Anda di halaman 1dari 6

Bogor, 10 April 2017

Perihal : Permohonan Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi

Kepada Yth,
Bapak/Ibu Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
di Jakarta

Dengan hormat,
Teriring salam dan doa saya ucapkan kepada Bapak/Ibu, semoga dalam keadaan sehat
walafiat serta sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dan selalu dalam limpahan
rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan program Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang pemberian bantuan Beasiswa S1 (Mahasiswa On-
Going) dalam Negeri tahun anggaran 2017, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dhea Megalita


Tempat/tanggal lahir :Bogor, 27 November 1997
Alamat : Jl. Kayumanis No.9 Cibadak Bogor
Institusi : Universitas Gunadarma, Depok
Fakultas/Prodi : Psikologi
Status Mahasiswa : Mahasiswa Semester 2, Tahun 2016/2017
NPM : 11516924
IPK S1 : 3,84
Nomor HP/email : +6285717669235/ dheamegalita@gmail.com

Sebagai bahan kelengkapan dan pertimbangan, saya lampirkan berbagai berkas dan
keterangan yang diperlukan. Demikian surat Permohonan ini saya sampaikan, besar harapan
saya untuk terkabulnya permohonan ini. Atas bantuan dan perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan
terima kasih.

Hormat Saya,

Dhea Megalita
PROPOSAL PENGAJUAN
BEASISWA UNGGULAN SARJANA S1 DALAM NEGERI
BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2017

A. PENDAHULUAN

Isu kesehatan dan kesejahteraan menjadi salah satu tujuan yang ditetapkan dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015–2030 yang secara resmi menggantikan
Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015. SDGs menetapkan 17 (tujuh belas)
tujuan yang telah disepakati bersama oleh 193 negara. Ketujuh belas tujuan dalam SDGs
tersebut menjadi agenda penting bagi setiap negara untuk merealisasikan dan mengupayakan
ketercapaiannya. Tujuan-tujuan tersebut direncanakan terwujud dalam berbagai program
pembangunan dan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi setiap warga
negaranya, terlebih di Indonesia.
Salah satu dari ketujuh belas tujuan SDGs tersebut diataranya mengenai isu
kesehatan. Sayangnya, isu kesehatan sering kali merujuk pada sebagian aspek kesehatan itu
sendiri, yakni secara fisik semata. Padahal kesehatan manusia tidak mutlak hanya mengenai
kesehatan tubuh saja tetapi kesehatan manusia berkaitan juga dengan kesehatan mental/jiwa
yang terdapat pada diri setiap manusia itu sendiri. Karena, dalam menjalani kehidupan
sehari-hari setiap manusia membutuhkan keseimbangan antara jiwa dan raga.
Saat ini Indonesia tengah dilanda krisis kesehatan mental yang diakibatkan banyaknya
tekanan yang datang dari lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Kemenkes tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk. Padahal kesehatan jiwa merupakan bagian penting untuk terciptanya sumber daya
manusia yang produktif dan sekaligus merupakan aset bangsa yang berharga. Menjaga
kesehatan jiwa seluruh masyarakat Indonesia merupakan tugas semua pihak. Selain keluarga
sebagai unit terkecil, dibutuhkan pula tenaga professional dalam bidang psikologi untuk
membantu dan mengedukasi masyarakat dalam menjaga dan memulihkan kesehatan jiwa
anggota keluarganya serta menjadi pihak yang memberikan pertolongan psikologis pertama
apabila tampak gejala-gejala yang mengarah pada masalah kesehatan jiwa.
Berdasarkan hal tersebut, besar harapan kami agar Bapak/Ibu dapat membantu
memberikan bantuan beasiswa untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan. Dengan semakin
dinamisnya perkembangan dunia pendidikan dan mutu lulusan perguruan tinggi, maka
perbaikan dan peningkatan sarana penunjang pembelajaran sangat mutlak diperlukan.

B. TUJUAN

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan potensi diri melalui


pendidikan psikologi agar dapat menciptakan para psikolog klinis yang professional di
bidangnya untuk diimplementasikan kepada masyarakat sekitar, guna membantu
menyelesaikan permasalahan dalam isu-isu kesehatan khususnya kesehatan jiwa dan mental.
C. PILIHAN PROGRAM STUDI

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di
dunia termasuk di Indonesia. Faktanya, satu dari empat orang dewasa akan mengalami
masalah kesehatan jiwa. Bahkan, setiap 40 detik di suatu tempat di dunia ada seseorang
yang meninggal karena bunuh diri (WFMH, 2016). Data WHO (2016) menunjukkan,
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia.
Hal ini diperkuat oleh hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2013,
prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah
penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Akan tetapi, jumlah
psikolog di Indonesia untuk menekan data-data di atas masih sangat terbatas. Jumlah
psikolog di Indonesia belum mampu memenuhi minimal kuota standar kesehatan yang
ditetapkan WHO dimana rasio ideal jumlah psikolog berbanding masyarakat adalah
22:100.000 dan jumlah itu belum tercukupi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian
Kesehatan (2015) jumlah psikolog klinis di Indonesia hanya 608 orang sedangkan jumlah
penduduk Indonesia (per 30 Juni 2016) adalah 257.912.349 jiwa.
Oleh karena itu bidang psikologi merupakan sektor yang masih membutuhkan
banyak perhatian. Karena program studi psikologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang
mendalami mental dan perilaku seseorang secara ilmiah. Pemahaman inilah dirasa penting
Untuk menekan kasus kesehatan mental yang terus bertambah setiap tahunnya, dimana akan
berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktifitas manusia untuk
jangka panjang. Manfaat yang didapatkan dari program studi ini diharapkan melahirkan
tenaga psikolog yang dapat membantu Indonesia menangani masalah kesehatan jiwa,
mencapai rasio ideal keberadaan psikolog yang telah ditetapkan oleh WHO, dan dapat
memberikan sumbangsih kepada bangsa melalui penyuluhan dan penelitian terkini tentang
kesehatan jiwa.
D. RENCANA STUDI

Proses studi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma semester 3 direncanakan


akan dimulai pada bulan September 2017. Dalam kurun waktu 6 semester terakhir hingga
bulan September 2019 dengan beban studi 144 SKS (dari semester 1 sampai semester 8),
Sebaran matakuliah akan dijalani dimulai pada semester III dengan total 20 SKS
terdiri dari 7 matakuliah yaitu Kode Etik Psikologi (2 SKS), Psikologi Industri dan
Organisasi (3 SKS), Psikologi Kepribadian 1 (3 SKS), Psikologi Perkembangan 2 (3 SKS),
Psikologi Sosial 1 (3 SKS), Statistika (3 SKS), dan Psikodiagnostika 1 :Pengantar Tes
Psikologi (3 SKS).
Pada semester IV dengan total 21 SKS terdiri dari matakuliah Metodologi Penelitian
Kuantitatif (3 SKS), Filsafat Manusia (2 SKS), Psikologi dan Tekonologi Internet (2 SKS),
Statistika Lanjut (2 SKS), Psikologi Kepribadian 2 (3 SKS), Psikologi Klinis (3 SKS),
Psikologi Sosial 2 (3 SKS), dan Psikodiagnostika 2 :Observasi (3 SKS).
Lalu pada semester V dengan total 21 SKS terdiri dari matakuliah Psikologi
Eksperimen (3 SKS), Metodologi Penelitian Kualitatif (3 SKS), Sosiologi (2 SKS), Inventori
(2 SKS), Psikologi Kesehatan (2 SKS), Psikologi Abnormal (3 SKS), Metode Pengukuran
Intelegensi (3 SKS), dan Psikodiagnostika 3 :Wawancara (3 SKS).
Pada semester VI dengan bobot 20 SKS terdiri dari matakuliah Komputasi Statistik :
SPSS (2 SKS), Ergonomi (2 SKS), Pengembangan Kreativitas dan Keterbakatan (2 SKS),
Psikolohi Anak Khusus (2 SKS), Psikologi Kognitif (2 SKS), Tes Proyektif (2 SKS),
Psikologi Konseling (3 SKS), Psikometri (3SKS), dan Penulisan Ilmiah (2 SKS).
Pada semester VII dengan total 17 SKS terdiri dari mata kuliah Sistem Informasi
Psikologi (2 SKS), Psikologi Kognitif Sains (2 SKS), Aplikasi Psikologi Kognitif Sains
Dalam Teknologi Informasi (2 SKS), Penyusunan Skala Psikologi (2 SKS), Psikologi
Konsumen (2 SKS), Psikologi Manajemen (2 SKS), Psikoterapi (2 SKS), dan Kontruksi Alat
Ukur (3 SKS).
Pada semester terakhir yakni semester VIII, penulis telah fokus untuk penulisan
skripsi dengan total 6 SKS. Rencana ini diharapkan dapat terlaksana dengan lancar sehingga
mampu menyelesaikan studi dalam waktu maksimal 4 tahun.
F. ESTIMASI BIAYA PENDIDIKAN
1. Biaya semester

No Uraian Jumlah
1 Pembayaran SPP Semester 3 Rp 10.450.000
2 Pembayaran SPP Semester 4 Rp 10.450.000
3 Pembayaran SPP Semester 5 Rp 10.450.000
4 Pembayaran SPP Semester 6 Rp 10.450.000
5 Pembayaran SPP Semester 7 Rp 7.250.000
6 Pembayaran SPP Semester 8 Rp 7.250.000
Jumlah Rp 56.300.000

2. Biaya transportasi dan buku

No Uraian Jumlah
1 Pembelian buku penunjang belajar Rp 850.000/semester
2 Transportasi Rp 250.000/bulan

G. PENUTUP

Demikian proposal pengajuan ini saya ajukan dengan harapan dapat menjadi
pertimbangan menjadi penerima beasiswa. Atas perhatian dan kebijaksanaan bapak/ibu, saya
ucapkan terima kasih.

Bogor, 10 April 2017

Dhea Megalita

Anda mungkin juga menyukai