Disusun oleh :
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI No.173656
Tahun 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 3
C. Tujuan .......................................................................... 4
D. Manfaat ......................................................................... 4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh
karena pemeliharaan dan pertolonganNya, sehingga penulis telah melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam
rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SD Negeri Nomor
173656 , karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada
usaha – usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh
karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal – hal yang perlu
dilakukan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap terjadi proses pembelajaran di
kelas ada kecenderungan bahwa siswa sangat tidak aktif atau pasif dalam
menanggapi proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik
karena kurang menariknya cara guru menjelaskan, jenuhnya siswa karena terlalu
panjang guru menerangkan, atau disebabkan kurang dimengertinya permasalahan
yang dijelaskan.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab
utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi
tercapainya hasil pembelajaran yang baik dan menarik.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana karakter
siswa pada umumnya dan bagaimana caranya memperbaiki sehingga didapatkan
siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata dengan menggunakan metode
presentasi dalam pembelajaran dapat membangkitkan keaktifan siswa, terbukti
dengan presentasi setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri
maupun oleh teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu
kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran yang kita berikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan
dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui
mata pelajaran / kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. (pasal 1 ayat
(1) Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan)
Dalam pasal 5 ayat (7) disebutkan bahwa pendidikan agama
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, mendorong
kreativitas dan kemandirian, serta menumbuhkan motivasi untuk hidup sukses.
Lebih lanjut, dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
inti, pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru, antara lain, memfasilitasi terjadinya interaksi
antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber
belajar lainnya; dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Dalam kegiatan elaborasi, guru, antara lain, memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi
secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; dan memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
Sedangkan dalam kegiatan konfirmasi, guru, antara lain, memberikan umpan
balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik.
Pada umumnya, siswa mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi
dasar tentang Membangun Relasi. Hal ini nampak pada belum maksimalnya
kemampuan dalam Membangun Relasi.
Di sisi lain, pembelajaran yang berpusat pada guru, suasana kelas yang
kaku, media pembelajaran yang kurang mendukung, pengorganisasian siswa yang
belum optimal dan penggunaan mono methode merupakan faktor-faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang multi
approach dan strategi belajar mengajar yang variatif. Pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat mengembangkan berbagai kecerdasan yang dimilikinya
(Gardner menyebutnya dengan istilah multiple intelligences (kecerdasan majemuk).
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dihadapi guru
PAK adalah bagaimana menciptakan model-model pembelajaran yang variatif,
menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa dapat mandiri dan mencapai
ketuntasan dalam belajar. Permasalahan inilah yang mendorong penulis untuk
memodifikasi berbagai model dan teknik pembelajaran sesuai dengan karakteristik
materi, karakteristik siswa dan disesuaikan dengan kemampuan guru.
Salah satu metode yang jarang digunakan dalam pembelajaran PAK
adalah metode smart game. Metode ini menyajikan materi pembelajaran dengan
berbagai bentuk permainan. Di samping itu, di antara model pembelajaran inovatif
yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Kedua metode ini sesuai
dengan karakteristik siswa SD, di mana siswa akan merasakan kegembiraan dalam
belajar, menghilangkan kejenuhan, sekaligus belajar berbagi dan bekerja sama
dengan orang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka yang
dijadikan rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah penggunaan metode smart
game dan pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan
kemampuan membangun relasi?”
C. TUJUAN PTK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bahwa metode smart game dan
pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan kemampuan
membangun relasi.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Agama memiliki peran amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi
kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan
potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Kristen diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan
manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis
dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong
dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang
secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan
materi
2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia
3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk
mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Kristen diharapkan menghasilkan manusia yang
selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak serta membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban
bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam
menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan
masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidikan Agama Kristen di SD bertujuan untuk :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan setting SD Cara membangun relasi ,
pelaksanaannya mengikuti alur sebagai berikut:
1. Perencanaan, meliputi penetapan materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
dan penetapan alokasi waktu pelaksanaannya (Pebruari s.d. April 2014)
2. Pelaksanaan (Tindakan) meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar
menggunakan metode smart game dan pembelajaran kooperatif tipe make a match.
