Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

LEMAHNYA BIROKRASI YANG ADA DI INDONESIA

Ilham Prasetiyo

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas islam Malang

Jalan Mayjen Haryono No. 193, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur

E-mail: ilhamprasetiyo104@gmail.com HP: 085885831369

Abstrak

Birokrasi di Indonesia adalah Lembaga pemerintahan yang menjalankan tugas


pelayanan publik baik ditingkat pusat maupun daerah dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 dan sesuai dengan budaya Indonesia. Birokrasi di
Indonesia saat ini masih belum berjalan dengan efektif dan efisien, karena masih
maraknya pelaku korupsi di Indonesia, yang menghambat perkembangan yang ada di
Indonesia. Cara untuk meningkatkan birokrasi di Indonesia tentunya dengan melakukan
reformasi birokrasi, untuk menuju Indonesia yang lebih maju

Kata Kunci: birokrasi, korupsi, dan reformasi

Pendahuluan

Latar Belakang

Birokrasi adalah struktur organisasi, bagan, pembagian kerja, dan sistem hierarki yang
terdapat dalam suatu organisasi, penting untuk menjalankan tugas dengan lebih tertib,
seperti di pemerintahan, rumah sakit, sekolah, militer, dll. Birokrasi semacam ini
dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan yang secara wajar ditentukan oleh
berbagai peraturan perundang-undangan untuk mengatur pekerjaan yang dilakukan
oleh banyak orang. Dalam proses eksekusi, birokrat memiliki prosedur atau aturan
yang tetap, dan rantai komando berupa hierarki kekuasaan mengalir dari “atas” ke
“bawah”.
Salah satu akar permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif para birokrat. Perilaku
ini berkontribusi pada citra negatif birokrasi. Birokrasi dipandang lambat, rumit, tidak
inovatif, tidak peka, tidak konsisten, malas, feodal, dll. Oleh karena itu, mental model
atau perilaku organisasi ini harus menjadi fokus reformasi birokrasi. Perubahan
mental model atau perilaku perangkat diharapkan dapat mendorong terciptanya
budaya kerja yang positif, kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan
bertanggung jawab, efektif dan efisien, serta mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas.
Perubahan psikologis aparatur tidak dapat dilakukan secara mandiri, dan harus
didukung oleh perubahan sistem lain, yang memberikan batasan, aturan, dan tanda, serta
memberikan arahan perilaku positif bagi setiap birokrat. Perubahan sistem ini meliputi
perubahan sistem pengawasan, sistem akuntabilitas, sistem kelembagaan, sistem
manajemen, sistem manajemen sumber daya manusia, sistem hukum, dan sistem
manajemen pelayanan sistem kepegawaian nasional.
Peran birokrasi yang profesional dapat menciptakan kondisi yang kondusif dan
dukungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat mampu
melakukan aktivitas lain secara mandiri belum terlihat. Salah satu alasan
ketidakprofesionalan ini adalah ketidakseimbangan hubungan antara kekuasaan, hak
dan kewajiban. Ketidakseimbangan ini akhirnya mengarah pada kecenderungan yang
tinggi bagi karyawan pemerintah menyalahgunakan kekuasaannya, acuh tak acuh atau
tidak aktif menjalankan tugas dan fungsinya. Jadi perlu upaya serius dan tekad untuk
meningkatkan birokrasi kita. Upaya tersebut sangat perlu dilakukan agar birokrasi dapat
menyingkirkan segala tingkat penyakit kronis KKN yang dideritanya pemerintah, di
hampir semua bidang kelembagaan dan hampir semua aktivitas
Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik?
2. Apa faktor penyebab yang membuat birokrasi di Indonesia lemah?
3. Bagaimana cara mengatasi lemahnya birokrasi yang ada di Indonesia?

Metode Penelitian
Sebagai karya ilmiah, tidak terlepas dari penggunaan metode. Secara umum,
metode penelitian atau metode ilmiah adalah proses atau langkah-langkah di mana
pengetahuan atau pengetahuan ilmiah diperoleh. Almack mendefinisikan metode ilmiah
secara rinci sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis untuk penemuan, verifikasi,
dan interpretasi kebenaran. Terlepas dari realisasi tersebut, dapat dikatakan bahwa
keberadaan metode penelitian memiliki peran yang sangat penting sebagai pedoman
penelitian untuk menghasilkan karya tulis yang sebesar-besarnya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa bahasa tulisan atau lisan orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut keduanya, metode metode kualitatif bersifat kontekstual dan holistik bagi
individu. Diantara alasan pengambilan metode penelitian kualitatif ini adalah karena
penelitian kuantitatif mengumpulkan data sederhana sampai data yang kompleks dan
memberikan penjelasan yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang bersifat “alami” terkait lemahnya birokrasi yang ada di Indonesia.

Pembahasan
Fungsi Birokrasi Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik

Rendahnya kualitas pelayanan publik menjadi suatu sorotan dalam pelayanan


yang diarahkan kepada birokrasi pemerintah kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan
publik pada masa reformasi merupakan harapan seluruh masyarakat, namun dalam
perjalanannya tidak ada perubahan yang nyata. Berbagai tanggapan masyarakat
cenderung mengarah pada penurunan di semua jenis pelayanan publik, antara lain
karena masih tingginya angka penyimpangan dalam pelayanan publik tersebut. Sistem
dan prosedur pelayanan yang kompleks serta sumber daya manusia yang lamban dalam
memberikan pelayanan juga merupakan aspek yang menonjol dari pelayanan publik.

Di bidang pelayanan publik, perlu dilakukan upaya untuk menetapkan standar


pelayanan publik dan memberikan pelayanan yang cepat, akurat, murah dan transparan.
Namun upaya tersebut belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal tersebut terkait
dengan pelaksanaan system dan prosedur pelayanan yang kurang efektif, berbelit-belit,
lamban, tidak merespon kepentingan pelanggan, dan lain-lain adalah sederetan atribut
negatif yang ditimpakan kepada birokrasi.

Bahkan, untuk memperkuat regulasi pelayanan publik, pemerintah telah


membentuk Komisi Layanan Publik (KPP) independen di tingkat pusat dan daerah.
Namun kenyataannya komisi ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat, melainkan justru
dirundung masalah mereka sendiri, terutama para komisioner yang sibuk mengurusi
tidak menurunkan upah. Pelayanan publik seringkali merupakan ukuran yang paling
mudah dipahami tentang seberapa baik pemerintah menjalankan fungsinya. Pelayanan
publik merupakan salah satu fungsi penting pemerintah selain pengaturan, perlindungan
dan pemerataan. Pelayanan publik merupakan proses sekaligus output yang
menunjukkan bagaimana fungsi pemerintahan dijalankan.

Andrew Heywood menyampaikan empat fungsi dari birokrasi, yaitu Sebagai


Pelaksanaan Administrasi. Fungsi utama birokrasi adalah mengimplementasikan atau
mengeksekusi undang-undang dan kebijakan negara. Sebagai Nasehat Kebijakan
(Policy Advice). Birokrasi memiliki peran penting dalam pemberian nasehat kebijakan
kepada pemerintah. Ini karena birokrasi menjadi lini terdepan dalam implementasi suatu
kebijakan. Sebagai Artikulasi Kepentingan. Dalam kesehariannya, birokrasi banyak
melakukan kontak dengan kelompok kepentingan dalam suatu negara. Ini membuat
kecenderungan “korporatis”, yang mana akan terjadi kekaburan antara kepentingan
yang terorganisir dengan kantor pemerintah (birokrasi) Stabilitas Politik. Birokrasi
berperan sebagai stabilitator politik, yang berarti fokus kerja mereka adalah untuk
menciptakan stabilitas dan kontinuitas sistem politik.

Faktor Yang Menyababkan Lemahnya Birokrasi Di Indonesia

Lemahnya birokrasi di Indonesia sangat mempengaruhi laju kemajuan negara


Indonesia kita ini. sudah banyak fakta yang terjadi di Negara-negara yang mengalami
kemerosotan  di berbagai macam bidang yang disebabkan oleh kesalahan manajemen
Birokrasi negara itu, ini bisa menjadi sebuah contoh bagi negara Indonesia. akan tetapi
Indonesia tidak pernah belajar dari kejadian itu sendiri. Indonesia lebih mau belajar dari
apa yang akan di alaminya, sedangkan sudah banyak petunjuk dari negara lain yang
hancur karena birokrasi yang salah.

Salah satu penyebab lemahnya birokrasi Indonesia adalah maraknya korupsi di


lingkungan birokrasi. Tidak dapat disangkal lagi untuk tidak melakukan korupsi.
Karena prosedur hukum para koruptor sangat tidak proporsional, tidak ada kepastian
hukum sama sekali. Mereka dapat merusak hukum itu sendiri untuk keuntungan mereka
sendiri. Dengan begitu, orang yang tidak korupsi pun akan ikut korupsi, karena proses
hukumnya akan mudah. Inilah kelemahan pemerintah Indonesia sendiri dalam hal
penegakan hukum. Alasan kedua, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, rendahnya
efisiensi kerja dan kualitas layanan, disebabkan oleh ketidaksesuaian tingkat
pengetahuan dan keterampilan dengan persyaratan tugas yang dihadapi. Rendahnya
tingkat pengetahuan dan keterampilan ini disebabkan karena kesalahan dalam proses
seleksi dan tidak dilaksanakan dengan benar. Maka diterima menjadi pegawai bukan
dari tenaga-tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
tuntutan tugas yang dipercayakan kepadanya. penempatan tidak didasarkan pada
pertimbangan yang rasional dan objektif.

Intinya produktivitas kerja dan mutu pelayanan menjadi rendah karena para
pegawai sering berbuat kesalahan. kemungkinan besar masih banyak terdapat faktor-
faktor lainnya yang menjadi suatu kegagalan Birokrasi di Indonesia. mudah-mudahan
ini menjadi sebuah perluasan pemikiran kita untuk ke depan memajukan Indonesia
dalam bidang Pelayanan publik dan pemantapan birokrasi di Negara kita ini.

Cara Mengatasi Lemahnya Birokrasi Yang Ada Di Indonesia


Tujuan reformasi sistem birokrasi adalah untuk menggunakan birokrasi
pemerintah yang profesional untuk melayani masyarakat dengan integritas, menjadi
abdi masyarakat, menjadi abdi negara, dan mewujudkan pemerintahan yang baik.
Birokrasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian kinerja
pemerintahan dan pembangunan nasional dan daerah. Tujuan reformasi sistem resmi
tersebut di atas adalah untuk mengejar visi reformasi resmi "mewujudkan pemerintahan
kelas dunia". Untuk melaksanakan program reformasi birokrasi dalam dua tahap yang
sedang berjalan, telah diidentifikasi delapan bidang perubahan, yaitu mentalitas ASN,
pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan, tata kelola, peraturan perundang-undangan,
dan pelayanan publik.
Hasil reformasi birokrasi tahap pertama dan hasil tahap kedua dari delapan
reformasi dicampur. Namun, masih menunjukkan perubahan yang kurang dramatis yang
terjadi. Reformasi birokrasi di bidang akuntabilitas pemerintah melalui penciptaan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tampaknya menjadi area
perubahan yang signifikan. Di bidang pelayanan publik, meskipun telah terjadi beberapa
perubahan dengan dibangunnya pelayanan publik dan berbagai upaya peningkatan
kualitas pelayanan, namun tetap merupakan bidang perubahan yang perlu mendapat
perhatian. Data kepatuhan pemerintah, khususnya pemerintah daerah kabupaten/kota
sebagai pimpinan pelayanan publik, terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
pelayanan publik (UU Pelayanan Publik No. 25 Tahun 2009) masih kurang. Demikian
pula Kajian Bidang Kependudukan Nasional tahun 2018 dan 2019 mengungkapkan
bahwa masih sangat sedikit kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang memiliki
manajemen sumber daya manusia (SDM) yang terimplementasi dengan baik.
Penutup
Simpulan
Birokrasi pemerintah merupakan suatu sistem yang terstruktur dimana
didalamnya merupakan cara atau strategi dalam mengimplementasikan kebijakan
pemerintah terutama yang berorientasi pada pelayanan publik. Dengan
adanya birokrasi yang baik maka dapat menciptakan pelayanan publik yang baik
terhadap masyarakat. Pelayanan publik seringkali menjadi ukuran paling mudah
dipahami sejauh mana kinerja pemerintah dalam melaksanakan fungsi-fungsinya.
Pelayanan publik adalah salah satun fungsi penting pemerintah selain regulasi, proteksi
dan distribusi. Pelayanan publik merupakan proses sekaligur output yang menunjukkan
bagaimana fungsi pemerintah dijalankan. Ketidakpuasan. Produktivitas kerja dan mutu
pelayanan menjadi rendah karena para pegawai sering berbuat kesalahan. Untuk
menperkuat birokrasi harus ada sebuah reformasi birokrasi untuk membuat birokrasi
yang semakin efektif dan efisien.
Saran
Hukuman untuk para koruptor yang belum setimpal dengan perbuatannya, tidak
akan membuat para pelaku koruptor untuk jerah. Hal ini yang harus di perbaiki oleh
pemerintah Indonesia untuk merevisi hukuman untuk pelaku koruptor, agar tidak ada
koruptor dan tidak merugikan negara. Hal ini akan merubah birokrasi yang semakin
efektif dan efisien

Daftar Pustaka

Birokrasi adalah Suatu Bentuk Sistem Organisasi, Berikut Tujuan dan Fungsinya |

merdeka.com. (2021, March 20). Merdeka.com.

https://www.merdeka.com/jabar/birokrasi-adalah-suatu-bentuk-sistem-

organisasi-berikut-tujuan-dan-fungsinya-kln.html

Metode, P., & Penelitian. (2010). Bab III. 2 Ahmad Tanzeh. In Lexy J.M. Metode

Penelitian Kualitatif. PT Remaja Posdakarya Offset. http://repo.iain-

tulungagung.ac.id/5133/13/BAB%20III.pdf

Birokrasi dan Upaya Meningkatkan Pelayanan Publik. (2021). Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Bengkulu.

https://bengkulu.kemenag.go.id/opini/314-birokrasi-dan-upaya-meningkatkan-

pelayanan-publik

Haryanto, A. (2007). UPAYA MENCIPTAKAN BIROKRASI YANG EFISIEN,

INOVATIF, RESPONSIF DAN AKUNTABEL. Jurnal Ekonomi Dan

Kewirausahaan, 7(2), 160–171.

https://media.neliti.com/media/publications/23384-ID-upaya-menciptakan-

birokrasi-yang-efisien-inovatif-responsif-dan-akuntabel.pdf

Anda mungkin juga menyukai