Anda di halaman 1dari 7

INSEMINASI BUATAN PADA SAPI

BETINA

Inseminasi Buatan pada sapi(kawin suntik) adalah


suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani
(spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan
telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak
jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut
‘insemination gun‘.
Pertama kali teknik ini diterapkan pada tahun 1780
oleh seorang asal Italia bernama Lazzaro Spallanzani
yang dilakukan terhadap seekor anjing. Bukan cuman
anjing saja, melainkan proses ini juga sering dilakukan
terhadap domba, kuda, sapi, babi, dan masih banyak lagi
jenis mamalia yang lain.
Sedangkan untuk proses pengembangannya terus
berjalan dari waktu ke waktu, dan kemajuan pesat
dalam bidang Inseminasi Buatan ini sangat dipercepat
dengan adanya penemuan teknologi pembekuan semen
sapi yang telah dipelopori oleh C. Polge, A.U. Smith dan
A.S. Parkes dari Inggris pada tahun 1949.
Mereka telah berhasil menyimpan semen dalam
waktu yang cukup panjang dengan suhu hingga -79
derajat celcius menggunakan CO2 alias dry ice.
Kemudian pembekuan ini disempurnakan lagi dengan
menggunakan nitrogen cair yang bisa menahan lebih
lama dan makin praktis.
Tujuan Inseminasi Buatan :
a) Memperbaiki mutu genetika ternak;
b) Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa
ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya ;
c) Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul
secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
d) Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan
teratur;
e) Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

Perhatikan Gambar Berikut :


Ketepatan waktu mengawinkan sapi merupakan
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
kebuntingan dari pelaksanaan inseminasi butan. Waktu
yang tepat untuk mengawinkan sapi betina yaitu ketika
sapi tersebut sedang birahi.
Sapi betina hanya mau menerima pejantan untuk
perkawinan hanya ketika birahi saja.Kemudian diikuti
dengan terjadinya ovulasi. Sementara sapi pejantan
yang normal akan siap melakukan perkawinan kapan
saja jika ada betina yang birahi.Anggota tim Divisi
Reproduksi Balai Besar Kesehatan Hewan (BBPKH)
Cinagara,drh. Ristaqul H Belgania, menjelaskan,
ketepatan deteksi birahi peternak sangat menentukan
keberhasilan perkawinan sapi karena berhubungan
dengan ketepatan waktu menginseminasi, seperti dikutip
dari laman Kementerian Pertanian.
Siklus birahi sapi umumnya sepanjang 18--21 hari,
rataan lama birahi pada sapi dewasa 17,8 jam dengan
kisaran 2,5-28 jam, sedangkan untuk sapi dara (usia
muda) adalah 15,3 jam. Sapi potong dan sapi perah di
daerah tropis memiliki rata-rata sikulus birahi lebih
pendek yakni 13-15 jam dibanding subtropis. Pada
umumnya sapi memperlihatkan gejala birahi pada
malam dan pagi hari.
Periode estrus merupakan masa keinginan kawin
yang ditandai manifestasi birahi dengan perubahan
secara fisik dan tingkah laku. Sapi menjadi gelisah, sering
melenguh, nafsu makan berkurang bahkan bisa hilang
sama sekali.Perubahan fisik yang terlihat adalah vulva
tampak semakin membengkak, berwarna merah tua,
dan mengeluarkan lendir yang jernih seperti putih telur
serta bila diraba terasa hangat. Selama periode ini folikel
terus berkembang dengan cepat.
Sapi betina yang sedang berada di periode estrus ini
apabila dikumpulkan dengan sesama betina akan diam
bila dinaiki (standing heat). Gejala ini adalah yang
terpenting dibandingkan gejala lainnya. Ekor biasanya
diangkat dan lendir transparan menggantung di vulva
atau terdapat di pantat atau eekor.
Waktu pengamatan birahi yang baik adalah di pagi
hari, siang atau sore hari ketika sapi beristirahat,
sedangkan waktu mengawinkan yang ideal adalah saat
puncak birahi, sekitar 12 jam setelah tanda birahi awal
teramati. Artinya, jika di pagi hari teramati tanda birahi
maka sapi dikawinkan pada sore hari, dan bila teramati
birahi pada sore hari maka dikawinkan besok paginya
sebelum jam 112.0.
Banyak studi telah melaporkan bahwa angka
kebuntingan terbaik diperoleh apabila inseminasi buatan
dilakukan pada waktu pertengahan estrus hingga akhir
estrus. Jadi sapi yang menunjukkan estrus pagi hari
dilakukan inseminasi buatan pada sore hari berikutnya
dan sebaliknya, sapi yang menunjukkan estrus sore hari,
dilakukan inseminasi buatan pagi hari berikutnya.
(Sariagri/Marthin)

Keuntungan Inseminasi Buatan(IB) :


a) Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
b) Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
c) Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina
(inbreeding);
d) Dengan peralatan dan teknologi yang baik
spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang
lama;
e) Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa
tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
f) Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat
perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
g) Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama
penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
Kekurangan Inseminasi Buatan(IB) :
 Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu
pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi
terjadi kebuntingan;
 Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila
semen beku yang digunakan berasal dari pejantan
dengan breed / turunan yang besar dan
diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed
kecil;
 Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila
menggunakan semen beku dari pejantan yang sama
dalam jangka waktu yang lama;
 Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat
genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak
dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak
melalui suatu progeny test).

Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai