Anda di halaman 1dari 2

MAPPING LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA “An N” DENGAN DIARE DI RUANG ANAK

RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU

KUDUS

Di Susun Untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu : Sri Hartini., S. Kep., Ns., M.Kes

DIBUAT OLEH :

FIRDHIANZA ANGGY CHRISTIADI


202103056

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN 2022
WOC DIARE
Nama : Firdhianza Anggy Christiadi Infeksi
Malabsorbsi Makanan
NIM : 202103056

EPIDEMIOLOGI Kuman masuk dan


berkembang dalam Tekanan osmotic Toksin tidak dapat
Secara umum diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun
meninggal setiap tahunnya didunia dimana sekitar 20% meninggal karna infeksi
usus meningkat diabsorbsi
diare.

Pada tahun 2017 terjadi 21 kali kasus diare yang tersebar di 21 provinsi dengan Pergeseran air dan
jumlah penderita 1725 orang dan kematian 34 orang (1,97%). hiperperistaltik
elektrolit ke rongga
Data Profil kesehatan Dinas KOTA Balikpapan pada tahun 2017 angka kejadian diare Toksin dalam
di kota balikpapan pada tahun 2017 adalah sebanyak 17478 kasus (Provil kesehatan
dinding usus halus usus
Indonesia 2017)

Definisi Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal dan cair.
Isi rongga usus Kemampuan absorbsi
Bayi dapat dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari buang air besar, Hipersekresi air dan
dan sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah buang air besar sebanyak lebih meningkat menurun
dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2014). elektrolit usus
meningkat
Diare adalah keadaan dimana tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui
feses, kelainan yang mengganggu penyerapan di usus halus cenderung lebih banyak
menyebabkan diare, sedangkan kelainan penyerapan di kolon lebih sedikit
menyebabkan diare (Sodikin, 2012)

Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses. Diare pada anak Diare
dapat bersifat akut atau kronik (Carman, 2016).

Etiologi Menurut Haroen N. S, Suraatmaja dan P. O Asnil dalam Wijayaningsih


(2013) penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan : diare sekresi yang
BAB sering dengan Inflamasi saluran
disebabkan oleh infeksi virus, defisiensi imun dan diare osmotic disebabkan oleh
Malabsorbsi makanan, Kurang kalori protein Bayi berat badan lahir rendah dan bayi konsistensi cair pencernaan
baru lahir

Manifestasi klinik mikroorganisme masuk ke dalam saluran pencernaan yang Mual dan
berkembang ke dalam usus dan merusak sel mukosa yang dapat menurunkan usus. Cairan Agen
menyebabkan gangguan fungsi usus dalam penyerapan cairan dan elektrolit, sehingga
Kulit disekitar anus pirogenic muntah
terjadinya gastroenteritis dan timbul gejala BAB sering dengan konsistensi encer lecet dan iritasi keluar

Pemeriksaan diagnostik menurut Nelwan (2014) yaitu dengan pemeriksaan darah,


analisa gas darah (bila dicurigai ada gangguan keseimbangan asam basa), pemeriksaan
toksik (C. Difficile), antigen (E. Hystolitica), pemeriksaan feses, pemeriksaan parasit Dehidrasi Suhu tubuh Anoreksia
amoeba,hif), pemeriksaaan kultur.
meningkat
Gangguan
Penatalaksanaan
Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut: integritas kulit dan
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).
2. Dietetik (pemberian makanan). jaringan Hypovolemia Defisit nutrisi
3. Obat-obatan. Hipertermia

Tujuan
Tujuan Tujuan
Integritas dan jaringan kulit meningkat Keseimbanngan cairan membaik Tujuan Porsi makan yang di habiskan meningkat
KH KH Termoregulasi membaik KH
- Elastisitas meningkat - Asupan ciran meningkat KH  Berat badan Indeks Massa Tubuh (IMT)
- Hidrasi meningkat - Haluaran urin meningkat - Suhu 36-37 derajad celcius normal
- Perfusi jaringan meningkat - Kelembaban membrane mukosa meningkat - Nadi dan RR dalam rentang
 Frekuensi makan meningkat
- Asupan makanan meningkat normal
- Suhu kulit membaik  Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan
- Edema menurun - Tidak ada perubahan warna
- Kemerahan menurun kulit dan tidak ada pusing,
tujuan kesehatan
- Dehidrasi menurun
- Nyeri menurun merasa nyaman
- Asites menurun Intervensi
- Hematoma menurun - Tekanan darah membaik Observasi :
- Membran mukosa membaik Intervensi
- Identifikasi status nutrisi
Intervensi - Mata cekung membaik Observasi:
- Identifikasi alergi dan intoleransi
Observasi - Turgor kulit membaik - Monitor suhu tubuh
makanan
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Berat badan membaik - Monitor haluaran urin
- Identifikasi makanan yang disukai
Intervensi - Monitor kadar elektrolit
Perubahan sirkulasi,perubahan status nutrisi,penurunan - identifikasi perlunya penggunaan selang
Observasi : - Monitor komplikasi akibat
kelembaban,suhu lingkungan ektrim ,penurunan hipertermi
nasogastrik
- Monitor status hidrasi ( mis. frekuensi nadi, - Monitor intake output cairan
mobilitas) Terapeutik:
akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
turkor kulit, tekanan darah) - Sediakan lingkungan yang
Terapeutik Terapeutik:
- Monitor berat badan harian dingin
- Lakukan oral hygine sebelum makan
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring - Monitor berat badan sebelum dan sesudh - Longgarkan / lepaskan
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika dialysis pakaian
sesuai
perlu - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium - Berikan cairan oral
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
( Na,K,Cl, berat jenis urine ) - Basahi dan kipasi permukaan
- Bersihkan perineal dengan air hangat ,terutama selama konstipasi
- Monitor status hemodinamik ( mis. tubuh
periode diare - Lakukan pendinginan
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
MAP,CVP,PAP,PCWP, jika tersedia ) - Berikan suplemen makanan jika perlu
- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada eksternal
Terapeutik Edukasi
kulit kering - Catat intake output dan balans cairan dalam 24 Edukasi :
- Gunakan produk berbahan ringan /alami dan hipoalergi - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
jam - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan diet yang diprogramkan
pada kulit sensitive - Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan Kolaborasi:
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering - Berikan cairan intravena jika Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- perlu - Kolaborasi pemberian cairan
(mis. Pereda nyeri, antiemetic)
Kolaborasi dan elektrolit intravena
Edukasi - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
- Anjurkan menggunakan pelembab ( mis. lotion,serum - Kolaborasi pemberian diuritik jika perlu jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayu
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
- Anjurkan Mandi dan menggunakan sabun secukupnya
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika.
Sari Wijayaningsih, Kartika. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta : CV.Trans Info Media
Hidayatun Najah. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Diare Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Karya Tulis Ilmiah
Nurarif dan Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda NIC NOC dalam Berbagai Kasus. Jilid I. Yogyakarta :
Mediaction
Susilaningrum, R., Nursalam, & Utami, S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2014). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
A.Aziz Alimul Hidayat. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika : Edisi 2
Mubarak, dkk. (2015). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Yayasan pustaka Obor Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi I. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi I. Cetakan II. Jakarta : Dewan
Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai