Anda di halaman 1dari 9

SK 1 BLOK 2.

Pertemuan 2

1. Definisi pertumbuhan, diferensiasi dan morfogenesis, cara mempertahankan tingkat


diferensiasi, pembaruan jaringan dengan proliferasi sel, cell turnover dan pengaturan
pertumbuhan. (Tya, habib)
 Definisi
o Pertumbuhan: proses pernambahan ukuran yg berasal dri sintesis komponen
jaringan spesifik; pertambahan ukuran sel dan jumlah  kuantitas, baik segi
jumlah dan ukuran
 Jenis pertumbuhan
 Multiplikatif: penambahan jumlah ketika mitosis, biasanya pada
semua jaringan ketika embriogenesis
 Auxetic: peningkatan ukuran spt diotot skelet
 Accretionary: peningktan komponen jaringan spt tulang atau
kartilago
 Combined pattern: campuran
o Diferensiasi : proses jaringan membentuk struktur dan fungsi spesifik terjadi
secara terus menerus melalui interaksi sel yg diperantarai molekul signaling yg
variasi. Sel punca embrionik dalam bentuk ectoderm, mesoderm, endoderm.
 Dimanusia banyak jenis sel tpi semua sel somatik punya genom yg mirip
 Pda tahap embriogenesis, semua sel identik, namun setelah mengalami
diferensiasi maka sel2 akan berubah menjdi sel yg fungsional dgn
moroflogi berbeda
 Ex/ sel epitel siliata yg melapisi saluran pernapasan
o Morfogenesis: perubahan bentuk, lokasi sel, jaringan secara kompleks. Contoh :
morfogenetik movement selama gastrulasi dimana terjadi ekspansi dan involusi
dari epiblast.
 Proses kompleks yg terjdi adalah perkembangan embriologi yg
membentuk bentuk dan organisasi oergan tubuh, meliputi
pertumbuhan, diferensiasi dan gerak
 Ada juga apoptosis yg mengulangkan bagian tubuh tidak berguna
 Ex/ ekor katak, arcus pharingealis
o Proliferasi sel: siklus/laju pembelahan sel, dimana keadaan normal terjadi
pembelahan induk DNA membagi dirinya jadi 2 sel anakan
 Regulator siklus sel
o Selama siklus sel mengontrol replikasi dan apoptosis untuk mencegah terjadinya
mutasi  jika pembagian sel tak terkontrol (tumor)  akan dideteksi  DNA
akan diperbaiki.
o Cyclin dependent protein kinase (Cdk)  inisiasi/regulasi dengan memfosforilasi
protein intraseluler, kontrol siklus sel, diferensiasi terminal, dan apoptosis.
o Cdk + cyclin  membentuk faktor promosi maturase  memfosforilasi protein
di masing masing fase siklus sel.
 Cyclin
 Protein pengatur siklus sel, dikaitkan dg fase tertentu, transisi
 Akan menddorong peristiwa fase itu
 Siklin hadir konsentrasi rendah di Sebagian besar siklus,
meningkat ketika dibutuhkan
 G1 siklin unik karena dibutuhkan di Sebagian besar siklus
 Cdk
Siklin dorong siklus sel dengan mengikat Cdk
Pengikatan siklin dan Cdk aktif akan menjadi enzim fungsional
dan dapat modifikasi protein target
 Cdk adalah kinase, enzim yg fosforilasi (ikat gugus fosfat) ke
protein target tertentu
 Gugus fosfat jadi saklar: ketika telah terikat protein target
lebih/kurang aktif tergantung kebutuhan
 Siklin ikat Cdk = aktifkan Cdk sbg kinase, arahkan Cdk ke
kumpulan protein target yg sesuai periode siklus sel
 Anaphase promoting complex/cyclosom (APC/C)
 APC/C menyebabkan kerusakan protein yg nahan kromatid
bersama, kromatid akan terpisah dalam anafase pindah ke
kutub berlawanan
 APC/C adalah enzim. Ia menambahkan protein ubiquitin (Ub) –
dikirim ke proteasome – dimusnahkan
 APC/C menghancurkan cohesion yaitu lem penyatu kromatid
 APC/C nambah ubiquitin ke protein securing – securing ikat dan
nonaktifkan protein separase – separase motong kohesi yg
menyatukan kromatid
 Cekpoint siklus sel
 Cdk sbg cekpoint jdi klo misalnya ada mekanisme sel tumor yg
berkembang itu harus mengalahkan cdk terlebih dahulu
 Juga ada protein 53: protein penting utk menjaga sel itu tdk
menjadi sel kanker  mengalahkan cdk dan p53 agar sel kanker
berkembang  sel apoptosis
2. Etiologi mekanisme gangguan pertumbuhan (misal genetik, lingkungan, hormon, nutrisi). (Daffa,
gyna)
 Ganetik: kasus intrauterine growth restriction
 Hormon
o Growth Hormone (GH) / Somatotropin: dihasilkan kelenjar hipofisis anterior dan
Lebih banyak diproduksi pada malam hari.
 Fungsi:
 metabolisme tubuh dan respon stress
 kesehatan dan fungsi otak, otot, tulang, seimbang cairan
 kesehatan jantung dg jaga kelenturan PD
 meningkatkan daya tahan tubuh
 kekurangan :
 masa pubertas tertunda
 perkembangan organ reproduksi terhambat
 tinggi badan di bawah rata rata
 kelebihan :
 anak anak gigantisme (ukuran tulang tubuh terlalu besar),
dewasa akromegali (ukuran tangan,kaki, wajah lebih besar)
o insulin: mengatur keseimbangan glukosa
o insulin – like growth factor
o hormon tiroid
 hipotiroid: hambatan pertumbuhan, retardasi mental
 nutrisi: malnutrisi dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan - ibu hamil butuh gizi
utk perkembangan janin
 lingkungan: lingkungannya tercermar  anak2 cenderung terhambat pertumbuhannya
3. Penyebab dan mekanisme jejas sel (deprivation O2, iskemik dan hipoksik, agen kimia, agen
infeksius, reaksi imunologi, defek genetik, imbalans nutrisi, agen fisik, penuaan). (Aura, sekar)
 Mekanisme jejas sel
o Respon seluler bergantung thd stimulus yg berbhaya thd tipe cedera, durasi dan
tingkat keparahan  karena adanya stimulus yg berbahaya maka sel akan
mengalami jejas yg jg akan bergantung pd tipe, status dan kemampuan adaptasi sel
o Terjadinya jejas sel itu sbg hasil aksi mekanisme biokimiawi yg berbeda pd
komponen seluler karena banyaknya stimulus berbahaya maka akan dapat
mencetuskan mekanisme multipel yg nntinya akan berhubungan dgn stimultan yg
akan menyebabakna terjdinya kerusakan sel
 Penyebab dan mekanisme
Reversible
o Hipoksia/ defisiensi oksigen/ oksigenasi tidak memadai dan iskemik
 Gangguan respirasi aerobik oksidatif sehingga respirasi menjadi anaerob
menajdi penyebab jejas dan kematian sel tersering
 Hipoksia berbeda dari iskemia (kurang suplai darah) karena terjdinya
penyempitan pembuluh darah
 Oksigenasi tdk adequat baiasanya akibat kegagalan sistem kardiorespirasi
(gagal jantung dan penyakit paru)
 Hilangnya atau berkurangnya oxygen carrying capacity  kercunan CO 
HbCO stabil (spt pada anemia atau keracunan karbon monoksida)
 Keadaan hipoksia ini tergantung pda tingkat keparahan, adaptasi sel,
mengalami luka, atau mati
 Ex/ klo misal arteri dipersempit, jaringan yg dipasok dibagian itu kan akan
mengecul ukurannya atau atrofi jdi hipoksia , klo hipoksia lebi parah atau
mendadak akan menyebabkan nekrosis dan apoptosis
 Contoh pada pneumonia, menurunnya kemampuan darah bawah O2 (anemi
hipovolemik, racun CO)
o Agen kimia
 Peningkatan jumlah zat kimia
 Tidak hanya zat kimia membahayakan, namun zat yang sehari hari namun
kadarnya tidak balans juga dapat sebagai penyebab gangguan. Contoh:
Glukosa, garam, air diserap berlebih = gangguan osmotic  merusak
permeabilitas membran, enzim  jejas sel/kematian
 Racun merusak sel - mengganggu permeabilitas membran, homeostasis
osmotic, integritas dari enzim, kofaktor – kematian
 Contoh: racun kimia (sianida, arsenic, merukuri) asam dan basa kuat,
polutan lingkungan, insektisida pestisida, oksigen konsentrasi tinggi, glukosa
dan garam hipertonik (bisa menyebabkan cedera sel nya secara langsung
maupun dengan menganggu keseimbangan elektrolit dlm sel), narkotik
alcohol, obat terapautik (paracetamol klo berlebihan nnti akan toxic 
numpuk dihepar  hepar ancur)
o Agen infeksius atau mikrobiologi
 Bervariasi ukuran virus submikroskopik-cacing pita
 bakteri, riketsia, virus, fungi, protozoa, metazoan
 virus
 cytolytic/cytopatic  kematian sel
 oncogenik  replikasi sampai terjadi tumor
 bakteri
 eksotoksin  cedera pada tempat yg jauh
 endotoksin  bersamaan dgn disintegrasi organisme
 lecilinase  kerusakan membran sel
 hemolisin  hemolisis
 aktinomikosis
 jamur: aflatoksin – liver
 parasit: ameba, malaria, toksoplasma
 cacing: filaria, schistosoma
o Imbalans nutrisi
 Kurang nutrisi (morbiditas mortalitas) : (kelaparan, protein marasmus
kwashiorkor, mineral anemia)
 Obesitas  DM tipe 2 meningkat
 diet lemak atau makan lemak yg banyak  aterosklerosis, kanker

Irreversible

o reaksi imunologi
 sistem kekebalan tubuh berfungsi sbg pertahanan tdh patogen infeksius
nahh tpi reaksi dri kekebalan tubuh itu dpt menyebabkan cedera sel
 Autoimun terhadap jaringannya sendiri
 rx alergi thdp substansi lingkungan pd org gangguan genetic
 Hipersensitivitas, anafilatik, autoimun
o Defek genetik
 Kelainan patologis mencolok. Malformasi kongenital
 Defisiensi protein fungsional – gangguan metabolisme bawaan –
penimbunan kerusakan DNA/kesalahan pelipatan protein
 Variasi genetic (polimorfisme) = sel rentang jejas akibat zat
kimia/lingkungan
 Ex/ down syndrom atau sickle cell anemia bisa menyebabkan gangguan
fungsional sel dan menyebabkan cel injury atau death
o Agen fisik
 Trauma mekanik, trauma thermal, elektrisitas, radiasi (UV dan ion),
perubahan cepat atmosfer
o Penuaan
 Gangguan replikasi dan perbaikan sel dan jaringan
 Menurunnya kemampuan respon kerusakan sel- kematian sel dan
organisme
 gangguan kemampuan sel replikasi dan perbaikan
jdi kurang bisa merespon thd stres atau damage
4. Mekanisme injury cell (deplesi ATP, mitokondria damage, stress oksidatif, DNA damage). (Ajeng,
tasya, rania)
o Kerusakan mitokondria
 Deplesi atp
 Fosfat yg didalamnya terdapat atp berenergi tinggi akan terjdi
proses didalam sel tsb (sintesis dan degradasi) meliputi transport
membran, sintesis protein, lipogenesis, proses pergantian fosfolipid
 Penyebab dri hilangnya sintesis atp
o Karena ada penurunan suplai oksigen dan nutrisi
o Kerusakan mitokondria
o Aksi dri beberapa racun, spt sianida
 Jika atp kehilangan 5-10% dri normal itu akan menyebabkan
o Penurunana aktivitas dri membran plasma yg memompa
na+  pembengkana re dan pembengkakan sel
o Perubahan energi metabolisme seluler  peningkatan amp
yg akan mengaktivasi fosfofruktokinase dan fosforilase 
peningkatan glikolisis anaerob  asm laktat terakumulasi
dgn fosfat yg anorganik  ph akan menurun  penuruna
aktivitas enzim
o Kegagalan pompa ca2+
o Pemisahan ribosom dri re kasar dan penguraian polisom 
gangguan sintesis protein
o Pda sel yg kehabisan oksigen dan glukosa akan tjd misfolded
protein  direspons dan terjdi respons unfolded protein 
jejas sel atau kematian sel
o Berakhir dgn kerusakan mitokondria dan membran lisosom
irreversible
 Kerusakan mitokondria
 Mitokondria adalah organel penghasil atp  keutuhan mitokondria
iut paling penting utk pertahanan hidup sel
 Mitokondria itu berakhir sbg target pada sebagian besar tipe cedera
 Kerusakan dpt terjdi karena
o Peningkatan kalsium sitosol
o Spesies oksigen reaktif (stres oksidatif)
o Kehilangan oksigen
o Mutasi gen mitokondria
 Akibat terjdinya kerusakan mitokondria
o Pembentukan saluran membran mitokondria dgn
kemampuan konduksi tinggi (transisi permeabilitas
mitokondria)  hilangnya potensial membran  tjd
kegagalan fosforilasi oksidatif  nekrosis
o Peningkatan permebilitas diluar mitokondria  kebocoran
sitokrom c dan caspase ke dalam sitosol  apoptosis
o Influks kalsium dan homeostasis kalsium yg hilang
 Kalsium bebas dlm sitosol dipertahankan oleh transpor kalsium yg
bergantung atp pda konsentrasi yg sanagat rendah jika dibandingkan dgn
jumlahnya di ekstrasel ataupun didalm organel mitokondria dan re
 Iskemia dan toksin mampu menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium
sitosol karena pelepasan kalsium dri deposit intraseluler tjd peningkatan
influks kalsium melewati membran plasma
 Mekanisme
 Saluran transisi permeabilitas mitokondria terbukan  terjdi
kegagalan fosforilasi oksidatif
 Sejumlah enzim akan teraktivasi
o Fosfolipase: kerusakan membran dgn mendegradasi
fosfolipid membran  penurunan fosfolipid  kerusakn
membran
o Protease: merusak protein membran dan sitoskeleton 
protein yg ada di membran dan sitoskeletal akan terganggu
 kerusakan membtan
o Endonuklease: fragmentasi dna dan kromatin  nukleus
rusak
o Atpase: mempercepat deplesi atp  penurunan atp
o Intinya yg sifatnay merusak
 Menginduksi terjdinya apoptosis melalui aktivasi langsung enzim
kaspase dan peningkatan permeabilitas mitokondria
o Akumulasi radikal bebas (stres oksidatif)
 Radikal bebas adalah behan kimia yg memiliki 1 elektron tidk berpasangan
yg terletak pada sis luar orbit. Energi yg tercipta dri konfigurasi tdk stabil itu
akan dilepaskan lwt reaksi dgn molekul yg berdekatan spt bahan kimiawi
organik maupun non – organik (protein, lipid, kh, asam amino)
 Radikal bebas memulai reaksi autokatalissi yg dgn itu molekul2 akan
bereaksi dgn berubah mjd radikal bebas  memperbanyak kerusakn
 Jejas sel yg disebabkan oleh radikal bebas, terutama spesies oksigen reaktif
merupaakn mekanisme yg mjdi penyebab kerusakan sel pd berbagai kondisi
patologis kyk misal kimia dan radiasi, jejas iskemia-reperfusi, penuaan sel,
proses fagositosis mikroba
 ROS (spesies oksigen reaktid): tipe oksigen dri dapatan radikal bebas yg
berperan dlm jejas sel
 Ros diproduksi scr normal selama resporasi mitokondria dan
pembentukan energi baru, tpi ros akan terdegradais dan berpindah
lwt sistme defensif seluler, sedangkan sel akan mempertahakn
homeostasisnya meskipun terdapat radikal bebas jika pda
konsentrasi yg rendah dan bersifat sementara
 Ketika ros akan meningkat atau sistem pemungutan tdk efektif 
radikal bebas akan bertambah  stres oksidatif
 Pembentukan radikal bebas
 Reaksi reduksi-oksidasi yang terjadi selama proses metabolik
normal. Membentuk anion superoksida, hidrogen peroksida, ion
hidroksil.
 Absorpsi energi radian ( sinar UV, X-ray)
 Pembentukan ROS yang besar diproduksi selama keadaan inflamasi
sebagai akibat dari aktivasi leukosit.
 Metabolisme enzimatis dari agen eksogen kimia atau obat.
Membentuk radikal bebas yang bukan ROS namun memiliki
kemiripan.
