Anda di halaman 1dari 3

‫ك ُكلُّ ُه َو ِب َي ِد ِه ْال َخ ْي ُر ُكلُّ ُه َو ِإلَ ْي ِه َيرْ ِج ُع اَأْلمْ ُر ُكلُّ ُه َوَأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإ َل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ ُه‬

ُ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّذِيْ لَ ُه ْال َح ْم ُد ُكلُّ ُه َو لَ ُه ْالم ُْل‬


‫اركْ َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد‬ ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب‬ َ ‫ض ُل َم ْخلُ ْو َقا ِت ِه َأللَّ ُه َّم‬
َ ‫ك لَ ُه فِيْ َذا ِت ِه َو َأسْ مَاِئ ِه َوصِ َفا ِت ِه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه َأ ْف‬ َ ‫اَل َش ِر ْي‬
‫الزا ِد ال َّت ْق َوى‬ ِ ‫هللا ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬
َّ ‫هللا َو َت َز َّو ُد ْوا َفِإنَّ َخي َْر‬ ِ ‫ أما بعد َف َيا عِ َبا َد‬.‫َو َعلَى َألِ ِه َو َأصْ َح ِاب ِه ْال ُم ْق َت ِدي َْن ِب ِه فِيْ ُك ِّل َحااَل ِت ِه‬
‫ِين َرءُوفٌ َرحِي ٌم‬ =َ ‫ لَ َق ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل مِنْ َأ ْن ُفسِ ُك ْم َع ِزي ٌز َع َل ْي ِه َما َع ِن ُّت ْم َح ِريصٌ َع َل ْي ُك ْم ِب ْالمُْؤ ِمن‬: ‫اِئل‬ ٍ ‫َف َقا َل هللاُ َع َّز مِنْ َق‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Akhir-akhir ini banyak orang yang berdalih mencintai Islam dan negeri ini dengan
melakukan tindak kekerasan dan perilaku yang kasar dan bengis. Padahal,
kelemahlembutan merupakan cermin seorang mukmin yang hatinya diliputi kasih
sayang.  Sebaliknya, orang yang berperilaku keras dan berhati kasar merupakan
cermin hati yang buruk, angkuh dan penuh kebencian. Islam adalah agama
rahmatan lil 'alamin yang mengajarkan kasih sayang, cinta dan perdamaian kepada
seluruh anak bangsa. Lemah lembut adalah sifat yang terpuji di hadapan Allah SWT
dan Rasul-Nya, bahkan di hadapan seluruh manusia. Fitrah manusia yang
cenderung mencintai kelembutan merupakan wujud kasih sayang. Oleh karena itu,
Allah SWT mengingatkan Rasul-Nya dalam Surat Ali-Imran ayat 159 yang berbunyi :

‫اورْ ُه ْم فِى ٱَأْلمْ ِر ۖ َفِإ َذا‬ ۟ ‫ب ٱَلن َفض‬


ِ ‫ُّوا مِنْ َح ْول َِك ۖ َفٱعْ فُ َع ْن ُه ْم َوٱسْ َت ْغفِرْ لَ ُه ْم َو َش‬ ًّ ‫نت َف‬
ِ ‫ظا َغلِي َظ ْٱل َق ْل‬ َ ‫َف ِب َما َرحْ َم ٍة م َِّن ٱهَّلل ِ ل‬
َ ‫ِنت لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو ُك‬
َ ‫ْت َف َت َو َّك ْل َعلَى ٱهَّلل ِ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ ُيحِبُّ ْٱل ُم َت َو ِّكل‬
‫ِين‬ َ ‫ َع َزم‬ 

Artinya, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. “ Lemah lembut bukan berarti kelemahan, plin plan tanpa
haluan, ataupun lemah tanpa daya. Justru sebaliknya, lemah lembut mengandung
banyak kekuatan yang dahsyat. Air bersifat lembut tapi kuat bila dibutuhkan,
seperti pekerja steam yang menyemprotkan air untuk membersihkan kotoran
kendaraan. Air itu juga sejuk dan menyucikan bila digunakan untuk berwudhu. Air
juga mendatangkan ketenangan tapi bisa menghanyutkan sebagaimana
peribahasa yang menyebutkan “air tenang tapi menghanyutkan”. Selain air, angin
juga memiliki sifat kelembutan tapi juga mendatangkan kekuatan yang dahsyat
seperti kincir angin yang menghasilkan tenaga listrik, kipas angin yang berembus
menyejukkan siapa saja. Semuanya menampilkan sifat kelembutan yang
mendatangkan kekuatan dan manfaat. Lalu bagaimanakah sifat kelembutan yang
dimiliki hati seseorang? Tentunya, ia akan menghasilkan kekuatan yang lebih
dahsyat.

‫ِإنَّ الرِّ ْف َق الَ َي ُكونُ فِي َشيْ ٍء ِإالَّ َزا َن ُه َوالَ ُي ْن َز ُع مِنْ َشي ٍء ِإالَّ َشا َن ُه‬ 

Artinya, “Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah.
Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek,” (HR Muslim).

Dengan kelembutan hati semua urusan akan menjadi indah. Kelembutan tangan
seorang seniman akan menghasilkan karya seni yang indah. Kelembutan lisan para
pendakwah akan menggugah hati siapa saja. Kelembutan wajah yang senyum
memancarkan aura juga indah dipandang mata. Kelembutan hati yang
diekspresikan dalam amal perbuatan akan melahirkan perhatian, cinta, kasih
sayang, ketulusan dan keikhlasan. Pantas saja, kalau Jalaluddin Rumi seorang
penyair sufi dalam kitabnya “Matsnawi Ma'nawi” menuturkan kata bijak “Cinta
mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian
menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah
penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan
bagi siang dan malam". Allah SWT menggambarkan kelembutan hati Rasulullah
SAW dalam firman-Nya:

=َ ‫لَ َق ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل مِنْ َأ ْنفُسِ ُك ْم َع ِزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َع ِن ُّت ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُك ْم ِب ْالمُْؤ ِمن‬ 
‫ِين َرءُوفٌ َرحِي ٌم‬

Artinya “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin.” (Surat At-Taubah ayat 128).

Bahkan saking lembutnya hati Nabi SAW, Abu Hurairah RA berkata:

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َدعُوهُ َو َه ِري ُقوا َع َلى َب ْولِ ِه َسجْ اًل مِنْ َما ٍء َأ ْو َذ ُنوبًا‬
َ ُّ‫َقا َم َأعْ َر ِابيٌّ َف َبا َل فِي ْال َمسْ ِج ِد َف َت َن َاولَ ُه ال َّناسُ َف َقا َل لَ ُه ْم ال َّن ِبي‬
َ ‫مِنْ َما ٍء َفِإ َّن َما ُبع ِْث ُت ْم ُم َيس ِِّر‬
َ ‫ين َولَ ْم ُتب َْع ُثوا م َُعس ِِّر‬
‫ين‬

Artinya, "Seorang ‘Arab badui berdiri dan kencing di masjid. Maka para sahabat
ingin mengusirnya. Nabi SAW pun bersabda kepada mereka, “Biarkanlah dia dan
siramlah bekas kencingnya dengan setimba air atau dengan setimba besar air.
Sungguh kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi
kesusahan,” (HR Al-Bukhari)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Hal senada di atas, dalam riwayat lain Nabi SAW bersabda:

ٌ ‫ َيا عَاِئ َش ُة ِإنَّ هَّللا َ َرفِي‬ 


ُ‫ْق ُيحِبُ الرِّ ْف َق َويُعْ طِ ى َعلَى الرِّ ْف ِق َما الَ يُعطِ ي َعلَى ْال ُع ْنفِ َو َماالَ يُعْ طِ ي َعلَى َما سِ َواه‬

Artinya, "Wahai Aisyah, sunguh Allah itu maha lembut dan mencintai kelembutan.
Allah memberi kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan
dan sifat-sifat lainnya” (HR Muslim)

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin, jilid III halaman 197 memaknai sikap
lemah lembut dengan terkalahkannya potensi kemarahan terhadap bimbingan
akal. Menurut Al-Ghazali, tumbuhnya sifat lemah lembut dalam diri manusia dapat
diawali dengan melatih diri menahan amarah. Bukan termasuk orang yang lemah
lembut bila menghadapi seseorang dengan kemarahan tanpa sebab yang
dibenarkan. Perlu dibedakan antara berlaku lemah lembut dengan tujuan
membuat orang simpatik dan berlaku lembah lembut dengan maksud menjilat.
Yang pertama ini dikenal dengan mudaroh yaitu berlaku lemah lembut agar
membuat orang lain tertarik dan mendekati kita. Yang kedua dikenal dengan
mudahanah yaitu berlaku lemah lembut dalam rangka menjilat dengan
mengorbankan agama. Sikap yang kedua ini adalah sikap tercela sebagaimana
yang Allah firmankan,

َ ‫َودُّوا لَ ْو ُت ْدهِنُ َفي ُْد ِه ُن‬


‫ون‬

Artinya, "Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka
bersikap lunak (pula kepadamu).” (Surat Al-Qalam ayat 9)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Di dalam Kitab Bahjatun Nazhirin Juz 1 hal 683 disebutkan, “Betapa tingginya
kedudukan lemah lembut dibanding akhlak-akhlak terpuji lainnya. Dan orang yang
‫‪memiliki sifat ini pantas baginya untuk mendapatkan pujian dan pahala yang besar‬‬
‫‪dari Allah SWT. Bila sifat lemah lembut ini ada pada seseorang dan menghiasi‬‬
‫‪dirinya maka akan menjadi indah dalam pandangan manusia dan lebih dari itu‬‬
‫‪dalam pandangan Allah SWT. Sebaliknya jika memiliki sifat yang kasar, angkuh, dan‬‬
‫”‪keras hati niscaya akan menjadikan dirinya jelek dan tercela di hadapan manusia.‬‬
‫‪Kelembutan hati adalah pintu kebaikan dan kunci persatuan bangsa. Pribadi‬‬
‫‪manusia yang diliputi rahmat dan kasih sayang akan melihat orang lain dengan‬‬
‫‪cinta kasih dan sayang pula, termasuk kepada musuh yang membencinya.‬‬
‫‪Kelembutan hati adalah pengikat persatuan dan perekat persaudaraan lintas etnis‬‬
‫‪dan agama. Dalam asmaul husna Allah memiliki nama lain Al-Lathif (Maha Lemah-‬‬
‫‪Lembut) yang mengajarkan kita untuk bersifat lemah lembut. Bahkan seluruh ritual‬‬
‫‪ibadah yang kita lakukan adalah untuk menuntun hati manusia agar bersikap‬‬
‫‪lemah lembut. Lemah lembut kepada Allah, lemah lembut kepada sesama‬‬
‫‪manusia, dan lemah-lembut kepada seluruh makhluk. Sebagaimana hadits Nabi‬‬
‫‪SAW yang menegaskan :‬‬

‫اَلرَّ ا ِحم ُْو َن َيرْ َح ُم ُه ُم الرَّ حْ َمنُ ‪ ،‬اِرْ َحم ُْوا َمنْ فِـي اَأْلرْ ِ‬
‫ض َيرْ َح ْم ُك ْم َمنْ فِـي ال َّس َمـا ِء‬

‫)‪Artinya, “Orang-orang yang menyayangi orang lain, mereka disayangi oleh (Allâh‬‬
‫‪Yang Maha Penyayang. Maka sayangilah orang yang berada di bumi niscaya kalian‬‬
‫‪disayangi oleh (Allâh) yang berada di langit (HR. Abu Dâwud). Demikianlah ulasan‬‬
‫‪khutbah ini disampaikan, semoga kelembutan hati yang kita ukir menjadi bagian‬‬
‫‪penting dalam mencintai dan memperbaiki negeri yang kita cintai ini.‬‬

‫ِيم َأ ُق ُل َق ْولِي ‪ ‬هذا َوَأسْ َتغفِ ُر َ‬


‫هللا لِيْ ولَ ُك ْم ول َِجم ِ‬
‫ِيع‬ ‫ْ‬ ‫ِّ‬
‫ت ‪َ  ‬والذ ْك ِر ال َحك ِ‬ ‫ءان ْال َعظِ ِيم ‪ ‬و َن َف َعنِي وِإيَّا ُك ْم م َِن اآْل يا ِ‬
‫ك هللاُ لِي ولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬
‫بار َ‬
‫َ‬
‫ك بَرٌّ َرء ُْوفٌ َرحِي ٌم‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫‪.‬المٌسلِمِين فاسْ تغفِر ُْوهُ ِإنه تعالى َجوا ٌد ك ِري ٌم َملِ ُ‬ ‫ْ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ك لَ ُه ِإرْ غامًا لِ َمنْ َج َح َد ِبه و َك َف َر‪ .‬وَأ ْش َه ُد َأنَّ َس ّيدَنا محم ًَّدا َعب ُد ُه‬ ‫هلل َح ْم ًدا كما َأ َم َر‪.‬وَأ ْشه ُد َأنْ ال ِإلَ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِري َ‬ ‫اَلح ْم ُد ِ‬
‫ت َعينٌ ِب َن َظ ٍر وُأ ُذنٌ‬ ‫صلَ ْ‬‫صحْ ِبه َماا َّت َ‬ ‫ورسُولِك مح َّم ٍد وآلِه و َ‬ ‫ك‪َ  ‬‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم على س ِّيدِنا على َع ْب ِد َ‬ ‫وال َب َش ِر‪.‬اللَّه َّم َ‬ ‫س ْ‬ ‫ورسُولُ ُه َس ِّي ُد اِإْل ْن ِ‬
‫ُور ْال ُجم َُع ِة‬ ‫ظوا على َّ‬ ‫ِش ما ظ َه َر ِم ْنها وما َب َط َن وحا َف ُ‬ ‫هللا تعالى َو َذرُوا ْال َفواح َ‬ ‫ِب َخ َب ٍر‪ ( .‬أمّا بع ُد ) ف َيآايُّهاال ّناسُ ا َّتقُوا َ‬
‫اع ِة َو ُحض ِ‬ ‫الط َ‬
‫والجما َع ِة ‪َ .‬واعْ لَمُوا ‪َ ‬أنَّ هللاَ َأ َم َر ُك ْم ِبَأمْ ٍر َب َدَأ ‪ ‬فِيه ِب َن ْفسِ ِه َو َث َّنى ِب َمالئك ِة قُ ْدسِ ِه‪َ .‬فقا َل تعالى ولَ ْم َي َز ْل قاِئالً َعلِيمًا‪ِ :‬إنَّ هللاَ َومالئك َت ُه‬ ‫َ‬
‫سي ِد َنا مح َّم ٍد ‪َ  ‬كما‬ ‫آل ِ‬ ‫ص ِّل و َسل ْم على س ِّيدِنا مح َّم ٍد وعلى ِ‬ ‫ِّ‬ ‫َّ‬ ‫ِّ‬
‫صلوا َعلَ ْي ِه و َسلمُوا َتسْ لِ ْيمًا الله َّم َ‬ ‫ُّ‬ ‫ِين آ َم ُنوا َ‬ ‫َّ‬ ‫َأ‬
‫ون على ال َّن ِبيِّ َيآ يّها الذ َ‬ ‫صلُّ َ‬ ‫ُي َ‬
‫ض ْوا‬ ‫ذين َق َ‬‫ِين الَّ َ‬ ‫ض َع ِن ْال ُخلَ َفاء الرّاشِ د َ‬ ‫ك َحمِي ٌد َم ِجي ٌد‪ .‬اللَّه َّم َوارْ َ‬ ‫آل س ِّي ِد َنا ِإبراهِي َم في ْالعالَم َ‬
‫ِين ِإ َّن َ‬ ‫ْت على س ِّيدِنا ِإبراهِي َم وعلى ِ‬ ‫صلَّي َ‬ ‫َ‬
‫عين‬ ‫ِّك جْ َم َ‬ ‫َأ‬ ‫َ‬
‫ب ن ِبي َ‬ ‫َأ‬
‫ساِئر صْ حا ِ‬ ‫ِرام و َعنْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ِبال َحق َوكانوا ِب ِه َيعْ ِدل َ‬ ‫ِّ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِين لِل َعش َر ِة الك ِ‬ ‫مان وعلِيٍّ َو َع ِن ال َست ِة ال ُمت ِّمم َ=‬ ‫ُمر وعُث َ‬ ‫ون بي َبك ٍر وع َ‬
‫َأِل‬
‫ين‪ .‬اللَّه َّم ال َتجْ َع ْل َح ٍد ِم ْن ُه ْم فِي ُع ُنقِ َنا َظاَل َمة و َنجِّ َنا ِب ُحب ِِّه ْم مِنْ‬ ‫وم ال ِّد ِ‬ ‫سان ِإلَى َي ِ‬
‫ِين َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ ٍ‬ ‫ِين و َت ِابعِي ال َّت ِابع َ‬ ‫َو َع ِن ال َّت ِابع َ‬
‫ين‪ .‬اللَّه َّم آ ِم َّنا فِي ُد ْو ِرنا وَأصْ لِحْ وُ اَل َة‬ ‫ِين‪ .‬و َدمِّرْ َأعْ دا َء ال ِّد ِ‬ ‫ُسلمين وَأهْ لِكِ ْال َك َف َر َة وال ُم ْشرك َ‬ ‫َ‬ ‫وم ْالقِيا َم ِة‪ .‬اللَّه َّم َأعِ َّز اِإْلسْ اَل َم والم‬ ‫وال َي ِ‬ ‫َأهْ ِ‬
‫ت‬ ‫ت اَأْلحْ يا ِء ِم ْن ُه ْم واَأْلمْ وا ِ‬ ‫منين والمُْؤ مِنا ِ‬ ‫ت والمُْؤ َ‬ ‫ِمين والمُسلما ِ‬ ‫اغفِرْ لِلمُسل َ‬ ‫ك‪ .‬اللَّه َّم ْ‬ ‫ك َوا َّت َقا َ‬‫ُورنا‪َ .‬واجْ َع ِل اللَّه َّم ِواَل َي َتنا فِي َمنْ خا َف َ‬ ‫ُأ‬
‫م ِ‬
‫والزاَل ِز َل َوالم َِح َن َوسُو َء الفِ َت ِن ما َظ َه َر ِم ْنها وما َب َط َن َعنْ َبلَدِنا‬ ‫والزنا َّ‬ ‫والوبا َء ِّ‬ ‫ت‪ .‬اللَّه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َباَل َء َ‬ ‫ِب ْال َعطِ يَّا ِ‬ ‫ك َيا َواه َ‬ ‫ِب َرحْ َم ِت َ‬
‫ار‪ .‬عِ بادَ‬ ‫اب ال َّن ِ‬‫ِين‪َ .‬ربَّنا آتِنا في الدّنيا َح َس َن ًة َوفي اآلخرة َح َس َن ًة ‪ ‬وقِ َنا َع َذ َ‬ ‫ُسلمين عام ًَّة يا َربَّ ْال َعالَم َ‬ ‫َ‬ ‫ساِئر ِباَل ِد ْالم‬‫ِ‬ ‫َهذا خاص ًَّة و َعنْ‬
‫ْأ‬
‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬ف ْاذ ُكرُوا َ‬
‫هللا‬ ‫وال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬ ‫هللا َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل واِإْلحْ سان وِإيتا َء ذِي ْالقُرْ َبى ‪ ‬و َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شا ِء ْ ِ‬ ‫هللا ! ِإنَّ َ‬ ‫ِ‬
‫هللا َع َّز َو َج َّل َأ ْك َب ُر‬ ‫ال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوهُ على ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َواسْ َئ لُوهُ مِنْ َفضْ لِ ِه يُعْ طِ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ‬

Anda mungkin juga menyukai