3. Observasi, dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi aktifitas
guru dalam pembelajaran dan peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
4. Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan menyusun rencana
perbaikan pada siklus berikutnya.
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara kolaboratif antara guru Agama
dengan guru kelas, yang membantu pelaksanaan observasi dan refleksi selama
penelitian berlangsung, sehingga kegiatan penelitian ini dapat terkontrol untuk
menjaga validitas hasil penelitian.
B. Penjelasan Per Siklus
Penelitian Tindakan Kelas dengan alur atau tahapan (perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi) disajikan dalam tiga siklus sebagai
berikut:
Tabel 1
Siklus I (Pertama)
NO PERENCANAAN PELAKSANAAN OBSERVASI REFLEKSI
1 Menyusun Melakukan Mengamati Mencatat hasil
Rencana apersepsi partisipasi observasi
Pelaksanaan dengan siswa dalam Mengevaluasi
Pembelajaran mengulang pembelajaran hasil observasi
dengan metode materi Mengamati Menganalisis
smart game dan pembelajaran guru dalam hasil
pembelajaran tentang aktivitas pembelajaran
kooperatif tipe membangun pembelajaran Memperbaiki
make a match relasi oleh teman kelemahan
Menyiapkan Menjelaskan sejawat untuk siklus
hand out materi tujuan Mengamati berikutnya
pembelajaran pembelajaran pengelolaan
Menyiapkan Melaksanakan kelas
lembar kerja pre test Mengamati
siswa Membagikan respon siswa
Menyiapkan hand out materi terhadap
blanko observasi pembelajaran pembelajaran
Menyiapkan tentangbagiman
blanko evaluasi a cara
(pre test dan post membangun
test) relasi”
Menyiapkan Siswa
blanko jurnal melakukan
harian siswa permainan tepuk
Menyiapkan tangan dengan
media bimbingan guru
pembelajaran Guru membagi
berupa kartu siswa ke dalam
permainan beberapa
mencari kelompok
pasangan (make Siswa
a match) melakukan
permainan tepuk
malaikat antar
kelompok
dengan model
tanya jawab
Siswa
melakukan
permainan tepuk
malaikat
bersama teman
sebangku
dengan model
tanya jawab.
Refleksi
pembelajaran
Guru
menyiapkan
beberapa kartu
yang berisi
beberapa
konsep atau
topik yang cocok
untuk sesi
review, satu
bagian kartu soal
dan satu bagian
kartu jawaban
Setiap siswa
mendapat satu
buah kartu
Tiap siswa
memikirkan
jawaban / soal
dari kartu yang
dipegang
Setiap siswa
mencari
pasangan yang
mempunyai
kartu yang cocok
dengan kartunya
(soal dan
jawaban)
Setiap siswa
yang dapat
mencocokkan
kartunya
sebelum batas
waktu diberi poin
Setelah satu
babak kartu
dikocok lagi agar
tiap siswa
mendapat kartu
yang berbeda
dari sebelumnya.
Demikian
seterusnya
Melakukan post
test
Tabel 2
Siklus II (Kedua)
NO PERENCANAAN PELAKSANAAN OBSERVASI REFLEKSI
2 Menyusun Melakukan Mengamati Mencatat
Rencana apersepsi dengan partisipasi hasil
Pelaksanaan mengulang materi dan observasi
Pembelajaran pembelajaran kreativitas
berdasarkan Menjelaskan siswa dalam Mengevaluas
hasil refleksi tujuan pembelajara i hasil
pada siklus I pembelajaran n observasi
Menyiapkan Siswa Mengamati
soal / masalah melakukan guru dalam Menganalisis
Menyiapkan permainan tepuk aktivitas hasil
blanko observasi malaikat dengan pembelajara pembelajara
Menyiapkan bimbingan guru n oleh teman n
blanko evaluasi Guru membagi sejawat
Menyiapkan siswa ke dalam Mengamati Memperbaiki
blanko jurnal beberapa pengelolaan kelemahan
harian siswa kelompok kelas untuk siklus
Menyiapkan Siswa Mengamati berikutnya
media melakukan respon siswa
pembelajaran permainan tepuk terhadap
berupa kartu malaikat antar pembelajara
permainan kelompok dengan n
mencari model tanya
pasangan (make jawab
a match) Siswa
melakukan
permainan tepuk
malaikat bersama
teman sebangku
dengan model
tanya jawab.
