Anda di halaman 1dari 5

RESUME PEDAGOGIK KEJURUAN

“KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN MIKRO (MICRO


TEACHING)”

OLEH

Nama : Eras Sahira Handari (19075148)

Prodi : PKK Tata Boga

Mata Kuliah : Pedagogik Kejuruan

Hari : Kamis, 13.20 -15.50

Dosen Pengampu : Wiwik Indrayeni,M.Pd

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN MIKRO (MICRO
TEACHING)

A. PENGERTIAN KETERAMPILAN BERTANYA

Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru
dalam pengajarannya selalu melibatkan atau menggunakan tanya jawab. Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atau balikan
dari orang lain. (Supriyadi, 2013: 158)

Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan dasar mengajar tingkat dasar dan
keterampilan dasar mengajar tingkat lanjut. Keterampilan dasar mengajar tingkat dasar
mempunyai komponen dasar yang diterapkan dalam mengajukan pertanyaan. Sedangkan
keterampilan dasar mengajar tingkat lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan dasar
mengajar tingkat dasar dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
meningkatkan partisipasi siswa, dan mendorong siswa agar mengambil inisiatif sendiri.
(Saud, 2009: 62).

Kesimpulan dari keterampilan bertanya adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru
dalam melakukan tanya jawab supaya pembelajaran berjalan lancar dan kodusif.
Keterampilan bertanya harus dilakukan dengan berbagai variasi supaya saat melakukan tanya
jawab siswa tidak merasa bosan.

B. TUJUAN PERTANYAAN

Menurut Saud, 2009: 62, Pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa memiliki tujuan,
sebagai berikut:

1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadapsuatu masalah yang sedang
dibicarakan.
2. Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang dibahas.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat siswa dalam belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar.

C. PRINSIP-PRINSIP KETERAMPILAN BERTANYA

1. Kehangatan dan antusias.

Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan


sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari siswa.
Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan
menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.

2. Kebiasaan yang perlu dihindari, menurut (Suwarna, 2005: 76), yaitu

1) Jangan mengulag-ulang petanyaan apabila siswa tidak mampu menjawabnya.

2) Jangan mengulag-ulang jawaban siswa.

3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh


kesempatan untuk menjawabnya.

4) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru
tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah.

5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan, oleh


karena itu pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dulu kepada seluruh siswa baru kemudian
guru menunjuk salah seorang untuk menjawab.

6) Guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki


beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

D. KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA

a. Komponen keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat dasar

1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan guru harus


diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2. Pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, terkadang guru perlu
memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang releven dengan
jawaban yang diharapkan dari siswa.
3. Pemindahan giliran. Ada saatnya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari
seorang siswa, karena jawaban belum benar atau belum memadai. Untuk itu guru
dapat menggunakan teknik pemindahan pemindahan giliran. Mula-mula guru
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian memilih salah seorang siswa
untuk menjawab dengan cara menyebut namanya atau dengan menunjuk siswa itu.
4. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, guru perlu
menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan acak. Ia hendaknya berusaha agar
siswa mendapat giliran secara merata.
5. Pemberikan waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa,
guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah
seorang siswa untuk menjawabnya.
6. Pemberian tuntunan. Bila seorang siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat
menjawab guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu, agar ia dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar.
b. Komponen keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat lanjut

1. Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan


yang dikemukakan oleh guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda
dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu,
dalam mengajukan pertanyaan hendaknya guru berusaha mengubah tuntunan tingkat
kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling rendah, yaitu evaluasi
ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis.
2. Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang
lebih rendah ke lebih tinggi dan kompleks, hendaknya guru dapat mengatur urutan
pertanyaan yang diajukan siswa. Misalnya guru mengajukan pertanyaan ingatan,
setelah itu pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
3. Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai
benar oleh guru tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna, guru dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
4. Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa lebih terlihat secara pribadi dan lebih
bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, hendaknya guru mengurangi atau
menghilangkan peranan sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan
dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan guru tidak segera
menjawab tetapi melontarkan kembali kepada siswa lainnya. (Suwarna, 2005: 73)

E. JENIS-JENIS PERTANYAAN.

Adapun Jenis-Jenis Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom adalah

1. Pertanyaan Pengetahuan (Precall Question atau Legde Question). Pertanyaan yang


mengharapkan jawaban sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah
dipelajari siswa. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan
pengetahuan adalah apa, dimana, kapan, siapa, atau sebutkan. Contoh: Apa nama
ibukota negara Indonesia?
2. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question). Pertanyaan ini menuntut
siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi-informasi
yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang sering digunakan
untuk menyusun pemahaman adalah jelaskan/uraikan dengan kata-katamu sendiri,
bandingkan. Contoh: Jelaskan dengan kata-katamu sendiri tentang pertumbuhan dan
perkembangan!
3. Pertanyaan Penerapan (Aplication Question). Pertanyaan yang menuntut siswa
untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi,
aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya pada suatu kasus atau
kejadian sesungguhnya. Contoh: Tunjukkan bukti bahwa islam sangat memperhatikan
kebersihan!
4. Pertanyaan Analisis (Analysis Question). Pertanyaan yang menuntut siswa untuk
menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasikan motif masalah, mencari bukti-
bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan, dan menarik
kesimpulan berdasarkan informasi-informasi yang ada. Contoh: Setelah kita
membicarakan rantai makanan pada hewan, kesimpulan apa yang dapat kita tarik dari
rantai makanan tersebut?
5. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question). Ciri dari pertanyaan ini jawabannya yang
benar dan tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk
mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan sintesis menuntut siswa
untuk membuat ramalan/prediksi, memecahkan masalah berdasarkan imajinasi, dan
mencari komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi jika seorang manusia tidak memiliki
agama?
6. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question). Pertanyaan semacam ini menghendaki
siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya
terhadap suatu isu. Contoh: Bagaimana penilaianmu tentang politik di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi. 2013. Strategi Belajar & Mengajar. Yogyakarta: Jaya Ilmu.

Udin Syaefudin Saud. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Suwarna, dkk. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai