Anda di halaman 1dari 8

RMK

“NILAI SAHAM”

TEORI PASAR MODAL DAN INVESTASI

Kelompok 6

Anak Agung Mas Prabha Iswara 2181611036


Ni Made Devi Ratnasari 2181611037
Gusti Made Indra Satriawan 2181611045
Ni Ketut Utami Dewi S.Tr.Akt. 2181611048

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
1. NILAI SAHAM

Nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai
pasar (market value), dan nilai instrisik (intrisic value). Nilai buku merupakan nilai
saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham
di pasar saham dan nilai instrisik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Memahami tiga konsep nilai merupakan hal yang perlu dan berguna untuk
mengetahui saham yang bertumbuh (growth) dan murah (undervalued).
Pertumbuhan perusahaan menunjukkan Investment Opportunity Set (IOS) atauset
kesempatan investasi dimasa datang. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio
lebih besar dari nilai satu, yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan
tersebut lebih besar dari nilai bukunya. Nilai pasar dan nilai instrisik dapat
digunakan untuk mengetahui saham-saham yang murah, tepat nilainya atau yang
mahal. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai instrisik menunjukkan bahwa saham
tersebut dijual dengan harga murah karena investor membayar saham lebih kecil
dari yang seharusnya dibayar.

2. NILAI BUKU dan Nilai lainnya yang Berhubungan

Nilai buku adalah suatu nilai saham menurut pembukuan suatu perusahaan atau
emiten. Untuk menghitung nilai uku suatu saham, terdapat beberapa nilai yang
dipergunakan sebagai acuan perhitungannya. Nilai yang berhubungan ini antara
lain:

a. Nilai Nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban
yang ditetapkan untuk tiap lembar saham. Nilai nominal ini merupakan
modal per lembar yang secara hukum harus ditahan diperusahaan untuk
proteksi pada kreditor yang tidakdapat diambil oleh pemegang saham.
b. Agio Saham (additional paid-in capital atau in excess of par value)
merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
dengan nilai nominal sahamnya. Agio saham ditampilkan pada laporan
posisi keuangan dalam nilai total yaitu agio per lembar dikalikan dengan
jumlah lembar yang dijual.
c. Nilai Modal Disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh
pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham
preferen atau dengansaham biasa. Nilai modal disetor adalah penjumlahan
total nilai nominal ditambah dengan agio saham.
d. Laba Ditahan (retained earnings) adalah laba yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham. Laba yang tidak dibagi diinvestasikan kembali ke
perusahaan sebagai sumber dana internal. Laba ditahan dalam penyajiannya
di laporan posisi keuangan menambah total laba disetor. Karena laba
ditahan ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan tidak
dibagikan, maka nilai ini akan menambah ekuitas pemilik saham di laporan
posisi keuangan.
e. Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih
(net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu
lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas
pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas
dibagi dengan jumlah saham yang beredar
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Jika perusahaan mempunyai dua kelas saham, yaitu saham preferen dan
saham biasa. Maka perhitungan nilai buku per lembar untuk masing – masing
kelas saham lebih rumit dibandingkan hanya mempunyai saham biasa saja.
Adapun perhitungan nilai buku per lembarsaham untuk dua macam kelas saham
adalah sebagai berikut ini:

a. Hitung nilai ekuitas saham preferen dihitung dengan mengalikan nilai


tebus ditambah dengan dividends in arrears dengan lembar lembar
saham preferen yang beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan, maka nilai
nominal yang digunakan.
b. Hitung nilai ekuitas saham dihitung dengan mengurangi nilai total
ekuitas dengan nilai ekuitas saham preferen.
c. Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham
biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar
3. NILAI PASAR

Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku
merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai
pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

Nilai pasar menandakan sejumlah Rupiah yang harus dibayarkan oleh


investor untuk memperoleh satu Rupiah earning (laba) perusahaan yang
dilaporkan. Brigham dan Houston (2014:150) menjelaskan Price to Earning Ratio
(PER) adalah perbandingan harga per lembar saham terhadap laba per lembar
saham.

4. NILAI INTRINSIK

Nilai sebenarnya dari saham yang diperdagangkan disebut dengan nilai


fundamental ataunilai intrinsik. Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk
menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental
(fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (company analysis) dan
analisis teknis (technical analysis). Analisis fundamental menggunakan data
fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba,
dividen yang dibayar, penjualan, dan lain sebagainya) sedangkan analisis teknis
menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham)
untuk menentukan nilai dari saham. Analisis teknis banyak digunakan oleh praktisi
dalam menentukan harga saham, sedangkan analisis fundamental banyak
digunakan oleh akademisi. Ada dua pendekatan untuk menghitung nilai saham
melalui analisis fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (present value
approach) dan pendekatan PER (P/E ratio approach)

- Pendekatan Nilai Sekarang

Pendekatan nilai sekarang juga disebut metode kapitalisasi laba karena


melibatkan proseskapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi
nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai dari perusahaan tergantung
prospek perusahaan tersebut di masa mendatang dan prospek ini merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kasdimasa depan, maka nilai
perusahan tersebut dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai- nilai arus kas
(cash flow) di masa depan menjadi nilai sekarang.
P0 = Nilai Sekarang dari perusahaan (value of firm)

t = periode waktu ke t dari y=1 sampai ∞

k = Suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian yang diinginkan
(required rate of return)

Arus kas merupakan komponen dalam penentuan nilai perusahaan. Sebagai


alternatif dari arus kas, laba juga dapat digunakan untuk menghitung nilai
perusahaan. Laba (earnings) dapat ditahan sebagai sumber dana internal atau
dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan alasan, bahwa dividen merupakan satu-
satunya arus pendapatan yang diterima oleh investor, model diskonto dividen dapat
digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai
intrinsik saham sebagai berikut.

Dt = dividen yang dibayarkan periode ke-t

Rumus diatas juga dapat dituliskan sebagai berikut:

- Pembayaran Deviden Tidak Teratur

Kenyataannya beberapa perusahaan membayar dividen dengan tidak


teratur, dividen tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk
periode-periode tertentu tidak membayar dividen sama sekali (misalnya dalam
periode masa rugi atau kesulitan likuiditas).
- Deviden Konstan Tidak Bertumbuh (Zero-Growth Model)

Umumya perusahaan enggan memotong dividen karena pengurangan


dividen dianggap sinyal jelek oleh investor. Jika perusahaan membayar dividen
konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu yaitu D maka nilai intrinsik
harga saham menjadi:
𝐃
𝐏𝟎 =
𝐤
Kasus dividen konstan umumnya dilakukan untuk menilai saham preferen
karena dividen saham preferen biasanya adalah konstan yang umumnya
dinyatakan dalam persentasi dari nilai nominalnya.

- Pertumbuhan Dividen Konstan (Constant-Growth Model)

Bentuk lain dari model diskonto dividen adalah untuk kasus dividen yang
bertumbuh secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Jika dividen
periode awal adalah D0 maka dividen periode kesatu adalah D0 (1+g) (1+g) atau
D0 (1+g)2 dan seterusnya. Rumus untuk menghitung nilai intrinsik dengan
dividen pertumbuhan konstan dikenal dengan model Gordon yang dikembangkan
oleh Myron J. Gordon.

- Harga Jual Akhir

Model diskonto dividen seperti dijelaskan sebelumnya, mengasumsikan


bahwa arus dividen sifatnya adalah infiniti, yaitu dividen dibayar secara terus
sampai periode ∞ (tak berhingga). Investor yang menyukai dividen dan tidak akan
menjual sahamnya akan menerima arus dividen seperti yang diasumsikan. Akan
tetapi tidak semua investor akan memegang saham selamanya, investor seperti ini
biasanya mementingkan capital gain dibandingkan dividen. Capital gain
merupakan keuntungan penjualan saham akibat selisih dari harga jual saham
dengan harga belinya. Untuk investor seperti ini harga jual akhir yang diterima
perlu dipertimbangkan sebagai arus kas yang harus masuk ke dalam rumus model
dividen diskonto sebelumnya.
Alternatif selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam
menghitung nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba
perusahaan. Salah satu pendekatan yang popular yang menggunakan nilai
earnings adalah pendekatan PER (price earning ratio) atau disebut juga
pendekatan earning multiplier.
Referensi

Hartono, Jogiyanto. 2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi


Kesepuluh.BPFE:Yogyakarta.

Putranto, Ashari Dwi (2018) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan
Nilai Pasar Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016). Sarjana thesis,
Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai