Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Arifah

NIM : 041911333010

Mata Kuliah : Pengelolaan Keuangan Daerah

Resume : Minggu ke-5

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN DI BENDAHARA

Definisi Keuangan Daerah


Penatausahaan keuangan daerah sebagai bagian dari pengelolaan keuangan daerah
memegang peranan penting dalam proses keuangan daerah secara keseluruhan. Keuangan
daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.

Asas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah


 Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/pengeluaran,
dan orang atau badan yang menerima atau menguasai uang/barang/kekayaan daerah,
wajib menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
 Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan
surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD bertanggung jawab atas
kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti yang
dimaksud.

Dasar Hukum Pelaksanaan dan Penatausahaan


 Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019
 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Pemerintahan Daerah
 UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 Permendagri 77 tahun 2020 tentang Pedoman Teknis pengelolaan Keuangan Daerah

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN KAS

Definisi Pelaksanaan & Penatausahaan Penerimaan Kas


Merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor,
membayar, menyerahkan dan mempertanggung jawabkan penerimaan uang yang berada
pengelolaan SKPD dan/atau SKPKD.
Dokumen Penatausahaan Penerimaan
 Anggaran kas;

 DPA-SKPD

 Buku Kas Umum;

 Rekapitulasi Penerimaan Harian (RPH);

 Surat ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah);

 Surat ketetapan Retribusi Daerah (SKRD);

 Surat Tanda Setoran (STS);

 Bukti Penerimaan lainnya yang sah;

 Nota Kredit Bukti Setoran;

 Buku simpanan/Bank;

 Perincian Penerimaan per rincian obyek;

 Registrasi penerimaan Kas.

PROSES PENATAUSAHAAN PENERIMAAN KAS

1. Penatausahaan Penerimaan melalui Bendahara penerimaan

2. Penatausahaan Penerimaan melalui Bendahara Penerimaan Pembantu

3. Penatausahaan Penerimaan melalui Badan, Lembaga Keuangan atau Kantor Pos.

Proses Penatausahaan Penerimaan melalui Bendahara Penerimaan


 Pihak ketiga mengisi surat tanda bukti pembayaran berdasarkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) dan tanda bukti
lainnya yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Bendahara penerimaan mengisi surat tanda setoran (STS) sebagai tanda bukti
penyetoran penerimaan.
 Bendahara penerimaan menerima uang dan mencocokkan antara surat tanda bukti
pembayaran, STS, dan SKP-Daerah/SKRD/tanda bukti penerimaan lainnya yang sah.

Dokumen Penatausahaan Penerimaan melalui Bendahara Penerimaan

 Buku Kas Umum

 Rekapitulasi penerimaan Harian (RPH).


 Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah).

 Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD).

 Surat Tanda Bukti pembayaran.

 Surat Tanda Setoran (STS).

 Bukti Penerimaan lainnya yang sah.

Penatausahaan Penerimaan Melalui Bendahara Penerimaan Pembantu


Bendahara penerimaan pembantu dapat dibentuk oleh Kepala SKPD dengan Keputusan
Kepala Daerah dengan alasan :

 pendapatan daerah yang tersebar;


 jumlah pungutan setoran dinilai terlalu kecil;
 kondisi geografis wajib pajak dan atau wajib retribusi yang tidak memungkinkan

Proses Penatausahaan Penerimaan Melalui Bendahara Penerimaan Pembantu


 Pihak ketiga mengisi surat tanda bukti pembayaran berdasarkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKP-Daerah), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) dan tanda
bukti lainnya yang sah sesuai ketentuan peraturan perundangan.
 Bendahara penerimaan pembantu mengisi surat tanda setoran (STS) sebagai tanda
bukti penyetoran penerimaan.
 Bendahara penerimaan pembantu menerima uang dan mencocokkan antara surat
tanda bukti pembayaran, STS, dan SKP-Daerah/SKRD/tanda bukti penerimaan
lainnya yang sah
 Menyetorkan ke kas daerah menggunakan STS

Dokumen-Dokumen yang Digunakan Oleh Bendahara Penerimaan Pembantu


 Buku Kas Umum
 Rekapitulasi Penerimaan Harian (RPH)
 Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPDaerah)
 Surat Ketetapan retribusi Daerah (SKRP)
 Surat Tanda Bukti Pembayaran
 Surat Tanda Setoran (STS)
 Bukti penerimaan lainnya yang sah.

Penatausahaan Penerimaan Melalui Badan, Lembaga Keuangan atau Kantor Pos


 Kepala Daerah dapat menunjuk bank, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos
yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan
 Bank, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos menyetor seluruh uang yang
diterimanya ke rekening kas umum daerah paling lambat satu hari kerja terhitung
sejak uang diterima
 Bank, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah melalui BUD

Teknis Penerimaan Melalui Badan, Lembaga Keuangan atau Kantor Pos


 PPKD menyerahkan SKP daerah kepada bendahara penerimaan dan wajib pajak
 Pengguna Anggaran menyerahkan SKR Daerah kepada Bendahara Penerimaan dan
Wajib Pajak/Retribusi.
 Kasda menerima uang dari Wajib Pajak/Retribusi kemudian membuat Bukti Setoran
dan Nota Kredit. Bukti Setoran diserahkan kepada Wajib Pajak/Retribusi sedangkan
Nota Kredit diserahkan kepada BUD.
 Bendahara Penerimaan akan menerima Slip Setoran/Bukti Lain yang Sah dari Wajib
Pajak/Retribusi atau mendapatkan salinannya dari Bank (tergantung mekanisme yang
diberlakukan) dan akan menggunakannya sebagai dokumen sumber dalam
penatausahaan penerimaan bersama-sama dengan SKP-Daerah/SKR

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PENGELUARAN KAS

Definisi Penatausahaan Pengeluaran


Penatausahaan pengeluaran merupakan serangkaian proses kegiatan menerima,
menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran
uang yang berada dalam pengelolaan SKPD dan/atau SKPKD.

Pejabat yang Terlibat pada Penatausahaan Pengeluaran


Penatausahaan pengeluaran daerah pada tingkat SKPD dilaksanakan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/PKA), Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan
Bendahara Pengeluaran, serta Bendahara Pengeluaran Pembantu jika diperlukan.
Penatausahaan pengeluaran daerah pada tingkat SKPKD dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah (PPKD selaku BUD) dan Kuasa
Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD).

Dokumen Penatausahaan Pengeluaran


1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD).
2. Anggaran kas.
3. Surat Penyediaan Dana (SPD).
4. Register SPD.
5. Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terdiri dari : SPP-Uang Persediaan (SPP-
UP), SPP-Ganti Uang Persediaan (SPP-GU). SPP-Tambahan Uang (SPP-TU).
SPP-Langsung (SPP-LS).
6. Register SPP.
7. Surat Perintah Membayar (SPM).
8. Register SPM.
9. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
10. Register SP2D.
11. Buku Kas Umum.
12. Buku Simpanan/Bank.
13. Buku Panjar.
14. Buku Pajak PPN/PPh.
15. Register Penutupan Kas.
16. Perincian Pengeluaran per Rincian Obyek.
17. Surat Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran (SPJ-Pengeluaran).
18. Permintaan pembayaran dilakukan melalui penerbitan SPP-LS, SPP-UP, SPP-GU,
dan SPP-TU.

● PPTK mengajukan SPP-LS melalui pejabat penatausahaan keuangan pada SKPD


kepada pengguna anggaran/Kuasa pengguna anggaran paling lambat 3 hari kerja
setelah diterimanya tagihan dari pihak ketiga.

● Bendahara pengeluaran melalui pejabat penatausahaan keuangan pada SKPD


mengajukan SPP-UP kepada pengguna anggaran setinggi-tingginya untuk keperluan
satu bulan.

● Untuk Penggantian dan Penambahan uang persediaan, bendahara pengeluaran


mengajukan SPP-GU dan/atau SPP-TU

● Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran mengajukan permintaan uang


persediaan kepada kuasa BUD dengan menerbitkan SPM-UP.

● Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran mengajukan penggantian uang


persediaan yang telah digunakan kepada kuasa BUD, dengan menerbitkan SPM- GU
yang dilampiri bukti asli pertanggungjawaban atas penggunaan uang persediaan
sebelumnya.

● Dalam hal uang persediaan tidak mencukupi kebutuhan, pengguna anggaran/kuasa


pengguna anggaran dapat mengajukan tambahan uang persediaan kepada kuasa BUD
dengan menerbitkan SPM-TU

● Kuasa BUD menerbitkan SP2D atas SPM yang diterima dari pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran yang ditujukan kepada bank operasional mitra
kerjanya paling lama 2 (dua) hari kerja sejak SPM diterima.

● Kuasa BUD berhak menolak permintaan pembayaran yang diajukan pengguna


anggaran/kuasa pengguna anggaran bilamana Pengeluaran tersebut melampaui
pagu;dan/atau tidak didukung oleh kelengkapan dokumen sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Jika Kuasa BUD menolak permintaan pembayaran, SPM
dikembalikan paling lama 1 (satu) hari kerja setelah diterima.

Anda mungkin juga menyukai