Anda di halaman 1dari 7

“METODE HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES”

TIKA SILVINA/190262201045

MK: AKUNTANSI BIAYA

PRODI:AKUNTANSI/SEMESTER:3

A. Pengertian Metode Harga Pokok Proses


Metode harga pokok proses, yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi
yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara masal. Di dalam
metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu
tertentu, selam periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi
perusahaan. Metode harga pokok proses memiliki karakteristik tertentu, yaitu:
1. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun, dan
sebagainya.
2. Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar, tidak tergantung
spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
3. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk
satuan waktu tertentu.
4. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.
5. Kegiatan produksi bersifat kontinu dan terus-menerus.
6. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya akhir
bulan, akhir tahun.

B. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses


Informasi harga pokok produksi yang dihasilkan bermanfaat untuk:
1. Menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi.
3. Menghitung laba atau rugi periodik.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam
proses pengumpulan biaya produksi, variasi contoh penggunaan metode harga pokok
proses yang diuraikan ini mencakup:
1. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah hanya melalui satu departemen produksi.
2. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi persatuan dengan anggapan:
a. Produk hilang pada awal proses.
b. Produk hilang pada akhir proses.

C. Sistem Pembebanan Biaya pada Metode Harga Pokok Proses


Dihubungkan dengan pembebanan harga pokok kepada produk, metode harga
pokok proses dapat menggunakan sistem:
1. Semua elemen biaya dibebankan berdasar biaya sesungguhnya (historical cost
system). Pada sistem ini, produk yang diolah dibebani biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dinikmati oleh produk yang
bersangkutan.
2. Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar tarif atau
biaya yang ditentukan di muka. Sistem ini dipakai apabila kondisi-kondisi yang ada di
dalam perusahaan mengharuskan dipakainya tarif biaya overhead pabrik dengan
tujuan untuk membebankan biaya secara adil dan teliti. Kondisi tersebut adalah:
a. Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk.
b. Produksi perusahaan tidak stabil dari waktu ke waktu.
c. Elemen biaya overhead tetap jumlahnya relatif tinggi.
3. Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok yang ditentukan
di muka. Pada sistem ini dalam penentuan harga pokok produk semua elemen biaya
baik bahan, tenaga kerja, maupun overhead pabrik dibebankan berdasar harga pokok
yang ditentukan di muka.

D. Penggolongan Proses Produksi pada Perusahaan Manufaktur


Pada perusahaan manufaktur proses produksinya dapat digolongkan atas dasar jenis
produk yang dihasilkan dan tahapan-tahapan di dalam mengolah produk, sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk
Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan satu jenis produk dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.
b. Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.
2. Perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk
Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan beberapa jenis produk dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.
b. Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.
Atas dasar hubungan antara jenis produk yang satu dengan yang lain, produk
yang dihasilkan dapat digolongkan ke dalam produk bersama, ko-produk, produk
utama, dan produk sampingan.

E. Karakteristik dan Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik utama dari metode harga pokok proses adalah sebagai berikut:
1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan
menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk
diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap
departemen di mana produk diolah.
2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening barang
dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah
melalui beberapa departemen, rekening barang dalam proses di samping
diselenggarakan untuk setiap elemen biaya harus diselenggarakan untuk setiap
departemen di mana produk diproses.
3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan produksi
tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga pokok
satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi di mana pengolahan
produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu, maka
elemen biaya produksi tertentu tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen untuk
elemen biaya yang bersangkutan.
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati
biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari departemen
tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya
dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak, produk
cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga
pokok produk.
Sedangkan prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode
harga pokok proses sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan
produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok
satuan.
2. Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode
tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut
dikumpulkan untuk setiap departemen.
3. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya
tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk
adalah Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai berikut:
1. Laporan produksi
Bagian laporan ini menunjukkan:
a. Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal, produk
yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya, maupun
tambahan produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan bahan kalau
ada.
b. Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan ke
gudang atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih dalam
proses akhir, produk hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada.
2. Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang:
a. Jumlah biaya yang dibebankan.
b. Tingkat produksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi.
c. Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap
pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.
3. Perhitungan harga pokok
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan,
menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun
produk dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.

F. Penggolongan Biaya pada Metode Harga Pokok Proses


Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi
digolongkan sebagai berikut:

1. Biaya bahan
Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku
dan bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat
homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan
menikmati bahan yang relatif sama pula. Semua harga pokok bahan yang diproses
atau diolah menjadi produk selesai atau bagian produk selesai, baik dapat
diidentifikasikan atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk tertentu, adalah
merupakan biaya bahan. Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap
jenis bahan, permintaan bahan oleh setiap departemen yang menggunakan bahan
digunakan dokumen bon permintaan bahan dan pemakaian bahan di dalam produksi
oleh setiap departemen harus dibuatkan laporan pemakaian bahan yang akan dipakai
dasar menyusun laporan harga pokok produksi. Laporan pemakaian bahan digunakan
pula untuk pengendalian pemakaian bahan oleh setiap departemen.
2. Biaya tenaga kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Apabila produk diolah
melalui satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja di pabrik
digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja. Apabila produk diolah melalui
beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga kerja pada departemen
produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tenaga kerja
departemen pembantu diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses, yaitu meliputi semua
biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja
ditambah semua biaya pada departemen pembantu yang ada di pabrik. Apabila
perusahaan tidak memiliki departemen pembantu di pabrik, biaya overhead pabrik
meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja.

G. Masalah-masalah Khusus dalam Perhitungan Harga Pokok Produk pada Metode


Harga Pokok Proses
Berikut ini akan dibahas secara bertahap masalah-masalah yang timbul di dalam
perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok proses yang menghasilkan
satu jenis produk, yang meliputi:
1. Pengolahan produk melalui satu tahap, semua biaya dibebankan berdasar biaya
sesungguhnya.
2. Pengolahan produk melalui satu tahap, biaya overhead pabrik dibebankan berdasar
tarif yang ditentukan di muka.
3. Pengolahan produk melalui beberapa tahap atau departemen, produk selesai pada
departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya.
4. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari departemen
permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, di mana sebagian akan diproses di
dalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.
5. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk hilang di dalam
pengolahan.
6. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk rusak dalam pengolahan:
a. Produk rusak tidak laku dijual.
b. Produk rusak dapat laku dijual.
7. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk cacat di dalam
pengolahan.
8. Tambahan bahan pada departemen lanjutan yang dapat menambah jumlah produk
yang dihasilkan.
9. Produk diolah melalui beberapa tahap, terdapat produk dalam proses pada awal
periode.
a. Metode harga pokok rata-rata.
b. Metode pertama masuk, pertama keluar (first in, first out)
c. Metode terakhir masuk, pertama keluar (last in, first out)
10. Review atas berbagai masalah komprehensif dalam pengolahan produk.

H. Tujuan Penentuan Metode Harga Pokok Proses


Tujuan penentuan metode harga pokok proses adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik metode harga pokok proses.
2. Mengetahui sistem apa yang dapat dipakai untuk pembebanan biaya.
3. Mengetahui bagaimana cara penggolongan biaya.
4. Mengetahui bagaimana cara mencatat dan menghitung karya pokok produksi apabila:
a. Produk diolah satu tahap.
b. Produk diolah beberapa tahap.
c. Produk hilang dalam pengolahan.
d. Produk rusak dalam pengolahan.
e. Produk cacat dalam pengolahan.
f. Tambahan produk adanya tambahan bahan pada departemen lanjutan.
g. Adanya produk dalam proses awal periode.

Anda mungkin juga menyukai