pereaksi iodium yang di tidak dilakukan pemanasan , terjadi perubahan warna . Nasi yang
awalnya putih menjadi biru, kentang yang awalnya putih menjadi kuning , tepung terigu yang
awalnya putih menjadi ungu ,dan gula yang tetap berwarna bening.

Pada pereaksi iodium yang dilakukan pemanasan , terjadi perubahan warna. Yang mana merupakan
kelanjutan dari perubahan warna pada pereaksi Iodium yang tidak dilakukan pemanasan. Nasi yang
tetap berwarna biru , kentang berwarna kuning , tepung terigu berwarna ungu , dan gula tetap
bening.

Berdasarkan hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa nasi dan terigu mengandung karbohidrat
(amilium)

G. PERTANYAAN

1 . Apa kegunaan tiap-tiap pereaksi dalam percobaan ?


2 . Apa jenis karbohidrat yang terkandung dalam sampel ?
Jawab :
1 . kegunaan tiap – tiap pereaksi

 Pereaksi Benedich bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi , misalnya


glukosa , fruktosa, galaktosa , maltosa dan laktosa.
 Pereaksi Iodium bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida ( amilium ,
glikogen , dan dekstrin ).
2. Jenis karbohidrat yang terkandung dalam sampel yaitu

 Pada reaksi Iodium mengandung Amilium


 Pada reaksi Benedich mengandung Glukosa

H. KESIMPULAN

1. Karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui dengan melakukan pengujian,
diantaranya uji gula pereduksi dan uji iodium.
2. Dari metode uji gula pereduksi dan uji iodium adalah untuk mengidentifikasi adanya.
Karbohidrat reagen yang ditunjukkan adalah pelarut Benedict dan iodium.
3. Terdapat tiga jenis karbohidrat pada percobaan tersebut, yakni glukosa, amilum dan
glikogen.
4. Melakukan 2 kali pengamatan yakni sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan.
5. Terdapat beberapa larutan yang gagal dalam percobaan.

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
PERCOBAAN MENGIDENTIFIKASI PROTEIN

DISUSUN OLEH :
Anisa Wijaya
(XII-IA¹)
MAN 1 MALUKU TENGAH

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
PERCOBAAN MENGIDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH :
Anisa Wijaya
(XII-IA¹)
MAN 1 MALUKU TENGAH

Anda mungkin juga menyukai