Anda di halaman 1dari 56

Memperingati Bulan K3 Nasional Tahun 2021

UNIVERSITAS SAHID

“HSE SUSTAINABILITY TOWARD


BUSSINESS CONTINUITY AND
COMMUNITY”

Soehatman Ramli
WSO – PROSAFE INSTITUTE

Making safety a way of life…..worldwide


Pendahuluan
• Pendahuluan
• Dampak Global Pandeml
• Tantangan Yang dihadapi
• Strategy Kelangsungan Usaha
TOPIK dan Komunitas
BAHASAN
• Seluruh dunia sedang bertarung menghadapi serangan
musuh yang tidak terlihat, tidak teraba, tidak terbau yaitu
Covid-19 tapi bisa ada dimana-mana
• Membawa dampak luas terhadap seluruh sendi
kehidupan manusia
• Mempengaruhi kelangsungan usaha akibat terhentinya
produksi, suplai bahan baku dan turunnya permintaan
PENDAHU
• Setiap organisasi perlu menyiapkan diri untuk
LUAN menghadapi new normal
• Aspek K3 menjadi pilar utama menghadapi pandemi..

4
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah
"Dengan budaya K3 yang baik, maka angka kecelakaan
kerja bisa ditekan, dan pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas kerja,"

“Berdasarkan data tersebut, kita semua dituntut untuk lebih


serius dalam menerapkan budaya K3,"

Menurut dia kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan


kematian, kerugian materi, moril dan kerusakan
lingkungan, namun juga dapat mempengaruhi produktivitas
dan kesejahteraan masyarakat. Kecelakaan kerja juga
mempengaruhi indeks pembangunan manusia dan indeks
pembangunan ketenagakerjaan.

"Saya mengingatkan kembali dan mengajak kepada kita


semua para pemangku kepentingan untuk ikut serta
mengawal pelaksanaan K3 di semua tempat, karena
permasalahan K3 bukan hanya tanggung jawab pemerintah,
tetapi juga bagi pengusaha dan perusahaan untuk selalu
menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) sesuai amanat
UU Nomor 13 tahun 2003,"

5
Kecelakaan
Kerja di
Indonesia
terus
meningkat
WHAT'
S
NEXT

????

WHEN
IS THE
END
Risiko Covid-19
Terus meningkat

7
8
Business Impact of Covid-19

Pandemi COVID-19 membawa


dampak luas terhadap seluruh
aspek manusia di muka bumi,
sosial, ekonomi, industri,pendidikan
dan lainnya

9
PARADIGMA ERA NORMAL
BARU
Tantangan Era
Normal Baru
11
Isu-isu penting

Mega Mikro
• Covid-19 • Empati sosial
• Era Digitalisasi • Gaya hidup baru
• Nasionalisme • Kebutuhan fisik
• Kecemasan sosial
Makro
• Hygiene
• Mobilitas
• Interaksi sosial

Pergeseran
ditingkat Mega
mencakup
perubahan-
perubahan besar
di bidang
teknologi, politik,
regulasi,
sosial,ekonomi,
hingga lingkungan.
Secara umum ada
6
perubahan besar
yang terjadi di
tingkat Mega

12
SAFETY
Menjadi
kebutuhan
BASIC
NEED

13
BUDAYA
SAFETY
KUNCI
MENGHADAPI
PANDEMI
Wapres: Iman, Imun, Aman, Amin
untuk Melawan Corona
Jumat 17 Apr 2020 02:28 WIB

IMAN – IMUN –
AMAN dan
AMIN
Apakah Kita Siap?
• Apakah kita sudah siap
menghadapi dampak pandemi
yang akan menganggu operasi
dan kelangsungan bisnis
• Apakah perusahaan anda sudah
memiliki sistem untuk
menghadapi pandemi dengan
efektif

15
MANAJEMEN BENCANA

16
Bencana (PP 21)
• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
TANGGAP
DARURAT
ERP

UU NO
BISNIS UU NO
11/2020
24/2007
USAHA CIPTA BENCANA
KERJA
KELANG
SUNGAN
BISNIS
BCP

18
Perundangan Bencana
• Beberapa perundangan yang menyangkut manajemen bencana antara lain sebagai
berikut :
– Undang-undang No 24 tahun 2007 tentang Manajemen Bencana. Undang-undang
ini mengatur berbagai hal mengenai penanganan bencana di Indonesia.
– Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008, tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana. PP ini memuat antara lain tentang criteria bencana,
perencanaan manajemen bencana, identifikasi risiko bencana dan analisa risiko
bencana
– Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2008, tentang Tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana(
– Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2008, tentang Tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Dalam Penanggulangan
Bencana
– Peraturan Presiden No 8 tahun 2008 Tentang BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN BENCANA
UU NO 24 PP NO 21/2008
Pasal 40 Pasal 11
• Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko 1) Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud dalam
tinggi yang menimbulkan bencana dilengkapi dengan Pasal 5 ayat (1) huruf e, ditujukan untuk mengetahui dan menilai tingkat
analisis risiko bencana sebagai bagian dari usaha risiko darI suatu kondisi atau kegiatan yang dapat menimbulkan
penanggulangan bencana sesuai dengan bencana.
kewenangannya. 2) Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun dan ditetapkan oleh Kepala BNPB dengan melibatkan
Pasal 41 instansi/lembaga terkait.
• Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana 3) Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat
dimaksud dalam Pasal 35 huruf e disusun dan (2) digunakan sebagai dasar dalam penyusunan analisis mengenai
ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan dampak lingkungan, penataan ruang serta pengambilan tindakan
Bencana. pencegahan dan mitigasi bencana.
• Pemenuhan syarat analisis risiko bencana Pasal 12
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjukkan 1) Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi
dalam dokumen yang disahkan oleh pejabat menimbulkan bencana, wajib dilengkapi dengan analisis risiko bencana.
pemerintah sesuai dengan peraturan perundang- 2) Analisis risiko bencana disusun berdasarkan persyaratan analisis risiko
undangan. bencana melalui penelitian dan pengkajian terhadap suatu kondisi atau
kegiatan yang mempunyai risiko tinggi menimbulkan bencana.
• Badan Nasional Penanggulangan Bencana melakukan
3) Analisis risiko bencana dituangkan dalam bentuk dokumen yang
pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan analisis disahkan oleh pejabat pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1). undangan.
4) BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan analisis risik bencana.
DM CYCLE
DISASTER

PREPAREDNESS EMERGENCY RESPONSE


DURING ERP

MITIGATION REHABILITATION
BCP
PRE DISASTER POST
DISASTER

RECONSTRUCTION
PREVENTION
PERKEMBANGAN BCP

22
BCP/BCM CONCEPT

Plan for the best, but prepare for the worst

Jangan.....bagaimana nanti aja


Tetapi .......nanti bagaimana
SMK3 : LINGKUP MANAJEMEN BENCANA DAN BCP

NFPA ISO
SMK3 ISRS ISRS
1600 22.301

PRODUKSI

FINANSIL
HSE SOSIAL
MS ERP BCP
PASAR
SDM

EKONOMI
1SO 1SO ISO
14000 45000 31.000
disaster

24
Business Continuity
Contoh - Gedung perkantoran dengan banyak tenan terbakar
Respon
• Sistem tanggap darurat ERP bekerja menanggulangi
kebakaran
Impak (BCM)
• Pekerja kehilangan pekerjaan
Gedung • Perusahaan mengalami gangguan bisnis
• Tenan tidak bisa berkantor, bisnis terganggu
terbakar • Tenan juga memiliki rantai bisnis yang juga terganggu

25
Perkembangan BCP
• Peristiwa 11 September 2001 menimbulkan kesadaran
global akan pentingnya menjaga kelangsungan usaha
WTC
(BCP)
• Berkembang berbagai standar dan pedoman tentang BCP
– NFPA 1600
– ISRS “7” (DNV)
– ISO 22301 BCMS - 2012
• Sektor
– dll
Perbankan
• Sektor IT
• Sektor
Industri
• Sektor
Perhubungan

26
Referensi dan Standar
• IS0 45.000 – OHS Management System, Emergency
Response
• ISO 14.000 – Environmental Management
• SMK3 PP 50 Tahun 2012
Prosedur untuk pemulihan kondisi tenaga kerja maupun
sarana dan peralatan produksi yang mengalami kerusakan .
• ISRS (International Safety Rating System)
Kelangsungan bisnis termasuk dalam Elemen Emergency
Preparadness : Rencana Kelangsungan Bisnis
• NFPA 1600-2019 Standard on Continuity, Emergency, and
Crisis Management
• ISO 22301-2019, Security and resilience – Business
continuity management systems

Sejak tahun 2010 dipicu berbagai kasus bencana dan teror seperti
WTC, bencana lingkungan dll

27
ISRS, SMK3 Rencana dan Pemulihan Keadaan
Persyaratan Business Continuity Plan Darurat 6.9.1
• Rencana kelangsungan bisnis untuk kembali Prosedur untuk pemulihan kondisi tenaga kerja
beroperasi setelah adanya gangguan maupun sarana dan peralatan produksi yang
• Dalam kasus kerugian yang besar, mencakup: mengalami kerusakan telah ditetapkan dan dapat
– Kriteria untuk memulai rencana diterapkan sesegera mungkin setelah terjadinya
– Pengaturan komunikasi secara internal dan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
eksternal
– Lokasi bisnis alternatif ISO 45000
– Pengaturan untuk bekerja dari rumah 8.2 Emergency preparedness and response
– Komputer dan fasilitas manajemen data alternatif The organization shall establish, implement and
– Pengaturan tenaga kerja alternatif maintain a process(es) needed to prepare for and
– Pemasok dan distributor alternatif respond to potential emergency situations, as
– Sarana kesejahteraan identified in 6.1.2.1, including:
a) establishing a planned response to emergency
situations, including the provision of first aid;

BCP MENJADI BAGIAN DARI SISTEM MANAJEMEN K3

28
BCP/RKU sudah menjadi standar global dalam berusaha
• Tuntutan
kelangsungan bisnis
ILO semakin meningkat
• Telah dikembangkan
berbagai pedoman
BCP di berbagai
sektor
• Berkembang sistem
manajemen
kelangsungan usaha
(BCMS-ISO 22301)

2014

Penerapan di Indonesia
2011 masih rendah

29
Apa BCP??
BCP (Business Continuity Plan) yaitu persiapan dalam menghadapi
semua kondisi yang dapat mengganggu kelangsungan usaha atau
bisnis seperti kecelakaan, bencana alam, sosial, persaingan,
pandemi dll.
Manfaat dengan BCP
• Mencegah kerugian akibat
adanya gangguan atau bencana
• Melindungi aset perusahaan
• Mengurangi ketergantungan
dengan pihak lain
• Melindungi kepentingan pihak
terkait
• Meningkatkan kepercayaan
konsumen dan partner usaha
• Meningkatkan kordinasi dalam
penanganan bencana

31
OBJECTIVES OF BCP
Why Have a Business Continuity Plan? Why Have a Business Continuity Plan?
• Maintain continuity of operations, stay • Reduce reliance on key personnel
in business! • Protect assets
• Maintain customer service • Increase the safety of all personnel
• Relocate critical operations quickly • Minimize decision making during the
• Minimize financial losses recovery
• Reduce disruptions to critical • Reduce delays during the recovery
operations process
• Achieve an orderly recovery • Provide a sense of security
• Comply with legal, contractual, audits, • Limit potential exposure and reduce
and government regulations legal liability
• Provide organizational stability
Definition Ref ISO 22301
• BC business continuity capability of an organization to continue the delivery of products or
Terminologi services at acceptable predefined levels following a disruption
penting • BCMS business continuity management system part of the overall management system
dalam BCMS that establishes, implements, operates, monitors, reviews maintains and improves business
continuity
• BIA business impact analysis process of analysing activities and the effect that a business
disruption can have upon them
• BCP business continuity plan documented procedures that guide an organization to respond,
recover, resume and restore itself to a pre-defined level of operation following a disruption
• MAO maximum acceptable outage time it would take for adverse impacts , which can arise as a
result of not providing a product/service or performing an activity , to become unacceptable
• MTPD maximum tolerable period of disruption time it would take for adverse impacts , which can
arise as a result of not providing a product/service or performing an activity , to become
unacceptable
• MBCO minimum business continuity objective minimum level of services and/or products that is
acceptable to a organization to achieve its business objectives during a disruption
• RPO recovery point objective point to which information used by an activity is restored to enable
the activity to operate on resumption
• RTO recovery time objective period of time following an incident within which a product or service
or an activity is resumed, or resources are recovered

33
Benefit of BCM

Per[u waktu
pemulihan
lebih lama

collapse

34
35
PLAN C

PLAN B

PLAN A BCP SURVIVE


BCP

TANPA BCP

BENCA
NA Bangkrut

36
Proses Pengembangan BCP
SE 7/2020

37
Framework BCMS

1 PIP ERP
2
3 5
BISNIS ANALISA
RISIKO 7 LATIHAN
HIRA
4 6
BIA BCP

1 2 3 4 5 6 7
• Tentukan • Tentukan Susun Pre Susun Susun ERP Susun BCP Lakukan
kontek tingkat Incident Business untuk untuk simulasi
bisnis risiko Planning Impact setiap setiap berkala dan
• Potensi • Tentukan PIP untuk Analysis skenario skenario evaluasi
nahaya objektif berbagai BIA sesuai PIP BIA hasilnya
• RTO,RPO skenario RTO,RPO,
, MTPD MTPD

38
RISIKO
KORPORASI
KECELAKAAN
INSIDEN BCP

RISIKO PANDEMI
COVID 19

BENCANA
ALAM
BIA
RISIKO
OPERASIONAL

39
1. Kepemimpinan dan Komitmen
strategic LEADERSHIP 2. Kebijakan
3. Peran Tanggungjawab dan Wewenang
4. Analisa Risiko dan Peluang
PLANNING
5. Sasaran BCM dan Program
6. Sumberdaya
P 7. Pelatihan dan Kompetensi
SUPPORT 8. Kepedulian
9. Komunikasi
10. Dokumentasi
11. Operasi dan Pengendalian
D OPERATION
12. Analisa Dampak Bisnis dan Risiko
13. Prosedur dan Strategy BCP
14. Pelatihan dan Simulasi
C PERFORMANCE
EVALUATION
15. Pemantauan, pengukuran dan
eveluasi
16. Internal audit
17. Tinjauan Manajemen
A IMPROVEMENT

BCM ELEMENTS : ISO 22301


40
BCMS – Sistem Manajemen BC
• Dikembangkan sistem manajemen
untuk menerapkan BCP
• Menggunakan konsep siklus PDCA

41
Kesimpulan
• Menghadapi new era, dunia usaha menghadapi
berbagai macam tantangan yang menganggu
kelangsungan bisnis
• Perlu menerapkan BCM dalam setiap kegiatan
mencakup Analisa Risiko, BIA dan BCP
• Perlu membangun paradigma baru berbasis budaya
K3

42
PERKEMBANGAN BCP DI
INDONESIA DAN GLOBAL

43
Perkembangan Sertifikasi ISO 22301 di Indonesia
Year 2014 2015
DUNIA Australia 3 5
Japan 200 203
Year 2014 2015 Singapore 160 145
TOTAL 1757 3133 Korea, Republic of 48 77
Africa 41 55 Philippines 43 32
Central / South America 8 15 Thailand 27 21
North America 42 62 Taipei, Chinese 13 15
Europe 593 791 Indonesia 6 10
East Asia and Pacific 504 520 Malaysia 3 8
Central and South Asia 487 1,573 China 3
Middle East 82 117 Hong Kong, China 1 1
Brunei Darussalam 0
Cambodia 0
Macau, China 0
Viet Nam 0

• ISO 22301 adalah framework yang sangat terstruktur dalam impelmentasi


Business continuity management
• Kesadaran implementasi BCM melalui ISO 22301 masih sedikit.
• Indonesia ada dalam urutan ke 8 di asia tenggara & timur dalam jumlah
perusahaan yang disertifikasi BCM (2015)
• Sumber https://www.iso.org/en/contents/data/standard/07/51/75107.html
Top Country dan Industrial Sector
Top five industrial sectors for ISO Top Five Industrial Sector
1. IT merupakan yang terbesar,
22301 certificates 2015
1 Information technology 114
disamping itu standard Information
2 Financial intermediation, real estate, rental 24
security ISO 27001 mensyaratkan
3 Other Services 24 adana BCP dalam implementasinya
4 Transport, storage and communication 19 2. Dalam Information security, dikenal
Wholesale & retail trade; repairs of motor adanya BCP yang focus kepada
vehicles, motorcycles & personal &
5 household goods 18
recovery point objectives dan
recovery time objectives
Top 10 countries for ISO 22301 3. Business lain yang sangat terkait
certificates - 2015
dengan infrastruktur IT banyak
India 480
United Kingdom 345 menerapkan ISO 27001 yang
Japan 200 dengan otomatis ada BCP
Singapore 160 didalamnya.
Netherlands 64 4. Dibandingkan dengan India dan
Korea, Republic of 48 Singapura, Indonesia masih jauh
United Arab Emirates 47
Philippines 43
tertinggal dalam implementasi BCP
USA 40
Turkey 39
STRATEGI PENERAPAN BCP

46
Langkah Utama Implementasi

1 PIP ERP
2
3 5
BISNIS ANALISA
RISIKO 7 LATIHAN
HIRA
4 6
BIA BCP

1 2 3 4 5 6 7
• Tentukan • Tentukan Susun Pre Susun Susun ERP Susun BCP Lakukan
kontek tingkat Incident Business untuk untuk simulasi
bisnis risiko Planning Impact setiap setiap berkala dan
• Potensi • Tentukan PIP untuk Analysis skenario skenario evaluasi
nahaya objektif berbagai BIA sesuai PIP BIA hasilnya
• RTO,RPO skenario RTO,RPO,
, MTPD MTPD

47
• Setiap perusahaan/organisasi memiliki
kontek berbeda sesuai dengan visi dan
misinya
• Sebelum memulai BCP, tentukan dulu
1. kontek organisasi, bisnis, ruang lingkup
serta potensi risiko korporasi yang terait
Menentukan dengan bisnisnya

Kontek
Organisasi

48
• Setiap perusahaan atau organisasi memiliki objektif
masing-masing sesuai dengan kebijakan dan strategi
bisnis
• Tentukan
– RPO (Recovery Point Objective)
– RTO (Recovery Time Objectives)
– MTPD (Maximum Tolerable Period of Disruption
2. – MAO (Maximum Acceptable Outage time )

Menentukan – MBCO (Minimum Business Continuity Objective)

Objektif

49
1. Tahap I : Identifikasi Potensi Bencana
Identfikasi potensi bencana yang dapat terjadi susun scenario
bencana dengan pemodelan dampak bencana dengan
menggunakan software modeling
2. Tahap II: Pengembangan Sistem PIP
3. Pre Berdasarkan hasil tersebut susun Pre Incident Planning
3. Tahap III: Pelatihan
Incident Berikan pelatihan bagi petugas yang akan mengelola
kebencanaan di wilayah untuk bisa mengoperasikan aplikasi
Planning 4. Tahap IV ; Simulasi Berkala
Secara berkala akan dilakukan latihan yang bersifat table top
simulation dengan menggunakan aplikasi PIP

50
Business Impact Analysis (BIA)
Analisa untuk mengetahui dan mengidentifikasi potensi

4. gangguan bisnis yang dapat terjadi yang mencakup


1. Organisaisi

Business 2.
3.
Identifikasi Kegiatan
Dampak dari kejadian

Impact 4.
5.
Menentukan MAO (min
Kegiatan yang diperlukan
6. Sumberdaya untuk pemulihan
Analysis 7. Ketergantungan dengan pihak lain
8. Maksmium kerugian aset
(BIA)
• Susun BIA berdasarkan
Identifikasi risko,PIP dan objektif
• Tetapkan organisasi dan
sumberdaya

51
• Mengembangkan sistem tanggap
5. darurat sesuai hasil identifikasi
Tanggap • Organisasi Tanggap Darurat
darurat

52
Business continuity plan
A set of procedures and instructions to guide
an organization during and after a disruption
event, to speed up immediate response,
6. recovery, and resumption of minimum
Business operational conditions, and restoration of
normal operations.
Continuity
Plan BCP

53
• Rencana Kelangsungan Usaha (RKU)
harus dilatih secara berkala untuk
memastikan berjalan dengan baik
• Dilakukan dengan melibatkan semua
7. unsur, tim terkait, pihak lain dan
TRAINING & konsumen
SIMULATION • Hasil simulasi dievaluasi untuk
meningkatkan kehandalan sistem RKU

54
PENUTUP
One minute to write a safety rule
One hour to hold a safety meeting
One week to plan a safety program
One month to put it in operating
One year to win a safety award
One life time to make a safe worker

But it takes only, one second to destroy it all


with an accident.
Safety is the way of life... We believe
And Be Safe-Safety by Choice

56

Anda mungkin juga menyukai