Anda di halaman 1dari 29

CRITICALBOOKSREVIEW

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Dra. Sorta Simanjuntak M.Si

Disusun Oleh :

NAMA :ASKA KHAIRANI


NIM : 4211141008
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

JURUSANBIOLOGI
PROGRAMSTUDIPENDIDIKANBIOLOGI
FAKULTASMATEMATIKADANILMUPENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS NEGERIMEDAN
MARET2022
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical book report ini
dengan judul buku “Critical Book Review”. Adapun Critical Book Review ini dibuat guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Semoga Critical Book
Review ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Dalam penulisan Critical Book Review
ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu, Ibu Sorta Simanjuntak
M.Si, selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan dan kepada teman-teman saya yang memberi
dukungan dan doa.
Penulis menyadari bahwa Critical book Review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan
kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam Critical Book Review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.

Medan,8 Maret2022

TimPenyusun

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I .......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 1
1.3 Manfaat .............................................................................................. 1
1.4 Identitas buku ..................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................... 3
RINGKASAN BUKU ................................................................................. 3
2.1 Ringkasan Buku .................................................................................... 3
BAB III ........................................................................................................ 15
PEMBAHASAN ......................................................................................... 15
3.1 Kelebihan Buku ..................................................................................... 15
3.2 Kekurangan Buku .................................................................................. 16
BAB IV........................................................................................................ 16
PENUTUP ................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
4.2 Saran ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Psikologi pendidikan sampai saat ini dirasakan sangat penting kehadirannya dirasakan
bagi tenaga pendidik terlebih baik calon pendidik di lembaga kependidikan. Dengan dasar
tersebut kehadiran literatur-literatur yang menyangkut bidang psikologi dan pendidikan
tetap diharapkan memperkaya khazanah pengetahuan kependidikan.
Secara akademis psikologi pendidikan sebagai mata kuliah diharapkan mampu
memberikan muatan teori dan keterampilan bagi mahasiswa yang mempelajarinya agar
lebih menguasai bidang kependidikan. Secara keilmuan Psikologi Pendidikan diharapkan
tidak sekedar pengembangan mata kuliah ilmu-ilmu pendidikan di lembaga kependidikan,
akan tetapi menjadi dasar bagi upaya pembinaan dan pengembangan profesi keguruan
baik sebagai disiplin ilmu maupun sebagai satu keterampilan.
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga pokok bahasan yaitu masalah belajar, proses belajar dan situasi belajar.

1.2. Tujuan
1. Menyelesaikan salah satu tugas KKNI dengan mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Menambah wawasan mengenai psikologi pendidikan dari buku yang telah dikaji
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan CBR ini adalah supaya pembaca lebih memahami materi
yang dibahas di buku ini yaitu tentang Psikologi Pendidikan. Serta pembaca memiliki referensi
buku yang terkait dengan materi Psikologi Pendidikan.

1
1.4 Identitas Buku
1. Judul Buku: Psikologi Pendidikan
2. Pengarang: Muhibbin Syah
3. Penerbit: PT Remaja Rosdakarya
4. ISBN: 979-692-972-6
5. Tahun Terbit: 2010
6. Kota Terbit: Bandung
7. Jumlah Bab: VIII Bab

2
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 Rangkuman Buku Pertama


BAB 1 (PENDAHULUAN)
BAB 2 (PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PENGAJARAN)
A. Defenisi Psikologi, Pendidikan, dan Psikologi Pendidikan
1. Defenisi Psikologi
Psikologi yang dalam istilah nama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psychology.
Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: 1)
psyche yang berarti jiwa; 2) logos yang berarti ilmu.
2. Defenisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi
“mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
3. Defenisi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan
masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut.
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah
kognitif.
e. Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

3
B. Arti Penting Psikologi Pendidikan
Ada beberapa hal penting yang perlu penyusun kemukakan mengenai kajiaan psikologi pendidikan,
antara lain:
a. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atasi hasil-hasil temuan
riset psikologis;
b. Hasil-hasil temuan riset psikologis tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa hingga
menjadi konsep-konsep, teori-teori, dan metode-metode serta strategi-strategi yang utuh;
c. Konsep, teori, metode, dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan sedemikian rupa hingga
menjadi “repertoire of resources”,.
d. Sejarah, Cakupan, dan Metode Psikologi Pendidikan
1. Sejarah Singkat Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan lebih pesat berkembang di Amerika Serikat, meskipun tanah kelahirannya
sendiri di Eropa. Kemudian, dari Negara adidaya tersebut psikologis pendidikan menyebar ke
seluruh benua hingga sampai ke Indonesia. Meskipun perkembangan psikologis pendidikan di Eropa
dianggap tidak seberapa kenyataannya psikologis tersebut tidak lenyap atau tergeser oleh
perkembangan psikologis pengajaran dan
2. Cakupan Psikologi Pendidikan
Khususnya mengenai proses mengajar-belajar, para ahli psikologi pendidikan seperti Barlow (1985)
dan Good & Brophy (1990) mengelompokkan pembahasan ke dalam tujuh bagian.
a. Manajemen ruang (kelas) yang sekurang-kurangya meliputi pengendalian kelas dan penciptaan
iklim kelas.
b. Metodologi kelas (metode pengajaran).
c. Motivasi siswa peserta kelas.
d. Penanganan siswa yang berkemampuan luar biasa.
e. Penanganan siswa berprilaku menyimpang.
f. Pengukuran kinerja akademik siswa.
g. Pendayagunaan umpan balik dan penindaklanjutan.
3. Metode Psikologi Pendidikan
a. Metode Eksperimen
b. Metode kuesioner (qustionaire) lazim disebut metode surat menyurat (mail survey).
c. Metode Studi Kasus
d. Metode Penyelidikan Klinis
4
e. Metode Observasi Naturalistik

C. Hakikat dan Hubungan Antara Pendidikan dengan Pengajaran


1. Ragam Arti Pendidikan dan Pengajaran
Poerbakawatja & Harahap (1981), Poerwanto (1985), dan Winkel (1991) masing-masing
mengartikan pendidikan dengan ungkapan yang maksudnya relative sama bahwa pendidikan adalah
usaha yang disengaja dalam bentuk perbuatan, bantuan, dan pimpinan orang dewasa kepada anak-
anak agar mencapai kedewasaan.
2. Hakikat Hubungan Pendidikan dengan Pengajaran
Pendidikan, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal 1, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB 3 (PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR)


A. Defenisi dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Defenisi Perkembangan
Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ
jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah itu sendiriFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan
a. Aliran Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran
pemikiran psikologis.
b. Aliran Empirisisme adalah aliran empirisisme berpengaruh terhadap para pemikir Amerika
Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmental psychology” (psikologi
lingkungan) yang relative masih baru.
c. Aliran Konvergensi merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme.
B. Proses, Tugas, dan Hukum Perkembangan
1. Proses Perkembangan
Proses perkembangan individu sampai menjadi “person” (dirinya sendiri) berlangsung tiga tahapan,
yakni:
a. Tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah);
b. Tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari Rahim ibu kea lam dunia bebas);
c. Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas.

5
2. Tugas dan Fase Perkembangan
a. Tugas Perkembangan Fase Bayi dan Kanak-kanak
Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa bayi berlangsung sejak seorang individu manusia
dilahirkan sari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun.
b. Tugas Perkembangan Fase anak-anak
Masa anak-anak berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun.
c. Tugas Perkembangan Fase Remaja
Proses perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai
usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria.
d. Tugas Perkembangan Dewasa
Masa dewasa awal ialah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa,
yakni usia 21-40 tahun.
e. Tugas Perkembangan Setengah Baya
Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang berlangsung antara usia 40 sampai 60 tahun.
f. Tugas Perkembangan Fase Usia Tua
Masa tua (old age) adalah fase terakhir kehidupan. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun
sampai berhembusnya napas terakhir (akhir hayat).

3. Hukum Perkembangan
A. Hukum Konvergensi
Hal ini berarti masa depan kehidupan manusia, tak terkecuali para siswa, bergantung pada potensi
pembawaan yang mereka warisi dari orangtua pada proses pematangan, dan pada proses pendidikan
yang mereka alami.
B. Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri
Para siswa, seperti juga manusia dan organisme lainnya, memiliki dorongan dan hasrat
mempertahankan diri dari hal-hal yang negative, seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian, dan
juga kepunahan dan seterusnya.
C. Hukum Masa Peka
Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.
D. Hukum Keperluan Belajar
Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis tak dapat
kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit.
6
E. Hukum Kesatuan Anggota Badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses
perkembangan fungsi-fungsi rohaniah.
F. Hukum Tempo Perkembangan
Tempo-tempo perkembangan manusia pada umumnya terbagi dalam kategori: cepat, sedang dan
lambat.
G. Hukum Irama Perkembangan
Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun.
H. Hukum Rekapitulasi
Rekapitulasi pada dasarnya seperti pengulangan atau ringkasan kehidupan organisme tertentu seperti
manusia yang berlangsung secara evolusioner (sangat lambat) dalam waktu berabad-abad.
C. Perkembangan Psiko-Fisik Siswa
1. Perkembangan Motor (Fisik) Siswa
Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau
menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap organ-organ fisik.
2. Perkembangan Kognitif Siswa
Dalam perkembangan kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah
psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
3. Perkembangan Sosial dan Moral Siswa
A. Perkembangan Moral Versi Piaget dan Kohlberg
Piaget dan Kohlberg menekankan bahwa pemikiran moral seorang anak, terutama ditentukan oleh
kematangan kapasitas kognitifnya.
B. Perkembangan Social Dan Moral Menurut Teori Belajar Sosial
Pendekatan teori belajar social terhadap proses perkembangan social dan moral siswa ditekankan
pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).
D.Arti Penting Perkembangan Kognitif bagi Proses Belajar Siswa
Faedah Pengembangan Ranah Kognitif Siswa
A. Mengembangkan Kecakapan Kognitif
Kecakapan kognitif sisa yang perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni:
1. Strategi belajar memahami isi materi pelajaran

7
2. Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan
moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
B. Mengembangkan Kecakapan Afektif
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif,
tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif.
C. Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati, baik
kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya terbuka. Namun, kecakapan psikomotor siswa
tidak terlepas dari kecakapan afektif.

BAB 4 (BELAJAR)
A. Defenisi dan Contoh Belajar
1. Defenisi Belajar
Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi/materi pelajaran.
B. Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu
mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
kependidikan, misalnya psikologi pendidikan.
C. Belajar, Memori, dan Pengetahuan dalam Perspektif Psikologi dan Agama
1. Perspektif Psikologi
Hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan itu sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan.
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang
menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni system penyimpanan
informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia.

2. Perspektif Agama
Namun Islam, dalam hal penekanannya terhadap signifikansi fungsi kognitif (akal) dan fungsi
sensori (indera-indera) sebagai alat-alat penting untuk belajar, sangat jelas.

D. Teori-Teori Pokok Belajar


8
1. Koneksionisme
Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang ditentukan dan dikembangkan oleh Edward
L. Thorndike (1874-1949) berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an.
2. Pembiasaan Klasik
Teori pembiasaan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang
dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936), seorang ilmuwan besar Rusia yang berhasil menggondol
hadiah Nobel pata tahun 1909.
3. Pembiasaan Prilaku Respons
Teori pembiasaan perilaku respons (operant conditioning) ini merupakan teori belajar yang berusia
paling muda dan masih sangat berpengaruh di kalangan para ahli psikologi belajar masa kini.
4. Teori Pendekatan Kognitif
Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang telah memberi kontribusi.

E. Proses dan Fase Belajar


1. Defenisi Proses Belajar
Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif., afektif, dan psikomotor
yang terjadi dalam diri siswa.
2. Fase-Fase dalam Proses Belajar
Menurut Jerome S.Brunner; salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow, 1985), dalam proses
belajar, siswa menempuh tiga episode atau fase, yakni:
a. Fase informasi (tahap penerimaan materi).
b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi).
c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi).

BAB 5 (CIRI PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN, DAN FAKTOR YANG


MEMENGARUHI BELAJAR)
A. Ciri Khas Perilaku Belajar
1. Perubahan Intensional
Kesenjangan belajar menurut Anderson (1990) tidak penting, yang penting cara mengelola informasi
yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi. Sebagai contoh, kebiasaan bersopan santun di
meja makan dan bertegur sapa dengan orang lain, guru, dan orang-orang baik disekitar kita tanpa
disangaja dan disadari.
9
2. Perubahan Positif dan Aktiv
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik,
bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Perubahan Efektif dan Fungsional.

B. Perwujudan Perilaku Belajar


1. Kebiasaan
Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon
dengan menggunakan stimulasi yang berulan-gulang kebiasaan ini terjadi karena prosedur
pembiasaan seperti dalam classical dan operant condition.
2. Keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot
(neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah
raga, dan sebagainya.
3. Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk
melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
4. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir
asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan reson.
5. Berpikir Rasional dan Kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan
pemecahan masalah.
6. Sikap
Sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental.
7. Inhibisi
Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya
proses respon lain yang sedang berlangsung.
8. Apresiasi
Apresiasi berarti suatu pertimbangan mengenai arti penting atau nilai sesuatu.
9. Tingkah Laku Afektif
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keaneka ragaaman perasaan.

10
C. Jenis-Jenis Belajar
1. Belajar Abstrak
Beajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak.
2. Belajar keterampilan
Belajar keterampilan adalah beajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motoric yakni yang
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot/ neuromuscular.
3. Belajar social
Belajar social adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk pemecahan
masalah tersebut.
4. Belajar Pemencahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara
sistematis, logis, teratur, dan teliti.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan berpikir secara logis dan rsional (sesuai dengan
akal sehat).
6. Belaajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan perbaikan
kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.
7. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek
pengetahuan tertentu.
D. Efisien, Pendekatan, dan Metode Belajar
1. Efisien Belajar
Efisien adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya.
Dengan demikian ada 2 efisiensi yang dapat dicapai siswa, yaitu :
a. Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prstasi belajar yang diinginkan dapat diapai
dengan usaha yang hemat dan minim.
b. Efisien Hasil Belajar

11
Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatan efisien apabila dengan usaha belajar trtentu memberikan
prestasi belajar tinggi.
2. Metode Belajar SQ3R
Metode SQ3R bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R
pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks meliputi :
a. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks.
b. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
c. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang telah tersusun.
d. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
e. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah
kedua dan ketiga.
E. Factor- Faktor yang Memengaruhi Belajar
Factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
• Faktor internal (factor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
• Faktor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
• Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
1. Faktor Internal Siswa
a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran oragn-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran.
b. Aspek Psikologis
• Inteligensi Siswa
▪ Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikologis untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, inteligensi
sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.
• Sikap Siswa
▪ Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relative tatap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya.sikap siswa

12
yang positif terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal
yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.
• Bakat Siswa
▪ Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseoraang untuk mencapai keberhasilan dimasa
yang akan datang.
• Minat Siswa
▪ Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.
• Motivasi Siswa
▪ Motivasi siswa adalah keadaan interna organisme-baik manusia maupun hewan yang
mendorongnya berbuat sesuatu.
2. Faktor Internal Siswa
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan social sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-
wakilnya) dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar siswa.
b. Lingkungan Nonsosial
Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Disamping fakktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka,
factor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.

BAB 6 (PRESTASI, LUPA, KEJENUHAN, TRANSFER, DAN KESULITAN BELAJAR)


A. Evaluasi Prestasi Belajar
1. Defenisi Evaluasi
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program. Tujuan dan fungsi Evaluasi
a. Tujuan Evaluasi
Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun
waktu proses belajar tertentu.
Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan eorang siswa dalam kelompok kelasnya.
13
Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
Keempat, untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk
keperluan belajar.
Kelima, untuk mengetahui ingkat daya guna dan hasl guna metode mengajar yang telah digunakan
guru dalam proses mengajar-belajar.
b. Fungsi Evaluasi
1. Fungsi administraif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor.
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
3. Fungsi diagnostic untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program
remedial teaching.
4. Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan konseling.
2. Ragam Evaluasi
a. Pre-test dan Post-test
Tujuannya untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan
b. Evaluasi Prasyarat
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atau materi lama yang mendasari materi
baru yang akan diajarkan.
c. Evaluasi Diagnostik
Tujuannya mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.
d. Evaluasi Formatif
Tujuannya ialag untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostic, yakni untuk
mendignosa kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi Sumatif
Evaluasi ini lazim digunakan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan
laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke
kelas yang lebih tinggi.
f. UAN/UN
Pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
3. Syarat dan Ragam Alat Evaluasi
a. Syarat Alat Evaluasi
Persyaratan poko penyususnan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi belajar meliputi
dua macam, yakni :
14
1. Reabiliitas, berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya.
2. Validitas, pada prinsipnya berate keabsahan atau kebenaran
b. Ragam Alat Evaluasi
1. Bentuk Objective
Yakni tes yang jawabannya apat dieri skor niala secara lugas. Diantaranya seperti :
a. Tes benar salah
b. Tes pilihan berganda
c. Tes pencocokan
d. Tes pelengkapan ( melengkapi)
2. Bentuk Subjective
Tes subjective adalah alat pengukuran prestasi belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan skor
atau angka pasti, seperti yang digunakan untuk evaluasi objective.
4. Indicator Prestasi Belajar
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis
besar indicator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
5. Batas Minimal Prestasi Belajar
Manetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya
pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternative norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah :
a. Norma skala angka dari 0 sampai 10
b. Norma skala angka dari 0 sampai 100
Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing grad) skala 0-10 adalah
5,5 atau 6, sedangkan untuk skla 0-100 adalah 5,5 atau 60.
6. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
a. Evaluasi Prestasi Kognitif
Mengukur keberhassilan siswa yang berdimesi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan
berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.
b. Evaluasi Prestasi Afektif
Dalam merencanakan penyusunan instrument tes prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa)
jenis-jenis internalis dan karakterisasi seyogianya mendapat perhatian khusus.
c. Evaluasi Prestasi Psikomotorik

15
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah
psikomotor ( ranah karsa) adalah obsevasi. Observasi, dalam hal ini dapaat dapat diartikan sebagai
jenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung.

B. Lupa dan Kejenuhan Belajar


1. Lupa dalam Belajar
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa
yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo (1982) dan Reber (1988)
mendefenisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang telah pernah
dipelajari atau dialami.
a. Faktor-Faktor Penyebab Lupa
1. Gangguan konflik antara item-item informasi yang ada dalam memori siswa.
2. Adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik itu disengaja maupun tidak.
3. Perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali.
4. Perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu.
5. Materi yang sudah dipelajari tidak pernah digunakan atau diulang siswa.
6. Perubahan urat syaraf siswa.
b. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar
1. Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar mater
atas materi pelajaran tertentu.
2. Extra study time, ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penamahan frekuensi
aktivitas belajar.
3. Mnemonic device, berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan
item-item informai kedalam sistem akal siswa.
4. Pengelompokan, ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang
dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama
atau sangat mirip.
5. Latihan terbagi, latihan terkumpul (massad practice) yang sudah dianggap tidak efektif karena
mendorong siswa melakukan cramming.

16
6. Pengaruh letak bersambung, siswa dianjurkan menyususn daftra kata-kata (the serial position
effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan sebagainya) yang diawali
dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat.

C. Transfer dalam Belajar


Transfer belajar, mengandung arti pemindahan eterampilan hasil belajar dari satu situasi ke situasi
lainnya. Transfer dalam belajar dapat digolongkan kedalam emapat kategori :
• Transfer positif, yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
• Transfer negative, yaitu transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi.
• Transfer vertical, yaitu transfer yang berefek yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi.
• Transfer lateral, yaitu transfer yang berefek bqik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/keterampilan yang sederajat.
D. Kesulitan Belajar dan Alternatif Pemecahannya
a. Faktor-faktor kesulitan Belajar
• Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari dalam diri siswa sendiri.
• Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaaan yang datang dari luar diri siswa.
b. Diagnosa Kesulitan Belajar
c. Alternative pemecahan kesulitan belajar
d. Melaksanakan program perbaikan.
BAB 7 MENGAJAR
A. Defenisi Dan Contoh Mengajar
Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah membantu dan membimbing siswa untuk
mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan bai
criteria institusional maupun konstitusional. Tyson dan carol (1970) mempelajari seksama sejumlah
teori pengajaran dan menyimpulka bahwa mengajar adalah sebuah cara dan proses hubungan
timbale balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Nasution (1986)
menyebutkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Tardig (1989)
mendefenisikan mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini guru) dengan
17
tujuan membantu dan memudahkan orang lain (dalam hal ini siswa) melakukan kegiatan belajar.
Dalam membimbing pengalaman para siswa, guru dituntut untuk menghubungkan mereka dengan
lingkungannnya. Selanjutnya, selain membimbing, mengajar juga harus berarti membantu siswa
agar berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
B. Pandangan-Pandangan Pokok Mengenai Mengajar
1. Mengajar sebagai ilmu
Sebagian ahli menyatakan bahwa mengajar merupakan ilmu (science). Oleh karenanya, guru
merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga
professional yang memiliki profisiensi dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan
tugas mengajar.
2. Mengajar sebagai seni
Sebagian ahli memandang bahwa mengajar adalah sebi (art), bukan ilmu, oleh karnanya, tidak
semua orang berilmu (termasuk orang yang berpendidikan) bisa menjadi guru yang piawai dalam
mengajar. Memang sulit disangkal bahwa untuk menjadi guru yang professional orang harus belajar
dan berlatih keras di lingkungan instansi pendidikan keguruan selama bertahun-tahun.
C. Model dan Metode Pokok Mengajar
1. Model pokok mengajar
Model-model mengajar (teaching models) adalah blue print mengajar yang direkayasa sedemikian
rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru (blue Print) ini lazimnya
dijadikan perencanaan pelaksanaan pengajaran dan evaluasi belajar.
a. Model Information Processing
Information processing adalah sebuah istilah kunci dalam psikologi kognitif yang akhir-akhir ini
semakin mendominasi sebagian besar upaya riset dan pembahasan psikologi pendidikan.
b. Model personal
Rumpun model personal pada umumnya berorietasi pada pengembangan siswa yang lebih banyak
memperhatiikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosionalnya.
c. Model social
Model social adalah rumpun model mengajar yang menitikberatkan pada proses interaksi individu
yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. oleh karna itu, rumpun model ini lazim juga disebut
sebagai interactive model.
d. Model Behavioral

18
Rumpun model mengajar pengembangan prilaku (behavioural) direkayasa atasa dasar kerangka teori
perilaku yang dihubungakan degan proses belajar dan mengajar.

2. Metode Pokok Mengajar


a. Defensi Metode Mengajar
Metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan
menggunakan fakta-faktaatau konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode
berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki
fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen. dan sebagainya.
b. Ciri Khas Metode Mengajar
Setiap metode mengajar memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahannya yang khas. Namun
kenyataan tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai arumen mengapa seorang guru gagal dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Guru yang professional dan kretif justru akan memilih
metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topic pembahasan, materi dan tujuan
pembelajaran serta jenis kegiatan pembelajaran.
c. Ragam Metode Mengajar
Ada beberapa macam metode mengajar yang dipandang representatif dan dominan dalam arti
digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap pendidikan formal. Beberapa dari
metode itu adalah metode yang bersifat khas dan mandiri.
➢ Metode Ceramah, yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikutinya secara pasif.
➢ Metode Diskusi, merupakan metode mengajar yang sangat erta hubunganya dengan belajar
memecahkan masalah. Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok. Aplikasi metode
diskusi biasanya melibatkan seluruh siswa atau sejumlah siswa tertentu yang diatur dalam bentuk
kelompok-kelompok.
➢ Metode Demonstrasi, metode tersebut erat hubungannya dengan penyajian informasi yang dapat
diartikan sebagai upaya peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan
sesuatu. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan dan urutan melakukan suatu kejadaian.

D. Strategi Dan Tahapan Mengajar

19
1. Strategi Mengajar
Strategi mengajar dapat didefenisikan sebaai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa
untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Sebuah strategi mengajar dapat berlaku umum bagi
semua guru bidang studi selama orientasi sasarannya sama.
2. Tahapan-tahapan Mengajar
➢ Tahap Prainstruksional
Tahap pranstruksional adalah langkah persiapan yang ditempuh guru pada saat mulai memasuki
kelas hendak ingin mengajar. Pada tahap ini guru dianjurkan memeriksa kehadiran siswa, kondisi
kelass, dan kondisi peralatan yang tersedia dengan alokasi waktu yang singkat.
➢ Tahap Instruksional
Tahap instruksional adalah tahap inti dalam proses pengajaran. Pada tahap ini guru menyajikan
materi pelajaran atau pokok pembahasan yang disusun lengkap dengan persiapan model,metode dan
strategi mengajar yang dianggap cocok.
➢ Tahap Evaluasi dan tahap Tindak Lanjut
Tahap terakhir proses mengajar terdiri dari kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Pada tahap ini guru
melakukan penilaian keberhasilan siswa yang berlangsung pada tahap instruksional. Caranya ialah
dengan mengadakan post test.
3. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran (instruction) ialah proses atau upaya yang dilakukan seseorang (missal guru) agar
orang lain ( dalam hal ini murid) melakukan belajar. Kadi, pembelajaran tidak identik dengan belajar
sevagaimana yang dipahami sebagian orang selama ini. Sebaliknya pembelajaran sangatlah mirip
dengan proses mengajar.
BAB 8 ( GURU DAN PROSES MENGAJAR DAN BELAJAR)
A. GURU
Arti Guru Dahulu dan Sekarang
Pada zaman dahulu, jauh sebelum era globalisasi informasi, profesi dan posisi guru konon dihormati
seperti para priyayi. Dalam berbagai upacara dan perayaan, mereka duduk di deretan utama bersama
para damang alias wedana. Namun keadaan para guru telah berubah drastis. Profesi guru adalah
profesi yang “kering” dalam arti kerja keras guru dalam membangun sumber daya manusia (SDM)
hanya sekedar untuk mempertahankan kepulan asap dapur mereka saja. Bahkan, harkat dan derajat
mereka di mata masyarakat merosot, seolah-olah menjadi warga Negara second cass (kelas kedua).

20
B. Karakteristik kepriadian Guru
Menurut tinjauan Psikologi, kepribadian pada prinsipya adalah susunan atau kesatuan aspek perilaku
mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan apek behavioural (perbuatan nyata). Aspek-aspek
ini berkaitan secara fungsional dalam diri seseorang, sehingga membuatnya bertingkah laku secara
khas dan tetap. Oleh karna itu, setiap calon guru professional diharapkan mampu memahami
karakterisitik (cirri khas) keperibadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswanya.
1. Fleksibilitas kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan berfikir yang diikuti dengan tindakan yang memadai
dalam situasi tertentu. Kebalikannya adalah frigiditas kognitid atau kekakuan ranah cipta yang
ditandai dengan kekurang mampuan berfikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
2. Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi professional keguuan yang harus dimiliki oleh setiap
guru. Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaanya yang reatif tinggi
untuk mengomunikasikan dirinya dengan factor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawatm
dan lingkunngan pendidikan tempatnya bekerja.

21
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kekurangan dan Kelebihan Buku Utama


1. Buku utama memiliki cover yang lebih menarik dan lebih menarik perhatian.

2. Bahasa yang digunakan baik dan teratur.

3. Didalam penjelasan materi terdapat contoh-contoh.

b. Kekurangan Buku Utama

1. Buku utama masih terdapat tanda baca yang kurang tepat.

2. Rangkuman diakhir kurang mencakup seluruh materi karena sub bab yang dibahas terlalu
banyak.

22
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari berbagai keterangan yang telah dibahas sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa
buku “Psikologi Pendidikan” yang kami kumpulkan menjadi sebuah makalah ini cocok
dijadikan sebagai referensi dalam melakukan pembelajaran psikologi pendidikan khusus nya
bagi kami yang sedang menempuh masa pendidikan di perguruan tinggi khususnya untuk
tenaga pendidik. Selain itu, buku ini juga telah memenuhi standar buku nasional, jadi buku
sangat bagus dan dijamin kebenarannya.

Dari keempat buku yang kami kritik sudah cukup bagus untuk dijadikan sangat membantu
dalam melaksanakan perkuliahan, walaupun didalam buku terdapat kelebihan dan kekurangan.

1.2 Rekomendasi

Dari kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan terkait dengan
buku ini, yaitu:

1. Penulis dapat merevisi bagian-bagian yang kurang seperti penjelasan mengenai istilah-
istilah yang berkaitan.

2. Rekomendasi untuk mencari materi lain pada buku psikologi lainnya .

23
DAFTAR PUSTAKA

Milfayetti, Sri, dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. PPs Unimed : Medan

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya : Bandung

24
1.1 Kesimpulan
Dari berbagai keterangan yang telah dibahas sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa buku “Psikologi Pendidikan”
yang kami kumpulkan menjadi sebuah makalah ini cocok dijadikan sebagai referensi dalam melakukan pembelajaran
psikologi pendidikan khusus nya bagi kami yang sedang menempuh masa pendidikan di perguruan tinggi khususnya
untuk tenaga pendidik. Selain itu, buku ini juga telah memenuhi standar buku nasional, jadi buku sangat bagus dan
dijamin kebenarannya.
Dari keempat buku yang kami kritik sudah cukup bagus untuk dijadikan sangat membantu dalam melaksanakan
perkuliahan, walaupun didalam buku terdapat kelebihan dan kekurangan.

1.2 Rekomendasi
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan terkait dengan buku ini, yaitu:
1. Penulis dapat merevisi bagian-bagian yang kurang seperti penjelasan mengenai istilah-istilah yang berkaitan.
2. Rekomendasi untuk mencari materi lain pada buku psikologi lainnya .

25
26

Anda mungkin juga menyukai