ARCGIS 10
Dedi Priyanto
Tim Penyusun
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-Nya sehingga Modul
Penggunaan software Arc GIS 10 ini berhasil diselesaikan.
Modul ini berfungsi sebagai petunjuk penggunaan terhadap fungsi-fungsi dasar yang ada pada Arc
GIS 10, sehingga yang membacanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan software tersebut.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan serta
dukungan hingga Modul ini dapat terselesaikan.
Penyusun
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
2.1.4. ArcGlobe.............................................................................................................................. 11
iii
2.1.5. ArcScene.............................................................................................................................. 11
iv
5.3. Proses Editing Topologi Garis ........................................................................................................... 41
6.3. Clip49
6.6. Merge................................................................................................................................................ 54
v
I. SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
1.1. Pengertian SIG
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Arnoff, 1989). Secara
umum pengertian SIG yaitu suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.
Secara umum pengertiannya : ”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif
untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”.
1
terbang). Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun model ketinggian digital
(DEM-Digital Elevatin Model) dan model permukaan digital (DTM-Digital Terrain Model).
Format ini dikenal
dengan TIFF, IMG,
dan lain-lain.
3
1.2.4. Dataset Geodatabase
Dengan berkembangnya teknologi, data GIS mampu disimpan pada suatu data yang
terpusat, yang disebut dataset geodatabase. Data ini juga mampu dikembangkan hingga
disimpan dalam database. Berikut perbedaan data GIS dengan dataset geodatabase.
4
Peta analog ini bisa menjadi pemasukan data dalam proses SIG, dengan beberapa
teknik dalam software yang digunakan dalam pengolahan SIG. Teknik agar peta analog
masuk dalam data digital atau peta digital dengan referensi koordinat yang benar dapat
dilakukan dengan georeferencing. Lalu data yang ada dalam peta dapat dijadikan data-data
spasial berjenis vektor dengan melakukan digitasi setelah peta analog di georeferencing.
Data penginderaan jauh yang berupa citra satelit dan foto udara yang belum
memiliki proyeksi koordinat perlu dilakukan koreksi, koreksi ada dua tipe yaitu koreksi
radiometric yang berfungsi untuk membedakan warna, dan koreksi geometrik yang
berfungsi untuk membentuk proyeksi koordinat sehingga data raster mampu berintegrasi
dengan data spasial lainnya termasuk data vektor yang telah didapat dari data analog.
Penginderaan jauh yang berasal dari citra satelit dan foto udara selalu berkembang
seiring berkembangnya teknologi dalam ilmu penginderaan jauh.
5
(Global Positioning System). Teknologi GPS terus berkembang sehingga akurasi setiap GPS
yang berbeda menjadi berbeda. Data GPS ini bisa dimasukan dalam data digital pada SIG.
Sehingga dengan GPS, tidak perlu lagi menggambar sketsa tentang suatu lokasi. Data GPS ini
akan membentuk data spasial berjenis vektor ketika masuk dalam data digital SIG.
Datum adalah kumpulan parameter dan titik kontrol yang hubungan geometriknya
diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan.
6
1.4.2. Proyeksi Silinder
Proyeksi silinder lebih tepat digunakan untuk wilayah-wilayah mendekati garis
khatulistiwa atau wilayah yang memiliki iklim tropis, karena pada proyeksi ini permukaan
bumi dianggap datar dan sama wilayahnya tanpa melihat koordinat dan garis lintang.
Metode pada proyeksi ini terbagi menjadi normal, transverse dan oblique, yang merupakan
metode proyeksi silinder untuk menyesuaikan wilayah suatu negara pada muka bumi yang
sebenarnya.
7
1.4.4. Geographic Coordinate System (GCM)
Geographic Coordinate System (GCS) menggunakan sistem koordinat bola untuk
menunjukkan sebuah lokasi di permukaan bumi. Sebuah titik direferensikan dengan garis
lintang (latitude) dan garis bujur (longitude). Garis lintang dan garis bujur adalah sudut yang
diukur dari pusat bumi ke titik di permukaan bumi. Satuan ukur dari garis-garis ini adalah
derajat.
8
Gambar 8 : Zona UTM Dunia
9
Gambar 10 : Kedetailan suatu skala
Berdasarkan skalanya maka semakin besar skalanya maka semakin lengkap informasi
geospasial yang ditampilkan dalam peta. Seperti di gambar makan skala 1:50.000 lebih lengkap
informasi geospasialnya dibanding skala 1:100.000 dan 1:250.000. Sehingga dapat di simpulkan
bahwa untuk menganalisis spasial data kabupaten diperlukan data yang lebih lengkap informasi
spasialnya atau skala data yang diperlukan lebih besar. Bila di provinsi menggunakan skala 1:250.000
maka untuk menganalisis data spasial setingkat kabupaten memerlukan skala lebih besar yaitu skala
1:50.000/25.000 sedangkan untuk perkotaan bisa mencapa 10.000.
10
II. Pengenalan Software ArcGIS
2.1. ArcGIS Desktop
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science and
Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang
berbeda seperti GIS Desktop, ArcGIS Server dan ArcGIS Mobile. ArcGIS Desktop merupakan software
GIS professional yang dikelompokan pada tiga komponen yaitu ArcView, ArcEditor dan ArcInfo, yang
memiliki tingkatan fungsi berbeda-beda. Arcview focus ke penggunaan data, pemetaan dan analisis
sederhana. ArcEditor focus untuk editing data spasial dan analisis sederhana. Sedangkan ArcInfo
merupakan aplikasi desktor ArcGIS yang paling powerful karena kemampuan ArcVIew dan ArcEditor
tersedian di ArcInfo, dan keunggulan lainnya memiliki analisis geoprocessing sehingga seluruh
analisis spasial tersedia pada ArcInfo.
2.1.1. ArcMap
ArcMap merupakan aplikasi desktop utama dalam ArcGIS yang digunakan untuk mengolah
(membuat/create, menampilakan/viewing), memilih/query, analisis spasial, editing,
composing, dan publishing layout peta.
2.1.2. ArcCatalog
ArcCatalog merupakan aplikasi desktop yang berfungsi mengatur dan manajemen berbagai
macam data spasial yang digunakan dalam pekerjaan SIG. Fungsi ini meliputi tools untuk
menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) dan menyimpan
(documentation) data-data SIG.
2.1.3. ArcToolbox
ArcToolbox terdiri dari kumpulan aplikasi yang berfungsi sebagai tools/perangkat dalam
melakukan berbagai macam analisis keruangan.
2.1.4. ArcGlobe
ArcGlobe merupakan aplikasi desktop yang berfungsi menampilkan peta dan data spasial
secara 3 dimensi kedalam bola dunia yang dapat dihubungkan dengan internet yang
terkoneksi langsung dengan data spasial dunia milik ESRI.
2.1.5. ArcScene
ArcScene merupakan aplikasi desktop yang digunakan untuk mengolah dan menampilkan
peta dan data spasial dalam bentuk 3 dimensi, yang khususnya berfungsi agar dapat
mempresentasikan data spasial semenarik mungkin dalam berbagai sudut dimensi.
11
Keterangan:
1. Menu Bar, tempat berbagai macam fungsi menu dan icon-icon yang cukup membantu dalam
hal mengatur ataupun mengelola file-file peta.
2. Catalog Tree, kolom yang menampilkan cabang-cabang direktori, ataupun koneksi database
dan server yang ada di sebuah computer.
3. Layar Tampilan, kolom ini juga terbagi tiga yaitu content untuk menampilkan file-file yang
ada dalam suatu directory, Priview untuk menampilkan data informasi yang ada pada file-file
peta yang dipilih untuk menampilkan gambar peta dari file tersebut, serta metadata yang
berfungsi untuk menampilkan histori dan keterangan suatu file atau project.
Tampilan utama software ini cukup sederhana, yang hanya terbagi atas tiga komponen utama.
12
Keterangan:
1. Menu Bar, tempat berbagai macam fungsi menu dan icon-icon yang cukup membantu dalam
hal mengatur ataupun mengelola file-file peta.
2. Layer, tempat menyimpan data untuk dilihat, data di layer bisa diaktifkan dan dinonaktifkan
sesuai keinginan.
3. Tampilan Peta, di sini tempat peta dan data-data spasial dimunculkan dalam bentuk dua
dimensi.
13
III. Membangun Data Spasial
Langkah-langkah pembuatan data vektor yaitu:
a. Membuka ArcCatalog
b. Connect to Folder
c. New Shapfile di dalam folder
14
3.2. Connect To Folder
Connect to Folder berfungsi untuk memunculkan data-data spasial di komputer pada ArcCatalog.
1. Pilih simbol Connect to Folder 2 .Pilih folder di hardisk lokal/computer, seperti contoh
connect to folder “Latihan” di (D:)
3. Bila berhasil maka akan muncul folder yang dipilih di dalam Folder Connection
15
3.4. Membuat Data Vektor
Pada dasarnya data vektor terbagi dalam 3 jenis data yaitu Point, Line dan Polygon.
Membuat data vektor baru dilakukan di ArcCatalog, pada vektor ini data masih kosong, belum ada
data spasial dan data atribut. Beberapa hal yang penting dalam membuat data vektor yaitu :
3. Berikan nama pada data vektor yang ingin dibuat (contoh : Sekolah) dengan mengetik
Sekolah pada kolom Name yang sebelumnya New_Shapefile
16
6. Pilih Select pada Spatial Reference Properties
7.b Memilih koordinat UTM dengan datum WGS 84 (Contoh UTM 48 S wilayah Jakarta),
yaitu pilih Projected Coordinate Systems -> UTM -> WGS 1984 -> Southern Hemisphere ->
WGS 1984 UTMZone 48S
17
8. Bila pada kolom Spatial Reference, Description sudah tertulis Coordinate System, artinya
data tersebut sudah memiliki koordinat. Pilih OK bila sudah sesuai.
9. Bila berhasil maka akan muncul data vektor bernama Sekolah dengan tipe data point.
Dalam membuat Line maka Feature Type yang dipilih adalah Polyline.
18
1. Contoh membuat vektor data Jalan bertipe Line 2. Hasil pembuatan data Jalan
Dalam membuat Polygone maka Feature Type yang dipilih adalah Polygon.
Sekolah yang merupakan data berjenis titik akan bersimbol data shapefile
dengan bergambar titik-titik.
Jalan yang merupakan data berjenis garis akan bersimbol gambar garis.
Hutan yang merupakan data berjenis area akan bersimbol gambar area.
19
IV. GEOREFERENCING
Georeferencing berfungsi untuk memberi proyeksi geografi pada suatu data yang belum
memiliki proyeksi, dengan memberikan titik kontrol. Biasanya georeferencing dilakukan untuk
memberi koordinat proyeksi pada peta hasil scanning, atau foto udara dan citra yang belum memiliki
koordinat.
3. Munculkan tools Georeferencing pada menu bar klik kanan, pilih georeferencng
20
4. Tampilan menu bar seperti berikut
5. Pilih titik kontrol dengan Zoom selelect di area yang memiliki nilai koordinat, lebih baik terdapat
4 titik kontrol di setiap sudutnya
7. Sumbu y nilainya minus karena Jakarta masuk bagian selatan khatulistiwa, lakukan seperti ini di
3 sudut lainnya
8. Bila semua titik sudah dilakukan, kita bisa melihat RMS Errornya dengan memilih symbol
view link table , sehingga muncul seperti berikut:
21
9. Simpan data hasil georeferencing dengan memilih Georeferencing -> Klik Rectify
10. Save hasil rectify dengan memilih folder hasil simpan dan namai hasilnya, contoh: “georef”
11. Buka hasil rectify di folder baru maka akan muncul keterangan “unknow spatial reference”,
artinya ini belum memiliki proyeksi, baru memiliki koordinat. Pilih ok bila ingin melihat hasil
rectify.
22
12. Memberikan proyeksi dilakukan dengan menggunakan toolbox pada ArcGIS, pilih Data
Management Tools ->Projections and Transformations -> pilih define projection
13. Masuknan nama file hasil yang ingin diproyeksi dari hasil rectify ke kolom input dataset, pilih
coordinate system sesuai koordinat yang dibuat (contoh: GCS WGS 1984) -> OK
14. Pada coordinate system pilih GCS (Geograpghic Coordinate Systems) -> World -> WGS 1984 ->
OK
23
15. Setelah proses selesai maka pada pojok kanan bawah akan beruban menjadi decimal degrees
seperti berikut:
16. Bila data hasil georeferencing ini ditampal atau overlay dengan administrasi Jakarta maka
hasilnya akan seperti berikut:
24
4.2. Digitasi
Dalam melakukan digitasi atau menggambar secara spasial diperlukan software SIG (SIstem
Informasi Geografi), ArcGIS Desktop dengan ArcMap-nya merupakan salah satu software yang bisa
membantu menggambarkan data spasial tersebut.
Ploting juga merupakan digitasi, hanya saja ploting sebuah istilah untuk menggambarkan data vektor
berjenis titik/Point.
Dalam melakukan digitasi diperlukan acuan data. Acuan tersebut dapat berupa :
4. Pilih data yang ingin di add lalu pilih Add, bisa beberapa data sekaligus di add
5. Pilih data yang ingin di add lalu pilih Add, bisa beberapa data sekaligus di add
6. Maka data yang di add akan muncul sebagai layer di kolom Table of Contents. Karena
data shapefile yang di add masih kosong maka di kolom kanan tidak muncul satupun gambar
spasial.
25
berfungsi untuk membuat titik baru
4. Pastikan layer Sekolah aktif, agar pada saat menambahkan data, akan langsung tampil.
5. Pilih titik-titik yang ingin ditambahkan. Titik inilah yang menjadi data vektor bertipe titik.
5. Pilih titik-titik yang ingin ditambahkan. Titik inilah yang menjadi data vektor bertipe titik.
7. Maka akan muncul data tabel dari titik yang telah dibuat, seperti berikut.
26
4.2.3. Menambahkan Informasi Atribut
Pastikan data atau layer dalam keadaan Stop Editing, oleh karena itu bila datanya masih
dalam keadaan Start Editing, perlu di-stop editing.
2. Pilih Add Field, ini berfungsi untuk membuat field baru agar dapat menyimpan data-data
yang kita inginkan di dalam data spasial/vektor.
3. Pilih tipe field agar data dalam field teratur dan sejenis dalam satu kolom (contoh : tipe
text)
6. Hasilnya akan muncul field baru sesuai keinginan. Setiap data spasial yang telah dibuat
memiliki ID yang tersimpan dalam kolom FID.
27
8. Isi data dalam tabel. (dalam pengisian data pastikan dalam keadaan Start Editing)
9. Hasil dari pengisian data , dimasing-masing data titiknya, memiliki data tabel/atribut,
seperti berikut.
10 Bisa juga melihat data tabel pada setiap data spasial/vektor dengan menggunakan tool
Identify .
28
2. Pilih Yes bila benar-benar ingin di save datanya
3. Pilih Editor -> Stop Editing, agar data tidak dapat di-edit, atau bila data sudah selesai di –
edit.
4.2.5.Hasil Digitasi
1. Klik kanan di tab lalu Pilih Advance Editing 2. Maka akan muncul tools advance editing seperti
ini
3. Aktifkan Snapping agar mudah saat melakukan editing. Karena snapping membuat tepat jatuh di
data vektor lainnya.
4. Pilih Editor -> Snapping -> Snapping Toolbar, untuk memunculkan tools Snaping.
29
5. Pilih point snapping, merupakan snapping yang berfungsi seperti magnet di data vektor.
6. Berikut ada salah satu contoh data garis yang 7. Select garis yang ingin dituju oleh garis
yang ingin menuju, select menggunakan tool select seharusnya menyatu namun
terpisah.
7. Select garis yang ingin dituju oleh garis yang ingin menuju, select menggunakan tool select
8. Pilih Extend Tool, agar garisnya bertambah panjang dan menyentuh garis yang di-select. Lalu klik
pada ujung garis yang salah.
9. Maka hasilnya akan menyatu atau bersingguhan. 10. Advance editing juga berfungsi untuk
30
memperbaiki garis yang melewati garis yang
berpotongan
11. Berikut gambar yang lebih jelas kesalahan datanya. Garis batas potongnya harus di-select
terlebih dahulu.
13. Klik pada ujung garis yang salah, agar garis 14.
Maka hasilnya garis pas berakhir di garis
yang salah akan kepotong. yang di-select
5.2. Topologi
5.2.1.Membuat Geodatabase
ArcGIS Desktop menyediakan topology untuk memperbaiki data-data yang salah, yang
tingkat kesalahannya lebih dari biasanya atau kesalahan yang lebih sulit.
31
Keterangan :
1. syarat topology yaitu hanya bisa dibuat dalam file atau personal geodatabase.
2. Buka ArcCatalog
3. Klik kanan di folder, pilih New -> Personal Geodatabase
32
3. Masukan data yang ingin di-convert di dalam kolom Input Feature. Pilih geodatabase yang
telah dibuat di Output Geodatabase.
33
6. Hasil convert akan merubah data yang sebelumnya dengan format shapefile menjadi
format feature class
1. Membuat Feature Dataset, klik kanan pada 2. Tulis Nama pada kolom Name di
New
geodatabase pilih New -> Feature Dataset. ` Feature Dataset
3. Pilih koordinat yang digunakan atau yang sesuai pada data spasial. Berikut memilih
koordinat decimal degree dengan datum WGS 1984. Pilih Geographic Coordinate system.
34
4. Pilih World, agar data bisa integrasi dengan data yang menggunakan proyeksi yang sama
di dunia.