Refleksi
pembelajaran
Guru
menyiapkan
beberapa kartu
yang berisi
beberapa konsep
atau topik yang
cocok untuk sesi
review, satu
bagian kartu soal
dan satu bagian
kartu jawaban
Setiap siswa
mendapat satu
buah kartu
Tiap siswa
memikirkan
jawaban / soal
dari kartu yang
dipegang
Setiap siswa
mencari
pasangan yang
mempunyai kartu
yang cocok
dengan kartunya
(soal dan
jawaban)
Setiap siswa
yang dapat
mencocokkan
kartunya sebelum
batas waktu diberi
poin
Setelah satu
babak kartu
dikocok lagi agar
tiap siswa
mendapat kartu
yang berbeda dari
sebelumnya.
Demikian
seterusnya
Melakukan post
test
Tabel 5
Rekapitulasi Persentase dan Nilai Pre tes, Siklus I, II dan III
PRE TES SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
N Jml Rat Jml Rat Jml Rat Jml Rat
KATEGORI
O sisw % a- sisw % a- sisw % a- sisw % a-
a rata a rata a rata a rata
Baik Sekali 35.0 37.9 71.2 48.2 78.3 62.0 89.7
1 2 6.90
3
11 4
14 4
18 2
86 – 100 3 8 7
Dari data tersebut, diketahui bahwa nilai rata-rata pada saat dilakukan pre
test 35.03. Artinya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran “nama-nama
da tugas-tugas malaikat Allah” masih dalam kategori sangat kurang. Sebagian besar
siswa (65.51%) mendapat nilai berkategori sangat kurang, yakni 19 orang, kategori
kurang 6 orang (20.69%), kategori cukup 2 orang (6.90%), kategori baik 0 orang
(0.00%) dan baik sekali 2 orang (6.90%).
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata 71.24. Pada siklus I ini
sudah dapat tergambarkan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Sebagian besar siswa (37.93%) mendapat nilai berkategori baik
sekali, yakni 11 orang, kategori baik 5 orang (17.24%), kategori cukup 4 orang
(13.80%), kategori kurang 6 orang (20.69%) dan kategori sangat kurang 3 orang
(10.34%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas berkategori
baik dan 68.98% siswa mendapat nilai berkategori cukup ke atas.
Setelah dilakukan perbaikan, nilai rata-rata kelas pada siklus II 78.34.
Pada siklus ini, tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran semakin
meningkat. Sebagian besar siswa mendapat nilai berkategori baik sekali, yakni 14
orang (48.28%). Siswa berkategori baik 3 orang (10.34%), berkategori cukup 11
orang (37.93%) dan berkategori kurang sekali hanya 1 orang (3.45%). Dari data di
atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas berkategori baik dan 96.55%
siswa mendapat nilai berkategori cukup ke atas.
Tindakan pada siklus III dilakukan dan hasilnya sangat mengagumkan.
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi sangat baik. Nilai rata-rata kelas 89.72.
Sebagian besar siswa mendapat nilai berkategori baik sekali (18 orang, 62.07%),
kategori baik 10 orang (34.48%), sedangkan sisanya berkategori sangat kurang
hanya 1 orang (3.45%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
kelas berkategori baik sekali dan 96.55% siswa mendapat nilai berkategori cukup ke
atas. 3.45% (1 orang) siswa yang yang mendapat nilai sangat kurang merupakan
siswa yang belum lancar membaca dan menulis. Dan ini menunjukkan bahwa
kemampuan membaca siswa sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran.
Perbandingan persentase perolehan nilai pre tes dan ketiga siklus dapat
digambarkan pada grafik sebagai berikut:
Kesan siswa
Kategori SIKLUS SIKLUS
SIKLUS I % % %
II III
POSITIF 29 100 29 100 29 100
BIASA 0 0 0 0 0 0
NEGATIF 0 0 0 0 0 0
Tabel 7
Poin Siswa pada Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match
Dari poin rata-rata siswa pada pembelajaran kooperatif tipe make a match di
atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat tinggi.
Pada siklus II, rata-rata poin 91.03 naik menjadi 95.86 pada siklus III.
Adapun hasil pengamatan observer terhadap aktifitas guru dalam proses
pembelajaran berlangsung pada siklus I, II dan III pada tabel berikut
Tabel 8
Format Observasi
Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, maka penulis menyimpulkan
bahwa penggunaan metode smart game dan pembelajaran kooperatif tipe make a
match dapat meningkatkan kemampuan menyebutkan nama-nama dan tugas-tugas
malaikat Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan perolehan nilai dari pre tes
dampai siklus III secara signifikan. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan metode smart game dan pembelajaran kooperatif tipe make a match
dapat dikategorikan sangat baik.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis menyarankan hal-
hal berikut:
1. Bagi guru, untuk meningkatkan kompetensi dan ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran PAI, agar dilakukan dengan pembelajaran aktif (active learning),
menyenangkan (joyfull learning) dan bekerja sama dengan orang lain (cooperative
learning) dan penggunaan metode smart game dan pembelajaran kooperatif tipe
make a match dapat dijadikan sebagai alternatif.
2. Bagi peneliti selanjutnya, mengingat manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, maka
diharapkan menjadi pertimbangan bagi peneliti selanjutnya, agar ditindak lanjuti
dengan materi dan sekolah yang berbeda juga jenjang pendidikan yang berbeda
pula dengan melibatkan subyek yang lebih luas dan metode penelitian yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Holil, Model Pembelajaran Kooperatif, www.anwarholil.blogspot.com, didownload
pada 26 Januari 2009
Ariany Syurfah, 2007, Multipple Intelligences for Islamic Teaching, Bandung : Syamil
Publishing
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNPDepartemen
Pendidikan Nasional, 2006, Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Sandar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar Sekolah Dasar /, Jakarta
: bp Pustaka Candra
Departemen Pendidikan Nasional, Konsep PAKEM, www.akhmadsudrajat.wordpress.com,
didownload pada 20 Desember 2008
Ina Karlina, S.Pd, Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Sebagai Salah Satu
Strategi Membangun Pengetahuan Siswa, www.google.co.id, didownload pada 26
Januari 2009
M. Quraish Shihab, Lentera Hati, Bandung; Mizan, 1996, Cet. VI, h.
Masoffa, Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional,
www.masoffa.wordpress.com, didownload pada 26 Januari 2009
Maulia D. Kembara, M. Pd, Panduan Lengkap Home Schooling, Bandung: Proggressio,
2007, h. 18
Rahmat Aziz, M.Si, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dan Kompetitif dalam
Mengembangkan Kreatifitas, www.azirahma.blogspot.com, didownload pada 26
Januari 2009
Slavin, Robert E, Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, Terj : Nurulita, Bandung:
Nusa media, 2008, Cet. III
Suharsimi Arikunto, Prof., Suhardjono, Prof., Supardi, Prof., 2008, Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VI
Tarmizi, Pembelajaran Kooperatif “Make a Match”, www.tarmizi.wordpress.com,
didownload pada 26 Januari 2009
Tim Ipotes, Metode Pembelajaran Kooperatif, www.ipotes.wordpress.com, didownload
pada 26 Januari 2009
Tim Learning With Me, Pembelajaran, www.learning-with-me.blogspot.com, didownload
pada 26 Januari 2009
Tim Pembelajaran Guru, Inovasi Pembelajaran PAK di Sekolah dan Alternatif
Implementasinya – Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif).
www.pembelajaranguru.wordpress.com,
Yahya Nursidik, Kumpulan Metode Pembelajaran PAK , www.apadefinisinya.blogspot.com,
didownload pada 26 Januari 2009
Yudha Kurniawan, SP, Smart Games for Kids, Jakarta : Wahyu media, 2008, Cet. II