Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain,
dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya. Pendidikan dapat
diartikan pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa kepada orang
lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta kematangan
mentalnya. Selain itu Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang
lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses
perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup
kehidupannya.
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi
kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan.Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang
berfikir. Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal juga memiliki suatu
pola pendidikan melalui suatu proses. Juga pasti kita sepakat bahwa
pendidikan diperlukan oleh semua orang.Bahkan dapat dikatakan bahwa
pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan.
Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu
sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan
makna dasar dan Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang
terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan
hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai
buah Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna hakikat pendidikan,
danaliran-aliran dalam pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakekat Pendidikan ?
2. Apa Saja Aliran – aliran Dalam Pendidikan ?
1
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk Mengetahui Hakekat Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Aliran – aliran Dalam Pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKEKAT PENDIDIKAN
Hakikat Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran, agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirituil
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI
Nomor 20 Tahun 2003, pasal 1 ayat 1). Kunandar (2007:10) mengatakan
bahwa: “Pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan dari
banyak kalangan ahli”. Pendidikan dapat diartikan juga merupakan
serangkaian aktifitas untuk perubahan yang lebih baik.
Pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap
masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara
berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga
meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui
di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi
masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak
mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai
berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan.
Adapun tujuan pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
Beberapa aspek yang berhubungan dengan usaha pendidikan, yaitu
bimbingan sebagai suatu proses, orang dewasa sebagai pendidik, anak sebagai
3
manusia yang belum dewasa, dan yang terakhir adalah tujuan pendidikan. Ada
beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan, yaitu :
1. Bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (long life education).
Dalam hal ini berarti bahwa usaha pendidikan sudah dimulai sejak
manusia itu lahir sampai ia tutup usia, ssepanjang ia mampu untuk
menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu
konsekuensi konsep pendidikan sepanjang hayat ialah bahwa pendidikan
tidak identik dengan sekolah. Pendidikan berlangsung dalm lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat
2. Bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Pemerintah tidak boleh memonopoli
segalanya melainkan bersama keluarga dan masyarakat berusaha
agar pendidikan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Bagi manusia, pendidikan merupakan suatu keharusan karena dengan
pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang
berkembang. Handerson mengemukakan bahwa pendidikan merupakan
suatu hal yang tak dapat dielakkan oleh manusia, suatu perbuatan yang
tak boelh tidak terjadi, karena pendidikan membimbing generasi muda
untuk mencapai suatu generasi yang lebih
4
J.Locke) berpendapat bahwa manusia adalah makhluk pasif karena tergantung
pada pengaruh lingkungannya. Tradisi ala G.Leibnitz berpendapat bahwa
manusia itu aktif karena mampu beraksi dan menentukan pilihannya sendiri.
1. Aliran Klasik
a. Aliran Nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Tokoh
aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof
jerman, yang berpendapat bahwa hasil pendidikan dan perkembangan
manusia itu ditentukan oleh pembawaan yang diperolehnya sejak anak
itu dilahirkan. Anak dilahirkan kedunia sudah mempunyai pembawaan
dari orang tua maupun disekelilingnya, dan pembawaan itulah yang
menentukan perkembangan dan hasil pendidikan. Lingkungan,
termaksud tidak upaya tidak mempengaruhi perkembangan anak didik.
Apabila seorang anak berbakat jahat, maka ia akan menjadi jahat,
begitu pula sebaliknya. Karena dalam aliran ini dikenal dengan istilah
pessimisme paedagogis, karena sangat pesimis terhadap upaya-upaya
dan hasil pendidikan.
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh
pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang
berpengaruh terhadap pendidikan anak.
Aliran nativisme menekankan pada kemampuan pada kemampuan
dalam diri anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh
pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Lingkungan kurang
berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Hasil
pendidikan tergantung pada pembawaan anak, Schopenhour flsuf
jerman 1788-1860 berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan
pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu hasil akhir
pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir.
5
b. Aliran Empirisme
Aliran emperisme menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan sejak lahir tidak
dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak sehari hari didapat dari
dunia sekitarnya berupa stimulant-stimulan. Stimulasi ini berasal dari
alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk
program pendidikan. Aliran empirisme ini dipandangkan berat sebelah
karena hanya mementingkan apengalaman yang diperoleh dari
lingkungan sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir
dianggap tidak menentukan. Meskipun demikian, Penganut alira ini
masih tampak pada pendapat pendapat yang memandang manusia
sebagai makhluk yang pasif dan dapat dimanipulasi, melalui
modofikasi tingkah laku.
Empire artinya pengalaman. Aliran empirisme berlawanan 1800
dengan aliran nativisme, karena berpendapat bahwa dalam
perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh
lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak
kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik apa saja menurut kehendak
lingkungan atau pendidikannya.
Dalam dunia pendidikan, pendapat empirisme dinamakan optimisme
paedagogis, karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis dapat
mempengaruhi perkembangan anak, sedangkan pembawaan tidak
berpengaruh sama sekali. Tokoh aliran ini adalah John Locke, yang
memandang bahwa anak yang dilahirkan itu ibaratnya meja lilin putih
bersih yang masih kosong belum terisi tulisan apa-apa, karenanya
aliran atau teori ini disebut juga Tabularasa, yang berarti meja lilin
putih.
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
6
pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan.
c. Aliran Naturalisme
Natur artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir. Aliran ini
sama dengan aliran nativisme. Naturalisme yang dipelopori oleh Jean
Jaquest Rousseau, bependapat bahwa pada hakekatnya semua anak
manusia adalah baik pada waktu dilahirkan yaitu dari sejak tangan
sang pencipta. Tetapi akhirnya rusak sewaktu berada ditangan
manusia, oleh karena Jean Jaquest Rousseau menciptakan konsep
pendidikan alam, artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan
berkembang sendiri menurut alamnya, manusia jangan banyak
mencampurinya.
Jean Jaquest Rousseau juga berpendapat bahwa jika anak
melakukan pelanggaran terhadap norma-norma, hendaklah orang tua
atau pendidik tidak perlu untuk memberikan hukuman, biarlah alam
yang menghukumnya. Jika seorang anak bermain pisau, atau bermain
api kemudian terbakar atau tersayat tangannya, atau bermain air
kemudian ia gatal-gatal atau masuk angin. Ini adalah bentuk hukuman
alam. Biarlah anak itu merasakan sendiri akibatnya yang sewajarnya
dari perbuatannya itu yang nantinya menjadi insaf dengan sendirinya.
Pendapat lain jean jaquest Rosseau berpendapat bahwa semua anak
baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan
menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang
diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak
itu.
d. Aliran Konvergensi
Konvergensi berasal dari kata Convergative yang berarti penyatuan
hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil. William Stern
mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak
7
lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan
datang dengan ruang permainan. Dalam ruang permainan itulah
terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga dari
luar dapat menolong tetapi bukanlah ia yang menyebabkan
perkembangan itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung
dasar keaktifan dan tenaga pendorong. Sebagai contoh : anak dalam
tahun pertama belajar mengoceh, baru kemudian becakap-cakap,
dorongan dan bakat itu telah ada, dia meniru suara-suara dari ibunya
dan orang disekelilingnya. Ia meniru dan mendengarkan dari kata-kata
yang diucapkan kepadanya, bakat dan dorongan itu tidak akan
berkembang jika tidak ada bantuan dari luar yang merangsangnya.
Dengan demikian jika tidak ada bantuan suara-suara dari luar atau
kata-kata yang di dengarnya tidak mungkin anak tesebut bisa
bercakap-cakap.
William Stern ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan
keduanya menentukan perkembangan manusia, sehingga aliran ini
merupakan kompromomi atau kombinasi dari nativisme dengan
empirisme.
Menurut konvergensi bahwa seorang anak dilahirkan di dunia
sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat
yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak
itu
2. ALIRAN MODERN
a. Aliran fungsionaris
Tokoh aliran ini adalah Durkheim dan Parsons. Aliran
fungsionalisme berpendapat bahwa fungsi pendidikan masa kini adalah
transmisi kebudayaan dan mempertahankan tatanan sosial yang ada.
b. Aliran kulturalisme
8
Tokoh aliran ini adalah Brameld dan ki Hajar Dewantara. Aliran
ini melihat fungsi pendidikan masa kini sebagai upaya untuk
merekontruksi masyarakat. Masyarakat mempunyai masalah – masalah
yang di hadapi dan upaya pendidikan adalah untuk mengatasi masalah
– masalah tersebut.
c. Aliran kritikal
Tokoh aliran ini adalah Freire. Ia menggaris bawahi dalam
pendidikan terdapat tiga unsur fundamental yakni : pengajar, peserta
didik dan realitas dunia. Pengajar dan peserta didik sama – sama
berfungsi sebagai subyek dalam proses pembelejaran. Peran guru
hanya mewakili dari seorang teman yang baik bagi muridnya.
d. Aliran interpelatif
Tokoh aliran ini adalah Bernstein. Menurut aliran ini tugas pendidikan
adalah mengajarkan berbagai peran dalam masyarakat melalui program
– program dalam kurikulum
e. Aliran modern
Tokoh aliran ini adalah Derrida, Foucalt, Gramsci. Bagi mereka fungsi
pendidikan adalah membina pribadi – pribadi yang bebas merumuskan
pendapat dan menyatakan pendapatnya sendiri dalam berbagai
perspektif . Individu yang diinginkan adalah individu yang kreatif dan
berfikir bebas termasuk berfikir produktif.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pemikiran tentang pendidikan
sejak dulu sampai sekarang terus berkembang. Pendidikan adalah pondasi atau
landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan
perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak
terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah
akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Dari aliran – aliran
pendidikan yang kita pelajari semuanya adalah baik karena tingkat
penggunaannya di sesuaikan dengan kebutuhan kita sehari – hari dan setiap
aliran mempunyai pokok pikiran sendiri.
B. SARAN
Diharapkan kepada para pembaca untuk bisa mengerti tentang apa itu aliran-
aliran pendidikan di masa sekarang.
10
DAFTAR PUSTAKA
11