8. Maka akan muncul feature dataset seperti berikut dengan nama Hutan_topology
9. Masukan data spasial di dalam feature dataset, hal ini bisa berasal dari data shapefile
sehingga harus di convert datanya. Pada layer data shapefile klik kanan -> New -> Export
data
35
10. Akan muncul seperti berikut 11. Pilih feature dataset sebagai tempat
topology
12. Beri nama feature class di dalam 13. Bila sudah benar pilih OK
feature dataset, pilih save bila sudah benar
14. Maka akan muncul data spasial hasil convert di dalam feature dataser Hutan_topology
36
15. Membangun Topology, Klik kanan pada feature dataset -> New -> Topology
16. Pilih Next pada kolom Next Topology 17. Tulis nama topology lalu pilih Next
18. Klik data yang ditopology, lalu Next 19. Pilih Next
20. Pilih Add Rule untuk menentukan 20. Pilih Must Not Overlap untuk
37
21. Bila sudah benar akan muncul rule, 22. Finish bila sudah benar
dan pilih Next
2. Bila topology secara otomatis langsung tampil di ArcMap maka akan langsung terlihat error sesuai
rule di topology, berikut eror yang overlap (warna merah)
38
3. Bila ingin membuka data topology secara manual atau dengan membuka ArcMap yang baru maka
perlu dilakukan add data
5. Maka akan muccul Adding Topology Layer. Pilih yes bila juga ingin memunculkan data sebenarnya
(contoh data hutan)
6. Munculkan layer topology dengan klik kanan pada tab atas -> pilih Topology
9. Pilih Fix Topology Error Tool bila ingin melihat keterangan error data
10. Select beberapa area yang merah (error data) 11. Pilih Error Inspector untuk melihat error
39
12. Maka akan muncul keterangan error
13. Klik kanan pada salah satu error lalu Zoom To, 14. Karena data yang error merupakan data
untuk langsung melihat data yang error, hasilnya yang overlap, maka penyelesaiannya
error di data paling bawah dengan warna hijau menggunakan Merge
15. Dengan merge ini dapat ditentukan data mengikuti polygon yang mana, sehingga overlap yang
satunya lagi hilang datanya
16. Berikut bila mengikuti salah satu polygon, 17. Berikut bila mengikuti polygon yang lain,
maka data akan mengikuti polygon yang maka data mengikuti polygon sebelah kiri
sebelah kanan
40
18. Bila berhasil maka data yang overlap dengan 19. Bila semua data diselesaikan maka error
tanda merah akan hilang seperti berikut akan hilang, seperti pada Error Inspector
21. Bila sudah jangan lupa untuk stop editing dan disimpan
41
3. Tulis nama topology 4. Klik di jalan agar memastikan data yang
ingin
di topology
42
7. Untuk melihat data yang overlap pilih Must Not Overlap
8. Untuk melihat garis-garis yang kurang memotong dan kelebihan memotong, pilih Must Not Have
Dangles
9. Bila kedua Rule topology dipilih maka akan 10. Pilih Finish bila dari summary sudah
muncul keterangan rule yang telah dipilih benar dalam memilih topology
11. Pilih Yes bila data langsung di-validasi 12. Maka muncul simbol topology untuk data jalan
13. Buka ArcMap -> Add Data -> topology yang 14. Klik Yes bila ingin memunculkan data
dibangun, untuk melihat data yang error sekaligus
43
15. Maka akan muncul seperti ini
16. Data yang error ditandai dengan warna merah, karena tanda itu menjelaskan data tidak
berpotongan dengan garis lain, agar lebih detail select zoom
19. Klik kanan pada data error dalam kolom Error Inspector, karena kesalahan data yaitu garis belum
menyentuh gari lain maka gunakan Extend
44
21. Maka data menjadi benar yaitu ujung garis menyentuh garis yang lainnya.
Keterangan : kasus seperti ini bisa juga diselesaikan oleh advance editing
22. Pilih dua titik yang berdekatan, Klik kanan -> Snap
23. Isi Snap Tolerance, coba isi 10, bila tidak bisa dapat diganti dengan angka-angka kecil karena ini
menujukan akurasi
24. Berikut bila garis yang terputus 24. Klik kanan pada kolom Error Inspector
lalu
pilih Extend
45
25. Isi Maximum distance dengan 1 26. maka hasilnya garis menyatu seperti
berikut
dan erro hilang
46
VI. GEOPROCESSING
6.1. Pengertian Geoprocessing
Geoprocessing adalah sebuah alat untuk mengolah data spasial meliputi data vector dan data raster,
yang kemudian hasil pengolahannya memiliki informasi yang baru sesuai dengan yang diinginkan.
Geoprocessing terbagi menjadi dua kategori yaitu tingkat dasar dan tingkat lanjut.
Geoprocessing tingkat dasar merupakan tool yang sering digunakan untuk mengolah data spasial
meliputi tool-tool standart yang terdapat pada menu Arc GIS seperti Buffer, Clip, Intersect, Union,
Merge dan Dissolve. Sedangkan geoprocessing tingkat lanjut biasanya digunakan oleh developer
untuk mengembangkan aplikasi seperti model builder.
6.2. Buffer
Buffer merupakan tool geoprocessing yang berfungsi untuk analisis dalam mencari jangkauan
sebuah data spasial, baik berupa titik, garis ataupun polygon. Buffer biasanya digunakan untuk
menjawab pertanyaan seperti “sampai berapa jauhkah jangkauan pelayanannya?” dan “Berapa jauh
dari jalan lokasi tersebut?”
47
..\..\TRAINING_RABU_KAMIS\06_GEOPROCESSING\01_buffer
Dan akan menghasilkan jangkauan pelayanan rumah sakit yang belum menyeluruh. Karena sejauh 10
km belum semua wilayah ADM tertutupi oleh jangkauan pelayananya.
48
6.3. Clip
Clip merupakan sebuah tool geoprocessing yang berfungsi untuk mengekstrak atau memotong data
spasial dari yang sebelumnya memiliki panjang atau area. Clip biasanya digunakan untuk memotong
peta dengan tema tertentu tetapi yang akan digunakan hanya tingkat kabupaten dan bukan tingkat
provinsi. Maka dilakukanlah clp terhadap peta tematik yang memiliki areal provinsi terhadap
kabupaten yang dikehendaki.
49
Isi input features dengan LS, kemudian isi Clip features dengan ADMC dan simpan output hasil Clip
dalam folder ..\..\TRAINING_RABU_KAMIS\06_GEOPROCESSING\02_CLIP. Kemudian pilih ok untuk
memulai proses.
6.4. Intersect
Intersect adalah sebuah tool geoprocessing yang berfungsi untuk menggabungkan dua data spasial
yang hamper sama posisinya dan memotong terhadap bentuk data ke duanya. Intersect merupakan
gabungan dari fungsi Union dan fungsi Clip. Biasanya digunakan dalam analisis overlay terhadap
batas region tertentu.
50
Praktik pada ArcGIS:
Buka data spasial ADMI.shp dan W_poly.shp yang terdapat dalam Folder
C:\Users\ketuker\Desktop\TRAINING_RABU_KAMIS\06_GEOPROCESSING\03_INTERSECT
Pilih W_Poly sebagai input feature (dipilih terlebih dahulu) dan ADMI sebagai Intersect Feature
(dipilih setelah memilih W_poly), kemudian save dengan nama INTERSECT di
..\..\TRAINING_RABU_KAMIS\06_GEOPROCESSING\03_INTERSECT
Kemudian pilih OK untuk memulai proses.
51
6.5. Union
Union merupakan sebuah tool geoprocessing yang berfungsi menggabungkan dua data spasial yang
hamper sama posisinya sehingga menghasilkan sebuah data spasial yang memiliki penambahan
informasi baru. Union biasanya digunakan untuk membuat peta kesesuaian, peta bentuk medan,
peta rawan bencana.
52
Pada geoprocessing pilih menu Union
Pilih W_Poly dan ADMU sebagai input feature, kemudian save dengan nama UNION di
..\..\TRAINING_RABU_KAMIS\06_GEOPROCESSING\04_UNION
Kemudian pilih OK untuk memulai proses.
53
6.6. Merge
Merge merupakan sebuah tool geoprocessing yang berfungsi untuk menggabungkan dua data
spasial yang sama jenisnya. Merge biasanya digunakan
54
Pilih JAKSEL dan JAKTIM sebagai input feature, kemudian save dengan nama MERGE di
..\..\TRAINING_RABU_KAMIS\06_GEOPROCESSING\05_MERGE
Kemudian pilih OK untuk memulai proses.
6.7. Dissolve
Dissolve merupakan sebuah tool geoprocessing yang berfungsi untuk menyederhanakan data spasial
yang sebelumnya bersifat detail.
55
Urutan Kerja Proses Dissolve
Pilih ADMD sebagai input feature, kemudian save dengan nama DISS di
..\..\TRAINING_RABU_KAMIS\06_GEOPROCESSING\06_DISSOLVE
Checklist Kabuname di dissolve field optional. Kemudian pilih OK untuk memulai proses.
56
Dan hasilnya seperti gambar di bawah ini.
57
VII. PENGOLAHAN DATA ATTRIBUT
(Selection, Query Data, Join Table, Calculate Data)
Software arcgis memiliki banyak kelebihan dalam mengelola data spasial. Salah satunya yang biasa
digunakan oleh user adalah untuk mengolah data attribute pada proses selection, query data, join
table, calculate value dan geometry.
cari selection pada toolbar Tools dan pilih daerah yang ingin diseleksi.
kemudian lihat data tabelnya dengan cara klik kanan pada TOC dan pilih open attribute table
58
Pilih show selected record pada table untuk melihat tabel-tabel yang telah diseleksi.
- Berkaitan dengan bilangan atau angka Menggunakan fungsi <, >, ≤, ≥ atau =
59
- Menggunakan OR untuk menggabungkan dua proses seleksi tetapi dalam satu kali eksekusi.
- Menggunakan AND untuk menseleksi bagian attribute sesuatu yang merupakan bagian sesuatu
Untuk mencari data "LUAS_UNSUR" yang datanya kurang dari 100 adalah laukan klik dua kali pada
[luas_unsur] kemudian klik dua kali pada tanda > ketik angka 100 setelahnya
60
Cara lain adalah dengan mengetik syntaxnya atau rumusnya dengan cara ketik "LUAS_UNSUR"
>100”.
Dan kembali buka data tabular untuk melihat banyaknya jumlah yang diseleksi.
61
Yang ingin diseleksi Hasil Seleksi
Batas Seleksi
Kemudian add data spasial kedua ADM.shp yang terdapat dalam folder
..\..\TRAINING_RABU_KAMIS\07_PENGOLAHAN DATA ATTRIBUT\03_SELECT_BY_LOCATION
Atur dengan mencheklist TITIK pada select feature form dan ADM pada source layer lalu pilih OK.
62
Maka akan terdapat hasil dari seleksi tersebut seperti gambar di bawah ini.
63
Untuk melakukan join Attribute pertama-tama klik kanan pada ADMJ pilih Join and Relates
kemudian pilih Join.
Pada Choose the field in this layer pilih Kabuname, pada Choose table to join to this layer Pilih ADMJ
dan pada Choose the field in the table to base to join on pilih juga Kabuname. Kemudian pilih OK
untuk memulai proses.
64
Dapat terlihat terjadinya penambahan attribute di data spasial ADMJ setelah proses join dilakukan.
Data yang telah di join tersebut harus disimpan ulang kembali, karena jika tidak maka data tersebut
akan kembali ke bentuk semula. Untuk menyimpannya klik kanan pada layer ADMJ pilih Data
Export Data.
65
Contoh - contoh perintah VB scrip calculate value yaitu:
Contoh: [Kabupaten]
Tambahkan kolom baru klik kemudian pilih add field beri nama field barunya dengan nama
JUMLAHPDDK dengan format data double. Kemudian pilih OK.
66
Klik kanan pada field JUMLAHPDDK dan pilih Field Calculator
Untuk mendapatkan nilai jumlah penduduk dilakukan dengan penjumlahan antara penduduk pria
dengan wanita. Pada field calculator masukan rumus
[JML_PRIA] + [JML_WANITA]
Atau klik dua kali pada [JML_PRIA] klik satu kali pada tanda + klik dua kali pada [JML_WANITA]
Kemudian pilih ok.
Maka akan terdapat hasil dari calculate field tersebut seperti gambar di bawah ini.
67
7.4. Calculate Geometry
Calculate geometry dilakukan untuk memberikan sebuah informasi mengenai panjang, keliling, luas,
titik pusat, koordinat x dan koordinat y dengan melihat posisi data spasial berdasarkan zona
UTMnya.
Tambahkan kolom baru klik kemudian pilih add field beri nama field barunya dengan nama
LUAS dengan format data double. Kemudian pilih OK.
68
Klik kanan pada field LUAS dan pilih calculate geometry.
Pilih yes pada dialog berikut.
Maka akan terdapat hasil dari calculate geometry tersebut seperti gambar di bawah ini.
69
VII. KARTOGRAFI (LAYOUT)
8.1. Unsur-Unsur Kartografi
Dalam mencetak sebuah peta sebaiknya memperhatikan unsur-unsur kartografi di
dalamnya. Bertujuan tidak hanya untuk memberikan informasi mengenai data spasial kepada yang
membacanya, tetapi juga mudah untuk dipahami dan tidak membingungkan.
Kartografi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang cara membuat peta dengan baik
dan Benar. Semua peta mempunyai satu hal yang sifatnya umum yaitu menambah pengetahuan dan
pemahaman geografikal bagi si pengguna peta tersebut, karena peta adalah media komunikasi grafis
yang berarti informasi yang diberikan dalam peta berupa suatu gambar atau simbol.
Dalam pembuatan suatu peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Langkah-
langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta tersebut adalah :
- Menentukan daerah yang akan dipetakan.
- Membuat peta dasar (Base map) yaitu peta yang belum diberi simbol.
- Mencari dan Mengklarifikasikan data sesuai dengan kebutuhan.
- Membuat simbol-simbol yang mewakili data.
- Menempatkan simbol pada peta dasar.
- Membuat legenda (keterangan).
- Melengkapi peta dengan tulisan (lattering) secara baik dan benar.
Agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan ada komponen - komponen yang
harus dipenuhi, yaitu:
8.1.3. Legenda
Legenda pada peta menerangkan arti simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda harus dapat
dipahami oleh pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu tercapai sasaran. Legenda biasanya
70
diletakkan dipojok kiri bawah peta, selain itu legenda dapat juga diletakkan pad bagian lain pada
peta, selama tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
8.1.4. Orientasi
Orientasi atau tanda arah penting adanya pada suatu peta. Tanda ini gunanya untuk menunjukkan
arah utara, selatan, timur, dan barat. Orientasi atau tanda arah peta ini perlu dicantumkan untuk
menghindari kekeliruan menentukan arah pada peta. Orientasi atau tanda arah pada peta biasanya
berbentuk tanda panah yang menunjukkan arah utara. Petunjuk ini dapat diletakkan dibagian mana
saja dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.
71
bentuknya simbol dikelompokkan menjadi simbol titik, garis, area atau bidang, aliran, batang,
lingkaran, dan bola. Sedangkan wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan
dapat dibedakan menjadi abstrak, setengah abstrak, dan nyata atau piktoral. Simbol piktoral adalah
simbol dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang digambarkan, sedang
simbol geometrik adalah abstrak simbol yang wujudnya tidak ada kemiripan dengan unsur yang
digambarkan. Untuk warna, tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam
peta, jadi penggunaan warna dalam peta adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan pembuat
peta dan kebiasaan umum.
Klik dua kali pada layer Indonesia pilih symbology pada symbol klik dua kali kotak warnanya
ubah warnanya menjadi hijau muda. Kemudian pilih ok.
72
Klik dua kali pada layer Bali pilih symbology
pada kotak sebelah kiri pilih categoriesuniqe value
pada value field pilih Kabupaten klik add all values
kemudian klik ok
Untuk bias melihat perubahan warnanya lebih jelas pada layer bali lakukan zoom to layer dengan
cara
Klik kanan layer bali pilih zoom to layer
73
Tahap 2 Memberikan Label
Label didapatkan dari data attribute yang dimiliki oleh sebuah data spasial. Untuk menampilkan label
nama kabupaten Bali langkah-langkahnya:
Klik kanan pada layer Bali pilih Properties
Pada Layer properties pilih tab labels checklist label feature in this layer
Pilih KABUPATEN sebagai nama label field
Kemudian pilih Placement Properties
74
Maka akan Terjadi penambahan Label pada data spasialnya.
75
Kemudian Pada menu Print and setup ubah sizenya menjadi A4 checklist use printer paper
setting pilih landscape sebagai orientation
Ubah pula standart sizenya menjadi A4 pilih landscape sebagai orientation checklist Scale Map
Elements Proportionally.
76
Kemudian Tambahkan Grid dengan cara
Klik dua kali pada Layers pilih Grids Pilih New Grids
Ubah place parallel dan place meridian menjadi 0 Deg 30 Min dan 0 Sec, kemudian pilih Next.
77
Pilih Next
Akan muncul grid pada peta, tetapi masih harus diedit lagi.
Untuk mengeditnya klik dua kali pada layer PETA BALI lalu pilih Properties
78
Pada reference System Properties pilih tab labels kemudian checklist vertical label left dan right.
79
Maka akan muncul toolbar seperti di bawah ini.
Gunakan tool untuk menambahkan kotak atau box untuk memperindah Peta.
Kemudian rapihkan peta tersebut sehingga seperti gambar di bawah ini.
Kemudian beri nama data frame yang baru dengan nama Inset
Copy layer Indonesia dar Layer PETA BALI ke layer Inset.
80
Langkah selanjutnya adalah Menambahkan extent indicator
untuk menambahkan extent indicator
klik dua kali Pada Layer Inset kemudian pindahkan other data frame ke show indicator for this
dataframe dengan klik PETA BALI pada other data frame dan klik > untuk memindahkan dataframe
81
Tahap 6 Menambahkan Judul Peta, Arah Mata Angin dan Legenda
Judul peta ditambahkan dengan cara klik insert pilih Title
Kemudian masukan PETA ADMINISTRASI BALI sebagi judulnya.
Untuk menambahkan arah mata angin klik insert Pilih North Arrow
Kemudian tambahkan graphic text dan beri nama U di atas arah mata angina.
82
Beri nama legend dengan Legenda, lalu pilih Next
83
Acuhkan kolom ini dan pilin Finish
Legenda yang sudah ada belum rapih dan masih harus diedit
Untuk mengeditnya klik dua kali pada legendanya masuk ke tab item Pilih style
84
Pada legend item pilih tab General hanya checklist show labels.
Tambahkan Sumber Peta dengan menggunakan tools yang ada pada tools drawing.
Atur posisinya sesuai dengan yang diinginkan.
85
Beri nama PETA BALI, kemudian pada save as type pilih PDF lalu klik save
Untuk JPG sama langkahnya, hanya pada saat save as type pilih ke JPG, Lalu peta siap dicetak.
86