Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN : 2614-5685

p-ISSN : 2614-5421

PENGARUH VENTILATORY MUSCLE TRAINING (VMT) TERHADAP


PENURUNAN DYSPNEA PADA PENDERITA
CONGESTIVE HEART FAILURE

Kasron, Susilawati, Wishnu Subroto


STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Korespondensi penulis: kasron@stikesalirsyadclp.ac.id

Abstrak

Latar belakang dan tujuan: Dyspnea pada pasien Congestive Hearth Failure (CHF)
menyebabkan terbatasnya aktivitas hidup sehari-hari, menurunkan kapasitas fungsional, dapat
menyebabkan masalah gangguan tidur, peningkatan respon cemas dan depresi, selain itu juga
kondisi dyspnea akan meningkatkan angka kematian. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh Ventilatory Muscle Training (VMT) untuk menurunkan dyspnea. Metode: Metode
penelitian menggunakan quasi-eksperiment pendekatan pre-posttest without control group design.
Metode sampling secara accidental. Pengukuran dyspnea dengan skala modifikasi Borg. Intervensi
VMT dilakukan selama 3 hari. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Hasil dyspnea
sebelum intervensi 4,2±0,9 dan setelah intervensi 3,6±1,1, analisis perbandingan menunjukan ada
perbedaan skala dyspnea antara sebelum dan setelah VMT dengan p-value: 0,012. Simpulan:
menunjukan ada perbedaan dyspnea pada pasien CHF yang mengalami dyspnea setelah dilakukan
pemberian VMT. Perlu penelitian lanjutan pengunaan VMT dengan adanya kelompok kontrol.

Kata kunci: congestive heart failure, dyspnea, ventilator muscle training

1. Pendahuluan seluruh penyakit jantung dan merupakan


Dyspnea atau sesak nafas sering penyebab peningkatan morbiditas dan
muncul pada penyakit kardiovaskular mortalitas pasien jantung. Berdasarkan data
(cardiovascular disease, CVD) seperti World Health Organisations (WHO) risiko
penyakit jantung koroner dan Congestive kematian akibat gagal jantung berkisar antara
Heart Failure (CHF) atau gagal jantung 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan
(Shahar et al., 2010). Congestive Heart yang akan meningkat menjadi 30-40% pada
Failure (CHF) adalah ketidakmampuan otot gagal jantung berat (World Health
jantung memompakan sejumlah darah untuk Organization (WHO), 2015).
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. CHF Penyakit CHF meningkat sesuai
adalah sebuah kondisi dari kardiovaskuler dengan perkembangan usia, prevalensi CHF
dimana jantung tidak bisa memompa darah di dunia sekitar 1% pada orang yang berusia
secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan 50-59 tahun, 10% pada usia lebih dari 65
metabolisme dari jaringan tubuh (Desai, tahun, dan 50% pada usia lebih dari 85 tahun.
Lewis, Li, & Solomon, 2012; Kasron, 2016). Pada negara berkembang prevalensi CHF
Beberapa faktor resiko gagal jantung adalah sekitar 1-2% dari populasi dewasa.
kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, Prevalensi meningkat lebih dari 10% pada
perubahan pola diet, kelebihan berat badan, usia lebih dari 70 tahun. Prevalensi CHF di
hiperlipidemia, diabetes, hipertensi, usia, Indonesia adalah 0,13%, tertinggi di
jenis kelamin dan keturunan. Berdasarkan Yogyakarta 0,25%, disusul Jawa Timur
penelitian diketahui penyebab utama CHF 0,19%, dan ketiga di Jawa Tengah 0,18%.
adalah hipertensi dan penyakit arteri Berdasarkan jenis kelamin kejadian CHF
koronaria. CHF merupakan tahap akhir dari pada laki-laki adalah 0,1% dan perempuan

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 31


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

0,2%. Berdasarkan usia pasien kejadian CHF tujuan lain seperti penurunan edema kaki,
pada usia 15-34 tahun adalah 0,07%, usia 35- edema pulmonal dan lainnya. (Solomonica,
54 tahun 0,28%, 55-74 tahun 0,87%, lebih Burger, & Aronson, 2013) Untuk
dari 75 tahun 0,41%. (Dinas Kesehatan menurunkan dyspnea dapat digunakan
Republik Indonesia, 2013). beberapa treatmen pada pasien CHF sesuai
Dyspnea pada pasien CHF dapat dengan kondisi penyerta yang mengganggu
muncul sebagai dyspnea on exertion, baik menggunakan oksigenasi, manajemen
orthopnoea maupun paroxysmal nocturnal farmakologi, dan training exercise. Training
dyspnoea. Persentase gejala sesak nafas exercise pada pasien CHF masuk dalam
dispnoea (52%), orthopnoea (81%), kategori aktifitas cardiac rehabilitation
paroxysmal nocturnal dyspnoea (76%). exercise. Training exercise merupakan terapi
Dyspnea akan terasa semakin memburuk jika dengan melakukan aktifitas fisik tertentu
pasien CHF mengalami gangguan anemia yang dilakukan secara terarah dan terukur
dan adanya oedema pulmonal. (Panel et al., pada pasien CHF dengan indikator tekanan
2011) (Ezekowitz, Mcalister, & Armstrong, darah, denyut nadi dan respirasi. (Antunes-
2003) Correa et al., 2014; Nicholson, 2014)
Mekanisme yang mendasari dyspnea Hasil penelitian pemberian training
sangat kompleks diantaranya hipotesis aktifitas fisik pada pasien CHF, hasil
penyebab dyspnea adalah penurunan cardiac menunjukan peningkatan kekuatan otot
output (COP) jantung yang terjadi saat aksesori pernafasan, menurunkan dyspnea,
aktifitas pada pasien CHF yang menurunkan hospitalisasi dan mortality serta
mengakibatkan iskemia otot pernapasan dan meningkatkan quality of life (QOL) pasien
pada akhirnya menyebabkan kelelahan otot CHF. (Fleg et al., 2015) Training exercise
pernafasan. Penelitian menggunakan fisik pada pasien CHF dapat juga digunakan
spektroskopi inframerah, diketahui untuk meningkatkan transport oksigen dan
menunjukan peningkatan aktifitas otot memaksimalkan penggunaan oksigen
diafraghma dan adanya deoxygenasi otot tersebut pada otot-otot pernafasan, dapat
aksesori pernapasan yang signifikan selama meningkatkan aliran darah, meningkatkan
aktifitas pasien CHF yang berakibat pada pertukaran gas dan meningkatkan exercise
meningkatnya frekuensi aktivitas otot tolerance, functional class, quality of life dan
pernapasan utama dan kelelahan otot mental depression pada pasien CHF. (Hirai,
pernafasan aksesori tersebut. Meningkatnya Musch, & Poole, 2015; Poole, Hirai, Copp, &
aktivitas otot pernafasan dan kelemahan otot Musch, 2012)
pernafasan cukup untuk membangkitkan Penelitian ini dilakukan untuk
sensasi dyspnea pada pasien CHF (Mancini, mengetahui pengaruh pemberian Ventilatory
Henson, Lamanca, & Levine, 1992). muscle training (VMT) untuk menurunkan
Gangguan dyspnea pada pasien dengan CHF gejala dyspnea pada pasien CHF di RSUD
seringkali menyebabkan terbatasnya aktivitas Cilacap. Hasil Survei awal yang dilakukan di
hidup sehari-hari, menurunkan kapasitas RSUD Cilacap pada tahun 2016 (Januari-
fungsional, dapat menyebabkan masalah Nopember) diketahui jumlah kasus CHF
gangguan tidur, peningkatan respon cemas yaitu pada pasien usia 30-60 tahun sebanyak
dan depresi, selain itu juga kondisi dyspnea 62 pasien (29,41%) dan usia lebih dari 60
akan meningkatkan angka kematian, tahun sebanyak 125 (70,59%) (Rekam
readmission, lama rawat inap dan biaya Medis, 2017). Pada pasien CHF yang
perawatan pasien itu sendiri (Mentz et al., mengalami dyspnea di RSUD Cilacap belum
2015). dilakukan penatalaksanaan keperawatan
Penurunan dyspnea pasien CHF mandiri mengurangi gejala dyspnea tersebut.
merupakan tujuan utama treatment dan
merupakan kunci keberhasilan
penatalaksanaan pasien CHF, disamping

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 32


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

2. Metode Penelitian jantung stabil yang ditandai dengan: tidak


Penelitian dilakukan di RSUD Cilacap, ada nyeri dada, denyut nadi istirahat 50-
ruang penyakit dalam. Jenis penelitian quasi- 90x/menit dan reguler, tekanan darah sistolik
experimental, dengan pendekatan pre- 100-150 mmHg, dan tekanan darah diastolik
posttest without control group design. 60-90 mmHg, 2). Mampu mengontrol
Modifications of Borg scales digunakan pernafasan, 3). Bersedia menjadi responden.
untuk mengukur dyspnea. Pengambilan data Sedangkan kriteria eksklusi sampel dalam
dengan mengukur dyspnea sebelum penelitian ini adalah: 1). NYHA
intervensi VMT dan setelah hari ketiga fungsional kelas IV, 2). Aritmia pada saat
intervensi. Intervensi VMT selama 20 menit, istirahat, 3). Denyut jantung saat istirahat
satu kali sehari, selama tiga hari. Berdasarkan lebih dari 100x/menit. Analisis statistik
rumus beda rerata dua kelompok dependen, menggunakan uji Wilcoxon.
maka jumlah sampel penelitian sebanyak 20
responden. Pengambilan sample dengan 3. Hasil dan Pembahasan
metode accidental sampling dengan cara Berikut deskripsi karakteristik responden
memilih yang sesuai kriteria: 1). Pasien gagal penelitian.

Tabel 1 Deskripsi Karakteristik Pasien CHF Yang Mengalami Dyspnea


No Variabel Total (n=20)
1 Umur (tahun) 54,73 ± 5,3
2 Jenis kelamin
Laki-laki 12 (60%)
Perempuan 8 (40%)
3 Pendidikan
SD 3 (15%)
SMP 10 (50%)
SMA 7 (35%)
4 Grade CHF
II 7 (35%)
III 13 (65%)

Tabel 2 Skor Dyspnea Pasien CHF Yang Mengalami Dyspnea


No D0 Mean (SD) Median (Min-Max) *p-value
1 Dyspnea Sebelum (D0) 4,2±0,9 4 (3-6) 0,012
2 Dyspnea Setelah (D1) 3,6±1,1 4 (1-6)
3 ΔD 0,6±0,8 1 ((-1)-2)
Ket: ΔD: D0-D1; *: Uji Wilcoxon, bermakna pada p-value <0,05.

Dari tabel diketahui bahwa skor dyspnea pada -1 dan 2. Hasil analisis perbandingan
sebelum intervensi dengan rerata 4,2 dan skor dyspnea sebelum dan setelah perlakuan
standar deviasi 0,9, dan nilai tengah 4 serta pemberian VMT menjunjukan ada perbedaan
nilai terendah dan teringgi pada 3 da 6. Skor yang bermakna antar kedua pengukuran
dyspnea setelah intervensi dengan rerata 3,6 dengan p-value 0,012.
dan standar deviasi 1,1, dan nilai tengah 4
serta nilai terendah dan teringgi pada 1 da 6. Pembahasan
Perubahan skor dyspnea menunjukan dengan Dyspnea merupakan gejala khas pada
rerata 0,6 dan standar deviasi 0,8, dan nilai pasien CHF yang sangat dominan, lebih dari
tengah 1 serta nilai terendah dan teringgi 60% penderita CHF mengeluhkan dyspnea

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 33


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

yang sangat menggangu (Panel et al., 2011). value <0,012.


Pasien CHF akan sering mengalami Pasien CHF yang rutin melakukan
penurunan dalam kekuatan dan ketahanan terapi fisik dapat meningkatkan aktifitas
otot-otot pernafasan yang bekerja dalam fase enzim oksidative yang bekerja pada otot dan
inspirasi (insiratory muscle) yang sering juga meningkatkan kekuatan otot pada serabut
berdampak pada intoleransi aktifitas dan otot tipe I (type I fiber) yang akan berdampak
buruknya prognosis penyakit (Dall’Ago, pada peningkatan kapasitas oksidatif pada
Chiappa, Guths, Stein, & Ribeiro, 2006). perfusi jaringan-jaringan perifer (Hambrecht,
Gangguan dyspnea pada pasien dengan Fiehn, Yu, Niebauer, & Schuler, 1997).
CHF seringkali menyebabkan terbatasnya Training exercise ataupun terapi fisik pada
aktivitas hidup sehari-hari, menurunkan pasien CHF dapat juga digunakan untuk
kapasitas fungsional, dapat menyebabkan meningkatkan transport oksigen dan
masalah gangguan tidur, peningkatan respon memaksimalkan penggunaan oksigen
cemas dan depresi (Mentz et al., 2015). Oleh tersebut pada otot-otot pernafasan, dapat
karena itu upaya penurunan dyspnea pasien meningkatkan aliran darah, meningkatkan
CHF merupakan tujuan utama treatment dan pertukaran gas dan meningkatkan exercise
merupakan kunci keberhasilan tolerance, functional class, quality of life dan
penatalaksanaan pasien CHF (Solomonica et mental depression pada pasien CHF. (Hirai et
al., 2013). Untuk menurunkan dyspnea dapat al., 2015; Poole et al., 2012)
digunakan beberapa treatmen training Hasil penelitian menunjukan adanya
exercise. Training exercise pada pasien CHF pengaruh VMT terhadap skala dyspnea pada
masuk dalam kategori aktifitas cardiac pasien CHF dengan p-value: 0,012. Dalam
rehabilitation exercise. Training exercise penelitian ini, secara statistik dan secara
merupakan terapi dengan melakukan aktifitas klinis menunjukan ada penurunan dyspnea
fisik tertentu yang dilakukan secara terarah pada pasien CHF. Hasil penelitian
dan terukur pada pasien CHF dengan menunjukan persamaan dengan beberapa
indikator tekanan darah, denyut nadi dan penelitian sejenis tentang terapi exercise
respirasi (Antunes-Correa et al., 2014; untuk menurunkan dyspnea, Penelitian studi
Nicholson, 2014). literature oleh (McKelvie et al., 1995)
Untuk menurunkan dyspnea dapat menunjukan dari berbagai macam exercise
digunakan beberapa treatmen pada pasien training yang digunakan pada pasien CHF
CHF sesuai dengan kondisi penyerta yang akan berdampak positif terhadap pasien
mengganggu baik oksigenasi, manajemen seperti penurunan gejala-gejala yang sering
farmakologi, dan training dikeluhkan seperti, sesak nafas, penurunan
exercise.(Nicholson, 2014) Secara spesifik aliran darah, pusing, gangguan tidur dan
training execise ada banyak jenis macamnya dapat menurunkan dampak mortalitas
salah satunya Ventilatory Muscle Training (McKelvie et al., 1995). Didukung juga
(VMT) (Kisner & Colby, 1990). VMT penelitian oleh (Fleg et al., 2015), hasil
merupakan salah satu tindakan dalam penelitian pemberian training aktifitas fisik
training exercise pada pasie CHF. Training pada pasien CHF, hasil menunjukan
exercise ataupun terapi fisik pada pasien peningkatan kekuatan otot aksesori
CHF dengan kelas II dan III sangat aman dan pernafasan, menurunkan dyspnea,
hasil signifikan terhadap peningkatan waktu menurunkan hospitalisasi dan mortality serta
aktifitas, kapasitas anaerobic, peningkatan meningkatkan quality of life (QOL) pasien
ventilasi dan peningkatan kualitas hidup CHF (Fleg et al., 2015).
pasien (Wielenga et al., 1999). Dari hasil Hasil penelitian pemberian training
penelitian menunjukan bahwa hasil penelitian aktifitas fisik pernafasan dengan
menunjukan terdapat perubahan dyspnea menggunakan terapi Inspiratory Muscle
pada pasien CHF yang setelah diberikan Training pada pasien CHF dapat
intervensi VMT selama 3 hari dengan p- meningkatkan oksigenasi, aliran darah dan

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 34


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

sirkulasi ke area kaki, sehingga asumsi basis for the improvement in


peneliti dengan dilakukannya terapi VMT muscle metaboreflex and
juga dapat meningkatkan aliran darah ke area mechanoreflex control in exercise-
kaki, namun perlu pembuktian dalam trained humans with chronic heart
penelitian selanjutnya (Dall’Ago et al., failure. American Journal of
2006). demikian juga penelitian yang Physiology - Heart and Circulatory
dilakukan (Winkelmann, Chiappa, Lima, & Physiology, 307(11), H1655–
Viecili, 2009) menunjukan bahwa intervensi H1666.
muscle training dapat menurunkan dyspnea https://doi.org/10.1152/ajpheart.001
pada pasien CHF (Winkelmann et al., 2009). 36.2014
Dalam penelitian ini, secara statistik Dall’Ago, P., Chiappa, G. R., Guths, H.,
dan secara klinis menunjukan ada penurunan Stein, R., & Ribeiro, J. (2006).
dyspnea, namun peneliti belum dapat Inspiratory Muscle Training in
memastikan keefektifan intervensi VMT Patients With Heart Failure and
tersebut, karena belum adanya perbandingan Inspiratory Muscle Weakness.
dengan kelompok kontrol, bisa Journal of the American College of
dimungkinkan penurunan dypnea terjadi Cardiolog, 47(4), 757–763.
karena proses medikasi yang diberikan https://doi.org/10.1016/j.jacc.2005.
kepada pasien seperti yang dijelakan dalam 09.052
panduan tatalaksana pasien CHF aku dan Desai, A. S., Lewis, E. F., Li, R., &
kronis untuk menangani masalah dyspnea Solomon, S. D. (2012). Rationale
dapat menggunakan beberapa terapi medik and design of the Treatment of
yang digunakan seperti penggunaan obat Preserved Cardiac Function Heart
golongan diuretic, digitalis, dan kombinasi Failure with an Aldosterone
yang lainnya (McMurray et al., 2012). Antagonist Trial : A randomized ,
Sehingga peneliti akan merencanakan controlled study of spironolactone
penelitian lanjutan dengan prosedur VMT in patients with symptomatic heart
tersebut dengan membandingkan dengan failure and preserved ejection
adanya kelompok kontrol yang tidak fraction. American Heart Journal,
diberikan VMT. Dari hasil pembahasan 162(6), 966–972.e10.
menunjukan bahwa hasil penelitian https://doi.org/10.1016/j.ahj.2011.0
menunjukan terdapat perubahan dyspnea 9.007
pada pasien CHF yang setelah diberikan Dinas Kesehatan Republik Indonesia. (2013).
intervensi VMT selama tiga hari dengan p- Riset Kesehatan Dasar 2013. Riset
value <0,012. Kesahatan Dasar, 111–116.
https://doi.org/1 Desember 2013
4. Simpulan Ezekowitz, J. A., Mcalister, F. A., &
Berdasarkan hasil penelitian dan Armstrong, P. W. (2003). Anemia
pembahasan tentang pengaruh ventilatory is Common in Heart Failura and is
muscle training terhadap dyspnea pada Associated With Poor Outcomes.
pasien Congestive Heart Failure (CHF) Circulation, 107(January 6), 223–
dapat disimpulkan bahwa ventilatory muscle 225.
training efektif untuk menurunkan dyspnea https://doi.org/10.1161/01.CIR.000
pada pasien CHF dengan p-value <0,012. 0052622.51963.FC
Fleg, J. L., Cooper, L. S., Borlaug, B. A.,
5. Referensi Haykowsky, M. J., Kraus, W. E.,
Antunes-Correa, L. M., Nobre, T. S., Groehs, Levine, B. D., … Kitzman, D. W.
R. V, Alves, M. J. N. N., (2015). Exercise Training as
Fernandes, T., Couto, G. K., … Therapy for Heart Failure.
Negrao, C. E. (2014). Molecular Circulation Hearth Failure, 8, 209–

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 35


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

220. Dickstein, K., … Ponikowski, P.


https://doi.org/10.1161/CIRCHEA (2012). ESC Guidelines for the
RTFAILURE.113.001420 diagnosis and treatment of acute
Hambrecht, R., Fiehn, E., Yu, J., Niebauer, and chronic heart failure 2012: The
J., & Schuler, G. (1997). Effects of Task Force for the Diagnosis and
Endurance Training on Treatment of Acute and Chronic
Mitochondrial Ultrastructure and Heart Failure 2012 of the European
Fiber Type Distribution in Skeletal Society of Cardiology. Developed
Muscle of Patients With Stable in collaboration with the Heart.
Chronic Heart Failure. Journal of European Heart Journal, 33(14),
the American College of 1787–1847.
Cardiology, 29(5), 1067–1073. https://doi.org/10.1093/eurheartj/eh
https://doi.org/10.1016/S0735- s104
1097(97)00015-6 Mentz, R. J., Mi, X., Sharma, P. P., Qualls,
Hirai, D. M., Musch, T. I., & Poole, D. C. L. G., DeVore, A. D., Johnson, K.
(2015). Exercise training in chronic W., … Hernandez, A. F. (2015).
heart failure: improving skeletal Relation of Dyspnea Severity on
muscle O(2) transport and Admission for Acute Heart Failure
utilization. American Journal of With Outcomes and Costs.
Physiology - Heart and Circulatory American Journal Cardiology,
Physiology, 309(9), H1419–H1439. 115(1), 75–81.
https://doi.org/10.1152/ajpheart.004 https://doi.org/10.1124/dmd.107.01
69.2015 6501.CYP3A4-Mediated
Kasron. (2016). Buku Ajar Keperawatan Nicholson, C. (2014). Chronic heart failure:
Sistem kardiovaskuler (1st ed.). pathophysiology, diagnosis and
Jakarta: Trans Info Media. treatment. Nursing Older People,
Kisner, C., & Colby, L. A. (1990). 26(7), 29–38.
Therapeutic Exercise Foundation https://doi.org/10.7748/nop.26.7.29.
and Techniques. (R. L. Massey, e584
Ed.) (Third Edit). Philadelphia: Panel, P., Robert, A., Moe, G. W., Co-chair,
F.A. Davis Company. F., Cheung, A., Costigan, J., …
Mancini, D. M., Henson, D., Lamanca, J., & Leblanc, M. (2011). The 2011
Levine, S. (1992). Respiratory Canadian Cardiovascular Society
Muscle Function and Dyspnea in Heart Failure Management
Patients With Chronic Congestive Guidelines Update : Focus on Sleep
Heart Failure. Journal of the Apnea , Renal Dysfunction ,
American Association Circulation, Mechanical Circulatory Support ,
86(3), 909–918. and Palliative Care. CJCA, 27(3),
https://doi.org/10.1161/01.CIR.86.3 319–338.
.909 https://doi.org/10.1016/j.cjca.2011.
McKelvie, R., Teo, K. K., Mc Cartney, N., 03.011
Humen, D., Montague, T., & Poole, D. C., Hirai, D. M., Copp, S. W., &
Yusuf, S. (1995). Effects of Musch, T. I. (2012). Muscle
Exercise Training in Patients With oxygen transport and utilization in
Congestive Heart Failure : A heart failure: implications for
Critical Review. JACC, 25(3). exercise (in)tolerance. American
https://doi.org/10.1016/0735- Journal of Physiology - Heart and
1097(94)00428-S Circulatory Physiology, 302(5),
McMurray, J. J. V., Adamopoulos, S., Anker, H1050–H1063.
S. D., Auricchio, a., Bohm, M., https://doi.org/10.1152/ajpheart.009

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 36


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

43.2011
Rekam Medis, R. C. (2017). Laporan Data
Rekam medis Pasien 2017. Cilacap.
Shahar, E., Whitney, C. W., Redline, S., Lee,
E. T., Newman, A. B., Nieto, F. J.,
… Samet, J. M. (2010). Sleep-
disordered Breathing and
Cardiovascular Disease Cross-
sectional Results of the Sleep Heart
Health Study. American Journal of
Respiratory and Critical Care
Medicine, 163, 19–25.
Solomonica, A., Burger, A. J., & Aronson, D.
(2013). Hemodinamic
Determinants of Dyspnea
Improvement in Acute
Decompensated Heart Failure.
Circulation Hearth Failure, 6, 53–
60.
https://doi.org/10.1161/CIRCHEA
RTFAILURE.112.970335
Wielenga, R., Huisveld, I., Bol, E.,
Dunselman, P., Erdman, R.,
Baselier, M., & Mosterd, W.
(1999). Safety and effects of
physical training in chronic heart
failure Results of the Chronic Heart
Failure and Graded Exercise study.
European Heart Journal, 20, 872–
879.
Winkelmann, E. R., Chiappa, G. R., Lima, C.
O. C., & Viecili, P. R. N. (2009).
Congestive Heart Failure Addition
of inspiratory muscle training to
aerobic training improves
cardiorespiratory responses to
exercise in patients with heart
failure and inspiratory muscle
weakness. American Heart Journal,
158(5), 768.e1-768.e7.
https://doi.org/10.1016/j.ahj.2009.0
9.005
World Health Organization (WHO). (2015).
Indonesia: WHO statistical profile.
Country Statistics and Global
Health Estimates. Retrieved from
http://who.int/gho/mortality_burden
_disease/en

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2019 37

Anda mungkin juga menyukai