Anda di halaman 1dari 4

Nama : MASITA

NIM : B0219354

Mata Kuliah : Pancasila

Resume Materi

(Hakikat HAM,Latar Belakang Kelahiran Ham,Prinsip-Prinsip Dasar HAM,

HAM Dan Pancasila

Hakikat HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).

Istilah pelanggaran HAM Berat tidak identik dengan suatu pelanggaran HAM, misalnya
hak hidup, hak untuk menyampaikan pendapat, hak untuk mendapat pekerjaan, yang sangat
berat. Istilah Pelanggaran HAM Berat merupakan terjemahan dari konsep Kejahatan
Internasional (International Crimes).

Latar Belakang Kelahiran HAM

Hal-hal yang melatar belakangi kelahiran HAM antara lain sebagai berikut:

1. Adanya kesadaran manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat manusia.
2. Berkembangnya kesadaran manusia untuk menghormati sesamanya melalui ajaran
agama.
3. Perkembangan sejarah telah memperlihatkan terjadinya penjajahan kelompok manusia
yang satu terhadap kelompok manusia yang lain.
4. Dalam masyarakat suatu bangsa terdapat golongan-golongan yang berbeda-beda haknya,
misalnya pejabat atau bangsawan memiliki hak istimewa, sedangkan masyarakat biasa
tidak memiliki hak-hak tertentu sehingga menimbulkan kecemburuan social.

Prinsip-prinsip Dasar HAM

Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia, anatara lain :

1. Bersifat Universal (universality)


Beberapa moral dan nilai-nilai etik tersebar di seluruh dunia.Negara dan
masyarakat di seluruh dunia seharusnya memahami dan menjunjung tinggi hal ini.
Universalitas hak berarti bahwa hak tidak dapat berubah atau hak tidak dialami dengan
cara yang sama oleh semua orang

2. Martabat Manusia (human dignity)


Hak asasi merupakan hak yang melekat, dan dimiliki setiap manusia di
dunia.Prinsip HAM ditemukan pada pikiran setiap individu, tanpa memperhatikan umur,
budaya, keyakinan, etnis, ras, jender, orienasi seksual, bahasa, kemampuan atau kelas
sosial.setiap manusia, oleh karenanya, harus dihormati dan dihargai hak asasinya.
Konsekuensinya, semua orang memiliki status hak yang sama dan sederajat dan tidak
bisa digolong-golongkan berdasarkan tingkatan hirarkis.

3. Kesetaraan (equality)
Konsep kesetaraan mengekspresikan gagasan menghormati martabat yang
melekat pada setiap manusia. Secara spesifik pasal 1 DUHAM menyatakan bahwa :
setiap umat manusia dilahirkan merdeka dan sederajat dalam harkat dan martabatnya.

4. Non diskriminasi (non-discrimination)


Non diskriminasi terintegrasi dalam kesetaraan. Prinsip ini memastikan bahwa
tidak seorangpun dapat meniadakan hak asasi orang lain karena faktor-faktor luar, seperti
misalnya ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lainnya,
kebangsaan, kepemilikan, status kelahiran atau lainnya

5. Tidak dapat dicabut (inalienability)


Hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan dan dipindahkan.

6. Tak bisa dibagi (indivisibility)


HAM hak sipil, politik, sosial, budaya, ekonomi-semuanya bersifat inheren, yaitu
menyatu dalam harkat martabat manusia. Pengabaian pada satu hak akan menyebabkan
pengabaian terhadap hak-hak lainnya. Hak setiap orang untuk bisa memperoleh
penghidupan yang layak adalah hak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi: hak tersebut
merupakan modal dasar bagi setiap orang agar mereka bisa menikmati hak-hak lainnya
seperti hak atas kesehatan atau hak atas pendidikan.

7. Saling berkaitan dan bergantung (interrelated and interdependence)


Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada pemenuhan hak lainnya,
baik secara keseluruhan maupun sebagian. Contohnya, dalam situasi tertentu, hak atas
pendidikan atau hak atas informasi adalah saling bergantung satu sama lain. Oleh karena
itu pelanggaran HAM saling bertalian; hilangnya satu hak mengurangi hak lainnya.
8. Tanggung jawab negara (state responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung jawab untuk menaati
hak asasi.Dalam hal ini, mereka harus tunduk pada norma-norma hukum dan standar
yang tercantum di dalam instrumen-instrumen HAM. Seandainya mereka gagal dalam
melaksanakan tanggung jawabnya, pihak-pihak yang dirugikan berhak untuk mengajukan
tuntutan secara layak, sebelum tuntutan itu diserahkan pada sebuah pengadilan yang
kompeten atau adjudikator (penuntu) lain yang sesuai dengan aturan dan prosedur hukum
yang berlaku

HAM Dan Pancasila

HAM dalam Pancasila sesunguhnya telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945
yang kemudian diperinci di dalam batang tubuhnya yang merupakan hukum dasar, hukum yang
konstitusional dan fundamental bagi negara Republik Indonesia. Perumusan alinea pertama
Pembukaan UUD membuktikan adanya pengakuan HAM ini secara universal. Ditegaskan di
awal Pembukaan UUD itu tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa di dunia.
Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.

Hubungan antara Pancasila dan HAM di Indonesia sebagai berikut:

1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama ,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama. Sila tersebut mengamanatkan
bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-
masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi Universal tentang HAM (Pasal 2) yang
mencantumkan perlindungan terhadap HAM
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang. Sila Kedua, mengamanatkan
adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi HAM PBB yang melarang
adanya diskriminasi.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM Pasal 1
bahwa Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain
dalam persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat
yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu
hak-hak partisipasi masyarakat. Inti dari sila ini adalah musyawarah dan mufakat dalam
setiap penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak
dibenarkan untuk mengambil tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang dapat
mengganggu kebebasan orang lain. Hal ini sesuai pula dengan Deklarasi HAM.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat. Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan disini
ditujukan bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau diskriminasi antar individu.

Kesimpulan

Jadi disini dapat di simpulkan bahwa, HAM merupakan konsep hukum dan normatif yang
menyatakan bahwa setiap manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya. Hak asasi manusia
berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun.

Dalam suatu negara, hak asasi manusia setiap warganya dilindungi sebagai kewajiban negara
untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia seluruh rakyat. Kemudian
ham juga memiliki hubungan dan keterkaitan dengan pancasila, contohnhya adalah Sila
Persatuan Indonesia yang mengamanatkan adanya unsur pemersatuan diantara warga Negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM Pasal 1 bahwa Semua
orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai
akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan

Anda mungkin juga menyukai