A. Hudud
Secara bahasa, kata hudud merupakan bentuk jamak dari kata had yang artinya larangan,
batasan antara dua hal yang bertentangan. Menurut terminologi fiqih, hudud adalah batas-batas
ketentuan Allah SWT tentang hukuman yang diberikan kepada orang-orang yang berbuat dosa
atau melanggar hukum. Perbuatan melanggar hukum itu disebut jarimah, sehingga pelanggaran
terhadap hudud disebut jarimah hudud.
Menurut sebagian ulama, pemberian had adalah hak Allah, sehingga penetapannya tidak
tergantung pemerintah atau penguasa. Perbuatan yang dikenai sanksi had, seperti zina,
mencuri, mabuk, murtad, dan pemberontak.
B. Zina
1. Pengertian dan Hukum Zina
Zina yaitu melakukan persetubuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami
istri dan bukan budaknya. Persetubuhan antara suami istri atau budaknya bukan
termasuk zina, walaupun dilakukan dalam keadaan haid di siang hari pada bulan
Ramadhan atau dalam keadaan ihram. Pada saat-saat tersebut diharamkan melakukan
persetubuhan bagi suami istri bukan karena zat perbuatannya, tetapi karena sebab lain.
Berzina hukumnya haram dan termasuk dosa besar. Allah SWT berfirman:
االزىَن ِان َّ ُه اَك َن فَا ِحشَ ًة َو َس َاء َس ِب ْياًل
ِ ّ َو َال تَ ْق َربُ ْو
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhna zina itu adalah perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’/17:32)
Dalam sebuah hadis diceritakan:
Saya (Abullah bin Ma’sud) bertanya: “ Ya Rasulullah, dosa apa yang paling besar?” Nabi
Muhammad saw. Menjawab: Engkau menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dia adalah
yang menciptakan kamu.” Saya bertanya lagi: “ Kemudian (dosa) apa (lagi)?” “Engkau
membunuh anakmu karena takut miskin.” Saya bertanya lagi: “ Kemudian apa?” Beliau
menjawab: “engkau berzina dengan istri tetanggamu. (HR. Buhkari Muslim dari Abdullah
Ibnu Mas’ud)
ِ آ َّلزا ِن َي ُة َو َّالزاىِن فَا ْجدِل ُ و ْا لُك َّ َوا ِح ٍد ِّمهْن ُ َما ِم ْاَئ ًة َجدْل َ ٍة َو َال تَْأخ ُْذمُك ْ هِب ِ َم َارْأفَ ٌة ىِف ِد ْي ِن
هللا ِأ ْن
َ هللا َوالْ َي ْو ِماَأل ِخ ِر َولْيَ ْشهَدْ عَ َذاهَب ُ َما َطآِئ َف ٌة ِّم َن الْ ُمْؤ ِم ِننْي َ ُ ُك ْنمُت ْ تُْؤ ِمن.
ِ ون اِب
Artinya: perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman.
b. Hadis nabi riwayat Muslim dari Ubadah bin Samit yang artinya:
Terimalah dariku! Terimalah dariku! Sungguh Allah telah memberi jalan kepada
mereka. Bujangan yang berzina dengan gadis dijilid seratus kali dan diasingkan selama
satu tahun. Dan orang yang telah kawin yang berzina didera seratus kali dan dirajam.
Macam-macam zina:
1. Pezina muhsan (pernah menikah), hukumannya didera 100 kali dan dirajam
Pezina ghairu muhsan (belum pernah menikah), hukumannya dicambuk/didera 100
kali dan diasingkan
Untuk menetapkan seseorang berbuat zina, Rasulullah saw. Menelitinya dengan sangat
hati-hati. Hal ini bertujuan agar tidak keliru dalam menetapkan had atau hukuman
kepada seseorang karena hukuman bagi pelaku zina termasuk hukuman yang berat.
Ada dua cara yang dijadikan dasar untuk menetapkan seseorang telah berbuat zina,
yaitu sebagai berikut.
a. Empat Orang Saksi
Syarat bagi saksi-saksi tersebut adalah semua laki-laki, baligh, berakal, muslim, adil,
memberikan kesaksian yang sama tentang tempat, waktu, pelaku, dan cara
melakukannya. Apabila ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi, maka belum bisa
ditetapkan secara syarak bahwa seseorang telah berbuat zina. Misalnya, saksinya
hanya tiga orang, saksinya ada yang tidak adil, tidak sama memberikan kesaksian,
dan seterusnya. Bahkan para saksi tersebut bisa terkena had kazaf.
b. Pengakuan dari Pelaku
Syarat bagi pelaku adalah sudah baligh dan berakal. Jika orang yang mengaku telah
berbuat zina itu belum baligh atau sudah baligh tapi akalnya terganggu( gila), maka
tidak bisa ditetapkan had zina kepadanya.
Imam Malik dan Imam Syafi’i mengatakan bahwa pengakuan itu cukup dikatakan 1
kali oleh pelaku zina. Adapun Imam Hanafiah dan Imam Ahmad berpendapat bahwa
pengakuan itu harus diulang-ulang sampai empat kali. Setelah itu baru dijatuhi had
pada pelakunya.
3. Macam-Macam Zina
Perbuatan zina dibagi atas dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Zina muhsan, yaitu perbuatan zina yang dilakukan oleh orang yang sudah atau
pernah menikah. Hukuman bagi plaku zina muhsam adalah rajam (dilempar dengan
batu yang sederhana sampai mati). Hukuman tersebut dapat dilakukan setelah
mendapatkan keterangan yang jelas dari empat orang saksi. Hal tersebut
berdasarkan sabda Rasulullah yang artinya :
“Dan Abu Hurairah ra. Berkata : “Ada seorang laki-laki (Maiz bin Malik Al Aslam)
datang kepada nabi SAW. Ketika beliau sedang berada di masjib berkata : “Rasulullah
saya telah berzina”. Mendengar itu Rasulullah berpaling dari padanya. Tetapi orang
tersebut kembali mengulang-ngulang perkataannya, bahkan bersumpah pula. Maka
Nabi SAW. Memanggil dan bertanya : “ Apakah engkau gila?” Jawabnya : “Tidak”. nabi
bertanya : “Apakah engkau berzina muhsan?” Jawabnya : “Benar”. Nabi SAW bersabda
: “Bawalah orang ini dan rajamlah!” Jabir berkata : “Saya adalah termasuk orang
yang merajamnya. Kami merajamnya di tempat Salat Id. Tetapi setelah kena batu
orang tersebut lari. Kami mengejarnya dan sampai di tempat yang banyak batu ia
kami dapatkan, dan kami rajam ia disana” (H.R Bukhari Muslim)
b. Zina gairu muhsan, yaitu zina yang dilakuakan oleh orang yang belum pernah
menikah. Hukuman bagi zina gairu muhsan adalah dicampak seratus kali dan
diasingkan ke luar kota selama satu tahun. Firman Allah SWT :
ِ آ َّلزا ِن َي ُة َو َّالزاىِن فَا ْجدِل ُ و ْا لُك َّ َوا ِح ٍد ِّمهْن ُ َما ِم ْاَئ ًة َجدْل َ ٍة َو َال تَْأخ ُْذمُك ْ هِب ِ َم َارْأفَ ٌة ىِف ِد ْي ِن
هللا ِأ ْن
َ هللا َوالْ َي ْو ِماَأل ِخ ِر َولْيَ ْشهَدْ عَ َذاهَب ُ َما َطآِئ َف ٌة ِّم َن الْ ُمْؤ ِم ِننْي َ ُ ُك ْنمُت ْ تُْؤ ِمن.
ِ ون اِب
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah tiap-tiap
seseorang dari keduanya seratus kali dera dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah jika kamu beriman
kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan
oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (Q.S An-Nur : 2)
Adapun anak-anak yang belum balig dan orang gila tidak didera, baik laki-laki
maupun perempuan. Adapun bagi budak yang berzina hukumannya adalah
setengah dari orang yang merdeka. Baik zina muhsan maupun zina gairu muhsan.
َ ات مُث َّ ل َ ْم يَْأت ُْوااِب َ ْرب َ َع ٍة ُشهَدَ ا َءفَا ْجدِل ُ ْومُه ْ ثَ َما ِننْي
ِ ََواذَّل ِ ْي َن يَ ْر ُم ْواَن لْ ُم ْح َصن
َجدْل َ ة ًَّو َالتَ ْق َبلُ ْوالَه ُْم َشهَا َد ًة َابَدً ا َو ُاولَِئ َك مُه ُالْ َف ِس ُق ْو َن
Artinya : dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat
zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang
menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. ( Surat An-Nur ayat 4)
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda “Jauhilah olehmu tujuh (Perkara) yang
membinasakna. “Nabi ditanya : “Apa saja tujuh perkara itu ya Rasulullah?”. Rasulullah
menjawab : “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allahkecuali
dengan jalan yang sah menurut syarak, memakan riba, memakan harta anak yatim,
berpaling dari medan perang, dan menuduh berzina terhadap wanita baik-baik yang tak
pernah berbuat keji dan beriman.” (H.R Bukhari Muslim)
2. Had Qazaf
Orang yang menuduh seseorang berbuat zina maka hukumannya adalah didera
(dicambuk) sebanyak 80 kali.
Firman Allah SWT :
َ ات مُث َّ ل َ ْم يَْأت ُْوااِب َ ْرب َ َع ٍة ُشهَدَ َاءفَا ْجدِل ُ ْومُه ْ ثَ َما ِننْي
ِ ََواذَّل ِ ْي َن يَ ْر ُم ْواَن لْ ُم ْح َصن
َجدْل َ ة ًَّو َالتَ ْق َبلُ ْوالَه ُْم َشهَا َد ًة َابَدً ا َو ُاولَِئ َك مُه ُالْ َف ِس ُق ْو َن
“Dan orang-orang yang menuduh wanita baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan
puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S An-Nur : 4)
Had qazaf bagi hamba sahaya yang menuduh berbuat zina adalah setengah dari had
orang yang merdeka, yaitu didera sebanyak wmpat puluh kali. Had ini diqiyaskan
kepada ayat Al-Qur’an Surat An-Nisa’ : 25.
“Sungguh saya telah mendapatkan Abu Bakar, Umar, Usman, dan orang-orang sesudah
mereka, saya tidak melihat mereka menjatuhkan deraan kepada hamba sahaya karena
menuduh berzina kecuali empat puluh kali dera.” (H.R Malik dan Tsauri)
Menghadirkan empat orang saksi didasarkan pada firman Allah Surat An-Nur ayat 4
yang mengatakan, tidak mendatangkan empat saksi, maka jika ia dapat mendatangkan
empat orang saksi dia terlepas dari hukuman.
Kondisi yang kedua, yaitu dimaafkan oleh yang dituduh, didasarkan pada pernyataan
bahwa hukuman itu adalah hak tertuduh maka ia berhak mengambilnya dan
menghilangkannya dengan member maaf. Adapun yang ketiga didasarkan pada ayat
tentang li’an yang terdapat dalam Surat An-Nur ayat 6-7
Hafalkan !
1. Syarat dikenakan hukuman qazf adalah:
a. Yang menuduh berakal sehat dan telah baligh
b. Tuduhannya tidak terbukti
c. Orang yang dituduh jelas dalam keadaan muhsan ( islam, baligh, berakal sehat,
merdeka, suci dari perbuatan zina)
d. Yang menuduh bukan ayah atau ibu, kakek atau nenek dan seterusnya ke atas
e. Objek tuduhan adalah zina
f. Tuduhan dilakukan tanpa disertai syarat atau terkait dengan sesuatu yang lainnya
D. Minuman keras
1. Dasar hukum dilarangnya minuman keras
Islam memandang khamar sebagai salah satu faktor utama timbulnya kejahatan, seperti
menimbulkan permusuhan dan kebencian antara sesama manusia, menghalangi orang
berzikir, menghalangi orang melakukan shalat, menghalangi hati dari sifat hikmah, dan
merupakan perbuatan setan. Oleh karenanya, baik secara asensi maupun
penggunaannya, khamar diharamkan secara qat’I (yakin) dalam sunah Nabi Muhammad
SAW.
Firman Allah SWT dalam Surat Al-Ma’idah : 90-91
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman khamar, berjudi, berkorban
untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji yang termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan ituagar kamu mendapatkan
keberuntungan. Sesunggguhnya setan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran minuman khamar dan judi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan salat, maka berhentilah kamu dari mnegerjakan
pekerjaan itu.” (Q.S Al- Ma’idah : 90-91)
Dasar hukum keharaman minuman keras QS. Al-Maidah ayat 90-91 seperti tertulis di atas
dan hadis nabi riwayat Al-Bukhari :
Itulah hal-hal yang menjadi qarinah dalam ayat bahwa minum-minuman keras adalah
haram. Kiranya tidak ada satu ketentuan hukum selain haramnya minum-minuman
keras yang ditegaskan begitu mendetail dan diberi qarinah tentang haramnya.
Adapun dalil yang berupa hadis Nabi Muhammad saw. Antara lain :
“Dari Abdullah bin Umar, rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang minum khamar
dan ia tidak bertaubat maka ia tidak akan memperolehnya di akhirat” (H.R Bukhari)
“Dari Ibnu Umar r.a nabi Muhammad SAW bersabda : “Tiap-tiap apa yang memabukkan
adalah khamar dan tiap-tiap yang memabukkan itu haram.” (Dikeluarkan oleh Muslim)
Hukum haram minum minuman keras ini tidak terbatas banyak atau sedikit sebab yang
diharamkan bukan hanya mabuknya, tetapi juga meminumnya. Oleh karena itu,
walaupun jumlah yang diminum itu sedikit atau tidak sampai mabuk, hukumnya tetap
haram. Sabda Rasulullah SAW :
“ Dari jabir ra Rasulullah SAW bersabda : “Sesuatu yang (jika ia diminum) dalam jumlah
yang banyak (dapat) memabukkan, maka dalam jumlah yang sedikitpun hukumannya
haram.” (H.R Ahmad dan empat imam hadis)
Hafalkan!
A. Hukuman bagi pelaku peminum minuman keras
- Hukuman bagi peminum khamar adalah didera sebanyak 40 kali. Para ulama sepakat
bahwa menghukum peminum khamar adalah wajib tapi mereka berbeda terkait
jumlahnya.
- Pengikut mazhab Hanafi dan Imam Malik mengatakan jumlahnya 80 kali. Ini
didasarkan kepada ijmak ulama berdasarkan riwayat yang menceritakan Umar bin
Khattab melakukannya 80 kali dan didasarkan pada analogi dalam surat annur ayat
4 yaitu orang yang menuduh berzina dera 80 kali.
Hukuman bagi peminum khamar ditetapkan berdasarkan salah satu dari dua hal, yaitu
pengakuan pelaku dan kesaksian dua orang saksi yang adil.
ٌ هللا َع ِز ْي ٌز َح ِكمْي ِ َالس ِارقَ ُة فَا ْق َط ُع ْوا َأيْ ِدهَي ُ َما َج َزا َء ِب َما َك َس َبا نَالَك ً ِّمن
ُ اهلل َو َّ الس َا ِر ُق َو
ّ و.َ
Artinya : laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
“Mencuri ialah perbuatan orang mukalaf (balig dan berakal) mengambil harta orang
lain secara sembunyi-sembunyi, mencapai jumlah satu nisab dari tempat simpannya,
dan orang yang mengambil itu tidak mempunyai andil pemilikan terhadap barang-
barang yang diambil.”
Mencuri hukumnya haram dan termauk dosa besar, sebab mengambil hak milik
orang lain tanpa seizing yang punya sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw,
bahwa Allah SWT mengutuk orang yang mencuri.
“Allah mengutuk pencuri yang mencuri telur lalu dipotong tangannya dan pencuri
talinya dan dipotong tangannya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Diharamkan mencuri juga karena adanya pemilikan harta dengan cara yang batil.
Firman Allah swt :
“ dan janganlah kamu makan harta dianatara kamu dengan jalan yang batil, dan
janganlah kamu menyuap harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu
dapat memakan sebagian harta orang lain tersebut dengan jalan dosa padahal kamu
mengetahuinya.” (Q.S Al-Baqarah : 188)
b. Pengertian serta hukum menyamun dan merampok
Menyamun dan merampok adalah dua istilah yang digunakan untuk
pengertian mengambil harta oreang lain dengan cara kekerasan atau ancaman
senjata dan kadang-kadang disertai dengan pembunuhan terhadap korbannya.
Perbedaan pengertian kdua istilah tersebut terletak pada tempat kejadiannya.
Menyamun terjadi di darat, di tempat yang sepi, dan jauh dari perumahan.
Sedangkan merampok terjadi di rumah atau tempat lain, yang ramai dan dilakukan
oleh segerombolan orang.
Dalam bahasa arab, perkataan mengambil harta orang lain dengan
kekerasan atau ancaman senjata itu disebut dengan fat’utthoriq, artinya
penghadangan di jalan atau al-hirabah artinya penyerangan.
“ Fat’uttoriq ialah usaha sekelompok orang atau hanya satu orang yang mempunyai
kekuatan dan ketahanan, menakut-nakuti kaum muslimin dengan mengancam jiwa
serta merampas harta mereka, baik hal itu terjadi di padang pasir di desa, maupun di
kota, dimana baik yang melakukan maupun yang menjadi korban adalah orang yang
maksum (terpelihara) darahnya.”
Dari pengertian di atas dapat diketahui cirri-ciri perbuatan yang dikategorikan
dalam perbuatan fat’uttoriq yaitu :
Disamping cirri-ciri tersebut ada satu cirri penting lainnya, yaitu orang yang
menjadi korban tidak mungkin dapat meminta tolong karena kejadiannya di tempat
sepi, atau kalau terjadi di tempat ramai orang-orang tidak ada kekuatan untuk
menolong, jika masih ada kemungkinan mendapat pertolongan perbuatan itu tidak
dapat dikategorikan.
Oleh karena itu, wajar jika menyamun dan merampok ini disamping diancam
hukuman had, juga diancam dengan hukuman akhirat berupa azab yang besar,
seperti disebutkan dalam firma Allah SWT :
ٌ هللا َع ِز ْي ٌز َح ِكمْي ِ َالس ِارقَ ُة فَا ْق َط ُع ْوا َأيْ ِدهَي ُ َما َج َزا َء ِب َما َك َس َبا نَالَك ً ِّمن
ُ اهلل َو َّ الس َا ِر ُق َو
ّ و.َ
“ Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Ma’idah : 38)
Ayat diatas adalah ketentuan umum tentang had pencuri. Ketentuan yang lebih
terperinci dapat dilihat dari hadist berikut:
“ Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah bersabda mengenai pencuri: “ Jika ia
mencuri kali pertama, potonglah salah satu tangannnya. Namun, jika ia mencuri untuk
yang kedua kalinya, potonglah salah satu kakinya. Kemudian jika ia mencuri yang ketiga
kalinya, potonglah tangannya yang lain. Kemudian, jika ia mencuri yang keempat kalinya,
potonglah kakinya yang lain.” (HR. Syafi’i)
Berdasarkan hadist diatas, urutan pemberian had kepada pencuri menurut Imam Malik
dan Imam Syafi’i, yaitu sebagai berikut:
a. Jika mencuri untuk pertama kalinya maka dipotong tangan kanan.
b. Jika mencuri untuk kedua kalinya maka dipotong kaki kirinya.
c. Jika mencuri untuk ketiga kalinya maka dipotong tangan kiri.
d. Jika mencuri untuk keempat kalinya maka dipotong kaki kanan.
e. Jika mencuri untuk kelima kalinya dan seterusnyahukumannya adalah takzir dan
dipenjara sampai bertaubat.
Harga nilai dinar dan dirham selalu berubah-ubah. Diperkirakan satu dinar adalah 10-
12 dirham. Jika dihargakan dengan emas, maka 1 dinar setara 13, 36 gram.
Hafalkan !
1. Kategori penyamun, merampok, merompak :
- Sasaran penyamun adalah harta benda bahkan nyawa
- Perbuatan penyamun dilakukan dngan kekerasan, paksaan bahkan ancaman
- Penyamun dilakukan oleh perorangan atau oleh sekelompok orang
- Ada yang hanya baru sampai menakut-nakuti, tidak membunuh dan tidak
mengambil harta