Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan Pengelolaan Demam Pada Anak
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan Pengelolaan Demam Pada Anak
AMARILLA RIANDITA
G2A008016
Disusun oleh :
AMARILLA RIANDITA
G2A008016
Telah disetujui:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
i
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
DEMAM DENGAN PENGELOLAN DEMAM PADA ANAK
ABSTRAK
1
Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip
2
Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Undip Semarang
3
Staf pengajar Bagian Fisiologi FK Undip Semarang
ii
RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF MATERNAL KNOWLEDGE
ABOUT FEVER WITH THE MANAGEMENT OF FEVER IN CHILDREN
ABSTRACT
iii
PENDAHULUAN
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas
38oC.1 Saat ini, demam dianggap sebagai suatu kondisi sakit yang umum,
pengelolaan yang berbeda. Pertama adalah demam yang tidak boleh terlalu cepat
diturunkan karena merupakan respon terhadap infeksi ringan yang bersifat self
pada anak yang terjadi di masyarakat sangat bervariasi. Mulai dari yang ringan
yaitu berupa self management seperti memberi kompres, memberi minum yang
banyak, mengipasi, sampai yang serius dengan cara non self management yang
Penanganan demam pada anak sangat tergantung pada peran orang tua,
terutama ibu. Hasil penelitian terdahulu memperlihatkan hampir 80% orang tua
mempunyai “fobia” demam.5 Banyak ibu yang mengira bahwa bila tidak diobati,
demam anaknya akan semakin tinggi. Karena konsep yang salah ini, banyak orang
pengelolaan demam anak di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti
mencoba untuk meneliti hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang demam
Kariadi Semarang.
1
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP
Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret 2012 sampai bulan Juni 2012. Penelitian
Subjek adalah ibu dari anak yang menderita sakit dengan gejala demam yang
menjalani rawat jalan dan yang dirawat di bangsal infeksi RSUP Dr. Kariadi
Semarang, dan memenuhi kriteria inklusi, antara lain tinggal serumah dengan
anak dan dapat diwawancarai. Ibu yang berprofesi sebagai tenaga medis akan
data dilakukan menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan
responden, data mengenai pengetahuan ibu mengenai demam anak, dan data
maksud, tujuan, dan manfaat penelitian. Subjek yang bersedia ikut serta dalam
komputer. Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square (χ2). Nilai signifikansi
2
HASIL
Penelitian ini melibatkan 44 ibu dari anak yang menderita sakit dengan
disertai gejala demam baik yang menjalani rawat jalan maupun yang dirawat di
bangsal infeksi RSUP Dr. Kariadi Semarang. Karakteristik ibu dan anak
(36,4%) dan tinggi (18,2%). Pekerjaan responden yang terbanyak adalah ibu
rumah tangga (tidak bekerja) dan pekerja lain-lain (bertani, serabutan, dll) dimana
3
Sementara itu, distribusi tingkat pengetahuan ibu tentang demam
Tinggi
8 (25%)
Rendah
20 (52%) Sedang
16 (23%)
Distribusi kategori pengelolaan demam pada anak oleh ibu ditampilkan pada
gambar 2.
Buruk Baik
22 22
(50%) (50%)
pengelolaan demam yang baik adalah sama dengan jumlah responden yang
4
memiliki pengelolaan demam anak yang buruk yaitu masing-masing 22 responden
(50%).
pengelolaan demam anak pada kategori buruk, sedangkan ibu yang tingkat
kategori baik. Berdasarkan nilai rasio prefalensi diketahui bahwa ibu dengan
tingkat pengetahuan yang rendah memiliki risiko untuk pengelolaan demam yang
buruk 7 kali lebih besar dibandingkan yang pengetahuannya sedang atau tinggi.
Rentang 95% interval kepercayaan juga tidak melingkupi angka 1, sehingga faktor
5
tingkat pengetahuan ibu dapat disimpulkan sebagai faktor yang berpengaruh
dengan pengelolaan demam pada anak. Pada faktor pendidikan, baik ibu dengan
demam anak pada termasuk kategori baik. Hasil uji statistik menunjukkan
hubungan antra tingkat pendidikan ibu dengan pengelolaan demam adalah tidak
anak pada kategori baik, sebaliknya pada ibu dengan penghasilan keluarga diatas
UMR memiliki pengelolaan demam yang buruk. Hasil uji statistik menunjukkan
bermakna (p=0,1).
PEMBAHASAN
sebagian besar ibu (88,6%) menyadari bahwa pengertian demam adalah keadaan
6
masih sangat terbatas karena sebagian besar responden tidak mengerti batasan
suhu tubuh yang tepat, baik suhu tubuh normal, suhu tubuh demam awal, suhu
tubuh saat demam tinggi, dan suhu tubuh yang dapat menyebabkan kematian.
Nigeria tahun 2008 yang menunjukkan hanya 2,1% dari 144 responden ibu yang
ibu mengenai suhu tubuh anak senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
Youssef A dkk di Saudi Arabia pada tahun 2000 yang mendapati lebih dari 70%
dari 560 respnoden orang tua memiliki pemahaman yang buruk mengenai
responden (61,4%) menyadari hal yang menjadi penyebab demam yang paling
sering adalah infeksi. Namun berkaitan dengan penyebab demam non infeksi
seperti tumbuh gigi dan paparan sinar matahari masih kurang dimengerti oleh
demam pada anak dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti infeksi
(43,7%), tumbuh gigi (33,3%), paparan sinar matahari (27,1%) dan lain-lain.7
mengatakan bahwa demam pada anak harus segera diturunkan meskipun masih
bersifat demam ringan. Pandangan yang keliru ini harus segera diperbaiki
7
mengingat tidak semua harus segera diturunkan karena demam pada dasarnya
tubuh menggunakan termometer adalah cara yang paling akurat. Namun mengenai
daerah pengukuran suhu tubuh masih kurang dimengerti oleh responden. Sebagian
tubuh apabila diletakkan di aksilla dan dianggap paling akurat. Hanya 25%
melalui rektal dan oral. Pengukuran suhu aksila mudah dilakukan sehingga umum
responden mengerti bahwa obat penurun panas memiliki batasan dosis harian
(84,1%) dan efek samping (72,7%). Hal ini mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Dawood dkk tahun 2009, yang menunjukkan sekitar 80,7%
responden orang tua telah mengetahui obat yang tepat diberikan untuk
berbagai dampak buruk demam yang lain, seperti dehidrasi (56,8%), hilang
8
kesadaran (50%), dan kerusakan saraf (56,8%) juga telah dimengerti oleh
dan koma sebagai bentuk dampak lanjut demam tampaknya hanya dimengerti
Dalam penelitian ini, pengelolaan demam anak yang dilakukan oleh ibu
dinilai berdasarkan ketepatan waktu mengelola demam serta ketepatan cara non
self management maupun self management yang dilakukan ibu. Berdasarkan data
diturunkan. Didapati 50% responden sudah memberikan obat penurun panas pada
demam ringan. Hal ini menunjukkan bahwa responden kurang mengerti saat yang
terlebih dahulu dengan memberikan obat penurun panas dalam mengelola demam
anak. Diakui oleh responden bahwa mereka akan segera membawa anak ke dokter
apabila demam yang disertai dengan keadaan umum yang memburuk (79,5%)
9
Berkaitan dengan pengelolaan self management, mayoritas responden
(65,9%) menyadari bahwa memberi minum yang banyak dapat menurunkan suhu
tubuh anak. Salah satu bentuk terapi fisik dalam pengelolaan demam anak yang
paling umum dilakukan adalah kompres demam (84%). Namun dalam pemberian
kompres demam yang tepat. Dijumpai hanya 16 responden (36,4%) yang setuju
tingkat pengetahuan ibu tentang demam anak dengan pengelolaan demam pada
anak adalah bermakna. Hal ini sesuai dengan hipotesis dimana semakin tinggi
tingkat pegetahuan ibu tentang demam maka pengelolaan demam pada anak akan
semakin baik.
pada anak adalah tidak bermakna. Temuan ini mungkin disebabkan ibu dengan
tingkat pendidikan yang tinggi umumnya menghabiskan waktu yang lebih banyak
untuk bekerja (karir) sehingga waktu untuk mengurus anak lebih terbatas dan
adalah tidak bermakna. Hal ini diduga terjadi karena pengukuran penghasilan
10
diatas UMR. Data penghasilan keluarga yang diperoleh kurang bervariasi dan
hampir seluruh responden berpenghasilan di bawah 2 juta rupiah. Hal ini diduga
SIMPULAN
tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang demam maka pengelolaan demam pada
anak akan semakin baik. Ibu dengan tingkat pengetahuan rendah memiliki risiko
7 kali lebih besar untuk melakukan pengelolaan demam anak yang buruk daripada
SARAN
pada populasi umum dengan sampel yang lebih besar untuk mengetahui seluruh
Sp.A, dr. Hardian, dr. Dodik Pramono, M.Si.Med dan dr. Noor Wijayahadi,
M.Kes, Ph.D yang telah memberikan bimbingan dan saran bagi penulis sehingga
12