Anda di halaman 1dari 12

1. Proses proliferasi, diferensiasi, morfogenesis?

Proliferasi
Diferensiasi

Hormon yang terlibat dalam proses fisiologis?

1. HORMON :
Growth Hormon (somatotropin) :
o Berperan pada fase pertumbuuhan prenatal dan pascanatal
o Bekerja melalui system GH-IGF-1-IGFBP-3
o Mempunyai efek langsung langsung pada lempeng pertumbuhan tanpa melalui IGF-1
(330-50%) dan melalui IGF-1 (50-70%)
o Meningkat saat tidur & olahraga.

Gangguan Growth Hormon


- Defisiensi : o Short stature (perawakan pendek ) : TB dibawah persentil 3/ -2SD
pada kurva pertumbuhan
Etiologi : variasi normal (fisiologis), patologis (defisiensi GH, malnutrisi, kelainan
kromosom).
o Retardasi pertumbuhan
- Kelebihan : o Akromegali : kelebihan GH pada dewasa, tumor pituitary benigna,
onset lambat, bisa bertahan beberapa tahun
o Gigantisme : kelebihan GH pada masa remaja atau anak, kasus yang sangat jarang,
tumor pada somatotrops
Manifestasi klinis : pertumbuhan yang berlebihan jaringan lunak dan akral, nyeri
sendi, DM, hipertensi, gagal jantung, gagal respirasi.
Mortalitas : 65% komplikasi kardiovaskular, 25% gagal napas, 15% akibat neoplasia
Diagnosis : peningkatan IGF-1 dan GH
Etiologi :
- Kongenital : genetic, defek struktur otak holoprocencephaly, agenesis corpus
callosum, optic nerve hypoplasia
- Akuesita (didapat) : craniopharyngioma (paling banyak), optic nerve glioma, trauma
peri/ pasca natal, hipopituitari akibat hipotermia, hipoglikemia, syok

Kriteria defisiensi GH :
- TB dibawah persentil 3/ -2SD
- Kecepatan tumbuh dibawah P25
- Usia tulang terlambat >2th
- Kadar GH < 7ng/mL
- IGF-1 rendah

FAKTOR PERTUMBUHAN
1.Fibroblast growth factor/FGFs
FGFs merupakan sebuah protein yang menujukkan efek potensial terhadap regenerasi sel.
FGFs berperan untuk proliferasi, survive, migrasi dan diferensiasi sel. FGFs berperan juga
dalam regenerasi sel yang rusak termasuk kulit, pembuluh darah, kartilago, tendon, adipose,
otot, bone, tooth, dan nerve.
2. Epidermal growth factor/EGF
EGF berperan dalam penyembuhan luka dengan menstimulasi regenerasi epidermis dan
dermis. Pada kulit, EGF menstimulasi proliferasi dan migrasi keratinosit, endotel sel dan
fibroblast.
3. Hepatosit growth factor/HGF
HGF merupakan sitokin hasil sekresi sel mesenkimal yang berfungsi terhadap
perkembangan sel, motilitas, morfogenesis pada lintasan tirosin kinase. HGF juga berfungsi
sebagai anti-apoptosis dan anti-inflamasi pada sel hepatosit.
4. Platelet-derived growth factor/PDGF
PDGF berfungsi untuk membantu perkembangan gastrulasi, neural crest, organogenesis
epitel, glial sel, otot polos dan skelet, angiongenesis dan hematopoesis.
5. Transforming growth factor/TGF
TGF merupakan polipeptida pleitropic yang meregulasi proses biologi seperti pemkembangan
embriogenik, diferensiasi stemcell, dan imunoregulator. utamanya TGF diproduksi oleh sel
hematopoetik dan kidney.

Jenis pertumbuhan pada jaringan ialah:


• Multiplikatif: berupa penambahan jumlah sel
karena pembelahan melalui mitosis. Jenis
pertumbuhan ini terjadi pada semua jaringan
dalam tahap embriogenesis
• Auksetik: hasil dari peningkatan ukuran setiap
sel, seperti yang terjadi pada otot skeletal yang
sedang tumbuh
• Accretionary: berupa peningkatan komponen
jaringan interseluler di antara sel-sel, seperti
pada tulang dan kartilago.
• Combine pattern: berupa pola campuran dari
multiplikatif, auksetik dan accretionary yang
terjadi pada perkembangan embriogenesis

- Tidak ada kelainan dismorfik tulang atau sindrom tertentu

Penyebab Gagal Tumbuh


a. Penyebab Jejas
1. Deprivasi O2 (Hipoksia)
Sebab: Defisiensi O2
Akibat: Gangguan respirasi oksidatif aerob mitikondria
Perbedaan hipoksia degan iskemik:
Penyebab iskemik :
1. Terhentinya suplai darah ke sel atau jaringan,
2. Gangguan aliran arteri / drainase vena,
3. Oksigenasi darah tidak adekuat contohnya anemia dan keracunan CO

Akibat iskemik:
1. Hipoksia
2. Kematian sel

1. Bahan kimia
Zat yang tidak berbahaya yang dapat menimbulkan jejas jika kadarnya terlalu
tinggi di dalam tubuh:
- Glukosa
- Garam
- O2 dengan tekanan tinggi
Bahan kimia berpotensi toksik:
- Polusi udara
- Insektisida
- CO
- Asbes
- Etanol
- Obat terapeutik

2. Agen infeksius
- Virus
- Cacing
- Bakteri

3. Reaksi Imunologik
- Anafilaksis (alergi) terhadap protein asing atau obat-obatan
- Hilangnya toleransi imun dengan merespon selfantigen atau autoimun

4. Defek Genetik
- Malformasi kongenital → sindrom down
- Substansi as. amino tunggal pada haemoglobin → anemia sel sabit
- Defisiensi enzimatik kongenital → perubahan DNA

5. Ketidakseimbangan Nutrisi
- Insufiensi kalori dan protein
- Defisiensi vitamin
- Nutrisi berlebih → sebabkan obesitas → diabetes mellitus tipe 2

6. Agen Fisik
- Trauma
- Temperatur ekstrim
- Radiasi
- Syok elektrik
- Perubahan mendadak tekanan atmosfer

7. Penuaan
- Menurunnya kemampuan perbaikan dan replikasi sel
- Menurunnya respon terhadap rangsang dan cidera eksogen

Anda mungkin juga menyukai