II. PKPU.
Permohonan PKPU menurut ketentuan yang diatur dalam Pasal 222 (1)
UUK dapat diajukan baik oleh Debitor maupun Kreditor. Jika
permohonan PKPU dikabulkan oleh Pengadilan Niaga, maka Debitor
dinyatakan dalam PKPU (S) selama jangka waktu 45 hari, yaitu sampai
dengan diselenggarakannya Sidang Permusyawaratan Hakim pada hari
ke 45 tersebut. PKPU (S) dapat diperpanjang dengan diberikannya PKPU
(T) untuk jangka waktu tidak boleh melebihi 270 hari (seperti ditentukan
dalam Pasal 228 (6) UUK).
2
Dalam Rapat Perdamaian, rencana perdamaian yang ditawarkan Debitor
PKPU dapat disetujui atau dapat pula tidak disetujui oleh para Kreditor.
Jika rencana perdamaian disetujui dan kemudian mendapat homologasi
dari Pengadilan Niaga, maka setelah putusan homologasi mempunyai
kekuatan hukum tetap, PKPU bagi Debitor berakhir (seperti ditentukan
dalam Pasal 228 UUK). Penyelesaian kewajiban Debitor dilakukan
melalui perdamaian yang sudah disyahkan oleh Pengadilan Niaga. Tetapi
jika rencana perdamaian tidak disetujui oleh para Kreditor, maka
Debitor PKPU dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga.
3
Jaksa Agung demi kepentingan hukum. Kemudian juga diatur dalam
Pasal 285 (4) UUK, bahwa upaya hukum Kasasi dapat diajukan untuk
Putusan Pengadilan Niaga yang mengesahkan perdamaian.
V. SUMBER BACAAN :
- Undang – Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
- Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas.
- Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 23/PUU – XIX/2021 Tentang
Upaya Hukum Kasasi Dalam PKPU.
- Aspek Hukum Pengelolaan Perusahaan. Penerbit Refika Aditama,
Bandung, Cetakan Pertama, September 2018.