ERIKA REVIDA
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan (followers) agar mau melaksanakan tugas dan kewajibannya
sesuai dengan yang dihaapkan agar tercapai tujuan yang telah dltentukan sebelumnya.
Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar
leardership, mulai dari yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya kepemimpinan
situasional model Hersey dan Blancard.
Pada grid 1.1. manajer sedikit sekali memikirkan produksi yang harus dicapai.
sedangkan juga sedikit perhatian terhadap orang-orang (followers) di dalam organisasinya.
Dalam grid ini manajer hanya berfungsi sebagai perantara menyampaikan informasi dari
atasan kepada bawahannya.
Dalam grid 9.9. manajer mempunyai perhatian yang tinggi terhadap produksi yang
akan dicapai juga terhadap orang-orang yang bekerja dengannya. Manajer seperti ini dapat
dikatakan sebagai "manajer tim" yang riel (The real team manajer) karena ia mampu
menyatukan antara kebutuhan-kebutuhan produksi dan kebutuhan orang-orang secara
individu.
Grid 1.9 manajer memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap orang-orang
dalam organisasi, tetapi perhatian terhadap produksi adalah rendah. Manajer seperti ini
disebut sebagai "pemimpin club". Gaya seperti ini lebih mengutamakan bagaimana
menyenangkan hati bawahannya agar bawahannya dapat bekerja rileks, santai, bersahabat,
tetapi tidak ada seorangpun yang berusaha untuk mencapai produktlvitas.
Grid 9.1. adalah manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan yang otokratis
(autrocratic task managers), karena manejer seperti ini lebih menekankan produksi yang
PRODUKTIVITAS KERJA
Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun
fisik dengan masukan yang sebenarnya (ILO, 1979). Greenberg yang dikutip oleh Sinungan
(1985) mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada
waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.
Pendapat lain dikemukakan oleh Ravianto (1995) yaitu produktivitas adalah
pendekatan muti disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan dan pelaksanaan
(operasional) dengan menggunakan sumber daya secara efisien namun tetap menjaga
kualitas.
Dari penjelasan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa produktivitas adalah sikap
mental yang menganggap hari ini barus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih
baik dari hari ini. Cara-cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan
cara-cara kerja hari esok harus lebih baik dari cara-cara kerja hari ini, demikian seterusnya.
Ravianto (1995) membagi produktivitas menjadi produktivitas tenaga kerja,
produktivitas modal, produktivitas organisasi, produktivitas penjualan, produktivitas
produksi, dan produktivitas produk.
Dengan mengacu pada pengertian produktivitas yang dikemukakan para ahli di atas,
maka rumusan produktivitas kerja diajukan oleh Simanjuntak (1985) sebagai perbandingan
antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Karyawan
dinyatakan memiliki produktivitas kerja apabila dapat menghasilkan kerja lebih dari hasil
kerja yang telah dicapai sebelumnya. Sebaliknya karyawan yang memiliki produktivitas
yang rendah apabila hasil kerja yang diperolehnya menurun, atau lebih kecil atau sedikit
dari hasil kerja yang telah dicapai sebelumnya. Hasil kerja karyawan tersebut diukur dengan
mengadakan observasi yang didalamnya mencakup aspek kuantitas dan kualitas.
Dewan Produktivitas Nasional (dalam Ravianto, 1995) memberi batasan
produktivitas kerja sebagai kemampuan seseorang tenaga kerja atau sekelompok orang
untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sinungan (1987) mendefenisikan produktivitas kerja mencakup sikap mental
patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri
bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hasil kerja kemarin dan hari esok adalah
lebih baik dari hari ini.
Hasil penelitian Beri (dalam Kusriyanto, 1986) mengungkapkan ada empat faktor
penelitian terhadap produktivitas kerja yakni pelaksanaan kerja relatif baik, sikap kerja,
tingkat keahlian, disiplin kerja.
Produktivitas kerja karyawan tidak akan terlepas dari rangkaian berbagai faktor yang
mempengaruhinya, yaitu faktor yang terdapat pada diri manusia. Faktor yang terdapat
dalam diri manusia adalah keinginan tenaga kerja tersebut untuk meningkatkan kreativitas
kerjanya, sedangkan faktor yang terdapat di luar diri tenaga kerja adalah menyangkut
situasional baik berupa fisik maupun sosial. Faktor situasional umumnya berada dalam
kendali organisasi.
KESIMPULAN
International Labour Office. 1982. Penelitian kerja dan produktivitas. Jakarta. penerbit
Erlangga.
Sinungan, Muchdarsyah. 1987. Produktivitas apa dan bagaimana. Jakarta. PT Bina Aksara.