Anda di halaman 1dari 1

Fase kloroform yang diperoleh dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap rotavapour

hingga volume kurang lebih 10 mL. Kemudian, hasil rotavapour dikumpulkan dan ditambah air
panas sedikit (± 1 mL) dan disimpan dalam lemari es hingga terbentuk Kristal kafein.
Dilakukan pemurnian dengan cara sublimasi, dimasukkan kafein dalam cawan porselin
kecil dengan ditutupi corong terbalik yang diberi kertas saring berlubang dan kapas pada ujung
pipa corong. Kemudian cawan dipanaskan dengan spiritus selama 10 menit. Perbedaan titik didih
antara kafein dengan diklorometana, dimana diklorometana dengan titik didih 34,6° C akan
menguap lebih dahulu dan menyisahkan kafein murni. Didinginkan selama 15 menit, lalu dibuka
corong yang menutupinya. Maka akan didapat Kristal kafein berbentuk Kristal jarum berwarna
putih yang menempel pada kertas saring dalam cawan.
Lalu dilakukan identifikasi dengan uji KLT untuk mengetahui kebenaran bahwa hasil
ekstraksi berupa kafein dengan kondisi :
 Fase diam : silica gel 60 F254
 Fase gerak : CHCl3 : etanol (9,5 : 0,5)
 Cuplikan : larutan sampel dan pembanding larutan kafein dalam methanol
 Deteksi : UV-vis 254
 Rf1 : 0,63
 Rf2 : 0,65
 Rf3 : 0,35
Hasil ini menandakan bahwa sampel yang diperoleh masih belum murni dikarenakan
terdapat 2 nilai Rf yang menandakan adanya senyawa lain pada sampel.

Anda mungkin juga menyukai