Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

Jumiati1, Harun Setyo Budi2, Imam Suyanto3


PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Panjer Kebumen
Email Jzumiati3@gmail.com
1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS
2. Dosen PGSD FKIP UNS

Abstract: Application of ASSURE Models in Improving Social Studies Learning at V Grade


Student of SD Negeri 1 Ambalresmi Academic Year 2013/2014. The purpose of this research
was improving social studies learning by ASSURE model at V grade student of SD Negeri 1
Ambalresmi academic year 2013/2014. This research is a classroom action research (CAR)
collaborative. Research carried out for three cycles. The results showed that the application of
ASSURE models with the right steps can be improve the student Social Studies learning at V
grade student of SD Negeri 1 Ambalresmi academic year 2013/2014. /2014.
Keywords: ASSURE models, learning, Social Studies

Abstrak: Penerapan Model ASSURE dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 1 Ambalresmi Tahun Ajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan pembelajaran IPS melalui penerapan model ASSURE pada siswa kelas V
SD Negeri 1 Ambalresmi Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Penelitian dilaksanakan selama tiga siklus. Sumber data
berasal dari peneliti, observer, guru, siswa dan dokumen. Simpulan penelitian ini adalah
penerapan model ASSURE yang dilaksanakan dengan langkah-langkah yang benar dapat
meningkatkan pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Ambalresmi tahun ajaran
2013/2014.

Kata Kunci: model ASSURE, pembelajaran, IPS

PENDAHULUAN
IPS merupakan ilmu yang mempelajari memuat materi geografi, sejarah, sosiologi,
tentang apa yang ada disekitar kita baik dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
sebagai seorang individu maupun sebagai anak diarahkan untuk dapat menjadi warga
warga sekelompok masyarakat yang bertujuan negara Indonesia yang demokratis,
agar peserta didik mampu berpikir kritis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang
mampu mengambil keputusan secara rasional cinta damai. Depdiknas (2003: 3) dalam UU
dengan dasar informasi yang cukup, dengan RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
nilai sentral Pancasila. Sehingga diharapkan Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
pembelajaran di sekolah dapat membantu pendidikan berfungsi mengembangkan
peserta didik untuk bepikir kritis dan dapat kemampuan dan watak serta peradaban
mengambil keputusan rasional berdasarkan bangsa yang bermartabat dalam rangka
informasi yang cukup tentang apa yang terjadi mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
di sekitar. untuk berkembangnya potensi peserta didik
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, agar menjadi manusia yang beriman dan
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dengan isu sosial (Gunawan, 2011: 39). IPS berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

1
mandiri, dan menjadi warga negara yang Salah satu faktor yang mempengaruhi
demokratis serta bertanggung jawab. penyebab rendahnya hasil belajar IPS, adalah
Harapan dari setiap guru dalam model pembelajaran mata pelajaran IPS yang
mengajarkan mata pelajaran IPS adalah siswa digunakan guru masih kurang tepat dari
dapat mengusai konsep-konsep IPS yang ada harapan yang diinginkan sehingga motivasi
pada kurikulum. Dengan adanya pengusaan belajar rendah yang berimplikasi pada hasil
konsep-konsep IPS maka pembelajaran akan belajar siswa yang rendah. Kegiatan ceramah,
lebih bermakna bagi siswa. Sesuai dengan selalu mendominasi dalam pembelajaran IPS.
pendapat Hudojo bahwa pembelajaran adalah Siswa hanya mendengarkan duduk dengan
suatu usaha mengarahkan siswa untuk terlibat tenang dan diusahakan tetap diam saat guru
aktif dalam belajarnya (Trianto, 2013: 19). berceramah. Guru jarang memberi stimulus
Pembelajaran IPS diharapkan menggunakan pada siswa untuk bertanya. Hal ini disebabkan
pendekatan yang sesuai atau yang mudah karena guru selalu berpedoman pada LKS,
diterima oleh siswa agar tercipta motivasi baik dilihat dari materi yang diajarkan, tugas-
yang tinggi pada diri siswa dan diiringi tugas yang dikerjakan oleh setiap siswa
dengan hasil belajar yang meningkat. maupun evaluasi yang dikerjakan sangat
Kegiatan dalam pembelajaran tidak terlepas tergantung dengan LKS. Pendekatan
dari aktivitas proses belajar. Begitu pembelajaran yang digunakan oleh guru pada
pentingnya proses belajar, sehingga apabila waktu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan
ingin berhasil dalam pembelajaran salah satu masih berorientasi pada paradigma
cara adalah dengan mengefektifkan proses pendidikan yang lama. Guru masih
belajar dengan baik, agar hasil yang tercapai mengajarkan materi IPS sesuai dengan apa
sesuai dengan apa yang diinginkan. yang ada didalam buku paket.
Berdasarkan hasil wawancara dan Sesuai dengan masalah yang dijumpai
observasi sementara dengan guru kelas V SD pada pembelajaran IPS siswa kelas V SD
Negeri 1 Ambalresmi, siswa merasa jenuh Negeri 1 Ambalresmi tahun ajaran 2013/2014
dan cenderung kurang fokus pada materi yang maka diperlukan model pembelajaran yang
sedang dipelajari, terutama pada pelajaran IPS tepat. Prawiradilaga menyatakan bahwa “
karena pembelajaran hanya didominasi oleh Disain Pembelajaran mengandung aspek
guru, yaitu guru berceramah kemudian bagaimana sebaiknya pembelajaran
mengerjakan soal tanpa adanya aktivitas diselenggarakan atau diciptakan melalui
belajar yang menyenangkan. Hal tersebut serangkaian prosedur serta penciptaan
tentunya akan berdampak pada penguasaan lingkungan belajar” (2009: 33). Peneliti
materi siswa yang tampak dari rendahnya mencoba terobosan menggunakan model
hasil belajar siswa. Akhirnya siswa kelas V pembelajaran ASSURE.
banyak mengalami kesulitan belajar, terutama Heinich, dkk dalam arsyad (2013: 67)
pada pemahaman konsep, gagasan serta ide menyatakan bahwa “Model ASSURE adalah
mengenai IPS. Hal ini dapat dilihat dari nilai model desain pembelajaran yang menekankan
UTS yang dilaksanakan pada pertengahan pada faktor pemanfaatan media dan bahan
semester kelas V. Dari 29 siswa, diketahui ajar yang direncanakan dengan baik, yang
ada 34,48% siswa yang belum lulus KKM membuat siswa belajar dengan aktif serta
(70). Ini berarti baru 65,51% siswa yang lulus menciptakan program pembelajaran yang
KKM (70), dengan nilai tertinggi adalah 80 efektif, efisien dan menarik.
dan nilai terendah 40. Peneliti berharap Model ASSURE ini tidak menyebutkan
nantinya tes hasil belajar siswa bisa mencapai strategi pembelajaran secara eksplisit, jadi
lebih dari KKM. Selama semester pertama strategi pembelajarannya dikembangkan
siswa kelas V banyak mengalami kesulitan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode,
belajar, terutama pada pemahaman konsep, media, bahan ajar, serta peran serta peserta
gagasan serta ide mengenai IPS. didik di kelas. Model ASSURE itu komponen
KBM lengkap, sederhana, dan relatif mudah
2
untuk diterapkan. Karena sederhana, maka siswa, sedangkan instrumen non tes terdiri
dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar. dari lembar observasi dan pedoman
Berdasarkan uraian di atas, rumusan wawancara. Peneliti berkolaborasi dengan
masalah yang muncul yaitu (1) bagaimanakah guru kelas dalam menentukan tindakan sesuai
langkah-langkah penerapan model ASSURE dengan kondisi siswa kelas V, kemudian
yang dapat meningkatkan pembelajaran IPS pelaksana tindakan dalam penelitian ini
tentang Perjuangan Bangsa Indonesia adalah guru kelas. Observer dalam penelitian
melawan penjajah pada siswa kelas V SD ini terdiri dari 2 orang teman sejawat serta
Negeri 1 Ambalresmi Tahun Ajaran peneliti sendiri. Data hasil penelitian berupa
2013/2014?, (2) apakah penerapan model hasil observasi terhadap penerapan model
ASSURE dapat meningkatkan pembelajaran ASSURE oleh guru, penerapan model
IPS tentang Perjuangan Bangsa Indonesia ASSURE terhadap siswa, dan hasil tes
melawan penjajah pada siswa kelas V SD evaluasi siswa.
Negeri 1 Ambalresmi tahun ajaran Analisis data dilakukan melalui analisis
2013/2014?, (3) apa kendala dan solusi deskriptif komparatif untuk membandingkan
penerapan model ASSURE pada pembelajaran data kuantitatif berupa data nilai hasil belajar
IPS tentang Perjuangan Bangsa Indonesia siswa tiap siklus dan analisis kualitatif yang
melawan penjajah pada siswa kelas V SD mengacu pada pendapat Miles dan Hiberman
Negeri 1 Ambalresmi Tahun Ajaran meliputi tiga alur kegiatan yaitu reduksi data,
2013/2014?. penyajian data, dan penarikan kesimpulan,
Tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk yang dilakukan selama dan setelah
mendeskripsikan langkah-langkah penerapan pengumpulan data selesai (Sugiyono, 2010:
model ASSURE dalam peningkatan 246). Untuk menguji dan menjaga keabsahan
pembelajaran IPS tentang Perjuangan Bangsa data, digunakan teknik triangulasi berupa
Indonesia melawan penjajah pada siswa kelas triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
V SD Negeri 1 Ambalresmi Tahun Ajaran Prosedur penelitian ini menggunakan
2013/2014, (2) untuk meningkatkan metode penelitian tindakan kelas. Langkah
pembelajaran IPS tentang Perjuangan Bangsa atau prosedur penelitian tindakan kelas
Indonesia melawan penjajah melalui tersebut yaitu perencanaan tindakan,
penerapan model ASSURE pada siswa kelas V pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan
SD Negeri 1 Ambalresmi Tahun Ajaran refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini
2013/2014, (3) untuk mendeskripsikan menggunakan model penelitian yang
kendala dan solusi penerapan model ASSURE dikembangkan oleh Arikunto, dkk (2008: 16)
pada pembelajaran IPS tentang Perjuangan yaitu terdapat empat tahapan yang digunakan
Bangsa Indonesia melawan penjajah pada yang meliputi perencanaan, tindakan,
siswa kelas V SD Negeri 1 Ambalresmi observasi, dan refleksi.
Tahun Ajaran 2013/2014. Pada pelaksanaannya, tahapan ini selalu
berhubungan dan berkelanjutan dalam
METODE PENELITIAN prosesnya, serta mengalami perbaikan-
Penelitian dilaksanakan di kelas V SD perbaikan sesuai dengan hasil observasi dan
Negeri 1 Ambalresmi Kecamatan Ambal refleksi hingga memenuhi hasil atau tujuan
Kabupaten Kebumen. Jumlah subjek yang diharapkan.
penelitian 29 siswa yang terdiri atas 13 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan. Waktu HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober Proses pembelajaran dengan penerapan
2013 sampai dengan bulan Mei 2014 pada model ASSURE oleh guru yaitu bahwa
semester dua tahun ajaran 2013/2014. pelaksanaan guru dalam mengajar pada siklus
Alat pengumpulan data dalam penelitian I sudah menunjukan langkah-langkah
ini yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen pembelajaran dengan model ASSURE sesuai
tes berupa lembar soal evaluasi hasil belajar dengan pendapat Smaldino, dkk dalam Anitah
3
(2009: 210) yaitu Analyze Learner yang menghambat jalannya kegiatan
Characteristic; State Objective; Select pembelajaran pada siswa adalah faktor
Methods, Media, and Materials; Utilize kesiapan. Sesuai dengan pendapat Slameto
Media and Materials, Require Learner (2010: 59) yang menjelaskan bahwa salah
Participation dan Evaluate. Peningkatan satu faktor intern yang mempengaruhi
pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 1 pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah
Ambalresmi dengan menerapkan model faktor kesiapan.
ASSURE dilaksanakan dengan tiga siklus. Kegiatan belajar siswa pada siklus III
Setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan, juga sudah berjalan dengan labih baik, siswa
dengan alokasi waktu 2x35 menit setiap tampak lebih fokus pada materi yang sedang
pertemuan. Data rata-rata hasil observasi yang dipelajari dengan memanfaatkan media yang
diperoleh dari tiga orang observer terkait ada dan siswa sudah sangat antusias dalam
penerapan model ASSURE pada pembelajaran berpendapat di kelas. Hal tersebut senada
IPS oleh guru pada siklus I sampai siklus III dengan pendapat Prawiradilaga yang
adalah sebagai berikut: menjelaskan bahwa “Model ASSURE adalah
model pembelajaran yang dikembangkan
Tabel 1. Persentase Hasil Observasi Guru melalui pemilihan metode, media, dan peran
dalam Mengajar Pada Siklus I, II dan III serta siswa di kelas” (2009: 47). Sedangkan
Langkah Pembelajaran Rata perolehan rata-rata nilai hasil belajar siswa
Model ASSURE -rata Kategori pada siklus I, siklus II dan siklus III adalah
Si. I Si. II Si. III sebagai beikut:
76,27 82,17 93,4 83,9 Sangat
Baik Tabel 3. Perolehan Hasil Belajar IPS
Hasil Belajar IPS
Tindakan Tuntas Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan
Frek. % Frek. %
bahwa persentase guru dalam mengajar
Sik. I 17 57 12 43
dengan menerapkan langkah pembelajaran
model ASSURE pada siklus I mencapai Sik. II 22 75,86 7 24,14
76,27%, sedangkan pada siklus II mencapai Sik. III 27 93,1 2 6,9
82,17%, dan pada siklus III mencapai 93,4%.
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
model ASSURE yang belum berjalan dengan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V
baik berdampak pada aktifitas belajar siswa. semakin meningkat. Pada siklus I kektuntasan
Adapun hasil observasi penerapan model hasil belajar siswa mencapai 57% atau
ASSURE terhadap siswa pada siklus I sampai sebanyak 17 siswa. Pada siklus II meningkat
siklus III dapat dilihat pada tabel berikut: menjadi 75,86% atau sebanyak 22 siswa.
Selanjutnya, siklus III ketuntasan hasil belajar
Tabel 2. Persentase Hasil Observasi Siswa siswa meningkat lagi menjadi 93,1% atau
pada Siklus I, II dan III sebanyak 27 siswa.
Langkah Pembelajaran Rata
Model ASSURE -rata Kategori
SIMPULAN DAN SARAN
Si. I Si. II Si. III
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan
71,6 77,77 90,4 79,9 Baik penelitian, hasil penelitian dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa penerapan model ASSURE yang dilaksanakan
persentase penerapan model ASSURE dengan langkah-langkah yang benar dapat
terhadap siswa pada siklus I mencapai 71,6%, meningkatkan pembelajaran IPS pada siswa
sedangkan pada siklus II mencapai 77,77%, kelas V SD Negeri 1 Ambalresmi tahun
dan pada siklus III mencapai 90,4%. Faktor ajaran 2013/2014.
4
Kendala dan solusi penerapan model langkah-langkah yang benar terbukti dapat
ASSURE dalam peningkatan pembelajaran meningkatkan pembelajaran siswa. Dalam
IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 pelaksanaan pembelajaran dengan
Ambalresmi tahun ajaran 2013/2014 yang menerapkan model ASSURE guru juga
dijumpai peneliti yaitu: (1) guru kelas kurang disarankan untuk memperhatikan tiap langkah
memahami langkah-langkah pokok pembelajaran model ASSURE dan
pembelajaran dengan model ASSURE memperhatikan aktivitas belajar siswa
sehingga solusi yang dapat diambil peneliti sehingga suasana kelas menjadi kondusif.
sesuai dengan kendala tersbut adalah dengan Selanjutnya peneliti juga memberikan
mengadakan diskusi dengan guru kelas saran kepada sekolah hendaknya
sehingga guru kelas mendapat gambaran meningkatkan jumlah media pelajaran yang
tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan tersedia sehingga memudahkan guru dalam
ia laksanakan, (2) siswa kurang percaya diri memberikan pengalaman belajar pada siswa
dalam menyampaikan pendapatnya sehingga dengan menerapkan model ASSURE.
solusinya yaitu guru memberikan motivasi Sedangkan kepada siswa, peneliti
kepada siswa agar mau menyampaikan memberikan saran agar lebih fokus dalam
pendapatnya. mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
Selanjutnya, dari hasil penelitian di- menerapkan model ASSURE. Selain itu
atas, peneliti memberikan saran kepada guru aktivitas belajar siswa juga diharapkan lebih
untuk menerapkan model ASSURE pada dikendalikan agar pelaksanaan kegiatan
pembelajaran IPS dikelas V dan pembelajaran dapat berjalan dengan lebih
dikembangkan pada mata pelajaran lain kondusif.
karena penerapan model ASSURE dengan

DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. 2009. Teknologi Pembelajaran. Prawiradilaga, D. S. (2009). Prinsip Disain
Surakarta: Yuma Pustaka Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Predana Media Group.
Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi.
(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Triyanto. (2013). Mendesain Model
Jakarta: Bumi Aksara. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Arsysad, A. (2013). Media Pembelajaran. Group.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor – Faktor
Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Rineka Cipta.
Grafika
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabet
Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai