Anda di halaman 1dari 8

HAKEKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FILIPUS JITO ( NPM : 21104029)


YULIANA VANIATI NOSI ( NPM : 21104020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ST. PAULUS
RUTENG
2022
Kata pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala berkat dan
perlindungan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Tidak lupa pula kami kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yan telah
terlibat dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah kewarganegaraan.

Kami menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini baik dari segi
kata-kata maupun penulisannya, untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat kami
harapkan demi terciptannya suatu karya tulis yang baik.

Ruteng , 25 Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan di perkuliahan
karena salah satu tujuannya untuk membentuk karakter dan kepribadian mahasiswa
selaku generasi penerus bangsa. Pendidikan kewarganegaraan atau civic education
sudah diajarkan sejak era presiden Soekarno, tepatnya sekitar 1901 hingga sekarang.
Menurut Edi Rohani dalam pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
(aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan dalam perspektif santri
2019), nama atau istilah untuk pendidikan kewarganegaraan beberapa kali
mengalami perubahan.
Pada tahun 1968, Pendidikan Kewarganegaraan di ubah menjadi pendidikan
kewargaan negara. Namanya diubah lagi pada 1975 menjadi Pendidikan Moral
Pancasila atau PMP.
Kemudian pada tahun 1994, namanya mengalami perubahan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada tahun 2000 namanya
diubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian pendidikan kewarganegaraan?
b. Apa tujuan dan fungsi pendidikan kewarganegaraan?
c. Bagaimana karakteristik pendidikan Kewarganegaraan?
d.

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian pendidikan kewarganegaraan.
b. Mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan kewarganegaraan.
c. Mengetahui karakteristik pendidikan Kewarganegaraan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas,

2006 : 2). Dari definisi tersebut Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai peran

penting untuk membentuk karakter yang cerdas dan berkepribadian baik didalam

menjadi warga negara.

Menurut Kerr (Winataputra dan Budimansyah, 2007 : 4), mengemukakan

bahwa Citizenship education or civics education dapat didefinisikan sebagai

berikut :

“Citizenship or civics education is construed broadly to encompass the preparation


of young people for their roles and responsibilities as citizens and in particular, the
role of education (trough schooling, teaching, and learning) in that preparatory
process”

Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk

mengambil peran dan tanggung jawabnya sabagai warga negara, dan secara

khusus, peran pendidikan termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran dan

belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.

Menurut Zamroni dalam Tukiran Taniredja, dkk. (2009 : 3), Pendidikan

Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk

mempersiapkan warga masyarakat yang berpikir kritis dan bertindak demokratis,


melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi

adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga

masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak begitu saja

meniru dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu

Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu peroses yang dilakukan oleh

lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku

politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness,

attitude, political efficacy dan political participation, serta kemampuan mengambil

keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi

masyarakat dan bangsa. Sejalan dengan pendapat di atas, Somantri (2001 : 154)

mengemukakan bahwa PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik

dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan

antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar

menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Oleh karena itu Pendidikan kewarganegaraan merupakan sebuah mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara untuk menjadi

warga negara yang cerdas dan mempunyai karakter sehingga indonesia mempunyai

generasi muda yang bisa bertanggung jawab sebagai warga negara yang bertijuan

mempunyai pemikiran yang kritis dan bertindak demokratis sehingga dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara.

B. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

1) Tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Depdiknas (2006 :

49), adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:

a. Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu


Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggungjawab, serta bertindak secara
sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia sacara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2) Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Badan Standar Nasional


Pendidikan 2006 adalah:
a. Mengembangkan dan melestarikan nilai moral Pancasila secara
dinamis dan terbuka.
b. Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seutuhnya
sadar politik dan konstitusi NKRI dan UUD 1945.
c. Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma
Pancasila sebagai falsafah, dasar ideologi dan pandangan hidup
Negara RI.
d. Melek konstitusi (UUD 1945) dan hukum yang berlaku dalam Negara
RI.
e. Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat dalam
butir di atas.
f. Mengamalkan dan membakukan hal-hal di atas sebagai sikap
perilaku diri dan kehidupannya dengan penuh keyakinan dan nalar.

C. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

. Menurut Branson (1994: 4), Materi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

suatu bidang studi yang diajarkan di sekolah, harus mencakup tiga komponen. yaitu

Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan

kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak kewarganegaraan).

1) Civic Knowledge berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya

diketahui oleh warga Negara (Branson, 1999: 8). Aspek ini menyangkut

kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau

konsep politik, hukum dan moral. Maka dari itu, mata pelajaran Pendidikan K

ewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih rinci,

materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan

tanggung jawab warga Negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan proses

demokrasi, lembaga pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional,


pemerintahan berdasar hukum (Rule of Law) dan peradilan yang bebas dan

tidak memihak, konstitusi, serta nilai- nilai dan norma-noma dalam

masyarakat.

2) Aspek kompetensi ketrampilan kewarganegaraan atau Civic Skills yang

meliputi keterampilan intelektual (intellectual skills) Contoh keterampilan

intelektual yaitu keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik,

misalnya berdialog dengan para pejabat Negara dan keterampilan berpartisipasi

(participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh

keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan

kewajibannya di bidang hukum.

3) Aspek kompetensi watak atau karakter kewarganegaraan atau Civic

Disposition (watak-watak kewarganegaraan), komponen ini sesungguhnya

merupakan dimensi yang paling substantive dan esensial dalam mata pelajaran

PKn. Dimensi watak kewarganegaraan dapat dipandang sebagai “muara” dari

pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi,

dan tujuan mata pelajaran PKn, karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan

penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat

afektif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hakikat pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan/pembelajaran


demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis
dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan keasadaran kepada genersi
baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
menjamin hak – hak warga masyarakat.yaitu, pembelajaran yang mampu
menjadikan warga negara yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam berbangsa dan
bernegara dengan cara mengembangkan dan membina sikap mulai dari tingkatan
yang belum tahu terhadap suatu nilai sampai siswa itu menyadari dan melakukan
nilai moral itu dalam tingkah laku kehidupan sehari – hari.
B. Saran

Besar Harapan Kami Agar Makalah Yang Kami Buat Selain Sebagai Tugas
Mata Kuliah Kewarganegaraan Juga Dapat Berguna Bagi Para Pembaca.

Anda mungkin juga menyukai