Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

Organisasi Tubuh Manusia

A. Struktur Tubuh Manusia


1. Organisasi Tubuh Manusia
Tubuh mahkluk hidup terdiri atas satuan-satuan biologis yang mencakup
satuan fisik, kimiawi, dan biologis. Sel-sel membentuk jaringan, jaringan
membentuk organ, dan organ-organ yang bekerja bersama-sama membentuk
sistem. Keterkaitan, keharmonisan, dan keterpaduan fungsi komponen-komponen
nilai yang merupakan keunikan sifat mahkluk hidup yang disebut manusia. Sel
merupakan satuan yang terkecil dari tubuh manusia. Ia merupakan unit struktual
dan fungsional dari setiap mahkluk hidup. Ia mempunyai kemampuan untuk
menciptakan keterpaduan antar bagian-bagian kedalam sturkturnya. Jaringan
merupakan kumpulan yang mempunyai fungsi tertentu. Pada jaringan ini sel-sel
mempunyai pembagian kerja dalam pembagian tugas. Pada table berikut kita
dapat melihat keempat macam jaringan pokok dan lokasinya.
No Jaringan Lokasi
1 Epiteel Permukaan tubuh didalam dan diluar tubuh misalnya
pada membrane mukosa permukaan mulut dan
hidung sebelah dalam, lapisan luar. Kelenjar
(kelenjar ludah, kelenjar hormone).
2 Penghubung Mengikat satuan-satuan seluruh biologis diseluruh
tubuh (misalnya pengikat hormone).
3 Otot Penghubung pengikat antar tulang dengan tulang.
Dinding tubuh. Dinding organ tubuh. (misalnya pada
janutng, alat pencernaan).
4 Syaraf Otak, tulang belakang, syaraf
Tabel 1. Empat macam jaringan dan lokasinya
Organ tubuh adalah bagian-bagian yang terdiri atad jaringan-jaringan, dan setiap
organ mempunyai fungsi tertentu. Jantung, misalnya melekat pada tempatnya
karena ada jaringan-jaringan pengikat yang membentuk kantong atau
membrane. Jaringan merupakan satu-satunya organ yang mengalirkan darah ke
seluruh tubuh. Organ-organ yang berperan dalam peredaran darah ini merupakan
bagian dari sistem yang dinamakan sistem sirkulasi. Organ-organ ini mencakup
jantung dan pembuluh darah. Cairan yang keluar dari sistem sirkulasi kembali ke
jantung melalui sistem limpa, pembuluh darah simpul limpa. Didalam tubuh
manusia terdapat sepuluh macam sistem sirkulasi, sistem limpa, penyaring dan
mengalirkan kembali cairan yang mengalir dalam peredaran darah dan jaringan
yang menghasilkan sel-sel yang dianggap oleh beberapa ahli sebagai sistem
tersendiri dan dinamakan sistem pertahanan, sistem pernapasan mengubah
oksigen menjadi karbon dioksida. Sistem otot menghasilkan gerakan. Sistem
ekskresi mengurai sisa-sisa bahan melalui kulit, saluran kencing, selaput-selaput
tibuh, termasuk yang terdapat pada paru-paru dan sistem pewarnaan. Sistem
endokrin menghasilkan hormone yang membantu mengatur kimiawi dan fungsi
tubuh. Sistem pencernaan mengubah makanan menjadi molekul-molekul
sehingga dapat diserap tubuh. Sistem reproduksi merupakan sumber sel-sel yang
No
menciptakan Sistem manusia.
kehidupan Organ
1 Endokrin Hipofisa, kelenjar pineal, tiroid, para tiroid, timus,
pancreas, adrenal, gonad.
2 Syaraf Otak dan tulang belakang
3 Tulang Tulang
4 Pernapasan Paru-paru
5 Sirkulasi Jantung, pembuluh darah
6 Limpa Timus, pembuluh limpa
7 Otot Otot
8 Pencernaan Perut, usus, hati, kelenjar ludah, pancreas
9 Ekskresi Kulit, kelenjar keringat, paru-paru, buah pinggang,
empedu, organ pencernaan
10 Reproduksi Testes, kandung telur, uterus.

Tabel 2. Sistem pada tubuh


manusia
2. Integrasi Fungsi
Homeostasis dan pengaturan biologis tubuh manusia dapat diuraikan menurut
sifat fisik dan kimiawi. Namun perlu diingat bahwa sekumpulan bahan kimia yang
terdapat dalam tubuh manusia tidak cukup untuk menggambarkan ciri manusia
itu. Bahan-bahan kimia tersebut harus disusun atau dibentuk secara tepat dan
halus. Unsure, molekul-molekul, jaringan-jaringan, organ-organ, dan sistem yang
beragam dan kompleks itu harus terintegrasi sedemikian rupa sehingga benar-
benar menghasilkan cirikhas yang menggunakan itu. Ada sejuta biliun komponen
yang bekerja secara terpisah namun terkordinasi secara tepat satu sama lain. Agar
kehidupan berlangsung sel-sel pemberi kehidupan itu harus mampu memberi
reaksi-reaksi terhadap lingkungan yang terus menerus berubah. Perubahan ini
terjadi baik secara internal maupun eksternal. Homeostasis adalah kumpulan sel
dan tubuh menjaga agar lingkungan secara internal tetap.

3. Sistem Tubuh Manusia


a. Sistem Kardiovaskular
Sistem peredaran darah manusia, pembuluh nadi (arteri) berwarna merah dan
pembuluh balik (vena) berwarna biru. Sistem Peredaran Darah atau
Sistem Kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan z
at ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian
dari homeostasis) Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah
terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang
merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme,
didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh
dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1) Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida
dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
2) Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula
dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk
mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjaldan
usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan
tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
b. Sistem Pencernaan (Digestive System)
Sistem Pencernaan (Digestive System) adalah sistem organ dalam hewan
multi sel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem
pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Secara spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan,
memecahnya menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul
tersebut ke dalam alirah darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa
pencernaan. Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi
dua kelompok :
1. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinyu berupa tabung yang
dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya
menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap
bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk
di dalamnya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta us
us besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh
melalui anus.
2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran
pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam
rongga mulut,kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan
dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar
pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang
berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung emp
edu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankrea
s.
c. Sistem Endokrin
Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darahuntuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan"
dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya
akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem
endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar
keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin
disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih
luas dibandingkan dengan penyakit dalam. Jaringan sekretoris. Jaringan
sekretoris disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan tidak
keluar dari tubuh. Jaringan sekretoris dibagi menjadi sel kelenjar, saluran
kelenjar, & saluran getah. Sel kelenjar mengandung bermacam senyawa hasil
metabolisme. Saluran kelanjar adalah sel berdinding tipis
dengan protoplasma yang kental mengelilingi suatu ruas berisi senyawa yang
dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Saluran getah terdiri atas sel-sel atau sederet
sel yang mengalami fusi, berisi getah, dan membentuk suatu sistem jaringan
yang menembus jaringan-jaringan lain.

B. Proses Homeostatis
1. Pengertian Homeostasis
Homeostasis berasal dari bahasa Yunani: homeo berarti “sama”, stasis
“mempertahankan keadaan”, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi
yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan
pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.
Organisme unisel tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah-
ubah karena memiliki sedikit atau hampir tidak memiliki mekanisme perlindungan
terhadap lingkungannya. Namun organisme multisel yang kompleks, seperti
manusia, dapat hidup di lingkungan yang berubah-ubah karena mempunyai
kemampuan mempertahankan keadaan lingkungan dalamnya (mileu interieur)
sehingga menjamin kelangsungan hidup sel-sel tubuh.
Pada tahun 1926, seorang ahli bernama Cannon mendefinisikan bahwa
homeostasis adalah kemampuan proses fisiologis tubuh dalam mempertahankan
keseimbangan dan kecenderungan semua jaringan hidup guna memelihara dan
mempertahankan kondisi setimbang atau ekuilibrium.
Pada tahun 1965, seorang ahli bernama Dubois mendefinisikan bahwa
homeostasis adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan atau terhadap
lingkungan internal atau eksternal yang senantiasa berubah sebagai suatu kunci
keberhasilan, bertahan dan tetap hidup, atau suatu keadaan seimbang yang
sifatnya dinamis, yang dipertahankan tubuh melalui pergeseran dan penyesuaian
atau adaptasi terhadap ancaman yang berlangsung secara konstan. Jadi, pengertian
homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus menerus atau suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi
yang dialaminya yang sifatnya dinamis yang berlangsung secara konstan, dan
terjadi pada setiap organisme. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh
mengalamai stress sehingga tubuh secara alamiyah akan melakukam mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang.

2. Proses Pengaturan Keseimbangan pada Homeostasis


Homeostasis dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan keseimbangan
yang sangat halus namun bersifat dinamis (dynamic steady state). Macam-macam
pengaturan yang terlibat dalam homeostasis itu sendiri meliputi umpan balik
negatif dan umpan balik positif. Pengaturan umpan balik negatif (negative
feedback) merupakan pengaturan penting dalam homeostasis. Dalm pengaturan
umpan balik negatif ini sistem pengendali senantiasa membandingkan parameter
yang dikendalikan (misalnya suhu tubuh atau tekanan darah) dengan
nilai setpoint. Contohnya adalah pada saat keadaan panas, badan akan diatur untuk
mengurangi panas badan. Selain itu, ada juga pengaturan umpan balik yang positif
(negative feedback). Pengaturan ini tidak bersifat homeostasis karena tidak
memperbesar respons, sampai ada faktor luar yang menghentikannya. Contohnya
adalah pada saat demam, badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri
dan virus.

3. Dasar-Dasar Homeostasis
Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang
mendasari homeostasi yaitu Peran sistem saraf dalam mempertahankan kesesuaian
lingkungan dalam dengan kehidupan.
1. Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.
2. Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.
Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh
berbeda.

4. Faktor-Faktor Lingkungan yang Dipertahankan Secara Homestatis


1. Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara
homeostasis, yaitu : Konsentrasi molekul zat-zat gizi. Sel-sel
membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan
sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan energi. Energy
kemudian digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk
mempertahankan hidup. Konsentrasi O2 dan CO2. Sel membutuhkan O2
untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak mungkin
energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan
selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan
CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak
meningkatkan keasaman di lingkungan internal.
2. Konsentrasi zat-zat sisa. Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-
produk akhir yang berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun
melebihi batas tertentu. pH. Diantara efek-efek paling mencolok dari
perubahan keasaman lingkungan cairan internal adalah perubahan
mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktifitas
enzim di semua sel.
3. Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain. Karena
konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel
(lingkungan internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau
keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk
mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi
secara normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain
memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut
jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra
sel yang relative konstan.
Suhu Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit.
Sel-sel akan mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu
dingin dan yang lebih buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan
terganggu apabila suhunya terlalu panas. Volume dan tekanan. Komponen
sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada
tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan
lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.

5. Kontribusi Berbagai Sistem bagi Homeostasis


Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada
gilirannya, setiap sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan
sebagai bagian dari sistem tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang
digunakan bersama oleh semua sel. Terdapat sebelas sistem tubuh utama,
kontribusi terpenting mereka untuk homeostasis dicantumkan sebagai berikut:
Sistem Sirkulasi. Merupakan sistem transportasi yang membawa berbagai zat,
misalnya zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa, elektrolit, dan hormone dari satu bagian
tubuh ke bagian tubuh lainnya. Sistem Pencernaan. Menguraikan makanan
menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap ke dalam plasma
untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga memindahkan air dan elektrolit
dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. Sistem ini mengeluarkan sisa-
sisa makanan yang tidak dicerna ke lingkungan eksternal melalui tinja. Sistem
Respirasi. Mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan
eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam,
sistem respirasi juga penting untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang
sesuai. Sistem Kemih. Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari
plasma melalui urine, bersama zat-zat sisa selain CO2. Sistem Rangka. Memberi
penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. Sistem ini juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang
konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankandalam rentang yang sangat
sempit. Bersama dengan sistem otot, sistem rangka juga memungkinkan
timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya. Sistem Otot. Menggerakkan
tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis semata-
mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi
bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk
mengatur suhu. Karena berada di bawah kontrol kesedaran, individu mampu
menggunakan otot rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan.
Gerakan-gerakan tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus yang
diperlukan, misalnya untuk menjahit sampai gerakan-gerakan kuat yang
diperlukan untuk mengangkat beban, tidak selalu diarahkan untuk
mempertahankan homeostasis.
a. Sistem Integument berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang
mencegahcairan internal keluar dari tubuhdan mikroorganisme asing masuk ke
dalam tubuh. Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah
panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat
disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran
darah hangat ke kulit.
b. Sistem Imun mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-sel
tubuh yang telah menjadi kanker. Sistem ini juga mempermudah jalan untuk
perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.
c. Sistem Saraf merupakan salah satu dari dua sistem pengatur atau control
utama tubuh. Secara umum, sistem ini mengontrol dan mengkoordinasikan
aktifitas tubuhyang memerlukan respon cepat. Sistem ini sangat penting
terutama untuk mendeteksidan mencetuskan reaksi terhadap berbagai
perubahan di lingkungan internal. Selain itu, sistem ini akan bertanggung
jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan untuk
mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.
d. Sistem Endokrin merupakan sistem kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-
kelenjarpenghasil hormone pada sistem endokrin mengatur aktifitas yang lebih
mementingkan daya tahan (durasi) daripada kecepatan. Sistem ini terutama
penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan dengan menyesuaikan
fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan
internal. Sistem Reproduksi. Sistem ini tidak esensial bagi homeostasis,
sehingga tidak penting bagi kelangsungan hidup individu. Akan tetapi, sistem
ini penting bagi kelangsungan hidup suatu spesies.

6. Tahapan-Tahapan Homeostasis
1. Homeostasis primer
Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi
homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima
pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya
vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Homeostasis primer ini bersifat cepat
dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk
mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.
2. Homeostasis Sekunder
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,
vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi
luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit
dan faktor koagulasi. Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan
jaring-jaring fibrin. Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term
response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses
berlanjut ke homeostasis tersier.
3.Homeostasis Tersier
Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi
tidak berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.
7. Ketidakseimbangan Homeostasis
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis
terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh
lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Muncul beberapa
keadaan patofisiologis. Patofisiologis mengacu kepada abnormalitas fungsional
tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan
terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi
memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian. Hampir semua penyakit
merupakan kegagalan tubuh mempertahankan homeostasis. Keberadaan seseorang
di lingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan perlindungan dapat berakibat fatal
jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu tubuh turun. Hal ini
disebabkan oleh terganggunya proses-proses enzimatik sel yang sangat
bergangtung pada suhu tertentu. Contoh lain adalah kehilangan darah dalam
jumlah yang kecil mungkin tidak fatal karena tubuh masih mampu
mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan tekanan darah
mereabsorpsi cairan di ginjal, dsb. Tetapi bila kehilangan darah terjadi dalam
jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi tubuh mungkin tidak memadai
sehingga berakibat fatal. Tanggung jawab dokter dan para medis adalah untuk
perawatan intensif untuk pasien-pasien yang gawat. Berbagai indicator
homeostasis akan dipantau di unit intensif seperti frekuensi denyut jantung,
tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, kimia darah, dan mengatur
keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi
homeostasis yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah
sehingga tidak mampu melakukan proses homeostasis sendiri.
SOAL LATIHAN!

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah


latihan berikut!

1. Bagaimanakah proses terjadinya pencernaan makanan dalam sistem alat


pencernaan kita? Coba jelaskan!
2. Jelaskan baian terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup!
3. Jelaskan urutan system kehidupan yang benar!
4. Jelaskan yang kamu ketahui tentang system organ!
5. Apa fungsi dari organel sel?

Anda mungkin juga menyukai