Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri

dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan

ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Sistem endokrin,

dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi

tubuh. Kedua sistem ini bersama sama bekerja untuk mempertahankan

homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,

namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla

adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf

(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua

kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. (Wordpress.com,

2015)

Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan

tidak melaui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke

pembuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target

(responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi

kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti

uretra dan saluran kelenjar ludah. Kelenjar endokrin menghasilkan hormon


”pembawa pesan” yang akan ditindaklanjuti oleh organ tubuh lain.

(Kompas.com.2012).

Terdapat delapan kelenjar endokrin, yaitu kelenjar hipotalamus dan

hipofisis di otak kelenjar tiroid (gondok), di leher bagian depan kelenjar

paratiroid, di dekat kelenjar tiroid kelenjar adrenal (suprarenalis), di kutub

atas ginjal kiri-kanan kelenjar gonad (kelamin), pada testis dan indung

telur kelenjar pankreas, kelenjar timus di bawah tulang dada. Gangguan

pada kelenjar itu bisa menyebabkan penyakit yang berbeda-beda

(Kompas.com.2012).

Salah satu gangguan paling banyak terjadi pada kelenjar pankreas

yang adalah diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus merupakan

sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa

dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam

jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang

dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas.

Mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan

penyimpanannya. (Suzanne C. Smeltzer Brenda G. Bare, 2002)

Diabetes Mellitus, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin

dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi

insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat

mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis

dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK).

Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi


mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi

neuropati (penyakit pada saraf). Diabetes juga disertai dengan peningkatan

insidens penyakit makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke

dan penyakit vaskuler perifer. (Suzanne C. Smeltzer Brenda G. Bare,

2002)

Terdapat beberapa tipe diabetes Mellitus: Tipe I Diabetes mellitus

tergantung insulin (insulin dependent mellitus/IDDM). Tipe II Diabetes

mellitus tidak tergantung insulin (noninsulin dependent diabetes

mellitus/NIDDM). Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan

atau syndrom lainnya. Diabetes mellitus gestasional (gestasional diabetes

mellitus/ GDM). (Suzanne C. Smeltzer Brenda G. Bare, 2002).

Kurang lebih 5%-10% penderita mengalami diabetes tipe 1, yaitu

diabetes yang tergantung insulin. Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta

pankreas yang dalam keadaan normal menghasilkan hormon insulin

dihancurkan oleh suatu proses autoimun. (Suzanne C. Smeltzer Brenda G.

Bare, 2002).

Sisanya penderita mengalami diabetes tipe II, yaitu diabetes yang

tidak tergantung insulin. Diabetes tipe II terjadi akibat penurunan

sensitivitas terhadap insulin (yang disebut resistensi insulin) atau akibat

penurunan produksi jumlah insulin. (Suzanne C. Smeltzer Brenda G. Bare,

2002).

WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita Non Insulin Dependent

Diabetes mellitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik,

diperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang berusia diatas 20 tahun

adalah sebesar 113 juta jiwa, dengan prevalensi DM pada daerah urban

sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Pada tahun 2030

diperkirakan ada 12 juta penyandang diabetes daerah urban dan 8,1 juta di

daerah rural. Diabetes mellitus (DM) jika tidak ditangani dengan baik akan

mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti

mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, syaraf, dan lain-lain.

Berdasarkan data tersebut di atas penyakit Diabetes Mellitus setiap

tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Penyakit Diabetes

Mellitus termasuk ke dalam penyakit gangguan Sistem Endokrin yang

mempunyai dampak terhadap sistem lain yaitu Sistem Perkemihan ; dapat

menimbulkan kerusakan ginjal karena kadar gula darah yang tinggi dapat

memberatkan kerja ginjal dan merusak sel nefron, Sistem Panca Indra ;

kerusakan retina mengalami kerusakan atau penglihatan kabur, Sistem

Persarafan ; kerusakan neuropati kelebihan gula darah dapat merusak

pembulu darah kecil yang memasok darah ke saraf, Sistem

Kardiovaskuler ; kadar gula dalam darah meningkat dapat menimbulkan

kekentalan darah dan meningkatkan kerja jantung, Sistem Integumen ;

dapat menimbulkan infeksi jamur dan bakteri, Sistem Muskuloseletal ;

dapat menimbulkan osteoporosis lebih cepat bagi perempuan (Wedaran,

2007).
Selain mempunyai dampak terhadap sistem penyakit endokrin,

diabetes mellitus mempunyai dampak juga terhadap kebutuhan dasar

manusia yaitu gangguan intoleransi aktifitas, pemenuhan kebutuhan

nutrisi, istirahat tidur, difisit personal hygiene, kurang pengetahuan.

Penyakit diabetes mellitus apabila tidak segera mendapatkan penanganan

secara cepat, tepat dan benar dapat menyebabkan kematian pada penderita

penyakit tersebut. Dikarenakan bertambahnya berat badan yang

berlebih/kegemukan, tidak aktif secara fisik dan kurang olahraga sehingga

metabolisme tubuh berkurang (literatur). Dengan berjalannya waktu,

diabetes dapat merusak jantung, pembulu darah, mata, ginjal, dan saraf.

Melihat pentingnya penanganan penyakit dan bahaya/dampak dari

penyakit diabetes mellitus. Maka pemerintah melalui kebijakan Mentri

Kesehatan untuk mengantisipasi dan menekan timbulnya penyakit tersebut

dengan mengeluarkan kebijakan upaya prepentive, promotive, kuratif, dan

rehabilitatif seperti halnya mengeluarkan program kegiatan Terapkan gaya

hidup sehat olahraga secara teratur/ senam DM, himbauan untuk berhenti

merokok dan melarang minum-minuman beralkohol. Himbauan tersebut di

sampaikan melalui media masa, media cetak, maupun media elektronik

(Kemenkes, 2013).

Indonesia berdasarkan hasil penelitian epidemiologi sampai tahun

delapan puluhan telah di laksanakan di berbagai kota di Indonesia,

prevalensi diabetes berkisar antara 1,5 s/d 2,3% di seluruh jumlah

penduduk di Indonesia (Suyono, 2009).


Kabupaten Sumedang, prevalensi penyakit diabetes mellitus (DM)

tipe II Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang, pada tahun 2016 yaitu ......

orang

Sehubungan dengan tingginya angka kejadian penyakit diabetes

mellitus semakin tinggi, peran perawat sangat penting dalam hal

penanganan pada penyakit diabetes mellitus. Pada prinsipnya peran dan

fungsi perawat adalah memberikan asuhan keperawatan secara

komperhensif untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, hal tersebut

sangat signifikan dengan pasien diabetes mellitus yang mengalami

gangguan pada sistem tubuh dan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya

sehingga sejalan dengan peran perawat sebagai pemberi layanan. Peran

perawat sebagai preventif dan promotif yaitu suatu kegiatan pencegahan

terhadap suatu masalah kesehatan dan penyakit, atau serangkaian yang

lebih mengutamakan promosi kesehatan misalnya pendidikan kesehatan

tentang cara menjaga pola hidup sehat, olahraga rutin, tidak merokok,

kontrol berat badan, mengatur pola makan dan jadwal makan. Peran

perawat dalam mendukung kuratif yaitu suatu kegiatan pengobatan yang

ditujukan untuk penyembuhan penyakit adalah memberikan asuhan

keperawatan seperti membantu dalam pemberian nutrisi. Peran perawat

sebagai rehabilitatif yaitu kegiatan untuk mengembalikan pasien ke

lingkungan masyarakat sehingga dapat berfungsi kembali sebagai anggota

masyarakat yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat semaksimal

mungkin sesuai dengan kemampuannya misalnya pengaturan diit makan


sehari-hari, pemeriksaan glukosa darah secara teratur dengan

melaksanakan pemeriksaan laboratorium komplit minimal sebulan sekali.

Berdasarkan data-data di atas maka penulis tertarik untuk mengambil

kasus di ruang Sakura. Dengan mengangkat judul “Asuhan keperawatan

pada Tn.G dengan gangguan sistem Endokrin akibat Diabetes Mellitus di

ruang Sakura RSUD Sumedang pada tanggal 05-10 Mei 2017”.

B. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan system endokrin akibat diabetes mellitus secara

komprehensif melalui pendekatan asuhan keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran tentang pengkajian pada klien dengan

gangguan system endokrin akibat diabetes mellitus.

b. Memberikan gambaran tentang penentuan diagnosa keperawatan

pada klien dengan gangguan system endokrin akibat diabetes

mellitus sesuai dengan prioritas masalah.

c. Memberikan gambaran tentang penerapan rencana tindakan

keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin akibat

diabetes mellitus.
d. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan tindakan keperawatan

pada klien dengan gangguan system endokrin akibat diabetes

mellitus.

e. Memberikan gambaran dalam evaluasi pada klien dengan

gangguan system endokrin akibat diabetes mellitus.

f. Memberikan gambaran tentang pendokumentasian asuhan

keperawatan klien dengan gangguan system endokrin akibat

diabetes mellitus sesuai dengan tahapan proses keperawatan.

C. Metode Telaah

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode

deskriptif berbentuk studi kasus melalui proses keperawatan yang

menggambarkan suatu permasalahan pada saat sekarang dan di analisa,

kemudian dicari alternative untuk pemecahan masalah. Sedangkan teknik

pelaksanaan dengan melakukan asuhan keperawatan yang meliputi :

1. Wawancara

Yaitu Tanya jawab secara langsung antara pengumpul dan dengan

pasien atau keluarga pasien melalui komunikasi lisan mengenai

masalah-masalah yang sedang diteliti sehingga mendapatkan data

subjektif secara langsung yang berhungungan dengan masalah yang

dihadapi pasien.

2. Observasi
Yaitu mengamati perilaku dan keadaan pasien secara langsung selama

5 hari dari tanggal 5 – 10 Mei 2017 untuk memperoleh data objektif

yang mendukung adanya masalah keperawatan.

3. Pemeriksaan Fisik

Yaitu memeriksa keadaan pasien secara langsung dengan

menggunakan metode head to toe melalui cara inspeksi, auskultasi,

palpasi dan perkusi.

4. Studi Dokumentasi

Yaitu mencarai informasi yang meliputi catatan perawatan dan catatan

medic mengenai klien dari status klien, selama di rawat di RSUD

Sumedang.

5. Studi Kepustakaan

Penulis mencari data atas keterangan dari buku-buku yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti dan dibahas oleh penulis.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Mendapatkan pengalaman secara nyata dalam melakukan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin akibat


diabetes mellitus secara langsung yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-

spiritual melalui pendekatan proses asuhan keperawatan.

2. Bagi Lahan Praktek Mendapatkan sumber informasi tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin akibat

diabetes mellitus.

3. Bagi Pendidikan

Memperolah gambaran tentang keberhasilan pendidikan mahasiswa

dalam mengaplikasikan hasil pembelajaran di akademik dan praktek di

lapangan sehingga diharapkan menjadi bahan kajian, penelitian, dan

perbandingan antara tinjauan teori dan kenyataan yang ada pada pasien

dilapangan dan sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin akibat

diabetes mellitus.

4. Bagi profesi

Dapat memberikan gambaran dalam usaha menggambarkan peran dan

fungsi keperawatan secara menyeluruh dan menekankan pentingnya

suatu proses keperawatan komprehensif untuk meningkatkan derajat

kesehatan pasien secara optimal.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini terbagi dari empat bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan, meliputi : latar belakang, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.


Bab II Tinjauan Teoritis, meliputi : konsep dasar diabetes mellitus

Dalam bab ini juga dibahas tentang konsep asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan sistem pendokrin akibat diabetes mellitus.

Bab III Tinjauan Kasus dan Pembahasan, meliputi : tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

sistem endokrin akibat diabetes mellitus dengan pendekatan proses

keperawatan melalui pengkajian , yang terdiri dari pengumpulan data,

analisa data dan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta catatan perkembangan.

Selain itu juga terdapat pembahasan yang menjelaskan tentang

kesenjangan antara konsep teori dan kenyataan kasus yang ada

dilapangan disertai upaya alternative pemecahan masalahnya yang

diawali dari tahap pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi, meliputi : kesimpulan dari

pelaksanaan asuhan keperawatan dan saran terhadap Institusi Pendidikan

dan Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai