Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 01

SISTEM PROTEKSI

OLEH :

ADRIAN SUPRIADI
E1D117029

JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis gangguan pada sistem tenaga listrik.
Jawab:
1. Gangguan Beban Lebih
Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan. Namun karena
beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus berlangsung
dapat membahayakan peralatan, jadi harus diamankan, maka beban lebih harus ikut
ditinjau.
Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena beban yang
dipasoknya terus meningkat, atau karena adanya maneuver atau perubahan aliran
beban di jaringan setelah adanya gangguan. Beban lebih dapat mengakibatkan
pemanasan yang berlebihan yang selanjutnya panas yang berlebihan itu dapat
mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur peralatan listrik.
2. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau
antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporair (non persistant) atau permanent
(persistant). Gangguan yang permanent misalnya hubung singkat yang terjadi pada
kabel, belitan trafo atau belitan generator karena tembusnya (break downnya) isolasi
padat. Gangguan temporair misalnya akibat flashover karena sambaran petir, pohon,
atau tertiup angin.
Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara termis dan mekanis.
Kerusakan termis tergantung besar dan lama arus gangguan, sedangkan kerusakan
mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik atau tolak-menolak.
3. Gangguan Tegangan Lebih
Tegangan lebih dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Tegangan lebih dengan power frequency
b) Tegangan lebih transient
Tegangan lebih transient dapat dibedakan :
a) Surja Petir (Lightning surge)
b) Surja Hubung (Switching surge)
Timbulnya tegangan lebih dengan power frequency, dapat terjadi karena :
a) Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan akibat switching,  karena
gangguan atau karena maneuver.
b) Gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator) pada generator atau pada
on load tap changer dari trafo.
c) Over speed pada generator karena kehilangan beban.
4. Gangguan Kurangnya Daya
Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit (akibat
gangguan di prime movernya atau di generator) atau gangguan hubung singkat di
jaringan yang menyebabkan kerjanya relay dan circuit breakernya yang berakibat
terlepasnya suatu pusat pembangkit dari sistem. Jika kemampuan atau tingkat
pembebanan pusat atau unit pembangkit yang hilang atau terlepas tersebut
melampaui spinning reverse system, maka pusat-pusat pembangkit yang masih ada
akan mengalami pembebanan yang berkelebihan sehingga frequency akan merosot
terus, yang bila tidak diamankan akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain
(cascading) yang selanjutnya dapat berakibat runtuhnya (collapse) sistem
(pemadaman total).
5. Gangguan Ketidakstabilan (Instability)
Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat menimbulkan
ayunan daya (power swing) atau yang lebih hebat dapat menyebabkan unit-unit
pembangkit lepas sinkron (out of synchronism). Power swing dapat menyebabkan
relay pengaman salah kerja yang selanjutnya menyebabkan gangguan yang lebih
luas. Lepas sinkron dapat mengakibatkan berkurangnya pembangkit karena tripnya
unit pembangkit tersebut atau terpisahnya sistem, yang selanjutnya dapat
menyebabkan gangguan yang lebih luas bahkan runtuh (collapse).
2. sebutkan syarat-syarat dan fungsi sebuah rele pengaman.
Jawab:
Rele proteksi dalam fungsinya sebagai pengaman memiliki beberapa syarat yang
harus dipenuhi, yaitu :
1. Kepekaan (sensitivity)
Pada prinsipnya rele harus cukup peka sehingga dapat mendetekasi gangguan
di kawasan pengamanannya meskipun gangguan yang ada relatif kecil.
2. Keandalan (reliability)
Maksud dari keandalan adalah bahwa sebuah rele proteksi harus selalu berada
pada kondisi yang mampu melakukan pengamanan pada daerah yang diamankan.
Keandalan memiliki 3 aspek, antara lain : • Dependability, adalah kemampuan suatu
sistem rele untuk beroperasi dengan baik dan benar. Pada prinsipnya pengaman harus
dapat diandalkan bekerjanya (dapat mendetaksi dan melepaskan bagian yang
terganggu), tidak boleh gagal bekerja. Dengan kata lain dependability-nya harus
tinggi. • Security, adalah tingkat kepastian suatu sistem relai untuk tidak salah dalam
bekerja. Salah kerja, misalnya lokasi gangguan berada di luar pengamanannya, tetapi
salah kerja mengakibatkan pemadaman yang seharusnya tidak perlu terjadi. •
Availability, adalah perbandingan antara waktu di mana pengaman dalam keadaan
siap kerja (actually in service) dan waktu total operasinya.
3. Selektifitas (selectivity)
Maksudnya pengaman harus dapat membedakan apakah gangguan terletak di
daerah proteksi utama dimana pengaman harus bekerja cepat atau terletak di luar
zona proteksinya dimana pengaman harus bekerja dengan waktu tunda atau tidak
bekerja sama sekali.
4. Kecepatan kerja (Speed Of Operation)
Untuk memperkecil kerugian atau kerusakan akibat gangguan, maka bagian
yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari bagian sistem lainnya. Selang
waktu sejak dideteksinya gangguan sampai dilakukan pemisahan gangguan
merupakan penjumlahan dari waktu kerja relai dan waktu kerja pemutus daya.
Namun pengaman yang baik adalah pengaman yang mampu beroperasi dalam waktu
kurang dari 50 ms.
5. Sederhana (Simplicity)
Relai pengaman harus disusun sesederhana mungkin namun tetap mampu
bekerja sesuai dengan tujuannya.
6. Ekonomis (Ekonomic)
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi pengaman yang akan digunakan.
Namun sebaiknya pilihlah suatu sistem proteksi yang memiliki perlindungan
maksimum dengan biaya yang minimum.
3. sebutkan pengaruh-pengaruh yang ada pada transformator arus dan transformator
tegangan.
Jawab:
a. Transformator arus
trafo arus atau transformator arus bertujuan untuk mengkonversi arus primer
yang memiliki nilai arus yang besar, biasanya kisaran puluhan hingga ribuan ampere,
menjadi arus sekunder yang memilik inilai rendah sebesar 1A atau 5A, tergantung
dari aplikasi yang dibutuhkan.
Karena bertujuan untuk mengkonversikan arus, maka pada kedua sisi trafo arus
tersebut harus terbentuk rangkaian tertutup sehingga dimungkinkan mengalirnya arus
pada rangkaian tersebut. Dengan kata lain, pada sisi primer trafo arus harus di pasang
seri dengan beban dan pada sisi sekunder trafo arus harus diterkoneksi pada beban
peralatan ukur atau peralatan proteksi.
Arus yang mengalir pada sistem distribusi tegangan menegah ataupun tegangan
rendah berkisar ratusan hingga ribuan ampere. Oleh karena itu, belitan primer dari
trafo arus terbuat dari batangan tembaga dengan dimensi yang relative besar agar
mampu menahan arus yang mengalir secara terus-menerus disisi primer ataupun arus
sesaat ketika terjadi kegagalan sistem. Karena belitan primer terbuat dari batang
tembaga yang dimensinya cukup besar, maka impedansi disisi primer bisa dianggap
tidak ada karena terlalu kecil dibandingkan impedansi sistem.
Prinsip kerja dari trafo adalah sebagai berikut:
a) Pada saat arus primer Ip mengalir pada lilitan primer, maka akan muncul
medan magnet disekeliling lilitan primer tersebut.
b) Medan magnet tersebut akan terkumpul lebih banyak pada inti atau core.
Medan magnet yang berputar di dalam inti atau core menghasilkan perubahan
flux primer dan memotong lilitan sekunder sehingga menginduksikan tegangan
pada lilitan sekunder sesuai hukum faraday.
c) Karena lilitan sekunder membentuk loop tertutup, maka akan mengalir arus
sekunder Is yang akan membangkitkan medan magnet untuk melawan flux
magnet yang dihasilkan oleh belitan primer sesuai hukum lenz.
b. Transformator tegangan
Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang
lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan indikator,
alat ukur/meter dan relai. Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan
trafo tenaga tetapi rancangan Trafo tegangan berbeda yaitu :
a) Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur,
relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
b) Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
c) Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.
Fungsi dari trafo tegangan yaitu :
a) Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran
tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
b) Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan
pengukuran peralatan dibagian primer.
c) Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110
volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
4. Jelaskan mengenai:
a. Pengaman arus lebih
b. Pengaman jarak
c. Pengaman differensial
Jawab:
a. Pengaman arus lebih
Proteksi arus lebih adalah proteksi atau perlindungan terhadap perubahan
parameter arus yang sangat besar dan terjadi dengan sangat cepat yang disebabkan
oleh hubung singkat. Berikut adalah macam-macam pengaman arus lebih.
1. Fuse dan fuse Cut Out
Berfungsi mengamankan gangguan hubung singkat dengan prinsip
melebur bila arus yang mengalir pada sistem melebihi harga arus yang
ditentukan. Fuse merupakan elemen logam yang dapat meleleh jika arus
berlebihan mengalir padanya.
Karakteristik waktu kerja Fuse
● Fuse memiliki batas arus maksimal yang dapat dilewati, sehingga fuse
tersebut dapat melebur.
● Kerja dari fuse adalah instan artinya fuse bekerja sangat cepat, jika arus
yang mengalir melebihi batas arus In, maka fuse langsung melebur.
Fuse dipergunakan secara terkoordinasi artinya dalam suatu rangkaian
fuse dipergunakan tidak hanya untuk mengamankan satu komponen tetapi
digunakan dalam rangkaian instalasi. Kerja dari fuse di atas terkoordinasi
mengamankan beberapa saluran, misal untuk fuse 1620 A dapat mengamankan
fuse yang terdiri dari cabang B dan jalur A , sedang fuse 875 A mengamankan
saluran C dan D.
2. Load Break Switch (LBS)
Berfungsi mengatasi gangguan arus lebih/over load, dan tidak dapat
mengamankan hubung singkat. Bila dikehendaki mengamankan hubung
singkat harus dilengkapi dengan fuse.
3. Recloser
Berfungsi mengamankan arus lebih yang diatur waktu saat memutus dan
menutup kembali secara otomatis, terutama untuk mengatasi gangguan
temporer/sementara. Peralatan ini dipasang pada cabang utama distribusi pada
sebuah feeder. Recloser didisain untuk membuka dan locked out setelah
operasi pengetripan. Recloser ini akan kembali kekeadaan normaly close jika
gangguan terjadi sementara. Waktu saat memutus dan membuka dapat diatur
secara otomatis. Karakteristik dari sebuah recloser yaitu memiliki daerah kerja
antara A (time delay) dan B (instanstaneous). Sehingga recloser memiliki time
delay/waktu tunda untuk kembali ke keadaan semula setelah mengalami trip
akibat dari gangguan.
4. Circuit Breaker (CB) 
Kontak-kontak otomatis yang dapat memutus rangkaian listrik dalam
keadaan normal/tidak normal dan selalu dilengkapi dengan rele bantu. Circuit
Breaker hanya dapat berkerja dengan bantuan relay. Circuit Breaker bekerja
apabila dalam jaringan mengalami suatu gangguan yaitu arus gangguan yang
melebihi batas tertentu. 
5. Over Current Relay (OCR) 
Pengaman yang berfungsi menutup kontaknya untuk mengaktifkan
rangkaian yang dapat menyebabkan CB membuka/menutup ketika arus
mengalir melebihi harga yang ditentukan dengan mensetting pada harga/nilai
arus tertentu.
b. Pengaman jarak
Relai jarak atau distance relay digunakan sebagai pengaman utama (main
protection) pada suatu sistem transmisi, baik SUTT maupun SUTET, dan sebagai
cadangan atau backup untuk seksi didepan. Relai jarak bekerja dengan mengukur
besaran impedansi (Z), dan transmisi dibagi menjadi beberapa daerah cakupan
pengamanan yaitu Zone-1, Zone-2, dan Zone-3, serta dilengkapi juga dengan
teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif
didalam daerah pengamanannya.

Gambar daerah kerja pengaman jarak


Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik
terjadinya gangguan dapat ditentukan. Relai jarak akan bekerja dengan cara
membandingkan impedansi gangguan yang terukur dengan impedansi setting,
dengan ketentuan:
a. Bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai
maka relai akan trip.
b. Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai
maka relai akan tidak trip.
Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik, terdiri dari gangguan
hubung singkat tiga fasa, dua fasa, dua fasa ke tanah dan satu fasa ke tanah. Relai
jarak sebagai pengaman utama harus dapat mendeteksi semua jenis gangguan dan
kemudian memisahkan sistem yang terganggu dengan sistem yang tidak terganggu.
c. Pengaman differensial
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan
kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus
(CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang
diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada
generator, transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay differensial
digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator daya yang
berguna untuk mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan.
Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan
kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus
(CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang
diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada
generator, transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay differensial
digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator daya yang
berguna untuk mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan.
Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.

Gambar Pengawatan Dasar Relay Differensial


Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan
(external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi
sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman
tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam
(internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir
melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus
sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir
melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan
(antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan
menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai
pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit
breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir
dari sistem tenaga listrik.

Anda mungkin juga menyukai