Dosen pengampu:
Radini, S.H., M.H.
Disusun oleh :
AZERI (11920411358)
DIAN KOMALA SARI (11920421371)
NISA WIDYA (11920420503)
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat sehat-
nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
sekarang)”
kepada Bapak Radini, S.H., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum
dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih juga kepada orang tua yang selalu
2
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas
Wassalamualaikum wr.wb.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.................................................................................9
C. Tujuan Penulis………………………………………………………..9
BAB II PEMBAHASAN
A. periode I (1945-1948)……………………………………………………10
B. periode II (1948-1957)…………………………..…………..……...……12
D. periode IV (1965-1974)…………………………………………..………16
E. periode IV (1974-1999)……………………………………….……….…18
F. periode IV (1999-2004)……………………………………………….…20
G. periode IV (2004-2009)…………………………………………………..21
A. Kesimpulan................................................................................................24
B. Saran...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketatanegaraan kita telah mengalami pasang surut, hal ini terlihat dalam
daerah Indonesia dibagi daerah besar dan daerah kecil dan mempunyai hak
pemerintahan yang boleh diatur dan diurus secara bebas dan mandiri akan
5
menjadikan urusan rumah tangga suatu pemerintahan yang lebih rendah
tersebut, pada bagian penjelasan Pasal 18 Bab VI UUD 1945 juga diatur
1
Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia. (Gahlia Indonesia, Jakarta,
1982), hlm 145
6
Indonesia menghormati kedudukan daerahdaerah istimiewa
1945 tepatnya pada perubahan kedua Pasal 18 yang semula hanya terdiri
dari satu ayat berubah menjadi tujuh ayat ditambah Pasal 18A dan Pasal
18B yang masingmasing terdiri dari dua ayat. Paling tidak terdapat tujuh
7. Prinsip hubungan pusat dan daerah harus dilaksanakan secara selaras dan
7
tugas dan wewenangnya6. Undang-undang ini juga menghidupkan kembali
daerah sebagai organ daerah otonom sekaligus sebagai alat pusat di daerah
karena tidak dipilih oleh Komite Nasional Daerah (KND) melainkan diangkat
otonomi material ini tersurat pada Psal 23 ayat (2) yang menyebutkan bahwa
hal-hal yang menjadi urusan rumah tangga daerah ditetapkan lewat undang-
peraturan daerah yang materinya telah diatur dengan peraturan yang lebih
wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan keadaan negara sedang revolusi yang
8
melibatkan clash dengan Belanda serta kesulitan-kesulitan dalam negeri
lainya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
1957)
1965)
1974)
1999)
2004)
9
7. Untuk mengetahui sistem pemerintahan daerah pada periode VII (2004-
2009)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perode I (1945-1948)
adalah aturan yang ditetapkan oleh PPKI. Selain itu digunakan pula aturan
yang sudah ada. PPKI hanya menetapkan adanya Komite Nasional Daerah
dengan adanya KNI Pusat. Oleh PPKI, secara umum wilayah Indonesi
2
Andriansyah, Administrasin pemerintahan daerah dalam analisis (Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2015), hlm. 65
10
Masing-masing provinsi dikepalai oleh gubernur, sedangkan
kondisi yang sudah ada. Dengan demikian provinsi dan karesidenan hanya
Regentschap/Gemeente/Stadsgemeente)
11
Otonomi bagi daerah baru dirintis dengan keluarnya UU No. 1
dibentuk Badan Eksekutif dari dan oleh Komite Nasiona Daerah dan
Mengingat situasi dan kondisi pada masa itu tidak semua daerah
Jawa Tengah bagian Barat, Jawa Timur bagian Timur, dan Madura juga
B. Periode II (1948-1957)
12
Secara umum Indonesia memiliki dua jenis daerah berotonomi yaitu
daerah otonomi biasa dan daerah otonomi khusus yang disebut dengan
Legislatif
Eksekutif
anggota DPRD adalah empat tahun. Masa jabatan anggota pengganti antar
waktu hanya untuk sisa masa empat tahun tersebut. Jumlah anggota DPRD
4
Ibid
13
ditetapkan dalam UU pembentukan, dengan dasar perhitungan jumlah
penduduk tertentu. Ketua dan Wakil Ketua DPRD dipilih oleh dan dari
anggota DPRD.
Anggota DPD antar waktu yang dipilih memiliki masa jabatan hanya
untuk sisa masa jabatan DPD yang ada. Jumlah anggota DPD ditetapkan
karena jabatannya menjadi ketua dan anggota DPD. Wakil Ketua DPD
14
b. Wilayah Jawa meliputi: Banten, Jawa Tengah bagian Timur,
undang RI No. 22 Tahun 1948 dan UU NIT No. 44 Tahun 1950. Secara
otonom biasa yang disebut daerah swatantra dan daerah otonom khusus
disahkan oleh Presiden untuk Kepala Daerah dari tingkat ke I atau Menteri
Dalam Negeri atau penguasa yang ditunjuk olehnya untuk Kepala Daerah
dari tingat ke II dan ke III. Kepala Daerah dipilih untuk satu masa jabatan
5
Ibid
15
DPRD atau bagi mereka yang dipilih antar waktu guna mengisi lowongan
Konstitusi Republik III pasal 131, 132, dan 133. Namun dalam perjalanan
No. 6 Tahun 1959. Menurut peraturan itu pemerintah daerah terdiri dari:
Eksekutif
Legislatif
Daera Tingkat I dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah bagi
baik dari calon yang diajukan DPRD maupun dari luar calon yang
diusulkan DPRD. Masa jabatan Kepala Daerah sama seperti masa jabatan
DPRD. Kepala Daerah adalah Pegawai Negara dan karenanya tidak dapat
D. Periode IV (1965-1974)
16
Undang-Undang No. 1 Tahun 1957, Penetapan Presiden No. 6 tahun 1959;
undang No. 1 Tahun 1957 boleh dikatakan dihapus secara sistematis dan
Legislatif
Eksekutif
6
Ibid
17
Masa jabatan anggota DPRD adalah 5 (lima) tahun. Anggota DRD antar
waktu masa jabatannya hanya untuk sisa masa lima tahun tersebut.
Daerah.
Menteri Dalam Negeri menurut hirarki yang ada. Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah serta Anggota BPH diangkat dan diberhentikan oleh:
Tingkat II
E. Periode V (1974-1999)
18
Menurut UU ini secara umum Indonsia dibagi menjadi satu macam Daerah
undangan. Titik berat Otonomi Daerah diletakkan pada Daerah Tingkat II.
Dalam Negeri atas nama Presiden dari Pegawai Negeri yang memenuhi
19
Kabupaten atau Kotamadya, dan disebut Wakil Bupati atau Wakil
Walikotamadya.
F. Periode VI (1999-2004)
kekhususan yang ada pada tiga daerah yaitu Aceh, Jakarta, dan
Ketiga jenis daerah tersebut berkedudukan setara dalam artian tidak ada
wilayah administratif.8
Indonesia.
8
http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Sejarah-Pemerintahan-Daerah-Di-Indonesia-Pada-
Zaman-Hindia_116784_p2k-unhamzah.html 16/09/2021
20
UU ini disusun berdasarkan Konstitusi Republik pasal 18 dan
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
daerah kabupten dan daerah kota. Selain itu Negara mengakui kekhususan
dan/atau keistimewaan yang ada pada empat daerah yaitu Aceh, Jakarta,
kesatuan masyarakat hukum adat (Desa atau nama lain) beserta beserta
9
https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_23_Tahun_2014
16/09/2021
21
Daerah. Pemerintahan daraah provinsi yang terdiri atas Pemerintah
(MPU) yang menjadi mitra DPR Aceh dan Pemda Aceh. Untuk Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat disebut Dewan Perwakilan Rakyat Papua
(DPR Papua). Khusus Papua dan Papua Barat terdapat Majelis Rakyat
desa yang terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa. Kepala
Desa dipilih lanngsung oleh dan dari penduduk desa yang syarat dan tata
cara pemilihannya diatur dengan Perda. Masa jabatan kepala desa adalah 6
(enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa
desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1 (satu) kali masa
jabatan berikutnya.
22
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 disusun berdasarkan
ini telah diubah sebanyak dua kali dengan Perppu No. 3 Tahun 2005
2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Provinsi Papua Barat
Tahun 2008).
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
B. Saran
pembaca.
25
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_23_Tahun_2014
16/09/2021
http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Sejarah-Pemerintahan-Daerah-Di-Indonesia-Pada-
Zaman-Hindia_116784_p2k-unhamzah.html 16/09/2021
26