Anda di halaman 1dari 14

HUKUM DAN HUKUM PAJAK

NAMA :

A. ADELIA RANA ATHAYA WIDIANTARI (17430053)


B. PUPUT YULIANA (16430060)
C. GRACE ANGELIA (17430030)
D. ELLY ALFIATUN (17430032)

Page 1 of 14
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Fungsi dan Tujuan Hukum
Pajak” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.

Dengan segala kemampuan kami yang terbatas, makalah ini mencoba menguraikan
tentang tema, topik, dan judul. Dan dengan adanya mekalah ini kami berharap sedikit membantu
para pembaca dan kami pribadi selaku penulis dalam memahami cara menentukan tema, topik,
dan judul yang baik dan benar.

Kami menyadari bahwa dalam Penulisan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki kualitas Makalah.

Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi kami dan umumnya bagi
kita semua yang membacanya.

Page 2 of 14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 4
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................... 5

A. Definisi Pajak............................................................................................................. 5
B. Fungsi Pajak............................................................................................................... 7
C. Jenis Pajak.................................................................................................................. 8
D. Hukum Pajak……………………………………………………………………….. 10

BAB III. PENUTUP.................................................................................................. 13


A.    Kesimpulan ................................................................................................................ 13
B.     Saran .......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

Page 3 of 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Baru-baru ini pemerintah sedang berbenah diri dalam hal pengurusan perpajakan. Saat ini 
dikenal istilah self assignment. Setiap wajib pajak dipercayakan untuk melaporkan kekayaannya
sendiri, menghitung sendiri pajak yang dikenakan dan membayar sendiri pajak tersebut ke Bank.
Dalam hal ini bisa kita lihat bahwa pemerintah mempercayakan segala sesuatu tentang
pengurusan pembayaran pajak kepada wajib pajak itu sendiri.
Dan merupakan kewajiban kita untuk menjawab kepercayaan yang telah diberikan
pemerintah dengan menyelesaikan pembayaran pajak dengan bersih, jujur, dan adil.
Namun, tetap saja terjadi kekisruhan dalam pelaksanaannya. Karena itulah diperlukan suatu tata
cara yang bisa mengatur proses pemungutan pajak itu sendiri. Suatu hukum pajak yang
memberikan batasan-batasan dan sanksi yang jelas dalam proses pemungutan pajak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pajak ?


2. Bagaimana Fungsi dari pajak?
3. Apa saja jenis – jenis pajak?
4. Apa yang dimaksud dengan Hukum Pajak?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pajak dan Hukum Pajak.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri, Fungsi, dan jenis dari pajak
3. Untuk mengetahui tugas dan jenis dari hukum Pajak.

Page 4 of 14
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pajak
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak akan
merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan
umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah
untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan
pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian Pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara
Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal
tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat subjektif dan
syarat objektif. Yaitu warga negara yang memiliki Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
lebih dari Rp4.500.000 per bulan. Jika Anda adalah karyawan/pegawai, baik karyawan
swasta maupun pegawai pemerintah, dengan total penghasilan lebih dari Rp4.500.000,
maka wajib membayar pajak. Jika Anda adalah wirausaha, maka setiap penghasilan akan
dikenakan pajak sebesar 1% dari total penghasilan kotor/bruto (berdasarkan PP 46 tahun
2013).
2. Pajak Bersifat Memaksa Untuk Setiap Warga Negara
Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif, maka wajib
untuk membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika seseorang
dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada ancaman
sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.

Page 5 of 14
3. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung
Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat parkir,
maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak seperti itu.
Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara. Jadi ketika
membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung menerima manfaat pajak yang
dibayar, yang akan Anda dapatkan berupa perbaikan jalan raya di daerah Anda, fasilitas
kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak Anda, dan lain-lainnya.
4. Berdasarkan Undang-undang
Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-undang
yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak.

Sebagai sumber pendapatan utama negara, pajak memiliki nilai strategis dalam perspektif
ekonomi maupun hukum. Berdasarkan 4 ciri di atas, pajak dapat dilihat dari 2 perspektif, yaitu:

a) Pajak dari perspektif ekonomi


Hal ini bisa dinilai dari beralihnya sumber daya dari sektor privat
(warga negara) kepada sektor publik (masyarakat). Hal ini memberikan gambaran
bahwa pajak menyebabkan 2 situasi menjadi berubah, yaitu:
 Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya
untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa.
 Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang
dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
b) Pajak dari perspektif hukum
Perspektif ini terjadi akibat adanya suatu ikatan yang timbul karena
undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk
menyetorkan sejumlah dana tertentu kepada negara. Di mana negara mempunyai
kekuatan untuk memaksa dan pajak tersebut dipergunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini memperlihatkan bahwa pajak yang
dipungut harus berdasarkan undang-undang, sehingga menjamin adanya
kepastian hukum, baik bagi petugas pajak sebagai pengumpul pajak maupun
bagi wajib pajak sebagai pembayar pajak.

Page 6 of 14
B. Fungsi Pajak
Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara, khususnya
pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara dalam membiayai seluruh
pengeluaran yang dibutuhkan, termasuk pengeluaran untuk pembangunan. Sehingga pajak
mempunyai beberapa fungsi, diantaranya :
1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)
Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan dana
atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai pembangunan nasional atau
pengeluaran negara lainnya. Sehingga fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara yang
memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.
2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)
Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam
lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:
 Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.
 Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti: pajak
ekspor barang.
 Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari dalam
negeri, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian agar
semakin produktif.
3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)
Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian
pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian, seperti:
untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan ekonomi atau deflasi, pemerintah
menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar dapat ditambah dan deflasi dapat di atasi.

Page 7 of 14
Keempat fungsi pajak di atas merupakan fungsi dari pajak yang umum dijumpai di
berbagai negara. Untuk Indonesia saat ini pemerintah lebih menitik beratkan kepada 2 fungsi
pajak yang pertama. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia
adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.

Tanggung jawab atas kewajiban membayar pajak berada pada anggota masyarakat
sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut, sesuai dengan sistem self assessment yang dianut
dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak, sesuai fungsinya berkewajiban
melakukan pembinaan, penyuluhan, pelayanan, serta pengawasan kepada masyarakat. Dalam
melaksanakan fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak

C. Jenis Pajak
Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah dari masyarakat atau wajib pajak,
yang dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek pajak serta subjek pajak.
1. Jenis Pajak Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung dan
pajak langsung.
a) Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak
bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak
dapat dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau
perbuatan tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak
penjualan atas barang mewah, di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual
barang mewah.
b) Pajak Langsung (Direct Tax)
Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib
pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat
ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Pajak langsung

Page 8 of 14
harus ditanggung seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada
pihak yang lain. Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak penghasilan.
2. Jenis Pajak Berdasarkan Instansi Pemungut
Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak
daerah dan pajak negara.
a) Pajak Daerah (Lokal)
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah dan terbatas
hanya pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang dipungut Pemda Tingkat II maupun
Pemda Tingkat I. Contohnya: pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, dan masih
banyak lainnya.
b) Pajak Negara (Pusat)
Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi
terkait, seperti: Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan Cukai, maupun kantor inspeksi pajak yang
tersebar di seluruh Indonesia. Contohnya: pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan,
pajak bumi dan bangunan, dan masih banyak lainnya. Semua pengadministrasian yang
berhubungan dengan pajak pusat, dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak serta Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Sedangkan
pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak daerah, dilaksanakan di Kantor
Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah di bawah Pemerintah Daerah
setempat.
3. Jenis Pajak Berdasarkan Objek Pajak dan Subjek Pajak
Berdasarkan objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak
objektif dan pajak subjektif.
a) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya.
Contohnya: pajak impor, pajak kendaraan bermotor, bea materai, bea masuk dan masih
banyak lainnya.
b) Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya.
Contohnya: pajak kekayaan dan pajak penghasilan.

Page 9 of 14
D. Hukum Pajak
a) Definisi Hukum Pajak
Hukum pajak menurut Rochmat Soemitro adalah suatu kumpulan peraturan yang
mengatur antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. hukum
pajak menerangkan mengenai siapa saja wajib pajak (subjek) dan apa kewajiban-kewajiban
mereka terhadap pemerintah, hak-hak pemerintah, objek-objek apa saja yang dikenakan pajak,
cara penagihan, cara pengajuan keberatan-keberatan, dan sebagainya.
Hukum pajak disebut juga hukum fiscal yang berarti adalah keseluruhan dari peraturan-
peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan
menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas negara.
Hukum pajak merupakan suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antara pemerintah sebagai pemunggut pajak dan rakatnya sebagai pembayar pajak. (Erly
Suandi:2002)
Hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang
pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada
masyarakat dengan melalui kas negara , sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik, yang
mengatur hubungan-hubungan hukummantar negara dan orang-orang atau badan-badan (hukum)
yang berkewajiban membayar pajak (wajib pajak) (Santoso Brotodiharjo:2003).
Hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antara pemerintah sebagai pemungut pajak dengan rakyat sebagai pembayar pajak.
(Bohari:2003,)
Hukum pajak merupakan anak bagian dari hukum administrative, meskipun ada yang
menghendaki agar hukum pajak diberikan tempat tersendiri disamping hukum adminuistratif
yang diartikan sebagai otonomi hukum pajak karena hukum pajak mempunyai tugas yang
bersifat lain daripada hukum administrative yaitu hukum pajak dipergunakan juga sebagai alat
untuk menentukan politik perekonomian, selain itu hukum pajak pada umumnya mempunyai
tata tertib dan istilah tersendiri untuk lapangan pekerjaannya.

Page 10 of 14
Beberapa hal yang diatur dalam hukum pajak :
 Siapa yang menjadi subjek pajak dan wajib pajak
 Objek apa saja yang menjadi objek pajak
 Kewajiban pajak terhadap pemerintah
 Timbul dan hapusnya utang pajak
 Cara penagihan pajak
 Cara mengajukan keberatan dan banding
b) Tugas Hukum Perpajakan
Menelaah keadaan-keadaan dalam masyarakat yang dapat dihubungkan dengan
pengenaan pajak, merumuskannya dalam peraturan-peraturan hukum dan menafsirkan
peraturan-peraturan hukum itu. yang penting disini adalah tidak boleh diabaikan latar
belakang ekonomis dari keadaan-keadaan dalam masyarakat.
Luasnya hukum perpajakan erat hubungannya dengan klehidupan masyarakat
terutama dibidang kehidupan ekonomi dalam masyarakat, maka peraturan-peraturan
perpajakan sering berubah-ubah atau mengharuskan perubahan-perubahan peraturan
pajaknya. Artinya cara pengatran pajak harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
sebagai reaksi dari perubahan dalam kehidupan ekonomi masyarakat itu.
Hukum pajak dibedakan atas :
1. Hukum pajak material

Yaitu : memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan


pajak dan siapa-siapa yang dikecualikan dengan pajak dan berapa yang
harus dibayar.

2. Hukum pajak formal

Yaitu : memuat ketentuan-ketentuan bagaimana mewujudkan


hukum pajak material menjadi kenyataan.

c) Kedudukan Hukum Pajak Di Indonesia


Sistem hukum pajak yang berlaku di Indonesia saat ini adalah civil law system
atau sistem Eropa kontinental. Didalam sistem ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu
hukum privat dan hukum publik.

Page 11 of 14
Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara sesama individu
dalam kedudukan yang sederajat, misalnya hukum perjanjian, hukum kewarisan, hukum
keluarga, dan hukum perkawinan.
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
warga negara atau dengan kata lain, hukum yang mengatur kepentingan umum. Hukum
publik ini berurusan dengan hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah
kenegaraan serta negara bagaimana melaksanakan tugasnya.
d) Ketentuan Umum Perpajakan di Indonesia
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah segala pengertian, ketentuan,
peraturan dan hal-hal yang menyangkut perpajakan menurut Undang-Undang No. 6
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 16 Tahun 2000 (UU KUP).

Page 12 of 14
BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Dari Uraian di atas, maka dapat kami ambil kesimpulan bahwa pajak adalah pungutan wajib
yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan
masyarakat umum Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang
yang memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu sendiri.
Hukum Pajak dibagi menjadi 2, yaitu hukum pajak materiil dan hukum pajak formil.

B.     Saran
Demikian Makalah ini kami susun, kami menyadari banyaknya kekurangan dalam
Makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah kami perlukan.
Semoga dengan makalah ini, kami dapat memberikan gambaran tentang apa itu pajak dan
hukum pajak. Akhirnya dengan mengucap syukur Alhamdulillah, semoga apa yang kami
kerjakan bermanfaat dan diridhoi oleh Allah S.W.T. Amin.

Page 13 of 14
DAFTAR PUSTAKA
o http://makalahbersamauntukdimiliki.blogspot.co.id/2014/06/makalah-perpajakan.html
o https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/pengertian-pajak-fungsi-
dan-jenis-jenisnya?espv=1
o http://pangeranarti.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-hukum-pajak-lengkap-.html?m=1

Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai