Anda di halaman 1dari 4

Nama : St.

Ainun Pratiwi Nasaruddin

Nim : 2120203879102006

MID Study Qur’an dan Hadist

1. Jelaskan fungsi mengetahui asbab nuzul dalam melakukan penafsiran


terhadap ayat al-Qur'an. kemukakan contoh ayat yang memiliki background
historis beserta penjelasannya!

Jawab :

Asbabun Nuzul berfungsi untuk mengetahui kejadian/ peristiwa yang melatar


belakangi turunnya ayat Al-qur’an. Asbabunnuzul bisa membantu kita untuk
memahami isi kandungan dari ayat-ayat Al-Qur’an

Contoh Asbabun Nuzul dari surah Al-Alaq ayat 1-5

Surah al alaq merupakan surah diturunkannya wahyu pertama kali pada malam 17
Ramadhan. Ayat tersebut mengandung hikmah bahwa Allah SWT memerintahkan
Rasulullah dan ummatnya untuk membaca sebab dengan membaca kita mendapat
ilmu pengetahuan dari Allah swt.

2. Dalam menafsirkan ayat al-Qur'an diperlukan metode. diantara metode tafsir


yang ada yaitu Metode Tahliliy dan Maudhui. Jelaskan langkah-langkah
dalam menafsirkan al-Qur'an dengan menggunakan 2 metode tersebut.

Jawab :

 Langkah- langkah Metode Maudu’i


a) Menetapkan masalah yang akan dibahas (opic
b) Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah
c) Menyusun urutan ayat, antara Makiyyah dan Madaniyah
d) Memahami korelasi masing-masing ayat dan surah
e) Dikaitkan dengan hadist yang berkaitan dengan masalah
f) Mengambil keputusan yang dianggap sebagai jawaban Al-Qur’an
terhadap masalah yang dibahas
 Langkah-langkah metode Tahlili
a) Menerangkan makkiyah dan madaniyah diwal surah
b) Menerangkan asbabunnuzul (jika ada)
c) Menerangkan arti mufrodat (kosa kata)
d) I’rab dan balaghah menerangkan unsur-unsur fasahah, bayan, dan
ijaznya
e) Menjelaskan hokum yang dapat digali dari ayat yang dibahas.
3. Kemukakan satu hadis lengkap dengan sanad dan matannya, kemudian
lakukan kritik sanad.

Jawab :

Contoh Hadist

 
َ َ‫ْح َأ َّن النَّبِ ُّي ص م ق‬
, ُ‫ َو هللاُ الَ يُْؤ ِمن‬:‫ال‬ ِ ‫ َح َّدثَنا ابن أبَ ْي ِذْئ‬: ‫ي‬
ِ ‫ب ع َْن َس ِع ْي ِد ع َْن اَبِي ُش َري‬ ُ ‫ص ُم بْنُ َعلِى‬ِ ‫َح َّدثَنَا عَا‬
)‫ارهُ بَ َواِئقَهُ (رواه البخارى‬ َ ‫َالَّ ِذيْ الَ يَْأ َمنُ َج‬: ‫ قِي َْل َو َم ْن يَا َرسُوْ ُل هلل؟ قا َ َل‬, ُ‫ َو هللاُ الَ يُْؤ ِمن‬, ُ‫َو هللاُ الَ يُْؤ ِمن‬
Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Asim bin Ali: yang bersumber dari ibnu
abi dzi’bin dari sa’id dari abi syuraih bahwa rasulullah bersabda: demi
allah tidak beriman, demi allah tidak beriman, demi allah tidak beriman,
mereka bertanya? Apa itu wahai rasulullah, rasul menjawab: seseorang
yang tidak pernah aman dari gangguannya.(H.R Bukhari)
 

Jadi Melihat dari matan hadits mengenai tetangga yang merasa tidak aman
terhadap gangguan tetanganya, maka matan hadits tersebut bersetatus
shohih, karena hadits tersebut tidak bertentangan dengan al-Qur’an. Sebagai
mana diterangkan dalam surah al-Ahzab ayat 58:

‫ فَقَ ِد اِحْ تَ َملُوْ ا بُ ْهتَانَا َواِ ْث ًما ُمبِ ْينًا‬w‫ت بِغي ِْر َماا ْكتَ َسبثوْ ا‬
ِ ‫َوالَّ ِذ ْينَ يُْؤ ُذوْ نَ اَ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬

Artinya: 

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat


tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka itu telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

Dari keterangan hadits diatas bahwa hadits tersebut tidak bertentangan dengan
hadits shohih yang lainnya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam
Bukhari dan imam Muslim bahwasanya Rasulullah bersabda: barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari kiamat maka hendaklah ia memuliakan jiran
tetangganya. 

Dilihat dari segi sanad, hadits tentang tidak aman nya seseorang terhadap
tetangganya, dapat dinilai shohih karena setiap sanad hadits itu memiliki
penelitian dari kritikus hadits. Dan saling bersambung satu sama lain. Melihat
dari matan hadits mengenai tetangga yang merasa tidak aman terhadap
tetangganya, maka matan hadits tersebut berstatus shohih, karena hadits
tersebut tidak bertentangan tentang Al-Qur’an.
 

Anda mungkin juga menyukai