Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN ANALISIS LINGKUNGAN DAN

SUMBER DAYA MANUSIA PADA


PUSKESMAS CITEUREUP
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pembimbing:
Anastasia Yani Triningtyas, dr., M.Kes

Pembimbing Lapangan:
Dhayanti Agustina, dr.

Disusun Oleh :
Faisal Avisena 4151191408
Made Vira Dwipayanti 4151191427
Cut Para Naumira 4151191431
Alvita Vania Aryaputri 4151191463
Ratu Biru Nabila 4151191469

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala petunjuk,
bimbingan, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Analisis Sumber Daya Manusia Pada Puskesmas Citeureup. Laporan ini disusun
sebagai salah satu tugas kepaniteraan Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


1. Rr Desire Meria N., dr., SpOK, MKK selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Anastasia Yani T,dr., M.Kes selaku dosen pembimbing di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik.
3. Juara Pardamean Leonardo Hutapea, dr selaku Kepala Puskesmas Citeureup yang
telah memberikan bimbingan dan arahan.
4. Dhayanti Agustina, dr. selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan.
Penulis menyadari sepenuhnya hasil penulisan dalam laporan penyuluhan ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini dan mohon maaf atas segala
kekurangannya. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca.

Cimahi, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii
BAB I ANALISIS LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS CITEUREUP …… 1
1.1 Analisis Lingkungan Fisik ………………………………………………... 1
1.2 Analisis Sosial Budaya ……………………………………………………. 2
BAB II ANALISIS SUMBER DAYA TENAGA PUSKESMAS CITEUREUP 3
2.1 Data Tenaga Puskesmas dan Nilai Keadaan ……………………………… 3
BAB III ANALISIS PROGRAM PUSKESMAS CITEUREUP ……………… 6
3.1 Program Promosi Kesehatan ……………………………………………… 6
3.1.1 Identifikasi Masalah Program Promosi Kesehatan …………………. 6
3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Promosi Kesehatan ………… 8
3.1.3 Penentuan Penyebab Masalah Program Promosi Kesehatan ……….. 9
3.1.3.1 Input (7M) ………………………………………………… 9
3.1.3.2 Proses ……………………………………………………... 10
3.1.3.3 Output …………………………………………………….. 11
3.1.4 Analisis SWOT ……………………………………………………... 12
3.1.5 Plan of Action ………………………………………………………. 13
3.2 Program Kesehatan Lingkungan …………………………………………. 14
3.2.1 Identifikasi Masalah Program Kesehatan Lingkungan ……………... 14
3.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB) …. 15
3.3.1 Identifikasi Masalah Program KIA-KB …………………………….. 15
3.3.2 Penentuan Prioritas Masalah Program KIA-KB ……………………. 16
3.3.3 Penentuan Penyebab Masalah Program KIA-KB …………………... 17
3.3.3.1 Input (7M) ………………………………………………… 17
3.3.3.2 Proses ……………………………………………………... 18
3.3.3.3 Output ……………………………………………………... 19
3.3.4 Analisis SWOT ……………………………………………………... 19
3.3.5 Plan of Action ………………………………………………………. 21
3.4 Program Gizi ……………………………………………………………… 21

iii
3.4.1 Identifikasi Masalah Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat …………… 21
3.4.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Gizi ………………………… 23
3.4.3 Penentuan Penyebab Masalah Program Gizi ……………………….. 23
3.4.3.1 Input (7M) ………………………………………………… 23
3.4.3.2 Proses ……………………………………………………... 24
3.4.3.3 Output …………………………………………………….. 25
3.4.4 Analisis SWOT ……………………………………………………... 26
3.4.5 Plan of Action ………………………………………………………. 27
3.5 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular ……………… 28
3.5.1 Identifikasi Masalah Program P2PM ………………………………. 28
3.5.2 Penentuan Prioritas Masalah Program P2PM ……………………… 30
3.5.3 Penentuan Penyebab Masalah Program P2PM …………………….. 31
3.5.3.1 Input (7M) ………………………………………………... 31
3.5.3.2 Proses ……………………………………………………... 33
3.5.3.3 Output …………………………………………………….. 34
3.5.4 Analisis SWOT ……………………………………………………... 35
3.5.5 Plan of Action ………………………………………………………. 36
3.6 Program Pengobatan ……………………………………………………… 37
3.6.1 Identifikasi Masalah Program Pengobatan …………………………. 37
3.6.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Pengobatan ………………… 38
3.6.3 Penentuan Penyebab Masalah Program Pengobatan ……………….. 38
3.6.3.1 Input (7M) ………………………………………………… 38
3.6.3.2 Proses ……………………………………………………... 40
3.6.3.3 Output …………………………………………………….. 40
3.6.4 Analisis SWOT ……………………………………………………... 42
3.6.5 Plan of Action ………………………………………………………. 43

iv
BAB I
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS CITEUREUP

1.1 Analisis Lingkungan Fisik


Tabel 1.1 Analisis Lingkungan Fisik
VARIABEL KEADAAN SKALA
Geografi
Luas Wilayah 4,25 km2 5
Jumlah Desa / Kelurahan 1 5
Topografi
Keadaan Geografi 100% dataran 5
Curah Hujan 50% hujan 50% kemarau 3
Demografi
Jumlah Penduduk 38.413 3
Jumlah KK 9.587 2
Sarana Perhubungan Kec-Kab 100% aspal 5
Kec-Desa 100% aspal
Lokasi:
● Mudah dijangkau dari arus lalu lintas
● Dekat dengan pemukiman penduduk
Memenuhi 4 kriteria
● Dekat fasilitas umum 5
● Transportasi mudah
Jumlah 33
Rata-rata 4,12

1
2

Berdasarkan hasil perhitungan skala analisis lingkungan fisik daerah kerja


Puskesmas Citeureup yang meliputi luas wilayah kerja, jumlah desa, jumlah
penduduk, jumlah kepala keluarga, keadaan geografi, curah hujan, sarana
perhubungan, dan lokasi didapatkan angka 4,12. Sehingga dikategorikan ringan.

1.2 Analisis Sosial Budaya


Tabel 1.2 Analisis Sosial Budaya

VARIABEL KEADAAN SKALA


25% Petani, 75% Pedagang toko,
1. Mata pencaharian warung, jasa, kerajinan, industri 4
penduduk

50-90% tamat SD dan sederajat ke


2. Pendidikan penduduk 5
atas
Jumlah 8
Rata-rata 4

Berdasarkan hasil perhitungan skala ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah kerja
Puskesmas Citeureup yang meliputi mata pencaharian penduduk dan pendidikan
didapatkan angka 4. Sehingga dikategorikan ringan.
BAB II
ANALISIS SUMBER DAYA TENAGA PUSKESMAS CITEUREUP

2.1 Data Tenaga Puskesmas dan Nilai Keadaan


Tabel 2.1 Data Tenaga Puskesmas dan Nilai Keadaan
Faktor Standarisasi
Lama Rasio lama
Faktor
Bekerja pendidikan Nilai keadaan
Rincian Jumlah Standarisasi
No (rata- tenaga dengan tiap tenaga
Variabel (t) Pendidikan
rata) pendidikan t⦋d+(bxq)⦌
tenaga
(b) dokter
(d)
(q)

1. Dokter 3 6 20 20/20 78

2. Dokter gigi 1 6 20 20/20 26

3. Bidan 3 12 13 13/20 62.4

4. Perawat 3 19 12 12/20 70.2

5. Perawat gigi 1 11 12 12/20 18.6

6. Sanitasi 1 3 12 12/20 13.8

7. Tenaga gizi 1 10 12 12/20 18

Ahli teknologi
8. laboratorium 1 5 12 12/20 15

medic

3
4

9. Asisten 1 12 12/20
7 16.2
apoteker
10 Tata usaha 2 3 12 12/20 25.8

11. Tenaga 4 9 9/20


17 43.6
administrasi
12. Pekarya 1 2 6 6/20 6.6

13. Pengemudi 1 4 6 6/20 7.2

Jumlah 23 401.4
Penilaian berdasarkan jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas didapatkan
dari standar tenaga puskesmas berdasarkan rata-rata melayani 30.000 penduduk
dan jumlah penduduk lebih atau kurang dari 30.000, maka diperoleh rumus akhir
angka keadaan tenaga, yaitu:

S 1=∑ ❑¿ ¿

t adalah jumlah tenaga masing – masing kategori, d adalah pendidikan dasar, b


adalah rata-rata lama bekerja, q adalah perbandingan lama pendidikan masing-
masing tenaga terhadap pendidikan dokter, penduduk adalah jumlah penduduk
dalam puskesmas, dan 455 adalah angka standar tenaga puskesmas.
Berdasarkan data tersebut didapatkan angka keadaan tenaga Puskesmas
Cimahi Utara yaitu:

∑ ❑ [ t ( d +bq ) ]
S 1= ❑
x 1000
Pddk
455 x
30.000

490
S 1= x 1000
54.414
455 x
30.000
S 1=0,582 ×1000=593
5

Angka keadaan tenaga Puskesmas Cimahi Utara dikatakan kurang memadai


karena didapatkan nilai SI<1000, yaitu sebesar 593. Hal ini dapat berpengaruh
pada kinerja Puskesmas Cimahi Utara.
BAB III
ANALISIS PROGRAM PUSKESMAS CITEUREUP

3.1 Program Promosi Kesehatan


3.1.1 Identifikasi Masalah Program Promosi Kesehatan
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah Program Promosi Kesehatan

Cakupan (%)

Kesenjangan
Pencapaian

Target (%)
Sasaran

Hasil

(%)
No. Indikator Simpulan

A. Dalam Gedung
Cakupan
Komunikasi Memenuhi
1 1.008 1.006 99,80 5 94,8
Interpersonal dan Target
Konseling (KIP/K)
Cakupan
Penyuluhan Tidak
2 kelompok oleh 96 91 94,79 100 -5,21 Memenuhi
petugas di dalam Target
gedung Puskesmas

Cakupan Institusi Tidak


3 Kesehatan ber- 96 90 93,75 100 -6,25 Memenuhi
PHBS Target

B. Luar Gedung
Cakupan
Pengkajian dan Memenuhi
4 8.851 8.85 100 65 35
Pembinaan PHBS Target
1
di Tatanan Rumah
Tangga

6
7

Cakupan
Pemberdayaan
Masyarakat
melalui
5 - - - - 100 -
Penyuluhan
Kelompok oleh
Petugas di
Masyarakat

Cakupan (%)

Kesenjangan
Pencapaian

Target (%)
Hasil
Sasaran

(%)
No. Indikator Simpulan

Cakupan
Pembinaan UKBM
dilihat melalui
6 25 25 100 65 35 Memenuhi
persentase (%)
Target
Posyandu Purnama
& Mandiri
Cakupan
Pembinaan
Pemberdayaan
Masyarakat dilihat
melalui Persentase Memenuhi
7 25 25 100 60 40,00
(%) Desa Siaga Target
Aktif (untuk
Kabupaten)/ RW
Siaga Aktif (untuk
kota)
Cakupan
8
Pemberdayaan
Memenuhi
Individu/ Keluarga 3.144 1.590 50,57 50 0.57
Target
melalui Kunjungan
Rumah
8

3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Promosi Kesehatan


Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring

Importancy (I)

Degree of unmeet

Political climate
Rate of increase
Social benefit
Technical Resources

Prioritas
Prevalence
Skor

Severity
Program feasibility availability
(IxTxR)

need
(T) (R)

Cakupan Institusi
Kesehatan ber- 4 4 4 4 4 4 4 5 480 I
PHBS

Importancy (I)
Degree of unmeet

Political climate
Rate of increase
Social benefit

Technical Resources

Prioritas
Prevalence

Skor
Severity

Program feasibility availability


need

(IxTxR)
(T) (R)

Cakupan
Penyuluhan
kelompok oleh II
3 3 2 4 3 3 5 5 450
petugas di dalam
gedung
Puskesmas

Berdasarkan metode kuantitatif maka dapat disimpulkan prioritas masalah


pada program promosi kesehatan, yaitu cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS.
9

3.1.3 Penentuan Penyebab Masalah Program Promosi Kesehatan


3.1.3.1 Input (7M)
A. Man
Program promosi kesehatan di Puskesmas Citeureup dipegang oleh 1 orang
koordinator dan 1 orang anggota berasal dari SKM (Sarjana Kesehatan
Masyarakat).
B. Money
Dana atau anggaran berasal dari Biaya Operasional Kesehatan (BOK).
Anggaran pendanaan untuk program yang ada di promosi kesehatan masih
digabung dengan program lain.
C. Material
Alat-alat pendukung penyuluhan seperti poster, leaflet, untuk melakukan
penyuluhan sudah cukup memadai.
D. Machine
Peralatan yang digunakan untuk melakukan program penyuluhan berupa
infocus dan televisi. Penyuluhan secara langsung ke masyarakat menggunakan
mic dan menggunakan infocus yang tersambung ke laptop serta speaker sehingga
memudahkan untuk memutar video dengan tujuan memaksimalkan visualisasi
bagi audiens dilakukan apabila kegiatan dilaksanakan di aula Puskesmas.
Selain itu, ruangan yang digunakan sebagai tempat penyuluhan di dalam
gedung puskesmas tidak cukup luas dan bergabung dengan tempat pendaftaran,
sehingga hal tersebut membuat penyuluhan yang disampaikan tidak sepenuhnya
dapat diterima oleh pengunjung karena konsentrasi pengunjung terpecah.
E. Methode
Metode penyuluhan yang digunakan sudah tepat, yaitu dengan berbagai
macam cara seperti penayangan power point, video, leaflet, dan melalui posting
feeds di Instagram. Penyuluhan dilakukan secara interaktif, pengunjung dapat
memberikan pertanyaan secara langsung kepada penyaji. Hal tersebut dapat
meningkatkan pemahaman pengunjung setelah dilakukan penyuluhan.
10

F. Market
Sebagian besar pengunjung puskesmas yang mengikuti penyuluhan cukup
memperhatikan materi yang diberikan. Namun, ada juga pengunjung puskesmas
yang kurang memperhatikan. Hal tersebut mungkin saja terjadi akibat perhatian
pengunjung yang terpecah karena bersamaan dengan menunggu antrian.
G. Minute
Waktu khusus yang tersedia untuk pelaksanaan program promkes ini sudah
terjadwal. Penyuluhan di puskesmas dilakukan minimal 8 kali dalam sebulan,
namun pada pelaksanaannya terkadang kurang daripada itu karena keterbatasan
SDM atau jadwal kegiatan lain yang dilaksanakan bersamaan dengan program
promkes.
3.1.3.2 Proses
A. Planning
1. Penyuluhan PHBS di dalam gedung.
2. Kerjasama lintas program dengan pemegang program Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, Gizi.
3. Pencatatan, pelaporan, dan dokumentasi kegiatan.
B. Organizing
Pelaksanaan program promosi kesehatan perlu melakukan kerjasama lintas
sektoral dan program serta peran aktif agar dapat berjalan secara optimal dan
mencapai target yang ditentukan.
C. Actuating
4. Dilaksanakannya penyuluhan PHBS di Puskesmas.
5. Dilaksanakan kerjasama lintas program dengan pemegang program Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Gizi.
6. Dilaksanakan pencatatan, pelaporan, dan dokumentasi kegiatan.
D. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Citeureup untuk pelaksanaan
program ini adalah pengawasan langsung oleh koordinator program promosi
kesehatan yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala puskesmas.
11

E. Evaluating
Hasil kegiatan program dicatat dan dilaporkan setelah berlangsungnya
program untuk menjadi pertimbangan pelaksanaan program berikutnya.
3.1.3.3 Output
A. Availability
Program promosi kesehatan sudah ada dan telah disusun secara sistematis agar
dapat digunakan di masyarakat.
B. Acceptability
Penerimaan tentang program promosi kesehatan oleh masyarakat di wilayah
kerja puskesmas dirasakan cukup baik dikarenakan kepedulian dan kesadaran
masyarakat mengenai manfaat program tersebut.
C. Accessibility
Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan di puskesmas selama tenaga kesehatan
dari puskesmas memadai dan masyarakat mampu kooperatif dalam melaksanakan
program tersebut sehingga kegiatan mudah dijangkau oleh masyarakat.
D. Accountability
Pelaksana program promosi kesehatan adalah orang yang ahli di bidangnya
ialah seorang SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat).
E. Care
Petugas puskesmas sudah memberikan pelayanan dan penyuluhan, akan tetapi
pemahaman dan aplikasi pelaksanaan masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini
dapat dilihat dari hasil cakupan yang belum memenuhi target.
F. Continuity
Keberlangsungan kegiatan promosi kesehatan belum maksimal oleh karena
keterbatasan petugas. Petugas program promosi kesehatan juga memiliki tugas
dalam pelayanan puskesmas.
G. Competency
Kemampuan petugas sesuai dengan program promosi kesehatan tersebut
dengan latar belakang pendidikan seorang sarjana Kesehatan Masyarakat.
12

H. Comprehensibility
Pemahaman mengenai kegiatan ini cukup mudah dimengerti, karena kegiatan
promosi kesehatan dapat dilakukan dengan penyuluhan atau konseling tentang
kesehatan dengan sasaran masyarakat di wilayah puskesmas setempat.

3.1.4 Analisis SWOT


Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Citeureup adalah sebagai berikut:
A. Strength
1. Lokasi puskesmas yang strategis dan mudah dijangkau.
2. Variasi metode penyuluhan yang dilakukan.
3. Puskesmas memiliki aula sebagai tempat untuk dilaksanakan penyuluhan.
B. Weakness
1. Sumber daya manusia (SDM) yang bertanggung jawab terhadap program
kurang memadai jika dibandingkan dengan target sasaran di wilayah
puskesmas.
2. Waktu pelaksanaan program masih ada yang belum terjadwal dengan baik.
3. Anggaran pendanaan untuk program yang ada di promosi kesehatan masih
digabung dengan program lain.
C. Opportunity
1. Dukungan dan kerjasama yang baik dengan para kader untuk menjangkau
masyarakat.
2. Kerjasama dengan pemerintah dan tokoh masyarakat.
3. Sarana perhubungannya baik mudah dijangkau.
D.Threats
Pengunjung puskesmas kurang memperhatikan akibat perhatian pengunjung
yang terpecah bersamaan dengan menunggu antrian. Kepedulian dan motivasi
masyarakat terhadap program kesehatan yang diberikan masih kurang.
13

3.1.5 Plan of Action


Tabel 3.3 Plan of Action
Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Penyusunan Menyusun Pelaksan Pemegang Google Pemega Penyuluhan Awal bulan
jadwal dibuat jadwal a program Calendar ng dapat sebelum
sebelum penyuluhan program / progra terlaksana menyusun
pelaksanaan yang tidak kalender m tanpa bentrok semua
kegiatan terlaksana bulanan dengan kegiatan
agar tidak kegiatan jadwal
bentrok kegiatam lain
dengan
kegiatan
lain

Pendataan, Pendataan, Pelaksan Pemegang Kertas Pelaksa Pendataan Setiap


dokumentasi, dokumentas a program absensi, na tercatat setiap pelaksanaan
absensi i, absensi program HP/Kam progra kegiatan program
kegiatan kegiatan era m dilaksanakan
dilakukan
secara
kontinyu
14

3.2 Program Kesehatan Lingkungan


3.2.1 Identifikasi Masalah Program Kesehatan Lingkungan
Tabel 3.4 Identifikasi Masalah Program Kesehatan Lingkungan

Hasil Target Cakupan Kesenjangan


Indikator Sasaran Kesimpulan
Pencapaian (%) (%) (%)

Rumah Sehat - - 75 - -

Memenuhi
Sarana air bersih 38044 38044 80 100 20,00
target

Memenuhi
Jamban 38044 38044 75 100 25,00
target

SPAL - - 80 - -

Tempat-tempat 9337 Memenuhi


8813 75 94,39 19,39
umum target

Tempat
Memenuhi
pengolahan 9337 8813 75 94,39 19,39
target
makanan

Industri - - 75 - -

Klinik sanitasi - - 25 - -

3.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB)
3.3.1 Identifikasi Masalah Program KIA-KB
Tabel 3.5 Identifikasi Masalah Program KIA-KB
15

Kesenj
Hasil Cakupan Target
Indikator Sasaran angan Simpulan
Pencapaian (%) (%)
(%)

KESEHATAN IBU
Tidak
Kunjungan Ibu
814 613 75,31 100 -24,69 memenuhi
Hamil K4
target
Pertolongan
Persalinan oleh Tidak
775 580 74,84 100 -25,16
Tenaga memenuhi
Kesehatan target
Komplikasi
Tidak memenuhi
Kebidanan yang 162 42 25,93 87 -61,07
target
ditangani
Tidak memenuhi
Pelayanan Nifas 775 573 73,94 100 -26,06
target
KESEHATAN ANAK
Kunjungan Tidak memenuhi
Neonatal 1 (KN1) 762 576 75,59 100 -24,41 target
Kunjungan
Neonatal Tidak memenuhi
762 534 70,08 100 -29,92
Lengkap (KN target
Lengkap)

Neonatus dengan
Tidak memenuhi
Komplikasi yang 152 2 1,32 83 -81,68
target
ditangani

Tidak memenuhi
Kunjungan Bayi 762 695 91,21 95 -3,79
target
Pelayanan Anak
Memenuhi target
Balita 1.867 1.867 100 100 0
KELUARGA BERENCANA
Tidak memenuhi
Peserta KB Aktif
6604 5213 78,94 100 -21,06 target

3.3.2 Penentuan Prioritas Masalah Program KIA-KB


Tabel 3.6 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring
Importancy Skor Prioritas
16

Degree of unmeet need

Technical feasibility
Political climate
Rate of increase
Social benefit

availability
Prevalence

Resources
Severity

(R)
(IxTx R)

(T)
Program

Kunjungan Ibu
5 5 3 4 4 5 5 4 520 I
Hamil K4
Pertolongan
Persalinan oleh
5 5 3 5 5 4 4 4 432 II
Tenaga
Kesehatan
Komplikasi
Kebidanan yang 3 4 2 4 4 4 3 2 126 IX
ditangani

Pelayanan Nifas 5 5 3 4 5 3 4 4 400 IV

Kunjungan
4 4 3 4 4 4 4 4 368 VI
Neonatal 1 (KN1)
Kunjungan
Neonatal Lengkap
5 4 3 4 4 4 4 4 384 V
(KN
Lengkap)
Neonatus dengan
Komplikasi yang 3 3 3 4 4 4 4 2 168 VIII
ditangani

Kunjungan Bayi 5 4 3 4 5 5 4 4 416 III

Peserta KB Aktif 4 3 2 4 4 4 4 4 336 VII

Berdasarkan hasil analisis program dapat disimpulkan bahwa prioritas pada


program KIA-KB adalah kunjungan ibu Hamil K4.
3.3.3 Penentuan Penyebab Masalah Program KIA-KB
17

3.3.3.1 Input (7M)


A. Man
Puskesmas Citeureup memiliki jumlah tenaga kerja kesehatan untuk program
KIA-KB sebanyak 3 orang bidan dengan pendidikan terakhir DIII akademi
kebidanan dan dibantu oleh bidan komersial dan kader dari setiap RW. Jumlah
tenaga kesehatan sampai saat ini dirasa kurang memadai karena seharusnya
dibutuhkan 1 orang bidan lagi yang lebih senior sehingga jumlah bidan 4 orang.
B. Money
Sumber dana berasal dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Selama
pelaksanaan program, sumber dana atau anggaran yang dibutuhkan mencukupi
dan tidak ada masalah.
C. Material
Persediaan atau kebutuhan obat-obatan dan peralatan kesehatan disediakan
dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Jumlah obat yang tersedia cukup.
D. Machine
Alat dan tempat pemeriksaan yang dipakai untuk seperti timbangan, alat
pengukur tinggi badan, meteran untuk mengukur TFU, USG Doppler untuk
mengukur DJJ sudah tersedia.
E. Method
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di dalam gedung Puskesmas Citeureup, ibu
yang berkunjung ke Puskesmas dilakukan pemeriksaan berupa berat badan, TFU,
DJJ dan dilakukan pemeriksaan Triple Eliminasi.
F. Market
Kebanyakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Citeureup berpendidikan
menengah kebawah, sehingga pemahamannya mengenai pentingnya kunjungan
kehamilan masih kurang dan belum semua masyarakat menyadari pentingnya
melakukan kunjungan ibu hamil.
G. Minute
Kegiatan-kegiatan pelayanan kunjungan ibu hamil dapat dilakukan pada hari
Selasa dan Kamis pada jam kerja.
3.3.3.2 Proses
18

A. Planning
Pemegang program membuat media komunikasi via daring dengan ibu kader
tiap RW untuk berkoordinasi mengenai pendataan ibu hamil tiap RW dan
mengingatkan kepada setiap ibu hamil untuk datang ke Puskesmas dan melakukan
kunjungan ibu hamil secara rutin sesuai dengan jadwalnya.
B. Organizing
Program pelayanan kunjungan ibu hamil bekerjasama dengan bidan
komersial dan kader di RW setempat serta kerjasama dan koordinasi lintas
program dengan program gizi.
C. Actuating
Pihak puskesmas rutin melakukan pertemuan dengan kader hampir setiap
bulan dalam bentuk lokakarya bulanan untuk mengingatkan serta mendorong
pihak-pihak yang terkait. Pelaksanaan program disesuaikan dengan waktu yang
telah ditetapkan. Masih kurangnya kader untuk menghimbau warga untuk
memeriksakan ke puskesmas maupun bidan serta kurangnya pencatatan dan
pelaporan ke penanggungjawab program di Puskesmas.
D. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Cimahi Utara untuk pelaksanaan
program Pelayanan Kunjungan Ibu Hamil adalah pengawasan langsung oleh
petugas puskesmas di bantu ibu kader setiap RW.
E. Evaluating
Evaluasi dilakukan setiap bulan dengan melihat dari laporan bulanan serta
pertemuan dengan bidan dan kader yang terlibat. Evaluasi dilakukan secara
menyeluruh baik dari pemegang program, bidan, kader dan lintas program yang
terlibat.

3.3.3.3 Output
A. Availability
Program KIA-KB pada Puskesmas Citeureup telah berjalan secara rutin
melalui pelayanan Poli KIA, dan posyandu. Alat, fasilitas, dan tenaga pelaksanaan
19

sudah tersedia.
B. Acceptability
Kesadaran ibu untuk kehamilan masih kurang, karena tingkat pengetahuan
belum memadai sehingga program masih kurang diterima oleh masyarakat.
C. Accessibility
Kegiatan pelaksanaan program pelayanan KIA-KB di Puskesmas mudah
dijangkau karena terletak di pinggir jalan besar yang mudah dilalui oleh angkutan
umum.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan sesuai kebutuhan masyarakat.
E. Care
Keterbatasan kemampuan kader (mulai dari segi waktu dan kendaraan)
untuk mengajak seluruh warga mengikuti program yang sudah direncanakan.
F. Continuity
Program berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan.
G. Competency
Pemegang program KIA-KB adalah seorang bidan dengan masa kerja lebih
dari 10 tahun. Dibantu juga oleh bidan-bidan KHL dan kader yang memahami
mengenai program.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya program KIA dan KB
dirasakan belum tercapai maksimal sehingga masih banyak cakupan yang belum
memenuhi target.
3.3.4 Analisis SWOT
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Cimahi Utara adalah sebagai berikut:

A. Strength
- Lokasi Puskesmas yang strategis, berada di sebelah utara kota Cimahi dan
mudah di jangkau.
20

- Bidan puskesmas bekerja sama dengan bidan di masing-masing kelurahan.


- Bidan memiliki akses langsung ke kepala RT dan RW.
- Tenaga kesehatan untuk melaksanakan program KIA-KB di Puskesmas
Citeureup cukup untuk melaksanakan program.
- Program telah rutin dilakukan di Puskesmas.
- Ketersediaan alat dan bahan yang mencukupi serta pendanaan program
berjalan lancar.
B. Weakness
- Waktu pelaksanaan Kunjungan Ibu Hamil K4 yang harus dilakukan di
Puskesmas dirasa berisiko akibat masih tingginya angka kejadian Covid-
19 dan masih banyak ibu hamil yg belum di vaksin.
- Jumlah tenaga kesehatan bidan yang berada di Puskesmas Citeureup masih
dirasa kurang.
C. Opportunity
- Tersedianya sarana lain yang dapat menampung kegiatan ini seperti Bidan
Praktek Mandiri.
- Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat
untuk membantu memberikan penyuluhan dan menjalankan program.
D. Threats
- Masih ada kader yang kurang aktif untuk melaksanakan tugasnya.
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kunjungan ibu hamil.
- Pencatatan laporan yang masih kurang baik.
- Masyarakat setempat memiliki pendidikan menengah ke kebawah
sehingga jika dilakukan edukasi dan penyuluhan akan kurang kooperatif
dalam menyukseskan program.

3.3.5 Plan of Action


Tabel 3.7 Plan of Action (POA)
Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
21

Penyuluhan Menambah Seluruh Ibu 100% Leaflet Pemegang Pengunjung Selasa, kamis
dan pengetahuan Hamil di PPT & program, puskesmas
konseling masyarakat wilayah Buku Bidan mampu
mengenai mengenai kerja KIA memahami
pentingnya penting nya Puskesmas tentang
kunjungan kunjungan Citeureup pentingnya
ibu hamil ibu hamil kunjungan ibu
hamil

3.4 Program Gizi


3.4.1 Identifikasi Masalah Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tabel 3.8 Identifikasi Masalah Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Hasil Target Cakupan Kesenjangan


Kegiatan Sasaran Kesimpulan
Pencapaian (%) (%) (%)

Keluarga sadar
- - - - - -
gizi
Tidak
Balita ditimbang 2341 1672 85.00 71.42 -13.58% memenuhi
target
Distribusi
vitamin A bagi Memenuhi
2164 2164 100.00 100.00 0
bayi (6-11 target
bulan)

Distribusi
vitamin A bagi
- - - - - -
bayi (12-59
bulan)

Distribusi
vitamin A bagi - - - - - -
ibu nifas

Distribusi Tablet Tidak


Fe 90 tablet 817 613 90.00 75.03 -14.97% Memenuhi
pada ibu hamil Target
22

Distribusi MP –
ASI Baduta - - - - - -
Gakin

Balita Gizi
Buruk
- - - - - -
Mendapatkan
Perawatan

Tidak
Pemberian ASI
1919 1725 90.00 89.89 -00.11% Memenuhi
eksklusif
target

3.4.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Gizi


Tabel 3.8 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring
Importancy Skor Prioritas
(IxTx R)
Degree of unmeet need

Technical feasibility
Political climate
Rate of increase
Social benefit

Program
availability
Prevalence

Resources
Severity

(R)
(T)
23

Distribusi 5 5 4 5 3 4 4 5 520 I
Tablet Fe 90
tablet pada
ibu hamil
Balita 5 4 5 5 3 4 3 5 390 II
ditimbang

pemberian 3 3 3 4 3 3 3 4 228 III


ASI
eksklusif
Berdasarkan hasil analisis program dapat disimpulkan bahwa prioritas
masalah pada program gizi adalah Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil.
3.4.3 Penentuan Penyebab Masalah Program Gizi
3.4.3.1 Input (7M)
A. Man
Program gizi di Puskesmas Citeureup dipegang oleh 1 orang pegawai tetap
lulusan sarjana terapan gizi. Selama pelaksanaan pemegang program dibantu oleh
petugas KIA, bidan praktek mandiri, dan staf promkes untuk pencatatan dan
pelaporan. Sumber daya manusia lain yang ada yaitu dokter muda (koas), dokter
internship, dan mahasiswa gizi namun tidak selalu ada setiap bulannya.
B. Money
Anggaran program berasal dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
Selama pelaksaanan sumber dana yang ada dapat mencukupi keberlangsungan
program.

C. Material
Edukasi mengenai pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe bagi Ibu hamil di
Puskesmas Citeureup dilakukan dengan mengumpulkan seluruh ibu hamil,
presentasi mengenai kekurangan dan kelebihan tablet Fe menggunakan power
point dan buku KIA, dilanjut dengan tanya jawab.
D. Machine
Pemberian Tablet Fe pada ibu hamil dicatat di buku KIA apabila ibu
mendapatkan obat dari bidan praktek mandiri dan/atau dari puskesmas.
24

E. Method
Koordinator program gizi melakukan kerja sama dengan pihak KIA,
Pemberian Tablet Fe hanya diberikan lewat praktek bidan mandiri dan puskesmas.
F. Market
Beberapa ibu hamil rutin mengkonsumsi tablet Fe namun ada beberapa Ibu
hamil yang jarang meminum tablet fe karena efek sampingnya yang membuat
mual.
E. Minute
Pencatatan dan pelaporan oleh puskesmas dan bidan praktek mandiri
dilakukan satu bulan sekali.
3.4.3.2 Proses
A. Planning
Pembuatan rencana kerja sudah dilakukan oleh pemegang program agar
program dapat berjalan maksimal, serta adanya koordinasi dengan bidan atau staf
KIA agar lebih terampil dalam melaksanakan tugas.
1. Penyuluhan keuntungan dari konsumsi Tablet Fe.
2. Kerjasama lintas program dengan staf KIA.
3. Pencatatan, pelaporan, dan dokumentasi kegiatan.
B. Organizing
Pelaksanaan distribusi Tablet Fe perlu melakukan kerjasama lintas sektoral
dan program serta peran aktif agar dapat berjalan secara optimal dan mencapai
target yang ditentukan.

C. Actuating
- Pelaksanaan pelatihan kader posyandu mengedukasi Ibu Hamil untuk rutin
ANC.
- Pelaksanaan ANC rutin minimal 6x selama masa kehamilan.
- Pelaksanaan penyuluhan dan konseling berkala.
- Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan.
D. Controlling
25

- Pengawasan oleh Puskesmas Citeureup dilakukan secara langsung oleh


koordiantor program gizi dan bidan yang bertanggung jawab secara
langsung kepada Kepala Puskesmas.
- Pemegang program mendapat info dari setiap ibu hamil yang datang ke
puskesmas untuk pemeriksaan kehamilan dan bidan mandiri.
E. Evaluating
Setelah dilaksanakan program kemudian dilakukan pencatatan, pengolahan
dan pelaporan data setiap 1 tahun.
3.4.3.3 Output
A. Availability
Pelaksanaan program gizi melalui puskesmas sudah disarankan kepada ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya, dengan jadwal yang telah ditetapkan
oleh kemenkes bahwa ibu hamil minimal melakukan antenatal care 6x selama
masa kehamilan. Puskesmas juga memberikan waktu konseling terhadap ibu
hamil.
B. Acceptability
Kegiatan edukasi distribusi tablet Fe kepada ibu hamil oleh tenaga kesehatan
dari puskesmas memadai dan masyarakat mampu kooperatif dalam melaksanakan
program tersebut sehingga kegiatan mudah dijangkau oleh masyarakat.
C. Accessibility
Lokasi puskesmas terjangkau.
D. Accountability
Pelaksana program merupakan ahli di bidangnya karena memiliki latar
belakang pendidikan yang sesuai.

E. Care
Petugas puskesmas sudah memberikan pelayanan dan penyuluhan.
F. Continuity
Keberlangsungan pencatatan dan pelaporan kurang berjalan dengan baik.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang ahli dalam masalah gizi dan kebidanan.
26

H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi Tablet Fe pada
masa kehamilan masih kurang.
3.4.4 Analisis SWOT
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Citeureup adalah sebagai berikut:
A. Strength
- Lokasi Puskesmas yang strategis dan mudah di jangkau.
- Jumlah bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Citeureup cukup
memadai.
B. Weakness
- Edukasi yang kurang kepada ibu hamil.
- Waktu edukasi yang kurang memadai.
C. Opportunity
- Kerjasama dengan bidan praktek mandiri untuk menjangkau masyarakat.
- Bekerjasama dengan ibu kader untuk mengedukasi ibu hamil agar rutin
melakukan antenatal care ke puskesmas atau bidan praktek mandiri.
D. Threat
- Kunjungan ke puskesmas atau ke bidan mandiri tidak rutin karena
kurangnya pengetahuan dan perilaku ibu mengenai pentingnya
konsumsi Tablet Fe selama hamil.
- Efek samping mual Tablet Fe yang membuat ibu hamil tidak mau
meminumnya.
- Kepemilikan buku KIA belum menyeluruh.

3.4.5 Plan of Action


Tabel 3.9 Tabel Plan of Action Program Gizi
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Indikator Waktu
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
27

Penyuluhan Menambah Seluruh 90% Leaflet Pemegang Seluruh ibu Selasa &
dan pengetahua ibu hamil dari PPT & program, hamil yang ada Kamis
konseling n yang ada seluruh buku bidan, dan di wilayah kerja
masyarakat di wilayah ibu KIA kader PKM Citeureup
mengenai kerja hamil mengkonsumsi
penting nya
PKM Tablet Fe
konsumsi
Tablet Fe Citeureup

3.5 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


3.5.1 Identifikasi Masalah Program P2PM
Tabel 3.10 Identifikasi Masalah P2PM
28

Kesenja
Jenis Hasil Target Cakupan
No. Sasaran ngan Kesimpulan
Kegiatan Pencapaian (%) (%)
(%)

Pelayanan Imunisasi Dasar

Tidak
Cakupan
1 747 618 98 82,73 -15,27 Memenuhi
BCG
target

Tidak
Cakupan 747 610 98
2 81,66 -16,34 Memenuhi
DPTHB 1
target

Tidak
Cakupan 747 598
3 80,05 -9,95 Memenuhi
DPTHb 3 90
target

Tidak
Cakupan 747 598 90
4 80 -10 memenuhi
Polio
target

Tidak
Cakupan 747 600 90
5 80,3 -9.7 Memenuhi
Campak
target

Imunisasi Lanjutan

Tidak
6 Bias DT 560 517 95 92,3 -2,7 Memenuhi
target

1260 1173 93.09 Tidak mencapai


7 Bias TT 95 -1.91%
target

Bias 747 600 80.32 Tidak mencapai


8 95 -14.68%
Campak target

9 Pelayanan 814 485 59.58 90 -30.42% Tidak mencapai


Imunisasi target
Ibu Hamil
29

TT2+

Desa/
Kelurahan
Universal 100 100 90 Memenuhi
10 100 10
Child target
Immunizati
on (UCI)

Sistem
52 52 90 Memenuhi
11 Kewaspadaa 100 10
target
n Dini

Surveilans
12 Terpadu - - 100 - -
Penyakit

Pengendalia 12 12 100 100 Memenuhi


13 0
n KLB Target

Penemuan dan penanganan penderita penyakit

Penanganan
Penderita Tidak memenuhi
14 182 11 90 6,04 -83,96
Pneumonia target
Balita

Penemuan
Pasien baru
15 - - - 85 -
TB BTA
Positif

Kesembuha
Tidak memenuhi
16 n Pasien 30 8 26,67 90 -63,33
target
BTA (+)

Penemuan
Penderita
17 - - - 100 -
DBD yang
ditangani

Penemuan Tidak memenuhi


18 1083 351 32,41 100 -67,59
Pasien target
30

Diare

3.5.2 Penentuan Prioritas Masalah Program P2PM


Tabel 3.11 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring
Importancy

availability
Resources
Technical
feasibility
unmeet need
Prevalence

Skor
Degree of

Political
increase
Severity

climate
Rate of

(R)
Prioritas

(T)
benefit
Social

(IxTx R)
Program

Cakupan
4 5 3 4 4 2 3 4 264 V
BCG

Cakupan
4 4 3 4 4 2 3 4 252 VI
DPTHB 1

Cakupan
4 4 3 4 4 2 3 4 252 VII
DPTHb 3

Cakupan
4 4 3 4 4 2 3 4 252 VIII
Polio

Cakupan
4 4 3 4 4 2 3 4 252 IX
Campak

Bias DT 3 3 3 2 4 2 3 4 240 X

Bias TT 4 3 3 2 4 2 3 4 240 XI

Bias
4 3 3 2 4 2 3 4 240 XII
Campak

Cakupan
Pelayanan
Imunisasi 4 4 3 4 3 3 4 4 336 IV
Ibu Hamil
TT2+

Penemuan 4 4 3 4 4 4 4 4 368 II
31

Penderita
Pneumonia
Balita

Kesembuha
n Pasien 5 5 3 5 4 2 4 5 480 I
BTA (+)

Penemuan
Pasien 3 4 3 5 4 3 4 4 352 III
Diare

3.5.3 Penentuan Penyebab Masalah Program P2PM


3.5.3.1 Input (7M)
A. Man
Program upaya kesehatan dan P2PM di Puskesmas Citeureup dipegang oleh 1
orang penanggung jawab dan 3 orang anggota terdiri dari 2 orang dengan Tingkat
Pendidikan D3 Keperawatan. Secara umum dalam analisis lingkungan fisik tenaga
kerja Puskesmas Citeureup dikatakan sudah memadai dan untuk program P2PM
juga dirasakan sudah cukup memadai. Untuk tenaga kerja diluar PKM Kader
sudah sering dilakukan kegiatan pelatihan di puskesmas dan penyuluhan
mengenai penyakit TB BTA + yang memiliki tujuan agar Kader membantu
memberikan saran agar masyarakat yang menderita batuk lama curiga TB segera
berobat ke tenaga kesehatan terdekat. Pelatihan sudah ada tetapi mungkin masih
belum maksimal ilmu pengetahuan yang didapat kader karena berhubungan
dengan tingkat pendidikan kader yang rendah.
B. Money
Sumber pembiayaan untuk program pemberantasan penyakit menular berasal
dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Sumber pembiayaan hanya
digunakan untuk kegiatan di balai pengobatan puskesmas dan tidak ada dana
lapangan untuk kegiatan penjaringan dan sosialisasi.
C. Material
Bahan (pot dahak, kelengkapan laboratorium untuk penemuan kasus TB dan
obat-obatan TB) yang digunakan untuk program penemuan kasus baru TB BTA
32

Positif sudah tersedia dan mencukupi di Puskesmas Citeureup. Bahan dan


material tercukupi.
D. Machine
Terdapat ruangan pemeriksaan khusus, yaitu poliklinik TB untuk pemeriksaan
pasien yang diduga menderita TB setiap hari Rabu, dan terdapat tempat khusus
mengeluarkan dahak serta laboratorium untuk pemeriksaan dahak di Puskesmas
Citeureup yang kondisinya masih mencukupi dan masih dapat digunakan tanpa
ada hambatan.
E. Method
Petugas puskesmas akan berusaha untuk melakukan diagnosis TB pada pasien
yang datang ke PKM sesuai dengan SOP. Kegiatan bekerja sama dengan kader
tiap RW namun terdapat keterbatasan pengetahuan kader mengenai TB, dan
transportasi kader untuk menjangkau masyarakat di tiap RW sehingga hal ini
masih belum memadai dan harus diperbaiki.
F. Market
Masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Citeureup banyak yang
belum menyadari bahaya penyakit TB, tanda gejala, dan cara penularan penyakit
TB. Keadaan geografis lingkungan 100% dataran rendah dengan curah hujan
50%, serta tingkat pendidikan penduduk 50-90% SD dan sederajat ke atas yang
akan mempengaruhi tingkat pemahaman dan penyebaran penyakit.

G. Minute
Pelaksanaan pengobatan P2PM di Puskesmas berlangsung bersamaan dengan
jam kerja Puskesmas, yaitu pukul 07.00-12.00 WIB setiap hari Rabu. Untuk
kegiatan penyuluhan kepada kader tidak dilaksanakan tiap bulan tetapi evaluasi
langsung dalam 1 tahun.
3.5.3.2 Proses
A. Planning
33

- Kunjungan petugas kepada kelompok dengan faktor risiko tinggi terkena


TB yang bekerja sama dengan kader dan pemegang program kesehatan
lingkungan.
- Meningkatkan pengetahuan kader mengenai penyakit TB agar dapat
dengan cepat mencatat dan melaporkan masyarakat yang diduga terkena
penyakit TB.
- Bekerja sama dengan pemegang promosi kesehatan dan tokoh masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang memiliki faktor risiko
tinggi terkena penyakit TB agar segera memeriksakan diri ke puskesmas.
- Pada masyarakat yang dicurigai TB dan bekerja sedang tidak dirumah,
agar tetap diberikan edukasi oleh kader atau ketua RT/RW saat sasaran
pulang kerumah untuk melakukan upaya mendiagnosis penyakit yang
dideritanya.
B. Organizing
Dilakukan penyampaian rencana kerja antara pemegang program TB,
promkes, tokoh masyarakat RT/RW dan kader. Pemegang program penemuan
kasus TB BTA positif bekerja sama dengan promkes menyusun materi
penyuluhan mengenai penyakit TB, cara penularan, dan pencegahannya. Kader
akan bersama-sama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat lainnya di lapangan
bahwa mereka semua memiliki peranan penting dalam upaya penjaringan
penyakit TB BTA + di lingkungannya.
C. Actuating
Kader melaksanakan pendataan masyarakat yang diduga memiliki faktor
risiko tinggi terkena penyakit TB dan mengajak masyarakat tersebut untuk
mengikuti penyuluhan dan langsung memeriksakan diri ke poliklinik TB. Namun
kader masih sulit menjangkau para masyarakat yang bekerja dan tidak datang ke
tempat penyuluhan.
D. Controlling
Pengawasan langsung dilakukan oleh pemegang program TB yang akan turun
langsung ke masyarakat di bantu kader atau melihat pelaporan langsung di poli
TB. Namun pencatatan TB sering kali sulit bila dilakukan pengecekan ulang di
34

lapangan karena nama yang didaftarkan ke poli TB adalah nama resmi yang tidak
pernah digunakan di lingkungan sehari-hari sehingga menyulitkan kunjungan
petugas ke rumah penderita.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap 6 bulan dengan melihat laporan bulanan yang telah
dikumpulkan pemegang program.
3.5.3.3 Output
A. Availability
Program penemuan kasus TB sudah berjalan melalui pelayanan Poliklinik TB
di Puskesmas Citeureup dan dibantu oleh kader di lapangan tapi masih belum
maksimal sehingga perlu diperbaiki.
B. Acceptability
Jenis pelayanan diterima baik oleh masyarakat namun kesadaran individu
untuk memeriksakan diri masih kurang. Sosialisasi kepada kader dan masyarakat
masih kurang sehingga pengetahuan tentang TB masih belum dapat diterima
sepenuhnya oleh masyarakat.
C. Accessibility
Pelayanan Poliklinik TB di Puskesmas Citereup mudah dijangkau, dan
diperluas jangkauannya dengan adanya kader, serta biaya pengobatan yang gratis.
D. Accountability
Perencanaan, pelaksanaan, dan pendataan sudah jelas sehingga memudahkan
pertanggung jawaban sesuai dengan kebutuhan baik dari pemegang program ke
kepala puskesmas, maupun dari kepala puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota
Cimahi.

E. Care
Perhatian penyelenggara terhadap pelaksanaan program dirasakan kurang
cukup karena program penemuan kasus TB dilaksanakan 1 kali dalam seminggu,
yaitu pada hari Rabu di poliklinik TB Puskesmas Citereup.
F. Continuity
35

Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan, untuk


menurunkan angka kejadian TB BTA + di wilayah kerja PKM.
G. Competency
Pemegang program P2PM cakupan penemuan pasien baru TB adalah seorang
perawat yang sebelumnya telah diberikan pelatihan, namun untuk diagnosis TB
tetap dilakukan oleh dokter.
3.5.4 Analisis SWOT
A. Strength
Sumber daya manusia tersedia dan memadai.
B. Weakness
Tidak semua kader mampu mengajak masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran mengenai penyakit TB, karena pengetahuan kader terbatas dan
kesadaran masyarakat yang masih kurang.
C. Opportunity
Terdapatnya kader di setiap RW yang bersedia mendukung program tersebut
dan pengobatan TB yang gratis karena dibiayai oleh pemerintah.
D. Threat
Ketersediaan alat bantu diagnostik yang kurang memadai di laboratorium
puskesmas, kesadaran masyarakat yang kurang mengenai penyakit TB sehingga
mempengaruhi perilaku kesehatannya. Pada Puskesmas Citereup belum ada test
cepat molekuler dan masih menggunakan alat mikroskopis.

3.5.5 Plan of Action


Tabel 3.12 Plan of Action Program P2PM
Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan

Pelatihan Menambah Seluruh Seluruh leaflet Petugas Kader dapat Setiap akhir
36

kader pengetahuan kader kader , pemega menjelaskan bulan


mengenai kader untuk PPT, ng mengenai
penyakit TB mendeteksi video progra penyakit TB
awal m TB kepada
masyarakat masyarakat
dengan risiko
tinggi
penyakit TB.

Penyuluhan Meningkatka Seluruh Masyara leaflet Petugas Masyarakat Kantor RW


mengenai n Masyaraka kat yang , PPT, pemega mengetahuip setiap akhir
penyakit TB pengetahuan t di memiliki Video ng enyakit TB bulan
(tanda gejala, dan mawas wilayah risiko progra ( tanda
cara diri terhadap kerja tinggi m TB, gejala, cara
penularan penyakit TB Puskesmas terkena Kader penularan
dan Melong TB beserta dan
pencegahan) Tengah ketua pencegahan)
RW, serta jika
dan menemui
tokoh tetangga,
masyar keluarga,
akat maupun diri
sendiri
dengan tanda
dan gejala
TB segera
memeriksaka
n diri ke
Puskesmas.

3.6 Program Pengobatan


3.6.1 Identifikasi Masalah Program Pengobatan
Tabel 3.13 Identifikasi Masalah Program Upaya Pengobatan
Hasil Target Cakupan Kesenja
Kegiatan Sasaran Kesimpulan
Pencapaian % % ngan
37

Tidak
Rawat Jalan 17.895 15.216 100 85,03 -14,97 Memenuhi
target
Tidak
Rawat Jalan
1.576 1.231 100 78.1 -12.9 Memenuhi
Gigi
target
Pemeriksaan Memenuhi
Laboratorium 17.895 6.480 15 36.2 21.2 target
Puskesmas
Pemeriksaan
Laboratorium - - - - - -
yang dirujuk
Asuhan
Keperawatan
Individu pada - - - - - -
Pasien Rawat
Inap

3.6.2 Penentuan Prioritas Masalah Program Pengobatan


Tabel 3.14 Penentuan Prioritas Masalah Metode Kuantitatif Skoring

Importancy
38

Social benefit
Prevalence

availability
Resources
Technical
feasibility
increase
Severity

Priority
unmeetnee

Rate of
Degree of
Score

Political
Program

climate
d
(IxTx R)

Kunjungan
Rawat Jalan 5 3 3 4 4 2 4 4 336 I

Kunjungan
Rawat Jalan 3 3 4 4 4 2 4 4 320 II
Gigi

Berdasarkan hasil analisis program dapat disimpulkan bahwa prioritas pada


program Pengobatan yaitu pada kunjungan rawat jalan dengan skor 336.
3.6.3 Penentuan Penyebab Masalah Program Pengobatan
3.6.3.1 Input (7M)
A. Man
Program pengobatan di Puskesmas Citeureup dipegang oleh 1 penanggung
jawab memiliki anggota yaitu 3 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 3 orang
perawat, 1 orang perawat gigi, 1 petugas laboratorium, serta 4 tenaga administrasi
yang berkompeten dan berpengalaman. Jumlah ini sudah memenuhi standar
tenaga puskesmas.
B. Money
Anggaran atau dana yang didapat berasal dari Dinas Kesehatan dan BPJS
Kesehatan, BOK sejauh ini anggaran atau dana yang dibutuhkan cukup.

C. Material
Puskesmas Citeureup sudah menyediakan poli umum, poli gigi, ruang tunggu
dengan kursi tunggu, sarana administrasi pendaftaran, serta air bersih, WC.
Persediaan atau kebutuhan peralatan habis pakai untuk pemeriksaan laboratorium
39

tersedia dan mencukupi. Namun untuk obat obatan yang tersedia di bagian
farmasi puskesmas masih terbatas.
D. Machine
Ruang pemeriksaan pasien di dalam ruang tertutup di lantai dasar terdiri
dari poli umum dan poli lansia. Peralatan dan inventaris lain digunakan untuk
pemeriksaan pada poli umum dan lansia sudah cukup tersedia dan berfungsi
cukup baik.
E. Method
Sistem pencatatan dan pencarian rekam medis pasien sudah menggunakan
sistem komputerisasi sehingga dalam pendataan lebih mudah dan efisien. Hasil
pemeriksaan pasien rawat jalan yang dilakukan sudah dilampirkan pada rekam
medis.
F. Minute
Puskesmas melakukan pelayanan dari hari Senin hingga hari Sabtu.
Pelayanan dilakukan mulai jam 07.30-14.00 pada hari Senin sampai Jumat dan
07.30-13.00 pada hari Sabtu. Namun pada masa pandemi pendaftaran ditutup
pukul 10.00 WIB.
G. Market
Wilayah kerja Puskesmas Citeureup yang berada di Kecamatan Cimahi Utara
merupakan daerah padat penduduk dengan bidang pekerjaan yang beragam yang
memiliki wilayah hunian yang heterogen dengan tingkat pendidikan dan respon
masyarakat yang beragam. Maka sasaran pelayanan rawat jalan yaitu seluruh
masyarakat yang berada di wilayah puskesmas dengan tidak memandang umur,
jenis kelamin dan tidak membedakan status sosial.

3.6.3.2 Proses
A. Planning
Penyuluhan serta konseling edukasi mengenai penyelesaian masalah
kesehatan, memulihkan kesehatan fisik, psikis dan sosial.
B. Organizing
40

Dalam pelaksanaannya, program upaya pengobatan telah bekerja sama


lintas program dengan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi,
kesehatan ibu dan anak serta P2PM. Penyampaian rencana kerja berupa
penyuluhan dan konseling edukasi dilakukan dengan pertemuan antara
pemegang program dengan kader.
C. Actuating
Pelaksanaan program disesuaikan dengan waktu operasional Puskesmas.
Edukasi dilakukan ke pasien pada masing-masing lintas program sesuai dengan
penyakit dan masalah kesehatannya. Hasil pemeriksaan rawat jalan akan dicatat
secara digital dan akan dilaporkan pada pemegang program dan kepala
Puskesmas.
D. Controlling
Pengawasan dilakukan oleh koordinator pemegang program. Hasil pendataan
digital akan dilaporkan setiap bulan ke Kepala Puskesmas.
E. Evaluation
Evaluasi dilakukan oleh koordinator pemegang program dan dilaporkan setiap
bulan, ke Kepala Puskesmas untuk perbaikan program pelayanan rawat jalan
selanjutnya. Hasil jumlah cakupan kunjungan rawat jalan yang dirujuk per tahun
menjadi landasan evaluasi untuk meningkatkan cakupan di tahun berikutnya.
3.6.3.3 Output
A. Availability
Pelaksanaan program pelayanan rawat jalan dilakukan setiap hari kerja,
kecuali hari Minggu.

B. Acceptability
Kegiatan pelayanan rawat jalan dapat diterima oleh masyarakat namun masih
terdapat sebagian masyarakat yang tidak segera memeriksakan keluhannya karena
ketatukan dimasa pandemi.
C. Accessibility
41

Puskesmas Citeureup sendiri terletak di pinggir jalan besar dan mudah


dijangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerja baik menggunakan kendaraan
bermotor atau berjalan kaki. Jalur Puskesmas Citeureup juga dilewati oleh
angkutan umum sehingga mudah untuk dijangkau oleh masyarakat yang cukup
jauh dari Puskesmas.
D. Accountability
Pemegang program dan Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas
pelaksanaan dan pelaporan program pelayanan rawat jalan ke kepala Dinas
Kesehatan. Yang terdiri dari 3 dokter umum.
E. Continuity
Program pelayanan rawat jalan berlangsung dengan baik, sudah dilaksanakan
setiap hari dan berkesinambungan.
F. Care
Tingkat kepedulian pemegang program sudah cukup untuk melakukan
pelaksanaan pelayanan rawat jalan dan rujukan pasien untuk pemeriksaan yang
tidak dapat dilakukan di puskesmas.
G. Competency
Petugas pada pelayanan rawat jalan adalah orang yang ahli untuk melakukan
pemeriksaan dan sudah memenuhi standar tenaga puskesmas.
H. Comprehensibility
Pemahaman mengenai kegiatan ini cukup mudah dimengerti, karena kegiatan
ini merupakan suatu program kesehatan individu yang dilakukan melalui
penyuluhan, sehingga diperlukan kerjasama antara petugas kesehatan dengan
masyarakat untuk mendapatkan penyuluhan.

3.6.4 Analisis SWOT


Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Citeureup adalah sebagai berikut:
1. Strength
42

- Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dalam melaksanakan


pelayanan rawat jalan setiap hari kerja.
- Lokasi puskesmas yang strategis sehingga mudah diakses kendaraan.
2. Weakness
Kurangnya kelengkapan obat-obatan di bagian farmasi Puskesmas Citeureup.
3. Opportunity
Kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan keinginan untuk berobat ke
Puskesmas sudah baik, sehingga diharapkan masyarakat yang memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi dapat memotivasi masyarakat lain di sekitarnya.
4. Threat
- Tingkat pendidikan masyarakat yang masih kurang.
- Adanya fasilitas kesehatan lain di wilayah Citeureup yang lebih lengkap
fasilitasnya.

3.6.5 Plan of Action


Tabel 3.14 Plan of Action Program Pengobatan
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Indikator Waktu
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
43

Penyuluhan Untuk Seluruh 100%, Leaflet, Dokter, Pasien bersedia Setiap hari
dan meningkatk masyaraka seluru brosur, Perawat, melakukan saat
konseling an t, terutama h sosial Pemegang kunjungan ke pelayanan
mengenai pengetahua pasien masya media, program Puskesmas di
pentingnya n dengan rakat present promosi untuk berobat Puskesmas
pemeriksaan masyarakat penyakit asi kesehatan, maupun kontrol untuk
kesehatan ke mengenai kronis powerp dan kader dilihat dari konseling,
puskesmas pentingnya yang perlu oint peningkatan dan setiap
sebagai kunjungan dikontrol angka bulan untuk
fasilitas rawat jalan kunjungan rawat penyuluhan
kesehatan untuk jalan
dasar pemeriksaa
n kesehatan
dan
mengontrol
penyakit
kronis

Anda mungkin juga menyukai