 Transisi metal
 Nitrit oksid (NO)
 Pembuanagn radikal bebas
 Antioksidan ( vitamin A, C, E, beta - karoten) → blokade formasi
radikal bebas atau inaktivasi radikal bebas
 Pengikatan besi dan tembaga oleh protein transport dan protein
simpanan (transferin, ferritin, laktoferin, seruloplasmin)
 Adanya enzim yang berperan menonaktifkan radikal bebas :
o Katalase : langsung mendegradasi hidrogen peroksida
o Superoksida dismutase : mengkatalisis reaksi perubahan
anion superoksida menjadi hidrogen peroksida
o Glutathion peroksidase : mengkatalisis perubahan ion
hidroksil menjadi hidrogen peroksida → air
 Efek patologik radikal bebas
 Peroksidasi lipid membran
o Interaksi lemak tak jenuh dengan radikal bebas → radikal
lemak  membran rusak
 Modifikasi protein
o Radikal bebas mencetuskan terjadinya ikatan silang →
hilangnya aktivitas enzimatik, merusak formasi dan struktur
protein  rusak, misfolding
 Lesi pada DNA
o Radikal bebas menyebabkan putusnya rantai DNA, ikatan
silang rantai DNA  mutasi
o Kerusakan permeabilitas membran
 Hilangnya permeabilitas membran  kerusakan membran  jejas sel
 Mekanisme kerusakan
 Pada sel iskemik : deplesi ATP dan aktivasi fosfolipase yang
dimediasi oleh kalsium
 Pada keadaan lain : secara langsung dapat dirusak toksin bakteri,
protein virus, komponen komplemen limfositik sitolitik, agen fisik
dan kimiawi, serta mekanisme biokimiawi
 Mekanisme kerusakan membran
 ROS
o Menyebabkan jejas pada membran sel dengan membentuk
lipid peroksidase → merusak membran
 Menurunnya sintesis fosfolipid
o Disebabkan dari ketidaksempurnaan fungsi mitokondria
atau karena hipoksia → produksi ATP menurun →
mempengaruhi aktivitas enzim energy-dependent →
sintesis fosfolipid menurun
 Meningkatnya degradasi fosfolipid
o Disebabkan oleh peningkatan kalsium sitosol dan kalsium
mitokondria yang mengaktivasi enzim fosfolipase
o Degradasi fosfolipid berakumulasi (as. lemak bebas, asil
karnitin, lisofosfolipid) yang memiliki efek pembersih pada
membran. Dapat juga menyusup ke lapisan lipid bilayer
membran ataupun menggantikan kedudukan fosfolipid
dalam membran → perubahan permeabilitas dan
elektrofisiologi membran
 Abnormalitas sitoskeleton
o Disebabkan oleh peningkatan kalsium sitosol yang
mengaktivasi enzim protease
o Saat pembengkakan sel, kerusakan ini menyebabkan
lepasnya sitoskeleton dan membran sel
 Akibat kerusakan membran
 Rusaknya membran mitokondria: Menyebabkan terbukanya saluran
transisi permeabilitas mitokondria → kegagalan fosforilasi oksidatif
dan melepaskan protein pro-apoptosis
 Rusaknya membran plasma
o Menyebabkan hilangnya keseimbangan osmosis dan terjadi
influks cairan serta ion → Sel kekurangan metabolit penting
untuk rekonstruksi ATP → deplesi ATP
 Jejas pada membran lisosom
o Menyebabkan bocornya enzim ke dalam sitoplasma →
mengaktivasi asam hidrolase, Rnase, Dnase, protease,
fosfatase, glukosidase, katepsin → digesti enzimatik protein,
RNA, DNA, glikogen, nekrosis sel
o Kerusakan dna dan protein
 Sel memiliki kemampuan memperbaiki kerusakan DNA.
 Namun jika kerusakan terlalu parah ( misal setelah terpapar obat perusak
DNA, radiasi, stres oksidatif), sel akan memrogram kematian sel dengan cara
apoptosis sel.
 Reaksi yang serupa timbul jika terjadi ketidaksesuaian pelipatan protein
yang dapat disebabkan oleh mutasi yang diturunkan maupun karena pemicu
yang berasal dari luar seperti radikal bebas.

Anda mungkin juga menyukai