Anda di halaman 1dari 7

Kata Pengantar.........................................................................................................

ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
A. Pendahuluan.....................................................................................................4
1. Deskripsi singkat
2. Relevansi
3. Petunjuk Belajar
B. Inti
1. Capaian pembelajaran................................................................................5
2. Sub capaian pembelajaran..........................................................................5
3. Uraian materi
a. Manusia Abad 21.................................................................................7
b. Tinjauan Umum tentang IPTEK.........................................................30
c. Hakikat IPTEK...................................................................................31
d. perkembangan IPTEK dan kehidupan manusia..................................40
e. perkembangan IPTEK bagi social kemasyarakatan...........................41
f. perkembangan IPTEK dan masyarakat global..................................48
g. Rangkuman.........................................................................................53
h. Tugas terstruktur.................................................................................56
i. Forum diskusi......................................................................................56
C. Penutup
Tes sumatif.....................................................................................................56
A. PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan satu hal yang


sangat berpengaruh bagi segala bidang dalam kehidupan. Di abad ini IPTEK
berkembang sangat pesat, sehingga abad 21 ini disebut sebagai abad digital.
Salah satu produk dari perkembangan IPTEK adalah komputer dan internet. Dari
permasalahan tersebut maka akan dibahas beberapa materi yang terdiri dari: (1)
Manusia Abad 21 (2) Tinjauan Umum tentang IPTEK; (3) Hakikat IPTEK (4)
perkembangan IPTEK dan kehidupan manusia; (5) perkembangan IPTEK bagi
social kemasyarakatan; dan (6) perkembangan IPTEK dan masyarakat global.
Ke-enam topik dalam KB 4 ini dilengkapi dengan bahan tayang, contoh bahan
ajar, dan video pembelajaran untuk memperkuat pemahaman peserta tentang
bahan ajar yang dapat membekali untuk kepentingan pembelajaran IPS di SD.

Pembahasan ini dilengkapi dengan ilustrasinvideo yang disajikan


dalambentuk kode barcode, dimana pembaca dalam menscan kode barcode
tersebut dengan aplikasi scan barcode pada aplikasi playstore. Dalam visualisasi
ini diharapkan peserta lebih memahami kembali tentang makna tujuan muatan
pembelajaran yang disajikan

Materi KB 4 ini relevan dengan tuntutan pembelajaran di SD terutama


tuntutan terhadap penguasaan bidang profesional guru SD khususnya bidang
studi IPS. Pembahasan bahan ajar dalam KB 4 ini sangat diperlukan oleh peserta
sebagai guru SD dan relevan dengan kompetensi guru SD yaitu kompetensi
profesional terkait pengembangan bahan ajar dalam mata pelajaran IPS. Proses
pembelajaran untuk setiap KB padamodul ini memfasilitasi berkembangnya
kemandirian belajar dalam proses pembelajaran pada programPPG. Agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar, peserta harus melakukan langkah-langkah
berikut.
1. Memahami setiap komponen modul dari komponen awal
sampaiakhir.
2. Memahami materi utama dan penunjang dengan membaca
dan memaknainya.
3. Membaca berbagai sumber belajar lainnya yang relevan dengan materi
yang sedang dipelajari.
4. Mendiskusikan hasil membaca pada forum diskusi melalui fasilitas
daring bersama peserta lain dan instruktur
B. INTI

1. Capaian Belajar
Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi
pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman .
Capaian pembelajaran untuk setiap peserta yang diharapkan pada KB 4 ini adalah
mampu menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan pembahasan tentang (1)
Manusia Abad 21 (2) Tinjauan Umum tentang IPTEK; (3) Hakikat IPTEK (4)
perkembangan IPTEK dan kehidupan manusia; (5) perkembangan IPTEK bagi
social kemasyarakatan; dan (6) perkembangan IPTEK dan masyarakat global.
Capaian pembelajaran menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan secara
vertikal dari satu tingkat ke tingkat yang lain serta didokumentasikan dalam suatu
kerangka kualifikasi. Capaian pembelajaran harus disertai dengan kriteria
penilaian yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa hasil
pembelajaran yang diharapkan telah dicapai.
2. Sub capaian Pembelajaran
Sub capaian pembelajaran untuk setiap peserta yang diharapkan adalah
menguasai ruang lingkup materi manusia, tempat dan lingkungan serta aplikasinya
dalam pembelajaran di SD. Dengan mempelajari sub capaian ini diharapkan peserta
mampu:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan manusia abad 21
2. Menemukan masalah untuk dipecahkan yang berkaitan dengan Gejala dan
Problematilka tentang IPTEK
3. Membuat simpulan tentang hakikat IPTEK
4. Menyelesaikan masalah dalam perkembangan IPTEK dan kehidupan manusia
5. Menganalisis masalah tentang perkembangan IPTEK bagi social
kemasyarakatan; dan
6. Menyelesaikan masalah tentang perkembangan IPTEK dan masyarakat global
3. Uraian Materi

Fenomena interaksi dalam perkembangan IPTEK dan masyarakat global


merupakan topik kita dalam KB 4 ini. Sebelum kita mengulas secara mendalam,
sebaiknya kita mengungkap terlebih dahulu hakikat IPTEK itu sendiri sebagai bekal
pengetahuan dan pemahaman awal dalam mempelajari topik-topik selanjutnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan satu hal yang sangat
berpengaruh bagi segala bidang dalam kehidupan. Di abad ini IPTEK berkembang
sangat pesat, sehingga abad 21 ini disebut sebagai abad digital. Salah satu produk
dari perkembangan IPTEK adalah komputer dan internet. Komputer merupakan
perangkat elektronik yang digunakan untuk mempermudah berbagai kerja manusia,
sedangkan internet merupakan produk yang memberikan dukungan besar terhadap
jalannya globalisasi. Internet memberikan kita kemudahan untuk mendapatkan
informasi dan berkomunikasi dengan orang lain dengan jarak yang sangat jauh
bahkan dengan orang yang belum kita kenal sebelumnya. Saat ini, internet telah
menjadi kebutuhan wajib di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Hampir
setiap sekolah saat ini telah memiliki laboratorium komputer dan jaringan internet.
Dengan adanya internet, siswa dapat mengakses informasi secara luas. Meski
demikikan, sebagian besar sekolah hanya menggunakan fasilitas tersebut untuk
mata pelajaran TIK, sehingga fasilitas tersebut belum dimanfaatkan secara
maksimal.
a. Kondisi dan Situasi Abad 21
Proses menuju abad 21 telah berlangsung sejak tahun tujuh
puluhan. Dalam percaturan internasional tak ada yang bisa menghindar
atau mengelakkan diri dari proses ini. Pengaruh yang datang tak lagi
bisa dibendung, mengalir deras tanpa kenal batas. Film, surat kabar,
majalah, radio, televisi gencar menyuguhkan pemikiran, sikap dan
perilaku yang sebelumnya tidak dikenal. Gaya hidup baru yang diberi
label „modern‟ diperkenalkan secara luas. Era globalisasi
memungkinkan timbulnya gaya hidup global. Tumbuhnya restoran
dengan menu khusus dari mancanegara semakin menjamur,
menggeser selera masyarakat yang semula bertumpu pada resep-resep
tradisional. Gaya berpakaian dipengaruhi oleh garis-garis mode yang
diciptakan oleh perancang kelas dunia. Kosmetika, aksesori, dan pernak-
pernik lainnya untuk melengkapi penampilan tidak lepas dari pengaruh
era globalisasi, seperti halnya tata busana. Selain mode, dunia hiburan
juga tersentuh. Munculnya kafe, kelab malam, rumah bola (bilyard)
memberi warna baru dalam kehidupan masyarakat. Demikian pula
kegiatan pasar. Bentuk-bentuk pasar tradisional yang memungkinkan
terjadinya keakraban antara penjual dan pembeli, sehingga keterlibatan
emosional ikut mewarnai, perlahan menghilang dan berganti dengan
transaksi ekonomi semata ketika muncul pasar-pasar swalayan.

Seiring dengan perubahan jaman, masyarakat pun


mengembangkan norma- norma, pandangan dan kebiasaan baru dalam
berperilaku. Era globalisasi yang mewarnai abad 21 telah memunculkan
pandangan baru tentang arti bekerja. Ada yang lebih luas dari sekadar
makna mencari nafkah dan ukuran kecukupan dalam memenuhi
kebutuhan keluarga. Orang cenderung mengejar kesempatan untuk bisa
memuaskan kebutuhan aktualisasi diri, sekaligus tampil sebagai
pemenang dalam persaingan untuk memperoleh yang terbaik, tertinggi,
terbanyak. Untuk bisa mengikuti gaya hidup yang baru, diperlukan
dukungan kemampuan ekonomi yang tinggi. Kebutuhan ini sangat
terasa. Tawaran gaya hidup modern yang ditawarkan melalui kaca-kaca
ruang pamer toko atau distributor benda-benda yang digandrungi
masyarakat telah memacu banyak orang untuk bekerja tak kenal waktu.
Orang sibuk mencari uang untuk bisa memiliki gaya hidup seperti yang
ditawarkan. Apalagi media massa juga rajin menggelitik masyarakat
untuk dapat mengikutinya, antara lain melalui iklan, sinetron, acara-
acara hiburan, dan sebagainya. Kemajuan teknologi komunikasi abad ini
telah memungkinkan berita dan cerita segera menyebar ke seluruh
pelosok, menyapa siapa saja, tak peduli penerima pesannya siap atau
tidak.

Wajah keluarga juga berubah. Perkembangan jaman yang


merubah gaya hidup masyarakat ikut mewarnai kehidupan keluarga.
Peran suami istri, pola asuh dan pendidikan anak tidak bisa
mempertahankan pola lama sepenuhnya. Pengaruh yang diterima suami
istri, juga yang diterima anak dalam proses perkembangannya, tak lagi
bisa dipisahkan dari dunia di luar rumah. Melalui perangkat teknologi
anak bisa langsung menerima pengaruh dari luar, yang tentu saja akan
selalu mempunyai dua sisi, baik dan tidak baik, positif dan negatif.
Situasi inilah yang akan mewarnai kehidupan anak dan orang tua di
abad 21. Orang tua tak lagi menjadi pewarna tunggal dalam
pengembangan pola sikap dan tingkah laku anak. Ada lingkungan yang
lebih luas dan leluasa memasuki kehidupan keluarga dalam menawarkan
berbagai bentuk perilaku untuk diamati, dipilih, dan diambil alih anak.
„Teman‟ dan „pesaing‟ orang tua menjadi bertambah, sebab lingkungan
memang tidak hanya terdiri dari dukungan atau penguat pesan-pesan
dan nilai yang ditanamkan orang tua, tetapi juga menjadi penghambat
dan pengganggu penerimaan pesan dan nilai tersebut.

Perkembangan kehidupan keluarga yang mewarnai abad 21


memunculkan penampilan ibu yang berbeda dalam peran dan
fungsinya selaku penyelenggara rumah tangga dan pendidik anak.
Seiring dengan pemunculan ibu dalam kegiatan di luar rumah (bekerja,
melakukan kegiatan sosial- budaya), kehadiran ibu yang tidak lagi 24
jam di rumah menimbulkan pertanyaan tentang hasil yang bisa
diharapkan dari pola asuhan dan pendidikan dalam situasi seperti itu.
Apa jadinya setelah ibu juga sibuk di luar, padahal ibu dikenal selaku
pendidik pertama dan utama? Bisakah anak tetap diharapkan mampu
berkembang optimal tanpa kehadiran ibu? Kalau ibu tidak ada, siapa
yang layak ditunjuk dan diserahi tanggung jawab sebagai pengganti?
Pertanyaan ini menjadi terasa lebih bermakna karena ayah tak juga
menjadi surut dari kegiatannya di luar rumah, bahkan cenderung
meningkat seiring dengan tuntutan kehidupan abad 21. Nah, kalau ayah
dan ibu sama-sama tidak bisa hadir penuh, lalu siapa yang harus
menjadi pengganti mereka berdua? Padahal, kehadiran itu sangat
diperlukan anak, tak peduli berapapun umurnya, sebab proses
pendidikan berlangsung selama masa perkembangannya, sejak kanak-
kanak sampai dewasa. Jadi, bukan hanya balita (anak berumur di bawah
lima tahun) yang memerlukan kehadiran bapak dan ibu, tetapi juga anak
pada tahapan perkembangan selanjutnya, yakni mereka yang berada
dalam tahap perkembangan kanak-kanak, pra remaja, remaja, dewasa
muda, dewasa.
Mencari pengganti ibu tampaknya merupakan masalah yang
akan mewarnai abad 21. Tidak mudah memperoleh pengasuh anak..
Hampir tak ada lagi pengasuh anak dalam keluarga yang bisa membantu
ibu dan berperan turun temurun, dari generasi ke generasi, seperti yang
pernah dialami pada era sebelumnya. Unsur kesetiaan dan pengabdian
sudah berubah menjadi transaksi ekonomi semata, sekadar menjual dan
memakai jasa. Sementara itu gagasan untuk mengatasi masalah ini
dengan mendirikan Tempat Penitipan Anak (TPA) masih memerlukan
banyak pengkajian dan pertimbangan.

Masalah pendidikan anak yang mewarnai abad 21 perlu disikapi


sungguh- sungguh sejak sekarang. Bekal untuk anak agar bisa tumbuh
dan berkembang sebagai sosok pribadi yang sehat jasmani dan rohani,
tangguh dan mandiri serta mampu beradaptasi dalam era globalisasi ini
menjadi semakin perlu diperhatikan kualitasnya.
Kondisi abad 21 yang memberi peluang besar bagi bangsa-
bangsa di dunia untuk saling berinteraksi, sekaligus membawa ke
suasana kompetisi atau persaingan yang semakin ketat dalam
memperoleh kesempatan untuk mengisi kehidupan dan membuatnya
menjadi bermakna (bisa sekolah, bisa bekerja dan mencari nafkah, dan
sebagainya). Persaingan ini memerlukan ketangguhan dan keuletan
dalam menghadapinya. Kebutuhan untuk "menjadi seseorang" dan
"menjadi bagian" yang jelas kedudukannya bisa menjadi landasan untuk
menumbuhkan motivasi pengembangan diri dan kemampuan
beradaptasi. Kebutuhan ini erat kaitannya dengan pembentukan rasa
percaya diri dan menumbuhkan motivasi untuk berusaha dan meraih
kesempatan agar dapat senantiasa meningkatkan diri. Sikap yang
mandiri, tak gentar menghadapi rintangan, mampu berpikir kreatif dan
bertindak inovatif tapi juga peduli lingkungan adalah sosok yang
diperlukan untuk menjalani kehidupan dalam era globalisasi. Jelas
bahwa pengembangan sikap dan perilaku tersebut merupakan tuntutan
yang lebih berat daripada hasil pendidikan yang menjadi tanggung
jawab generasi sebelumnya. Kemampuan mengantisipasi masa depan
dengan berbagai alternatif untuk mengatasi permasalahannya menjadi
sangat penting untuk diperhatikan dalam proses pengasuhan dan
pendidikan anak. Situasi ini tidak hanya merupakan masalah keluarga,
melainkan juga seluruh pendukung proses pendidikan anak, yaitu
masyarakat, bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai