Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA

“KONTRIBUSI ISLAM DALAM PENGEMBANGAN PERADABAN


DUNIA”

NAMA : PUPUT WIDYA SARI


NAMA : PARANA DEWI UCI
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan
Dunia Barat saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat terutama dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pada dasarnya kemajuan yang diciptakan dunia Barat
sekarang ini tidak terlepas dari transformasi dan kontribusi intelektual Islam pada masa-masa
sebelumnya atau pada masa kejayaan islam. Ketika itu, dunia Barat masih berada pada masa
kegelapan akibat doktrin gereja, sedangkan di belahan timur umat Islam telah membentuk suatu
peradaban gemilang yang banyak menciptakan ilmu-ilmu pengetahuan maupun ilmiah yang
berkembang dengan pesat.
Kemajun umat islam pada saat itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat muslim saja,
masyarakat nonmuslimpun merasakan kemajuan-kemajuan Islam, termasuk dunia Barat. Namun
seiring dengan berjalannya waktu umat Islam pun mulai mengalami kemunduran pada abad
pertengahan, yang pada akhirnya sentuhan Islam dengan dunia Barat memunculkan transformasi
intelektual dari Islam yang melahirkan gerakan renaissance, reformasi dan rasionalisme di dunia
Barat.
Dengan demikian, kemajun-kemajuan ilmu pengetahun dunia Barat yang begitu
berkembang seperti sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kemajuan Islam pada saat
kejayaan umat Islam waktu itu.

B.     Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh peradaban islam di dunia ?
2. Bagaimana kontribusi intelektual islam di dunia Barat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Kebudayaan Islam Andalusia Zaman Amawiyah 2


Di bawah kekuasaan Amawiyah 2, kebudayaan Andalus dapat dikatakan masih berupa
rintisan, terutama dalam bidang kesusastraan, arsitektur, dan intelektual. Sebagai seorang perintis
Abd Rahman al-Dakhil mengusahakan terjadinya persatuan penduduk seluruh andalusia. Ia
mememerintah dari tahun 756-788 M.
Dalam bidang seni bangun (arsitektur), Abd Rahman al-Dakhil merintis membangun kota
cordova lengkap dengan istana, taman, dan masjid. Masjid cordova yang dibangun tahun 786
oleh Al-Dakhil mempunyai pola dasar bentuk masjid bani umayyah Damaskus. Kemudian 
masjid ini diperbesar oleh Abd Rahman II dan Al-Hakam II sehingga menjadi masjid yang
sangat indah. Pada masa Abd Rahman III dibangun pula sebuah istana yang disebut Al-Zahra,
yang runtuh pada tahun 1013 M karena adanya serbuan dari bangsa Barbar. Istana ini dibangun
dari perpaduan seni bangunan bergaya Byzantium dan islam.
Bidang ilmu keislaman yang berkembang pada saat itu antara lain yaitu fiqih, hadits,
tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa arab dan juga filsafat.
Dalam bidang sejarah, sejarawan pertama Andalus yaitu Ibn Hayyan dan yang terkenal
yaitu Ibn Khaldun (1332-1406) dengan karyanya Muqaddimah. Sementara itu ilmu filsafat
berkembang di spanyol dirintis oleh Ibn Masarroh (883-931) yang berkembang pesat sesudah
zaman Amawiyah II.
Dalam bidang kesenian mencapai puncaknya dengan dibangunnya istana Al-Hamra di
Granada yang dimulai tahun 1246 atas perintah sultan Nasriyyah. Pada masa itu muncul juga
ilmu yang menjadi cikal bakal ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti kedokteran, farmasi,
botani dan geografi. Diantara dokter terkemuka di spanyol diantaranya yaitu Ibn  Zuhr, Ibn
Rusyd,Ibn al-Khotib, dan Ibn Khotima.
Sementara itu perkembangan islam di Afrika Utara ditandai dengan berdirinya dinasti-
dinasti seperti Dinasti Murabbitun, Dinasti Muwahhidun, Dinasti Fathimiyah, dan Dinasti
Ayyubiyah.
B.     Penyebaran Peradaban Islam di Asia
1)      Peradaban Islam di Turki
Sebelum Dinasti Utsmani berkuasa, diwilayah Anatoli dan Turki terdapat beberapa
dinasti: Saljuk, Danishmandiyah dan Qarramaniyah. Mereka mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perkembangan peradaban Islam. Hal ini tampak,terutama setelah hancurnya
Baghdad (ibu kota Dinasti Abbasiyah) oleh bangsa Mongol. Mereka (orang-orang Turki)
mempertegas kemandirian mereka dalam membangun kekuasaannya sendiri, seperti yang
dilakukan oleh Turki Utsmani. Pengaruh Dinasti ini menjangkau wilayah yang luas termasuk
Eropa Timur, Asia Kecil, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara. Mengingat di
antara dinasti-dinasti tersebut terdapat dinasti yang paling berperan dan usia pemerintahannya
pun cukup lama yaitu Turki Utsmani.
2)      Hasil Peradaban
Meskipun Dinasti Utsman berkuasa cukup lama, ia tidak berarti bahwa peradabannya
maju pesat seperti Dinasti Abbasiyah. Hal itu dikarenakan politik ekspansinya yang tidak diikuti
dengan pembinaan wilayah taklukannya, di samping seratus tahun setelah penaklukan
Constatinopel para sultannya lemah-lemah. Namun demikian, Dinasti Utsmani masih lebih baik
pemerintahannya dan tingkat kemakmurannya dibanding dengan seluruh bagian Eropa yang
dikuasai oleh kaum Kristen. Demikian juga penduduk Kristen di bawah kekuasaan Dinasti
Utsmani dapat menikmati hasil bumi, kemerdekaan pribadi dan hasil usaha lainnya, di banding
dengan teman-teman mereka yang berada di berbagai kerajaan Kristen.
Kelihatannya, sultan-sultan Dinasti Utsmani keras, tetapi mereka bersikap liberal dan
pemurah terhadap penduduk yang beragama Kristen. Mereka melaksanakan administrasi
pemerintahan yang adil di samping menggiatkan ekonomi dengan menganjurkan perdagangan di
antara mereka.
Dinasti Utsmani banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam
bidang kemiliteran dan pemerintahan, Dinasti Utsmani dipengaruhi oleh Bizantium. Namun,
jauh sebelum mereka berasimilasi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak pertama mereka masuk
Islam bansa Arab telah menunutun mereka dalam bidang agama, prinsip-prinsip kemasyarakatan
dan hukum. Oleh karena itu huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan.
Otoritas sultan-sultan Utsmani juga didasarkan kepada sebuah kultur kosmopolitan yang
terdiri dari unsur-unsur kultur Arab, Persia, Bizantium dan unsur kultur bangsa Eropa.
Muhammad II mengembangkan syair-syair Persia dan juga seni lukis Eropa. Sastrawan Arab dan
Persia, pelukis Italia, dan pujangga Yunani dan Serbia berdatangan di istananya. Meskipun
demikian, beberapa rezim melepaskan diri dari unsure pengaruh Kristen dan pengaruh Eropa
menuju sebuah kesenian yang lebih bercorak Islam dan Turki.
Sebagaimana terdapat pada istana sultan-sultan Arab dan Persia,syair merupakan ekspresi
utama kesenian raja. Syair istana didasarkan pada aruz. Beberapa bentuk kesenian yang utama
adalah beberapa bentuk kesenian yang sebelumnya telah dikembangkan dalam syair-syair istana
Persia.
Penulisan sejarah periode awal Utsmani disusun dalam bahasa Arab yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Turki untuk melegitimasi asal-usul dinasti ini dan kebangkitannya meraih
kekuasaan dan mengurutkan peristiwa keseharian di istana dan berkenaan dengan kemiliteran.
Karya Mustafa Ali(1541-1599) Kunch al-Akhbar memuat catatan sejarah dunia dari adam
sampai Yesus, sejarah Islam masa awal, sejarah bangsa Turki sampai kebangkitan imperium
Utsmani, diakhiri dengan sejarah Utsmani. Pada abad ke 17, sejarawan dipekerjakan untut
mencatat peristiwa sehari-hari di istana.

