Anda di halaman 1dari 3

STUDY BMS (BRIDGE

PEMUKTAHIRAN MANAGEMENT
DATA JALAN SYSTEM)
DAN JEMBATAN LAPORAN PENDAHULUAN
2.1. Hidrologi

Sumberdaya air di Kota terdiri dari air permukaan, air tanah dan mata air. Sungai-sungai
yang terdapat di Pulau Weh umumnya memiliki ukuran relatif kecil dan pendek. Kondisi air
pada umumnya jernih, dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk
mencuci dan mandi. Sumber-sumber air bersih tersebut antara lain dari mata air dan
beberapa danau seperti Danau Aneuk Laot, Danau Paya Senara, Danau Paya Karieng,
Danau Paya Peuteupen dan Danau Paya Seumusi.

2.2. Demografi

Perkembangan penduduk Kota pada periode tahun 2016-2019 menunjukkan kecenderungan


terjadinya kenaikan disetiap tahunnya. Hal ini terlihat saat membandingkan sepuluh angka
pertumbuhan penduduk dalam sepuluh periode yang berurutan, yaitu 2010, 2011, 2012,
2013, 2014, 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019. Pada tahun 2010, penduduk Kota adalah
sebesar 30.617 jiwa, pada tahun 2015 sebesar 33.215 jiwa, dan penduduk Kota terus terjadi
kenaikan sampai tahun 2019 sebesar 42.191 jiwa.

Bab 2 - hal 3
STUDY BMS (BRIDGE
PEMUKTAHIRAN MANAGEMENT
DATA JALAN SYSTEM)
DAN JEMBATAN LAPORAN PENDAHULUAN

2.3. Sosial Budaya

Perkembangan sosial dan budaya merupakan faktor yang terpenting dalam pembangunan
manusia di Kota, perkembangan sosial dan budaya dapat dilihat dari berbagai bidang salah
satunya seperti pendidikan serta penduduk miskin di Kota. Tingkat pendidikan masyarakat
merupakan investasi daerah baik untuk individu maupun kelompok. Melalui pendidikan
diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan yang
memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan
berbagai bidang lainnya.

Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu cara untuk membangun manusia
sebagai sumberdaya pembangunan. Gambaran sektor pendidikan di Kota dapat dilihat dari
perkembangan sarana dan prasarana sekolah pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK). Dalam bidang
pendidikan, Pemerintah Kota terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan, baik pada tingkat dasar hingga menengah.

Perkembangan sosial budaya di suatu Kabupaten juga dapat dilihat dari jumlah penduduk
miskin di daerahnya. Jumlah penduduk miskin di Kota mengalami penurunan yang dari
tahun 2018 jumlah penduduk miskin 5.620 jiwa dan menjadi 5.430 jiwa di tahun 2019 yang
tersebar di seluruh kecamatan. hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah
melalui program pemerintah dengan memberikan bantuan kepada penduduk miskin dan
banyak hal lainnya yang mempengaruhi pendapatan masyarakat.

2.4. Ekonomi

Secara umum perekonomian Kota dalam beberapa tahun kedepan masih akan didominasi
oleh empat sektor utama yang menjadi Unggulan Daerah. Masing- masing berdasarkan
peringkatnya adalah: (1) konstruksi; (2) administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
jaminan sosial; (3) perdagangan besar dan eceran; serta (4). Pertanian, kehutanan, dan
perikanan. Kontribusi keempat sektor ini sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota.

Bab 2 - hal 4
STUDY BMS (BRIDGE
PEMUKTAHIRAN MANAGEMENT
DATA JALAN SYSTEM)
DAN JEMBATAN LAPORAN PENDAHULUAN

2.5. Kelembagaan Daerah

Penataan ruang bukan merupakan komponen yang berdiri sendiri di dalam pembangunan
Daerah, tentunya melibatkan berbagai komponen sektoral lainnya yang secara lansung
membutuhkan keterlibatan kelembagaan baik dari pihak pemerintah, swasta maupun
masyarakat. Salah satu tolok ukur yang penting didalam menentukan keberhasilan
penataan ruang adalah peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait sangat diperlukan.
Penataan ruang yang akan menjadi payung pembangunan di daerah harus mendapatkan
apresiasi yang sama oleh seluruh lembaga yang ada, sehingga kepentingan-kepentingan
yang bersifat sektoral tidak lagi menjadi penghambat didalam melaksanakan
pembangunan melainkan harus dapat diupayakan untuk saling memberikan dukungan
satu sama lain sehingga arah pembangunan dapat berjalan secara efektif dan terjadi
proses percepatan pembangunan.

Dalam pengembangan kelembagaan penataan ruang, terdapat pilihan-pilihan antara


pembentukan lembaga-lembaga baru yang independen, atau pemanfaatan lembaga-
lembaga yang sudah ada. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan, dan
tentunya masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda walaupun secara
struktural terdapat keseragaman. Salah satu tantangan yang paling berat dihadapi dalam
aspek kelembagaan dalam penataan ruang ini adalah melakukan koordinasi yang intensif
antara lembaga yang ada, karena komunikasi menjadi aspek yang paling penting didalam
pengembangan kelembagaan. Kegiatan penataan ruang yang memiliki tahapan
penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang pada masing-masing tahapan kontribusi keterlibatan yang berbeda.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah,
bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang.
Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas
ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri
dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Bab 2 - hal 5

Anda mungkin juga menyukai