NIM : A1A020090
KELAS : IESP C
Pengertian Koperasi
Untuk melakukan kajian dan melakukan analisa tentang koperasi ditinjau dari sudut pandang
manajemen koperasi, maka terlebih dahulu harus memahami konsep dan pengertian koperasi
terutama mencari definisi koperasi yang sesuai dengan konsep-konsep manajemen dan definisi
tersebut secara universal dapat diterima secara logis.
Banyak definisi dan pengertian tentang koperasi. Dari akar katanya, koperasi berasal dari Bahasa
Latin coopere atau corporation dalam Bahasa Inggris. Pengertian koperasi secara etimologi
berasal dari kata cooperation, co berarti bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha.
Jadi cooperation adalah bekerja bersama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan
bersama.
Adapun pengertian koperasi menurut Richard Kohl dan Abrahamson (dalam Ropke, 2003:13)
adalah sebagai berikut: “Koperasi adalah badan usaha dengan kepmilikan dan pamakai jasa
merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan usaha tersebut harus
dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan usaha itu.”
Masih banyak pengertian koperasi yang bermacam – macam menurut para ahli. Berikut
ini Pengertian Koperasi yang diutarakan oleh menurut para ahli:
Menurut P.J.V. Dooren: Koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang, akan tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari badan-badan hukum (corporate).
Menurut Moh. Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh
keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan prinsip seorang buat semua dan semua buat
seorang.
Menurut UU No. 25 1992: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang beradasarkan atas azas kekeluargaan.
Jadi dapat diartikan koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Koperasi
harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada
kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada rasa persamaan derajat, dan kesadaran
para anggotanya.
Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para
anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para
anggota melalui musyawarah rapat anggota.
Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai organisasi ekonomi
dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma-norma dan kaidah-kaidah yang
berlaku bagi bangsa Indonesia.
KONSEP KOPERASI
Konsep koperasi adalah suatu bentuk dan susunan dari koperasi itu sendiri. Secara umum, kita
mengambil pengertian dari seseorang bernama Munkner dari University of Marburg, Jerman,
koperasi dibedakan atas dua konsep: konsep koperasi barat dan konsep koperasi sosialis. Hal ini
dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pada dasarnya, perkembangan konsep-konsep yang ada
berasal dari negara-negara barat dan negara-negara berpaham sosialis, sedangkan konsep yang
berkembang di negara dunia ketiga merupakan perpaduan dari kedua konsep tersebut.
Konsep koperasi terbagi tiga yaitu:
Kepuasan keinginan individu dengan cara bekerjasama antar sesama anggota, dengan saling
menguntungkan.
Tujuan individu yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan
menanggung risiko bersama.
Hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode yang
telah disepakati.
Keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukkan sebagai cadangan koperasi.
Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggota hanya dapat dicapai, bila dampak
langsungnya sudah diraih. Dampak koperasi secara tidak langsung adalah sebagai berikut:
Konsep koperasi sosialis menyatakan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh
pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi untuk menunjang perencanaan
nasional.
Sebagai alat pelaksana dari perencanaan yang ditetapkan secara sentral, maka koperasi
merupakan bagian dari suata tata administrasi yang menyeluruh dan berfungsi sebagai badan
yang turut menentukan kebijakan public serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan.
Peran penting koperasi lain adalah sebagai wahana untuk mewujudkan kepemilikan kolektif
sarana produksi dan untuk mencapai tujuan social politik. Menurut konsep ini, koperasi tidak
berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari system sosialisme untuk mencapai tujuan-tujuan
system sosialis – komunis.
3. Konsep koperasi Negara berkembang
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Munker hanya membedakan koperasi berdasar konsep
barat dan konsep sosialis. Sementara itu, di dunia ketiga, walaupun masih mengacu pada kedua
konsep tersebut, namun koperasinya sudah berkembang dengan cirri sendiri, yaitu dominasi
campur tangan dengan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya. Campur tangan ini
memang dapat dimaklumi karena apabila masyarakat dengan kemampuan sumber daya manusia
dan modalnya yang terbatas dibiarkan dengan inisiatif sendiri untuk membentuk koperasi, maka
koperasi tidak akan pernah tumbuh dan berkembang. Sehingga pengembangan koperasi seperti
di Indonesia dengan top down approach pada awal pembangunannya dapat diterima, sepanjang
polanya selalu disesuaikan dengan perkembangan pembangunan di negara tersebut. dengan kata
lain, penerapan top down harus diubah secara bertahap menjadi bottop up approach. Hal ini
dimaksudkan agar rasa memiliki (sense of belonging) terhadap koperasi oleh anggota semakin
tumbuh , sehingga para anggotanya secara sukarela berpartisipasi aktif. Apabila hal seperti
tersebut dikembangkan, maka koperasi yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta,
tumbuh dan berkembang.
Adanya campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengambangan koperasi di Indonesia
membuatnya mirip dengan konsep sosialis. Perbedaannya adalah, tujuan koperasi dalam konsep
sosialis dalah untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan
kolektif, sedangkan koperasi di negara berkembang seperti di Indonesia, tujuannya adalah
meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya.
ALIRAN KOPERASI
Pada umunya aliran koperasi yang dianut oleh berbagai Negara di dunia dapat dikelompokan
berdasarkan peran gerakan koperasi dalam system perekonomian dan hubunganya dengan
pemerintah. Paul Hubert telah membaginya menjadi 3 aliran, yaitu :
1. Aliran Yardstick
2. Aliran Sosialis
3. Aliran Persemakmuran (Cmomonwealth)
1. Aliran Yardstick
Aliran ini dijumpai pada Negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang
menganutperekonomian liberal. Koperasi ini dapat menjadi kekuatan untuk mengimbangi,
menetralisasikan dan mengoreksi. Pemerintah tidak melakukan campur taggan terhadap jatuh
banggunya koperasi tengah-tengah masyarakat. Maju tidaknya koperasi terletak di tanggan
anggota koperasi itu sendiri.
Pengaruh aliran ini sangat kuat, terutama di Negara-negara barat dimana industry
berkembang dengan pesat. Seperti di AS, Perancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda dll.
2. Aliran Sosialis
Menurut aliran ini koperasi dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, disamping itu menyatukan rakyat lebih mudah melalui organisasi
koperasi. Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di Negara-negara Eropa Timur dan Rusia.
Menurut aliran ini koperasi adalah sebagai alat yang efisien dalam meningkatan kualitas
ekonomi masyarakat. Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan
memegang peranan utama dalam struktur perekonomian masayarakat. Hubungan pemerintah
dengan gerakan koperasi bersifat “Kemitraan(partnership)”, dimana pemerintah bertanggung
jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi tercipta dengan baik.
Aliran ini merupakan cerminan sikap yang menginginkan dan memperjuangkan agar prinsip-
prinsip koperasi diberlakukan pada bagian luas kegiatan manusia dan lembaga, sehingga
koperasi memberi pengaruh dan kekuatan yang dominan di tengah masyarakat. M. Hatta dalam
pidatonya tgl. 23 Agustus 1945 dg judul “Indonesia Aims and Ideals”, mengatakan bahwa yang
dikehendaki bangsa Indonesia adalah suatu kemakmuran masyarakat yang berasaskan koperasi
(what we Indonesias want to bring into existence is a Cooperative Commonwealth).
Suatu paham yang menganggap koperasi sebagai suatu bentuk kapitalisme, namun memiliki
suatu perangkat peraturan yang menuju pada pengurangan dampak negatif dari kapitalis.
Paham yang menganggap filsafat koperasi sebagai sesuatu yang berbeda dari kapitalisme
maupun sosialisme, dan karenanya berada di antara kapitalis dan sosialis.
SEJARAH BERKEMBANGYA KOPERASI
Dahulu Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771–1858), yang menerapkannya
pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini
dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) – dengan mendirikan toko koperasi
di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The
Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan
menggunakan prinsip koperasi. Kemudian pada tahun 1844 di Rochdale Inggris, lahirnya
koperasi modern yang berkembang dewasa ini. Hingga pada Th 1852 jumlah koperasi di Inggris
sudah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862 dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian “The
Cooperative Whole Sale Society (CWS). Tahun 1818 – 1888 koperasi berkembang di Jerman
dipelopori oleh Ferdinan Lasalle, Fredrich W. Raiffesen. Tahun 1808 – 1883 koperasi
berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman Schulze. Tahun 1896 di London terbentuklah
ICA (International Cooperative Alliance) maka koperasi telah menjadi suatu gerakan
internasional.
Sejak zaman purbakala sampai sekarang kerjasama merupakan pola hidup masyarakat dengan
segala manifestasinya. Sejarah koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20 . Pada umumnya
sejarah koperasi dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil.
Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari
penderitaan .Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya. Amandemen keempat UUD NRI
Tahun 1945 menjadi langkah awal perubahan sistem perekonomian Indonesia pada era
reformasi. Perubahan tersebut ditegaskan dalam pasal perekonomian yang dirumuskan dalam
bab tersendiri dan diberi judul “Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial”.
Perekonomian Nasional yang dimaksud salah satunya didasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan dan efisiensi berkeadilan. Di Indonesia ide - ide perkoperasian
diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank
untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang tinggi perkoperasian pun selanjutnya
diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo . Dr Sutomo sangat memiliki peranan
bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan rakyat. Pada tahun
1915 dibuat peraturan-peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging dan pada tahun
1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.
Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929 berdiri Partai Nasional
Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk penyebaran koperasi di
Indonesia.
Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan koperasi yang
diberi nama koperasi kumiyai. Setelah bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan
koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya.Hari
itukemudian ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung.
Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin ]sebagai pengganti SOKRI
3. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang
bermodal kecil.
Kesimpulan
Koperasi Indonesia merupakan alat demokrasi ekonomi dan alat pembangun masyarakat, yang
dilandasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang ternyata memiliki keampuhan dalam
memainkan peranan-peranan dalam pembangunan, sudah seyogianya untuk dikembangkan terus
di kalangan rakyat Indonesia.
Sumber refrensi
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Wisnu Chandra Kristiaji, Koperasi Teori dan Praktik
Prof. carunia mulya firdausy, MADE, Ph.D., APU, Koperasi dalam Sistem Perekonomian
Indonesia (2018)
Pusat Penelitian Badan Keahlian Dewan Dewam Perwakilan Rakyat Rebublik Indonesia,
Koperasi dalam Sistem Perekonoian Indonesia (2018)