Manuskrip abad 16 beralih dari ilustrasi literaturklasik kepada peristiwa-peristiwa


kontemporer seperti upacara penjamuan duta besar, pengumpulan pajak, dan penaklukan
wilayah-wilayah perbatasan di Balkan. Pada akhir abad enam belas , ilustrasi kesejarahan,yang
mengingatkan pada kemegahan Negara Utsmani dan penaklukan yang dicpainya, merupakan
kontribusi bangsa Turki yang sangat berharga bagi tradisi manuskrip Timur Tengah dan tradisi
manuskrip muslim yang tercerahkan. Seni Manuskrip Utsmani mengingatkan pada kesadaran
dari kalangan elite Utsmani sebagai kekuatan sejarah dunia.
Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid di sana membuktikan kemajuannya. Sejumlah
masjid dan perguruan Utsmani mengekspresikan besarnya perhatian Utsmani terhadap ajaran
Islam juga merancang beberapa feature, seperti kubah tunggal yang sangat besar, menara-menara
tinggi yang menjulang, sejumlah bangunan tiang yang menyangga ruang tengah istana,
menunjukan pengaruh kuat model Aya Shopia, gereja Bizantium yang terbesar. Aya Shopia
dijadikan masjid sejak masa pemerintahan Muhammad al Fatih sampai dengan Kemal Atta Turk.
Oleh Kemal, Aya Shopia dijadikan museum sampai sekarang. Demikianlah masjid-masjid
Utsmani memperagakan pola gereja-gereja Kristen timur yang terbesar, misalnya “Kubah Batu”
di Yerusalem, dan mengekspresikan ketinggian Islam dalam persaingannya dengan Kristen. Hoja
Sinan(1490-1578) adalah tokoh besar dalam bidang seni arsitektur ini.

C.    Penyebaran Peradaban Islam di Afrika


1)        Kedatangan Islam di Afrika Utara
Kehidupan sosial masa lalu Afrika Utara adalah sebuah kehidupan masyarakat pedesaan
yang bersifat kesukuan, nomad (berpindah-pindah tempat) dan patriarkhi. Ketika daerah ini
berada dibawah kekuasaan Romawi, tak pelak pengaruhnya sangat besar bagi masyarakat
Barbar. umumnya mereka dipengaruhi oleh para elit kotayang mengadopsi bahasa, gagasan dan
adat istiadat para penguasa. Tetapi elit-elit ini tidak banyak. Selanjutnya, setelah orang-orang
Vandal (Barbar) memperoleh kemenangan, pengaruh Romawi di sebagian besar Afrika mulai
berhenti, kecuali pengaruh ekonomi dan peradaban Barbar lama secara bertahap muncul
kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada abad 1H/7M kehidupan sosial Afrika
Utara lebih merupakan kehidupan masyarakat Barbar yang bersifat kesukuan, normad dan
patriarkhi.
Islam masuk wilayah Afrika Utara pada saat itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran
Romawi sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi berbagai Negara dan berjenis jenis
bangsa manusia. Penaklukan daerah ini pada dasarnya sudah mulai dirintispada masa
kekhalifahan umar bin Khatab. Pada tahun 640M ‘Amr ibn al-Ash berhasil memasuki Mesir
setelah sebelum mendapat ijin bersyarat dari khalifah Umar untuk menaklukan daerah itu.
Pada masa kekhalifahan Utsman ibn Affan penaklukan Islam sudah meluas sampai ke
Barqah dan Tripoli.penaklukan ataskedua kotaitu dimaksutkan untukmenjaga keamanan daerah
Mesir. Penaklukan itu tidak bertahan lama, karena gubernur gubernur Romawi menduduki
kembali wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu. Namun kekejaman dan pemerasan yang
mereka lakukan telah mengusik ketentraman penduduk asli, sehingga tidaklama kemudian
penduduk asli sendiri memohon kepada orang-orang muslim untuk membebaskan mereka dari
kekuasaan Romawi. Permohonan itu disanggupi oleh khalifah sepeninggal Utsman yang pada
waktu itu sudah berpindah ke tangan Muawiyah ibn Sufyan., khalifah pertama daulah Bani
Umayah. Ia bertekad memberikan pukulan terakhir kepada kekuasaan romawi di Afrika Utara,
dan mempercayakan tugas ini kepada seorang panglima yang masyhur, yakni ‘Uqbah ibn Nafi’
al-Fihri (W. 683M), yang telah menetap di Barqah sejak daerah itu ditaklukan.
Akan tetapi, pada tahun 683 M orang-orang islam di Afrika Utara mengalami
kemunduran yang hebat, karena orang-orang Barbar di bawah kepemimpinan Kusailah bangkit
memberontak dan mengkalahkan ‘Uqbah. Dia dan pasukannya tewas dalam pertempuran. Sejak
saat itu orang orang Islam tidak berdaya mengembalikan kekuasaannya di Afrika Utara, karena
selain berhadapan dengan bangsa Barbar, mereka juga harus berhadapan dengan bangsa Romawi
yang memanfaatkan kesempatan dalam pemberontakan Kusailah tersebut.
Pada saat pemerintahan dipegang oleh Abdul malik ibn Marwan(685-705M), daulah Bani
Umayah mulai bangkit kembali untuk merebut Afrika Utara. Dia mengirimkan pasukan di bawah
pimpinan Hasan ibn Nu’man al Ghassani untuk memulihkan prestise Islam yang hilang. Pasukan
ini berhasil menumpas tentara Romawi dan menghalau mereka dari Afrika Utara serta berhasil
menindas perlawanan bangsa Barbar. Sejak saat itu Afrika Utara dan daerah Maghribi tidak lagi
termasuk lingkungan daerah Mesir, tetapi telah berdiri sebagai wilayah tersendiri yang diperintah
oleh seorang gubernur yang diangkat oleh khalifah.
2)      Aspek-aspek Kemajuan dalam Peradaban
Sejak awal kedatangan Islam di Afika Utara, kebudayaan dan peradaban Islam sudah
mulai menampakan perkembangannya. Hal ini ditandai dengan berkembangannya Qirawan yang
dibangun oleh ‘Uqbah ibn Nafi pada tahun 50 H/670 M yang tidak hanya menjadi kota militer
semata, tetapi menjadi salah satu pusat ilmu dan peradaban yang cemerlang dalam sejarah Islam.

Arsitektur Maghribi yang indah dengan pengaruh aransemen timur yang kuatdalam
bangunannya, lahir di kota Qairawan, segara setelah dinasti Aghlabiyah (800-900 M)
menjadikannya sebagai pusat peradaban. Hal ini bisa dilihat pada bangunan masjid besar
Qairawan dan benteng Raqqada, serta kota kediaman para penguasa yang dibangun tidak
jauhdari Qairawan. Beberapa waduk besar untuk irigasi dan pasokan air bersih bagi penduduk
kota, juga berhasil dibangun.
Pada saat itu, Qairawan bukan hanya menjadi model bagi kehidupan kota orang-orang
Islam di Afrika Utara, tetapi juga menjadi sebuah pusat kebudayaan yang sangat penting. Para
penguasa dinasti Aghlabiyah sangat perduli terhadap masalah intelektual, dan mereka memiliki
jasa yang sangat besar dalam membantu perkembangan di kota itu. Maka lahirlah berbagai
bidang ilmu pengetahuan, seperti teologi, hukum dan puisi Maghribi. Bahkan dapat dikatakan
sampai akhir abad 3H/9M, perkembangan intelektual di Qairawan dapat dipersamakan dengan
pusat-pusat kebudayaan muslim yang lain pada masanya. Diantara ilmu-ilmu terkemuka lulusan
sekolah Qairawan adalah Sahnun, seorang ahli hukum bermadzhab Maliki yang pengaruhnya
masih terasa sampai sekarang.
Di samping Qairawan, Tahart (Tiaret) juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Di
bidang ekonomi, daerah mengalami kemakmuran material yang luar biasa. Ia menjadi terminal
dari salah satu rute kafilah trans-sahara, sehingga dinamakan “Irak Kecil”, di samping menjadi
pusat kesarjanaan. Segala macam pajak yang sangat memberatkan rakyat dihapuskan.
Penghasilan yang dapat dikumpulkan untuk negara sebesar 120.000 pound emas. Kehidupan
masyarakat subur makmur dan rakyat merasa tentram dan damai. Sementara itu daerah Maroko
merupakan tempat penyebaran kultur Islamdi kalangan masyarakat Barbar, khususnya kultur
Syi’ah.
Hal lain yang mencerminkan ketinggian peradaban Islam di Afrika Utara adalah
kemajuan di bidang ilmu kebahasaan. Pada masa ini muncullah tokoh-tokoh Lexicographer.
Sementara kemajuan di bidang kesehatan dapat dilihat dengan berdirinya sebuah rumah sakit
yang besar di Marrakesh.
Di bidang kedokteran ada tokoh terkenal yaitu Abu Marwan ibn Abdul Malikibn Zuhr
yang lebih dikenal Ibn Zuhr. Ia adalah seorang tabib dan ahli bedah terkenal yang hidup sezaman
dengan Ibn Rusyd (w. 1198 M). Dia lahir di Penaflor sebagai keturunan kabilah Arab, Iyaz ibn
Nizar, sehingga di belakang namanya biasanya ditambah al-Iyazi. Keahliannya itu kemudian
diabadikan kepada Yusuf ibn Tasyfin, khalifah Bani al-Murabithun. Dialah yang pertama kali
memikirkan Bronchotomi dengan menunjukan secara jelas cerai sendi dan patah tulang.
Puteranya, Marwan, juga mengikuti jejak ayahnya menjadi ahli bedah dan dokter tentara Yusuf
ibn Tasyfin.
Di bidang sejarah dan sosiologi, tokoh Ibn Khaldun (w. 1406 M) menjadi maestro
terbesar dalam sejarah Islam. Dia adalah keturunan Yaman yang lahir Tunis pada tahun 1332 M.
Keluarganya berasal dari Hadramaut yang berimigrasi ke Afrika Utara ratusan tahun
sebelumnya, sehingga di belakang namanya kadang-kadang ditambah al-Hadrami. Di samping
dikenal sebagai “bapak filsafat sejarah” dia juga dikenal sebagai “bapak sosiologi” yang teori-
teorinya masih menjadi rujukan para sosiolog modern dewasa ini. Kitab sejarahnya yang besar
adalah  Kitab al-Ibar yang ditulis selama 4 tahun di suatu daerah dekat Oran. Sementara karya
masterpiece-nya adalah kitab Muqaddimah. Dalam kitab itu dia menyelidiki asal-usul
masyarakat, perkembangan peradaban, hukum-hukum perubahan sosial, sebab-sebab timbul dan
jatuhnya kerajaan-kerajaan dan dinasti-dinasti, juga pengaruh iklim atas pembentukan watak
bangsa.

D.    Pengaruh Peradaban Islam di Barat


Ilmu pengetahuan islam pada mulanya berkembang di daratan Eropa yaitu Tolado,
Kardova, dan Sevilla, Dinogari Andalusia. Kemudian mengalir ke negara-negara Barat lewat
kaum terpelajar Barat. Mereka menerjemahkan buku-buku karangan umat islam dalam bahasa
Barat. Di antara pelajar Barat tersebut adalah :
1)      Abolart Bath. Beliau berpendidikan islam di Tolado, kemudian ahli matematika dan sebagai
ahli filsafat Inggris yang mashur.
2)      Mazarabez. Beliau beragama islam, tetapi karena terpaksa oleh lingkungan Barat yang kristen
dan supaya tidak dicurigai maka beliau mengubah namanya menjadi Petrus al-Phonsi. Beliau ke
Inggris dan menjadi doktor istana raja Inggris Henri I. dia membuka perguruan tinggi serta
mengajarkan pengetahuan islam.
3)      Archedeacon Dominico Gundisavi. Beliau mendirikan Bait al-Hikmah. Di sini adalah tempat
buku-buku bahasa arab.
4)      Ibnu Dawud. Seorang islam bangsa Yahudi. Di Barat terkenal dengan nama Avendeath. Beliau
menyalin buku-buku berbahasa arab ke bahasa lain mengenai ilmu astronomi dan astrologi.
5)      Gerard Cremona. Beliau lahir di Cremona Italia tahun 1114 M. beliau menerjemahkan buku
tentang filsafat, matematika, kedokteran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masa keemasan bani Abbasiyah dicapai
pada periode pertama. Masa keemasan tersebut bisa kita lihat dari makin luasnya pemerintahan
Bani Abbasiyah, dan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, di mana ibu kota Baghdad merupakan
pusat intelektual pada masa itu. Pada periode ini yang biasa kita sebut dengan The golden age.
Sebenarnya pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah banyak terjadi pemberontakan-
pemberontakan. Tetapi pada periode pertama ini pemberontakan-pemberontakan dapat diatasi,
meskipun belum sampai ke akar-akarnya. Pemerintah Bani Abbasiyah mencapai keemasan juga
didukung oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai penerjemah memberi pendapatnya. Hal ini
dilakukan karena keterbatasan manusia dalam berfikir cara inilah yang terbaik dalam memajukan
ilmu pengetahuan. Cara seperti ini juga tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh seluruh
rakyat. Dari sinilah muncul para intelektual muslim yang sangat berpengaruh dalam ilmu
pengetahuan.

Al-Mahdi, Al-Hadi, Harun ar-Rasyid, al-Ma’mum, al-Mu’tashim, al-Wasiq, dan al-


Mutawakil merupakan orang-orang piawai dengan ilmu pengetahuan dan akhlak yang mulia bisa
membawa nama baik sebuah bangsa umumnya dan kekhalifahan pada khususnya, sehingga
dimata dunia disebut sebagai tokoh-tokoh (ilmuan) masa keemasan di zaman khalifah
Abbasiyah.
Dari beberapa khalifah yang memimpin pada periode pertama dapat disimpulkanbahwa
masa keemasan dicapai pada masa pemerintahan khalifah al-Mahdi, al-Hadi, Harun ar-Rasyid,
al-Ma’mun, al-Mu’tashim, al-Wasik, dan al-Mutawakil.
Tetapi ada anggapan bahwa pada masa khalifah Harun ar-Rasyid lah puncak keemasan di
antara khalifah-khalifah lainnya. Salah satu sebab timbulnya anggapan tersebut adalah beliau
mendirikan Baitul Hikmah yang merupakan institusi kebudayaan dan pikiran yang cemerlang
saat itu.
Pada masa keemasan Bani Abbasiyah juga lahir tokoh-tokoh intelektual muslim,
diantaranya al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al-Ghazali, al-Khawarijmi, dan al-Battani. Semua
tokoh-tokoh di atas sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa Bani
Abbasiyah tersebut.

E.     Kontribusi Intelektual Islam Terhadap Dunia Barat


Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan islam di Spanyol. Umat islam telah
mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya
membawa Eropa dan kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburannya itu mendatangkan penghasilan ekonomi
yang tinggi dan banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol islam merupakan
masyarakat majmuk yang terdiri dari komunitas-komunitas arab.[6]
Tidak hanya itu, perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia islam di abad pertengahan
juga didukung dengan adanya kekuatan sistem pendidikan islam yang integral dan dinamis.
Sehingga mampu menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar pada hampir disegala bidang
keilmuan. Hal inilah yang pada akhirnya dapat memberikan konstribusi yang besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa selanjutnya terutama di Barat. Di samping itu,
dinamika yang demikian masih terbungkus dengan akhlak islami yang diperlihatkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuan muslim telah
melahirkan berbagai karya besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi referensi bagi ilmuan
Barat pada masa selanjutnya.
Di antara kontribusi intelektual islam atas dunia Barat di bidang intelektual adalah :
1)        Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentang
sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan.
Yunani Arab datang ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan
mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-
5 Muhammad Abd ar-Rahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-979 M) karya-karya ilmiah dan filosofis diimport dari timur
dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya
mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia islam. Apa yang
dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk
melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad
ibn as-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajah dilahirkan di Saragosa. Ia pindah di Sevilla
dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1938 M dalam usia yang masih muda.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakar ibn Tuffail penduduk asli Wadi Asy sebuah dusun
kecil disebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1985 M. Ia banyak menulis
masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay ibn
Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya pengikut aristoteles yang terbesar
digelanggang filsafat dalam islam yaitu ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir pada tahun 926 M dan
meninggal pada tahun 998 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menggeluti masalah-
masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya
Bidayah al-Mujtahid. Karya-karya Ibn Rusyd yang terkenal adalah Mabadu Falasifah, Kulliyat,
Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, kitab dogma-dogma dan lainnya. Ibn Rusyd juga seorang dokter di
samping filosof. Buku kedokterannya yang terkenal adalah al-Hawi.

2)      Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan
baik, Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ibrahim dan Ibn Yahya an-
Naqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari
dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang bisa
menentukan jarak antara tata surya dan bintang. Ahmad ibn Ibbas dari Cordova adalah ahli
dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan binti Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz
adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Para dokter ahli kedokteran yang terkenal antara lain :
a)      Thabib ibn Qurra’ (221-228 H/836-901 M) dianggap sebagai bapak ilmu kimia.
b)      Ar-Razi atau Razes (251-313 H/809-873 M) karangannya terkenal dalam bidang penyakit
campak dan cacar yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c)      Ibnu Sina (370-428 H/980-1037 M) orang eropa menyebutnya Avicena. Di samping seorang
filosof, ia juga seorang dokter dan ahli musik. Karangannya yang terkenal adalah Shafa (terdiri
dari 18 jilid), Najat, Sadidiya (terdiri dari 5 jilid), Danes Nameh, al-Qanun fi at-Thib (buku
tentang kedokteran yang diterjemahkan dalam bahasa latin).
Dalam bidang sejarah dan geografi, melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibnu Jubar dari
Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediteronia dan Seolia dan Ibnu
Batuthah dari Fagier (1304-1377 M) mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-
1374 M) menyusun riwayat Granada sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat
sejarah.
3)      Fiqih
Dalam bidang fiqih Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang
memperkenalkan mazdhab Maliki di sana adalah Ziyad ibn Abd ar-Rahman. Perkembangan
selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd ar-
Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya adalah Abu Bakar ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Said
al-Baluthi, dan Hazm yang terkenal.
4)      Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara islam mencapai kecermelangan dengan tokohnya al-
Hasan ibn Nafi’ yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan,
Zaryab selalu tampil dan mempertunjukkan kebolehannya.
5)      Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan islam di Spanyol.
Hal itu dapat diterima oleh orang-orang islam dan non islam, bahkan penduduk asli Spanyol
menomorduakan bahasa asli mereka. Juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab. Baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa seperti Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan ibn Usfur
dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
            Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra banyak bermunculan seperti al-
Iqd al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, al-Dzakirah fi Mahasin ahl al-Jazirah oleh ibn Bassam,
dan kitab al-Qalaid karya al-Fath ibn Khaqan.[8]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada kebudayaan Andalusia bidang ilmu keislaman yang berkembang saat itu antara lain
yaitu fiqih, hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa arab dan juga filsafat.
Islam masuk wilayah Afrika Utara pada saat itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran
Romawi sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi berbagai Negara dan berjenis jenis
bangsa manusia. Penaklukan daerah ini pada dasarnya sudah mulai dirintispada masa
kekhalifahan umar bin Khatab. Pada tahun 640M ‘Amr ibn al-Ash berhasil memasuki Mesir
setelah sebelum mendapat ijin bersyarat dari khalifah Umar untuk menaklukan daerah itu.
Di antara kontribusi intelektual islam atas dunia Barat di bidang intelektual adalah”
1. Filsafat
2. Sains
3. Fiqih
4. Musik dan Kesenian
5. Bahasa dan Sastra

B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, PT Karya Uniperss, Jakarta; 1979


Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2004
Dudung Abdurahman, Sejarah Peradaban Islam, LESFI, Yogjakarta; 2009
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang; 2012

Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Prenada Media, Jakarta; 2003


Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta; 2009

[1] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Prenada Media, Jakarta; 2003, Hal 126-131
[2] Dudung Abdurahman, Sejarah Peradaban Islam, LESFI, Yogjakarta, 2009, Hal. 127-128
[3] Dudung Abdurahman, Ibid,  Hal 220-222.
[4] Dudung Abdurahman, Ibid, Hal 230-233.
[5] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang; 2012, Hal 108-
109
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta;
2004, Hal 100
[7] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta; 2009, Hal 146-
147
[8] Ibid, Hal 125-128

Anda mungkin juga menyukai