KONSTITUSI
A. Pengertian Konstitusi
3. UUDS 1950 : periode 17 Agustus 1950—5 Juli 1959. (6 bab, 146 pasal,
dan beberapa bagian). Bentuk negara yang dikehendaki oleh UUDS 1950
iaah negara kesatuan. Adapun bentuk pemerintahannya adalah republik
dengan pemegang kedaulatan rakyat adalah presiden bersama-sama
dengan DPR. Sistem pemerintahan negara yang dianut adalah sistem
parlementer sehingga demokrasi pada masa ini sering disebut demokrasi
liberal, pada periode ini kabinet sering jatuh bangun karena partai politik
lebih mementingkan kepentingannya. Sistem liberal hampir 9 tahun dan
dianggap tidak cocok dengan jiwa bangsa Indonesia (Pancasila dan UUD
1945). Puncaknya dikeluarkannya dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli
1959 yang isinya menyatakan (1) membubarkan konstituante, (2)
memberlakukan kembali UUD 1945 bagi segenap bangsa dan seluruh
tupah darah Indonesia dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950, (3)
membentuk MPR Sementara dan DPA sementara dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
4. UUD 1945: periode 5 Juli 1959 – Tahun 1966. Pada masa ini terdapat
beberapa penyimpangan diantaranya presiden membuabarkan DPR hasil
pemilu 1955 dan membentuk DPR GR, hal ini dilakukan karena DPR
menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. Selain itu, presiden juga
mengangkat pimpinan lembaga tinggi dan tertinggi negara sebagai
menteri, MPRS mengangkat presiden Soekarno sebagai presiden seumur
hidup dan wewenang presiden melampaui wewenang yang diatur dalam
UUD 1945
5. UUD 1945 Tahun 1966-21 Mei 1998. Pada masa ini sering disebut orde
baru yang menyatakan akan meaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen, meskipun dalam pelaksanaannya
menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945, dimana konstitusi sering
dipakai tameng kekuasaan belaka, seperti keberpihakan kepada
konglomerat dan penguasaan kekayaan Negara oleh segelintir orang
dekat penguasa. Pada masa ini juga tumbuh berkembangnya korupsi,
kolusi dan nepotisme yang dilakukan penyelenggara Negara, sentaralisasi
kekuasaan di tangan pemerintah pusat bertentangan dengan pasal 18
UUD 1945, kebebasan pers sangat dibatasi dan pembangunan ekonomi
yang tidak disertai dengan pembangunan mental spiritual menghancurkan
niali-nilai kejujuran dan etika, hukum dan moral dan nilai-nilai agama.
6. Periode 21 Mei 1998-19 Oktober 1999. Pada masa ini sering disebut masa
transisi karena Presiden Soeharto digantikan oleh BJ Habibie. Pada masa
ini awal mula iklim demokrasi dibangun yaitu dengan dipersiapkannya
pemilu yang langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil,
selain itu, pada masa ini pula kebebasan media massa di jamin. Di sisi
lain, pada masa ini merupakan masa kelam bagi sejarah Indonesia karena
propinsi ke-27 yaitu Timor Timur lepas dari NKRI melalui referendum
yang diawasi PBB yang dimenangkan oleh pihak yang pro kemerdekaan
yang akhirnya melahirkan Negara baru yaitu Republik Demokratik Timor
Leste.
7. Periode UUD 1945 Amandemen-sekarang. Amandemen adalah prosedur
penyempurnaan UUD tanpa harus langsung mengubah UUD dan
merupakan pelengkap serta rincian dari UUD asli. Amandemen
merupakan keharusan bagi negara Indonesia dalam rangka menyesuaikan
perkembangan situasi dan dinamika ketatanegaraan terkini demi cepat
tercapainya tujuan nasional. Periode ini merupakan periode untuk
memenuhi tuntutan reformasi yang salah satunya menginginkan adanya
amandemen pada UUD 1945 agar isinya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan ketatanegaraan modern.