Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
KELOMPOK 13
Universitas Udayana
2021
1. Tanggung Jawab Internal Auditor
Audit Internal ialah pelaksana audit atau auditor yang menjalankan tugas di dalam
perusahaan untuk mengetahui sejauh mana prosedur dan kebijakan yang telah dibentuk
sebelumnya dipatuhi, menetapkan apakah pengelolaan akan aset organisasi atau
perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, menetapkan seberapa efektif dan efisien
dari prosedur kegiatan organisasi atau perusahaan, serta menilai keefektivitasan informasi
yang diproduksi oleh tiap unit di dalam organisasi atau perusahaan (Mulyadi: 2002).
Menurut Hiro Tugiman (2006) internal audit memiliki tujuan membantu anggota
organisasi agar dapat menjalankan tugas dengan efektif. Dalam aktivitas internal audit
berusaha melakukan analisis dan memberikan berbagai saran dan penilaian. Proses
pemeriksaan audit meliputi pengawasan yang efektif dengan cost yang normal.
Dibawah ini Tugas dan tanggung jawab auditor internal yaitu :
a. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee).
Salah satu hal penting yang harus dikuasai auditor adalah pengetahuan yang cukup
tentang auditee. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup cara kerja, prosedural,
hirarki jabatan, dan catatan mutu atau laporan yang selama ini digunakan dalam
kegiatan sehari-hari. Tanpa menguasai hal ini, maka tidak banyak yang bisa dilakukan
auditor saat mengaudit.
b. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan auditee.
Memeriksa dokumen dan persyaratan lain untuk kemudian dicatat hal-hal yang
bersifat critical merupakan faktor penting kesuksesaan audit, Dengan meninjau
dokumen auditee, auditor akan mengetahui proses-proses penting yang perlu
ditelusuri lebih jauh.
c. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
terperinci. Dalam kamus ISO 9001, tidak dikenal audit mendadak. Semua kegiatan
audit internal harus direncanakan dari awal dan diinformasikan kepada seluruh
auditee. Karena, tujuan audit internal bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk
melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist).
Audit checklist dibuat untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal penting yang
perlu ditanyakan. Selain itu, audit checklist juga dapat dijadikan pedoman oleh
auditee untuk mempersiapkan diri sebelum diaudit.
e. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh.
Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus jeli dan telaten dalam memeriksa
area auditee. Auditor tidak boleh hanya berpaku pada audit checklist dan standar,
tetapi lebih dari itu, auditor dapat memeriksa lingkungan kerja auditee, komitmen dan
kesungguhan mereka dalam memperbaiki sistem. Dengan mengabaikan komitmen,
kegiatan audit internal hanya akan terlihat seperti audit administratif belaka yang
hanya berkutat pada ini belum lengkap, itu kurang bagus, dan ini itu belum
ditandatangani.
f. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan.
Semua masalah atau temuan yang ditemukan selama proses audit harus didukung
dengan bukti yang cukup. Artinya, auditor tidak boleh gegabah dalam melaporkan
temuan. Harus ada bukti kuat bahwa auditee melakukan kesalahan. Satu hal yang
perlu dicatat, audit internal tidak hanya mengumpulkan temuan melainkan juga
mengumpulkan bukti-bukti prestasi yang sudah dicapai.
g. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit
internal. Auditor harus menerbitkan laporan temuan audit internal untuk
ditindaklanjuti oleh auditee. Auditee harus diberi tenggang waktu tertentu agar proses
perbaikan tidak dibiarkan berlarut-larut.
h. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai.
Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor internal harus
memeriksa tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati tenggang waktu
perbaikan yang diberikan.
2. Profesi Internal Auditor
Audit internal adalah suatu proses penilaian yang sistematik atas kegiatan
operasional organisasi yang dilakukan oleh bagian internal perusahaan itu sendiri. The
Institute of Internal Auditors (IIA) sendiri mendefinisikan fungsi dari audit internal
adalah sebagai suatu kegiatan penilaian dan konsultasi yang independen dalam suatu
organisasi, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah terhadap peningkatan
operasional perusahaan melalui pendekatan yang sistematis. Peran auditor internal adalah
mengevaluasi efektivitas pengendalian internal, manajemen risiko serta proses tata kelola
perusahaan sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan.
Jasa yang diberikan oleh internal audit dalam suatu organisasi dikategorikan ke
dalam dua bagian yaitu jasa konsultasi dan jasa penilaian. Jasa penilaian dapat
didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas evaluasi yang obyektif dan independen sesuai
dengan bukti dan fakta di lapangan. Sedangkan jasa konsultasi dapat didefinisikan
sebagai pemberian saran maupun petunjuk kepada manajemen terkait dengan proses
manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola organisasi.
a. Standar Profesi Internal Auditor
Standar Profesi Internal Auditor merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk
menjaga kualitas kinerja Internal Auditor dan hasil audit. Standar audit sangat
menekankan kualitas profesional auditor serta cara auditor mengambil pertimbangan
dan keputusan sewaktu melakukan pemeriksaan dan pelaporan. Hasil audit yang
memenuhi standar akan sangat membantu pelaksanaan tugas Board of directions
(BOD), Board of Commissioner dan Unit Bisnis serta Unit kerja yang diaudit.
Standar Profesi Audit Internal terdiri dari Standar Atribut, Standar Kinerja, dan
Standar Implementasi.
1. Standar Atribut
Standar atribut merupakan karakteristik organisasi, individu, dan pihak-pihak
yang melakukan audit internal
a. Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab
Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab adalah fungsi audit internal yang
harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten
dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI) dan mendapat persetujuan dari
pimpinan dan dewan pengawas organisasi.
b. Independensi dan Objektivitas
Fungsi audit internal harus independen dan obyektif dalam menjalankan
pekerjaannya. Independensi akan meningkat apabila fungsi audit internal
memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap pimpinan dan dewan
pengurus organisasi.
c. Keahlian dan Kecermatan Profesional
Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan
kecermatan profesional. Auditor internal harus memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung
jawab perorangan. Auditor internal harus meningkatkan pengetahuan dan
kompetensinya melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan.
d. Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal
Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengembangkan dan
memelihara program jaminan dan peningkatan kualitas yang mencangkup
seluruh aspek dari fungsi audit internal dan secara terus-menerus dan
memonitor efektivitasnya. Program ini mencakup penilaian kualitas internal
dan eksternal secara periodik, serta pemantauan internal yang berkelanjutan.
Program ini dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
perusahaan serta memberi jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai
dengan Standar dan Kode Etik Audit Internal.
2. Standar Kinerja
Standar kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan
ukuran kualitas pekerjaan audit. Standar kinerja memberikan praktik-praktik
terbaik pelaksanaan audit mulai dari perencanaan sampai semua jenis penugasan
audit internal.
a. Pengelolaan Fungsi Audit Internal
Fungsi audit internal harus melakukan pengelolaan secara efektif dan
efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai
tambah bagi organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun
perencanaan yang relevan, mengkomunikasikan rencana audit, pengelolaan
terhadap sumber daya, menetapkan kebijakan dan prosedur, koordinasi, serta
penyampaian laporan kepada pimpinan dan dewan pengawas.
b. Lingkup Penugasan
Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses
governance dengan menggunakan pendekatan yang sistemastis, teratur, dan
menyeluruh.
c. Perencanaan Penugasan
Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana
untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu, alokasi
sumber daya, dan program kerja penugasan.
d. Pelaksanaan Penugasan
Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasikan
informasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi
yang memadai. Setiap penugasan harus disurpervisi dengan tepat untuk
memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya
kemampuan staff.
e. Komunikasi Hasil Penugasan
Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara
tepat waktu. Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup penugasan,
simpulan, rekomedasi dan rencana tindakannya yang disampaikan baik tertulis
maupun lisan harus akurat, obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan
tepat waktu.
f. Pemantauan Tindak Lanjut
Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga
sistem untuk memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah
dikomunikasikan kepada manajemen.
g. Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen
Apabila manajemen tingkat atas telah memutuskan untuk menanggung
risiko residual yang sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, maka
penanggung jawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah tersebut
dengan manajemen tingkat atas. Apabila diskusi tersebut tidak menghasilkan
keputusan yang memuaskan, maka penanggung jawab fungsi audit internal
dan manajemen tingkat atas harus melaporkan hal tersebut kepada pimpinan
dan dewan pengawas organisasi untuk mendapatkan resolusi.
3. Standar Implementasi
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar Implementasi yang akan diterbitkan
dimasa mendatang adalah :
a. Standar implementasi untuk kegiatan assurance (A)
b. Standar implementasi untuk kegiatan consulting (C),
c. Standar implementasi kegiatan investigasi (I)
d. Standar implementasi Control Self Assessment (CSA)
b. Tujuan Standar Profesi Internal Audit
Memberikan kerangka dasar yang konsisten dalam mengevaluasi kegiatan dan
kinerja unit internal audit maupun individu auditor.
Sebagai sarana bagi perusahaan dalam memahami peran, ruang lingkup, dan
tujuan internal audit.
Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi.
Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan
internal audit dalam meningkatkan kinerja kegiatan organisasi.
Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya
(international best pratices).
c. Kode Etik Profesi Auditor Internal
Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA), kode etik merupakan prinsip-prinsip
dan harapan yang memandu perilaku individu dan organisasi dalam melaksanakan
kegiatan audit internal. Tujuan The Institute of Internal Auditors (IIA) mengatur kode
etik adalah untuk mendorong terwujudnya budaya etis dalam profesi audit internal.
Terdapat dua komponen pokok dalam kode etik IIA yaitu prinsip-prinsip yang relevan
bagi profesi dan praktik audit internal seta aturan perilaku yang menjelaskan norma
dan perilaku yang diharapkan dari para auditor internal.
1. Prinsip-Prinsip Auditor Internal
Auditor diharapkan berperilaku dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Integritas, Integritas akan membangun kepercayaan terhadap auditor internal
sehingga dapat memberikan dasar keyakinan atas penilaian yang
dilakukannya.
b. Objektivitas, Auditor internal menunjukkan objektivitas profesional yang
tinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
informasi terkait aktivitas dan proses yang sedang diperiksa. Auditor internal
menilai secara seimbang atas semua keadaan yang relevan dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lainnya dalam memutuskan.
c. Kerahasiaan, Auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi
yang mereka dapatkan dan tidak membuka informasi tersebut tanpa
kewenangan yang jelas kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional
yang mengharuskan untuk melakukannya.
d. Kompetensi, Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas audit internal.
2. Aturan Perilaku Auditor Internal
a. Integritas
- Auditor internal harus melaksanakan pekerjaan secara jujur, hati-hati dan
bertanggung jawab
- Harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan sesuai ketentuan
hukum atau profesi
- Tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau organisasi
- Harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang sah dan etis.
b. Objektivitas
- Auditor internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan atau hubungan apapun
yang dapat, atau patut diduga dapat, menghalangi penilaian secara adil,
termasuk kegiatan atau hubungan apapun yang mengakibatkan timbulnya
pertentangan kepentingan dengan organisasi
- Tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga dapat,
mengganggu pertimbangan profesionalnya
- Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya, yang
apabila tidak diungkapkan dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang
di-review.
c. Kerahasiaan
- Auditor internal harus berhati-hati dalam menggunakan dan menjaga
informasi yang diperoleh selama melaksanakan tugas
- Tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi, atau untuk
hal-hal yang bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan
organisasi yang sah dan etis.
d. Kompetensi
- Auditor internal hanya terlibat dalam pemberian layanan yang sesuai
dengan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimilikinya
- Harus memberikan layanan audit internal sesuai dengan standar praktik
profesional audit internal
Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggung jawab, dan
kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula. Tetapi,
mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi bakat mereka
untuk kepentingan perusahaan.
Sasaran auditor internal adalah untuk menelaah efesiensi dan efektivitas operasi,
kepatuhan, serta kecukupan dan efektivitas kontrol internal di perusahaan secara
keseluruhan. Sedangkan, sasaran auditor eksternal adalah untuk menyatakan suatu opini
tentang kewajaran dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Auditor internal memerhatikan seluruh aspek aktivitas perusahaan atau organisasi,
baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan, auditor eksternal memerhatikan aspek
keuangan perusahaan atau organisasi.
Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal sangat
berbeda dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan
dewan direksi, sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna laporan
keuangan yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor. Namun,
auditor internal dan eksternal memiliki kesamaan, diantaranya :
a. Harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam menjalankan pekerjaan dan
melaporkan hasilnya.
Auditor eksternal juga akan menilai apakah pekerjaan audit internal telah
direncanakan, dilakukan, diawasi, review, dan didokumentasikan dengan baik.
Penilaian juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa bukti yang memadai telah
diperoleh untuk menjadi dasar bagi auditor internal menarik kesimpulan yang wajar,
serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat auditor internal sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada. Hubungan auditor internal dan auditor eksternal tercermin dalam
Standar Perikatan Audit (SA 610) tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal.