Anda di halaman 1dari 30

Nama : ARYA KUSUMA

Notar : 2002051
Kelas : MTJ 1.6
MK : Perundang-Undangan LLAJ

ANALISA PERBANDINGAN PP NO. 55 TAHUN 2012 DAN


PP NO. 30 TAHUN 2021

PTDI-STTD BEKASI
2021
ANALISA PERBANDINGAN PP NO. 55 TAHUN 2012 DAN PP NO. 30 TAHUN 2021

PP No. 55 tahun 2012 PP No. 30 tahun 2021 Analisa


Pasal 122 : Pasal 16 : Perbedaan dari kedua
(1) Pengujian Kendaraan (1) Pengujian Kendaraan Peraturan Pemerintah
Bermotor sebagaimana Bermotor hanya dapat ini ialah letak pasal
dimaksud dalam Pasal 121 dilakukan oleh unit pelaksana
yang mengatur hal yang
hanya dapat dilakukan oleh pengujian Kendaraan
Bermotor yang memiliki: sama. Pada PP NO. 55
unit pelaksana pengujian
1. fasilitas dan peralatan TAHUN 2012 diatur
Kendaraan Bermotor yang
pengujian yang pada pasal 122,
memiliki:
akurat, sistem dan sedangkan pada PP NO.
a. prasarana dan
prosedur pengujian, 30 TAHUN 2021 diatur
peralatan pengujian
dan sistem informasi pada Bab III pasal 16
yang akurat, sistem manajemen
dan prosedur mengenai ketentuan
penyelenggaraan
pengujian, dan pengujian; dan lebih lanjut tentang
sistem informasi 2. tenaga penguji yang pengujian kendaraaan
manajemen memiliki Sertifikat bermotor.
penyelenggaraan Kompetensi penguji
pengujian; dan Kendaraan Bermotor. Pada PP NO. 55 TAHUN
b. tenaga penguji yang (2) Peralatan pengujian 2012 pasal 122 ini
memiliki sertifikat sebagaimana dimaksud pada merupakan tindak lanjut
kompetensi penguji ayat (1) wajib dipelihara dan pasal sebelumnya tentang
Kendaraan Bermotor. dikalibrasi secara berkala. pengujian kendaraan
(2) Peralatan pengujian bermotor.Dijelaskan
sebagaimana dimaksud pada dalam pasal ini keperluan
ayat (1) wajib dipelihara dan yang dibutuhkan oleh unit
dikalibrasi secara berkala. pelaksana pengujian
kendaraan bermotor
adalah: prasarana dan
peralatan pengujian yang
akurat, sistem dan
prosedur pengujian, dan
sistem informasi
manajemen
penyelenggaraan
pengujian; dan tenaga
penguji yang memiliki
sertifikat kompetensi
penguji Kendaraan
Bermotor.
SEDANGKAN
PP NO. 30 TAHUN 2021
Pasal 16 ini spesifikasi
pelaksana pengujian
kendaraan bermotor harus
memiliki: fasilitas dan
peralatan pengujian yang
akurat, sistem dan
prosedur pengujian, dan
sistem informasi
manajemen
penyelenggaraan
pengujian dan tenaga
penguji yang memiliki
Sertifikat Kompetensi
penguji Kendaraan
Bermotor.

Perbedaan dari kedua


peraturan ini ialah kata
prasarana dan fasilitas.
Prasarana adalah
segala sesuatu yang
merupakan penunjang
utama terselenggaranya
suatu proses usaha,
pembangunan, proyek).
SEDANGKAN
Fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat
memudahkan dan
melancarkan
pelaksanaan suatu
usaha dan merupakan
sarana dan prasarana
yang dibutuhkan dalam
melakukan atau
memperlancar suatu
kegiatan. Pengubahan
prasarana menjadi
fasilitas memfokuskan
arti bahwa yang disebut
prasarana pada PP no. 55
tahun 2012 hanyalah
benda yang menunjang
proyek, sedang tenaga
dan lain-lain diatur pada
ayat berbeda.

Pada ayat kedua sama


sama terdapat kata
Dikalibrasi. Yang
dimaksud dengan
"dikalibrasi" adalah suatu
proses untuk menguji
keakuratan peralatan
pengujian.

Pasal 123 : Pasal 17 : Pada PP no. 55 tahun 2012


(1) Uji Tipe sebagaimana (1) Uji tipe hal ini terdapat pada pasal
sebagaimana dimaksud nomor 123 yang terdiri atas
dimaksud dalam Pasal 121 beberapa ayat yang
ayat (3) huruf a terdiri atas: dalam Pasal 121 ayat (3) menjelaskan isi dari dasaran
a. pengujian fisik untuk huruf a Peraturan Pemerintah dan identifikasi dari uji
pemenuhan persyaratan Nomor 55 kendaraan bermotor, adapun
Tahun 2012 tentang isinya adalah:
teknis (1) Uji Tipe sebagaimana
Kendaraan dilaksanakan
dan laik jalan dimaksud dalam Pasal 121
oleh Pemerintah Pusat
terhadap landasan melalui unit pelaksana ayat (3). Adapun dalam
Kendaraan Bermotor pengaturannya, tidak
pengujian tipe Kendaraan dituliskan untuk siapa yang
dan Kendaraan Bermotor dan dapat melaksanakan atau apakah
Bermotor dalam dikerjasamakan dengan ada kemungkinan
keadaan lengkap; badan usaha milik negara, kolaborasi dengan badan
dan badan usaha milik daerah, usaha.
b. penelitian rancang badan usaha milik desa. dan
Pada PP No. 30 tahun 2021
bangun dan rekayasa swasta. pasal 17 memuat beberapa
Kendaraan (2) Uji tipe sebagaimana hal terkait perubahan dari
dimaksud pada ayat (1) PP No. 55 tahun 2012. Pada
Bermotor.
terdiri atas: kebijakan ini, lebih
(2) Terhadap Uji Tipe dijelaskan lagi mengenai
a. pengujian fisik terhadap
sebagaimana dimaksud pada pemeriksaan persyaratan pihak penguji yang
ayat (1) dipungut biaya berkolaborasi, pendefinisian
teknis dan pengujian laik
sebagai penerimaan negara uji tipe, yang terdiri atas uji
Jalan terhadap landasan fisik dan penelitian rancang
bukan pajak. Kendaraan Bermotor dan bangun serta rekayasa, lalu
(3) Dalam hal Kendaraan Kendaraan Bermotor dalam pembedahan tugas dan
Bermotor sebagaimana keadaan lengkap; dan fungsi dari pihak yang bisa
dimaksud pada ayat (1) telah b. penelitian rancang bangun berkolaborasi dalam
dan rekayasa Kendaraan pengujian, serta hal-hal lain
dinyatakan lulus, dapat yang terdapat di PP No. 55
dibuat, dirakit, atau diimpor Bermotor. tahun 2012 tetapi terdapat
secara massal. (3) Uji tipe Kendaraan penulisan ulang.
Bermotor yang dapat
Masing-masing Kendaraan
dikerjasamakan dengan Adanya pengubahan isi dari
Bermotor
badan usaha milik negara, PP No. 55 tahun 2012
sebagaimana dimaksud pada badan usaha milik daerah, bermula dari UU No. 11
ayat (3) wajib dilakukan badan usaha milik desa, dan tahun 2021 yang membuka
registrasi uji tipe. swasta sebagaimana peluang bisnis bagi pelaku
ekonomi lain dan untuk
dimaksud pada ayat (1)
membuka peluang investasi.
berupa kegiatan: Adanya kolabirasi dalam
a. pembangunan, bidang pengujian, akan
pemeliharaan, menarik investor asing
perawatan, dan
perbaikan fasilitas
pengujian tipe dalam melakukan uji dari
Kendaraan Bermotor; kendaraan di Indonesia,
dan/atau dengan tetap
b. pengadaan, memperhatikan tupoksi dan
tata syarat, serta prosedur
pemeliharaa.n,
dalam melakukan pengujian
perawatan, perbaikan, sebagaimana yang diatur
penggantian, dan oleh pemerintah. Oleh
kalibrasi peralatan uji karena itu pengubahan
tipe Kendaraan pemasukkan kolaborator
Bermotor. diperlukan untuk
(4) Uji tipe sebagaimana memberikan kepastian,
dimaksud pada ayat (1) bahwa kolaborator dapat
dikenai biaya sesuai dengan bekerja juga sebagai
Ketentuan peraturan penguji.
perundangundangan.
(5) Biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan sebagai
penerimaan negara bukan
pajak dan disetorkan ke kas
negara.
(6) Kendaraan Bermotor
yang dinyatakan lulus uji tipe
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dibuat, dirakit,
atau diimpor secara massal.
Setiap unit Kendaraan
Bermotor sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) wajib
dilakukan registrasi uji tipe.
Pasal 124 : (1) Pengujian Ketentuan pada pasal 124 PP No. 55 tahun 2012
fisik sebagaimana dimaksud dalam PP No. 55 tahun 2012 pasal 124 menyebutkan
telah dihapus dalam PP No. 30 perihal spesifikasi teknis
dalam Pasal 123 ayat (1) pengecekan kendaraan
huruf a dilakukan melalui tahun 2021.
bermotor secara visual dan
pemeriksaan persyaratan manual atau tanpa alat
teknis secara visual dan bantu. Dalam pasal 124
dijelaskan lebih lanjut
pengecekan secara manual
mengenai komponen dan
dengan atau tanpa alat tata cara melakukan
bantu. pengujian yang
(2)Pemeriksaaan persyaratan distandardisasikan kepada
teknis secara visual terhadap penguji.
landasan Kendaraan PP No. 30 tahun 2021 pada
Bermotor pasal 18, menyebutkan
sebagaimana dimaksud pada bahwa ketentuan mengenai
ayat (1) meliputi: pemeriksaan peryaratan
a. nomor dan kondisi rangka teknis sebagaimana yang
sebelumnya dibahas di pasal
Kendaraan Bermotor; 17 - dan berkaitan dengan
pengujian fisik secara
b. nomor dan tipe motor harfiah- dibahas dalam
penggerak; Peraturan Menteri sebagai
persyaratan atau pedoman
c. kondisi tangki bahan terpisah.
bakar, corong pengisi bahan
bakar, pipa saluran bahan Penghapusan yang berada
bakar; pada pasal 124 PP No. 55
tahun 2012 dikarenakan
d. kondisi sistem converter adanya urgensi
kit bagi Kendaraan pembentukan regulasi
Bermotor yang pedoman teknis mengenai
menggunakan bahan bakar persyaratan uji fisik. Hal ini
sehubungan dengan adanya
tekanan tinggi; kolaborasi dengan badan
e. kondisi dan posisi pipa usaha dan swasta yang
pembuangan; memerlukan tinjauan
f. ukuran roda dan ban kebijakan dan pedoman
pengujian langsung dari
sesuai yang diizinkan, serta pusat. Sehingga teknis yang
kondisi ban; disebutkan pada pasal 124
g. kondisi sistem suspensi dipindah dan diubah
berupa pegas dan sifatnya sehingga bisa diatur
dalam pedoman
penyangganya; pelaksanaan pengujian
h. kondisi rem utama baik di teknis yang akan ditetapkan
roda depan maupun tengah secara terpisah.
dan/atau belakang,
kebocoran sistem rem;
i. kondisi penutup atau
casing lampu-lampu dan alat
pemantul cahaya;
j. kondisi panel instrumen
pada dashboard Kendaraan,
seperti alat penunjuk
kecepatan;
k. kondisi kaca spion bagi
landasan Kendaraan berupa
chassis kabin;
l. bentuk bumper bagi
landasan Kendaraan berupa
chassis kabin;
m. keberadaan dan kondisi
ban cadangan, segitiga
pengaman, dongkrak, alat
pembuka roda;
n. keberadaan dan
kelengkapan peralatan
pertolongan pertama pada
kecelakaan;
o. kondisi badan Kendaraan,
kaca-kaca bagi landasan
Kendaraan berupa chassis
kabin, engsel, dan tempat
duduk; dan
p. rancangan teknis
Kendaraan sesuai
peruntukannya.
(3) Pemeriksaaan
persyaratan teknis secara
visual terhadap Kendaraan
Bermotor dalam keadaan
lengkap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
selain melakukan
pemeriksaan persyaratan
teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),
dilakukan pemeriksaan
persyaratan teknis terhadap:
a. kondisi spakbor;
b. keberadaan dan kondisi
alat tanggap darurat untuk
Mobil Bus;
c. keberadaan dan
kelengkapan peralatan
pertolongan pertama pada
kecelakaan; dan
d. kondisi kaca-kaca, perisai
kolong, pengarah angin
untuk mobil barang bak
muatan tertutup.
(4) Pemeriksaaan
persyaratan teknis secara
visual terhadap Kendaraan
Bermotor dalam keadaan
lengkap jenis Sepeda Motor
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. nomor dan kondisi rangka
Kendaraan Bermotor;
b. nomor dan tipe motor
penggerak;
c. kondisi tangki bahan
bakar, corong pengisi bahan
bakar, pipa saluran bahan
bakar;
d. kondisi sistem converter
kit bagi Kendaraan
Bermotor yang
menggunakan bahan bakar
e. tekanan tinggi; kondisi
dan posisi pipa pembuangan;
f. ukuran roda dan ban
sesuai yang diizinkan, serta
kondisi ban;
g. kondisi sistem suspensi
berupa pegas dan
penyangganya;
h. kondisi rem utama baik di
roda depan atau belakang,
kebocoran sistem rem;
i. kondisi penutup atau
casing lampu-lampu dan alat
pemantul cahaya;
j. kondisi panel instrumen
pada dashboard Kendaraan,
seperti alat penunjuk
kecepatan;
k. kondisi kaca spion;
l. kondisi spakbor;
m. kondisi badan
Kendaraan; dan
n. rancangan teknis
Kendaraan sesuai
peruntukannya.
(5) Pemeriksaaan
persyaratan teknis yang
dilakukan secara manual
dengan alat bantu atau tanpa
alat bantu terhadap landasan
Kendaraan Bermotor
meliputi:
a. kondisi penerus daya
dengan menjalankan maju
dan mundur Kendaraan;
b. sudut bebas kemudi;
c. kondisi rem parkir;
d. mengecek fungsi semua
lampu dan alat pemantul
cahaya;
e. mengecek fungsi
penghapus kaca;
kondisi dan berfungsinya
sabuk keselamatan, kecuali
untuk Sepeda Motor;
g. mengukur dimensi utama
Kendaraan; dan
h. mengukur ukuran tempat
duduk, bagian dalam
Kendaraan, dan akses keluar
darurat.
(6) Pemeriksaaan
persyaratan teknis yang
dilakukan secara manual
dengan alat bantu atau tanpa
alat bantu terhadap
Kendaraan Bermotor dalam
keadaan lengkap meliputi:
a. kondisi penerus daya
dengan menjalankan maju
dan mundur Kendaraan;
b. sudut bebas kemudi;
c. kondisi rem parkir;
d. mengecek fungsi semua
lampu dan alat pemantul
cahaya;
e. mengecek fungsi
penghapus kaca;
f. fungsi klakson;
g. kondisi dan berfungsinya
sabuk keselamatan;
h. mengukur ukuran
Kendaraan; dan
i. mengukur ukuran tempat
duduk, bagian dalam
Kendaraan, dan akses keluar
darurat.
(7) Pemeriksaaan
persyaratan teknis yang
dilakukan secara manual
dengan alat bantu atau tanpa
alat bantu terhadap
Kendaraan Bermotor jenis
Sepeda Motor meliputi:
a. kondisi penerus daya;
. b.kondisi rem parkir;
. c. mengecek fungsi semua
lampu dan alat pemantul
cahaya;
d. fungsi klakson; dan
mengukur ukuran
Kendaraan.
Pasal 125 : Pasal 18 : Ketentuan mengenai
(1) Pengujian laik jalan Ketentuan lebih lanjut pengujian laik jalan
terhadap Kendaraan mengenai pemeriksaan dijelaskan secara rinci
Bermotor dalam bentuk persyaratan teknis dan dalam PP No. 55 tahun
landasan paling sedikit pengujian laik Jalan terhadap 2012 diatur pada pasal
meliputi: landasan Kendaraan Bermotor 125, sedangkan dalam PP
a. uji emisi gas buang; dan Kendaraan Bermotor No. 30 tahun 2021
b. uji kebisingan suara; dalam keadaan lengkap diatur ketentuan mengenai hal
c. uji efisiensi rem utama dengan Peraturan Menteri tersebut tidak lagi
dan rem parkir; dijelaskan secara rinci
d. uji kincup roda depan; pada PP tersebut.
e. uji tingkat suara klakson;
f. uji daya pancar dan arah PP No. 55 tahun 2012
sinar lampu utama; pasal 124 Pengujian laik
g. uji radius putar; jalan merupakan pengujian
h. uji akurasi alat penunjuk secara operasional dan uji
kecepatan; coba secara teknik mesin
dari kendaraan. Secara
i. uji kesesuaian kinerja roda
kebijakan hal-hal yang
dan kondisi ban; diatur dalam pengujian laik
j. uji kesesuaian daya mesin jalan kendaraan bermotor
penggerak terhadap berat diatur dalam Pasal 125 PP
Kendaraan; dan No. 55 tahun 2012; yang
k. uji berat Kendaraan. berisi tentang pengujian
(2) Pengujian laik jalan laik jalan dalam bentuk
terhadap Kendaraan landasan, pengujian lain,
Bermotor dalam keadaan dan persyaratan pengujian
lengkap selain melakukan laik jalan sepeda motor
pengujian sebagaimana paling minimal.
dimaksud pada ayat (1)
Pada PP No. 30 tahun 2021
dilakukan pengujian pada pasal 18, Dalam
terhadap: peraturan ini, kebijakan
a. uji berat Kendaraan; terkait hal ini tidak diatur
b. uji posisi roda depan; dalam PP ini, sebagaimana
c. uji unjuk kerja mesin; yang diatur dalam pasal 18,
d. uji kemampuan jalan; sama seperti analisis nomor
e. uji penghapus kaca depan; 4, kebijakan mengenai laik
f. uji sabuk keselamatan; jalan akan dibahas dalam
dan peraturan yang berbeda
g. uji suspensi. yang sifatnya teknis dan
(3) Pengujian laik jalan berguna sebagai panduan
dalam pelaksanaan uji laik
terhadap Sepeda Motor
jalan kendaraaan bermotor.
paling sedikit meliputi:
a. uji emisi gas buang; Sebagaimana yang
b. uji rem; ditetapkan pada teknis
c. uji lampu utama; pengujian fisik, teknis laik
d. uji tingkat suara klakson; jalan juga memiliki
e. uji berat Kendaraan; standardisasi sendiri yang
f. uji akurasi alat penunjuk memang diatur secara
kecepatan; terpisah. Hal ini tentunya
g. uji kebisingan; didasari dari bunyi Pasal 18
h. uji unjuk kerja mesin; dan PP No. 30 tahun 2021 yang
menyebutkan bahwa
i. uji kemampuan jalan
pengujian diatur dalam
peraturan menteri yang lain
sebagai pedoman teknis
pelaksanaan pengujian.
Sehingga pedoman
mengenai teknis
pelaksanaan pengujian
kelaikan jalan diatur
terintegrasi bersama
pengujian fisik kendaraan
dan diatur dalam satu
komponen kebijakan teknis
yang menjadi dasaran bagi
tiap-tiap lembaga atau
badan penguji yang ada.
Dengan demikian, materi
teknis yang ada pada pasal
125 PP No. 55 tahun 2012,
dianggap akan dipindahkan
secara materi pada peraturan
menteri yang lain yang
berurusan dengan pengujian
secara teknis, sehingga
pasal 125 dinyatakan tidak
berlaku setelah
pemberlakuan pasal 18 PP
No. 30 tahun 2021.

Pasal 127 : Pasal 19 : Pada PP No. 55 tahun


(1) Pengujian fisik terhadap (1) Pengujian fisik terhadap 2012
Kendaraan Bermotor yang pemeriksaan persyaratan Kendaraan bermotor yang
memenuhi persyaratan sudah melakukan pengujian
teknis dan pengujian laik terhadap kendaraan
dinyatakan lulus dan yang
tidak memenuhi persyaratan Jalan Kendaraan Bermotor bermotor bisa memiliki
yang memenuhi persyaratan hasil lulus dan tidak lulus
dinyatakan tidak lulus.
dinyatakan lulus dan yang uji. Kelulusan pengujian
(2) Kendaraan Bermotor
yang dinyatakan tidak lulus tidak memenuhi persyaratan Kendaraan Bermotor diatur
uji fisik sebagaimana dinyatakan tidak lulus. dalam pasal 127 yang
dimaksud pada ayat (1) menjelaskan hal-hal yang
(2) Kendaraan Bermotor diatur ketika sudah
harus disampaikan secara
yang dinyatakan tidak lulus melakukan pengujian fisik
tertulis disertai dengan:
uji fisik sebagaimana dan dinyatakan tidak lulus
a. alasan tidak lulus uji;
dimaksud pada ayat (1) harus uji dan lulus uji. Pengujian
b. item yang tidak lulus uji; fisik yang tidak lulus akan
disampaikan secara tertulis diberikan beberapa
c. perbaikan yang harus
disertai dengan: pertimbangan ulang dan
dilakukan; dan
a. alasan tidak lulus uji fisik; yang lulus akan diberi
d. batas waktu mengajukan sertifikat uji tipe.
b. item yang tidak lulus uji
pengujian ulang.
(3) Kendaraan Bermotor fisik; Pada PP No. 55 tahun
yang dinyatakan lulus uji c. perbaikan yang harus 2012 mengenai kendaraan
fisik sebagaimana dimaksud dilakukan; dan bermotor yang lulus uji
pada ayat (1) diberikan bukti d. batas waktu mengajukan harus diberikan bukti
lulus uji tipe oleh menteri pengujian ulang. lulus uji fisik dari Menteri
yang bertanggung jawab di (3) Kendaraan Bermotor dan bagi kendaraan
bidang sarana dan prasarana bermotor yang tidak lulus
yang dinyatakan lulus uji
lalu lintas dan angkutan uji fisik harus
jalan, berupa: fisik sebagaimana dimaksud disampaikan secara
a. sertifikat Uji Tipe pada ayat (1) diberikan bukti tertulis dijelaskan dalam
dilengkapi dengan lulus uji tipe oleh Menteri, pasal 127. Sedangkan,
pengesahan hasil uji untuk berupa: pada PP No. 30 tahun
Kendaraan Bermotor yang a. sertifikat uji tipe 2021 hal yang sama
diuji fisik dalam keadaan dilengkapi dengan mengenai kendaraan
lengkap; bermotor yang lulus uji
pengesahan hasil uji fisik
sertifikat Uji Tipe landasan harus diberikan bukti
dilengkapi dengan pengesahan untuk Kendaraan Bermotor lulus uji fisik dari Menteri
hasil uji untuk landasan yang diuji fisik dalam dan bagi kendaraan
Kendaraan Bermotor keadaan lengkap; atau bermotor yang tidak lulus
yang diuji fisik dalam bentuk sertifikat uji tipe landasan uji fisik harus
landasan. dilengkapi dengan disampaikan secara
pengesahan hasil uji fisik tertulis dijelaskan dalam
pasal 19 tepatnya pada
untuk landasan Kendaraan Bab III tentang
Bermotor yang diuji fisik kendaraan. Hanya saja
dalam bentuk landasan. pada pasal 19 dalam PP
(4) Ketentuan lebih lanjut No. 30 tahun 2021 juga
mengenai bentuk dan tata disebutkan mengenai
cara penerbitan sertifikat uji ketentuan bentuk dan tata
cara penertiban sertifikat
tipe diatur dengan Peraturan
uji tipe diatur dalam
Menteri. Peraturan Menteri.

Pasal 129 : Ketentuan pada pasal 129 PP No. 55 tahun 2012


(1) Sertifikat Uji Tipe setiap dalam PP No. 55 tahun 2012 Sertifikat uji tipe, memiliki
telah dihapus dalam PP No. 30 muatan pembahasan pada
Kendaraan Bermotor pasal 129 PP No. 55 tahun
sebagaimana dimaksud tahun 2021
2012. Muatan dari sertifikat
uji diatur dalam kebijakan
dalam Pasal 127 ayat (3) ini. Pasal 129 ini merupakan
paling sedikit memuat: penjabaran dari pasal 127
ayat (3) yang menjelaskan
a. nomor sertifikat Uji Tipe; sertifikat. Yang diatur pada
b. merek dan tipe; pasal 129 ini lah yang akan
c. jenis; di temukan pada sertifikat
d. peruntukan; kendaraan seperti: Nomor
sertif; merek dan tipe; jenis;
e. varian, apabila ada; peruntukan; varian (jika
f. nomor rangka landasan; ada); nomor rangka
g. nomor motor penggerak; landasan; nomor motor
h. nama perusahaan penggerak; nama
perusahaan yang berurusan;
pengimpor, pembuat alamat perusahaan yang
dan/atau perakit, serta berurusan; penanggung
pemodifikasi; jawab dari pihak perusahaan
i. alamat perusahaan yang berurusan; tahun
pembuatan; spesifikasi
pembuat dan/atau perakit teknik kendaraan bermotor;
dan/atau pengimpor dan/atau spesifikasi teknik varian;
pemodifikasi; JBB/JBKB; berat kosong;
j. penanggung jawab daya angkut; dimensi bak
muatan/tangki; dan kelas
perusahaan pengimpor, jalan terendah yang boleh
pembuat dan/atau perakit, dilalui.
serta pemodifikasi;
k. tahun Pada PP No. 30 tahun
2021
pembuat/perakit/modifikasi; Terkait pengaturan sertifikat
l. spesifikasi teknik uji tipe pada PP No. 30
Kendaraan Bermotor; tahun 2021 dibahas lebih
m. spesifikasi teknik varian, lanjut berdasarkan Pasal 19
ayat (4) yang menyebutkan
apabila ada; bahwa, ketentuan lebih
o. JBB dan/atau JBKB; lanjut mengenai sertifikat
berat kosong Kendaraan uji tipe diatur dalam
Bermotor; peraturan menteri. Dan pada
pasal 22 ayat (4) yang
p. JBI dan/atau JBKI; menyatakan bahwa
q. daya angkut orang sertifikat registrasi uji tipe
dan/atau barang; diatur dalam peraturan
r. dimensi bak muatan atau menteri. Hal ini membuat
sertitifkat uji tipe dan
tangki; dan registrasinya tidak lagi
s. kelas jalan terendah yang dibahas dalam peraturan
boleh dilalui. pemerintah, dan lebih aktif
dan luas dibahas dalam
(2) Sertifikat Uji Tipe
peraturan menteri mengenai
sebagaimana dimaksud pada uji tipe.
ayat (1) harus dibuat dari
bahan yang memiliki unsur Perangkaian ulang pada PP
No. 30 tahun 2021
pengaman.
mengenai sertifikat uji dan
(3) Sertifikat Uji Tipe mengurus kebijakan
teknisnya di Peraturan
diterbitkan oleh menteri menteri lain dikarenakan
yang bertanggung jawab di materi dari PP No. 30 tahun
2021 dinilai terlalu luas dan
bidang sarana dan prasarana tidak memungkinkan untuk
lalu lintas dan angkutan membahas seluruh cakupan
jalan. teknis yang diubah pada UU
No. 20 tahun 2021. Oleh
karena itu, cakupan teknis
yang berada pada PP no. 55
tahun 2012 akan
dipindahkan ke PM yang
akan dikhususkan dalam
penanganan atau pembuatan
atau perihal sertifikat uji
tipe.

Pasal 130 : Ketentuan pada pasal 130 Pasal 130 PP no. 55 tahun
Ketentuan lebih lanjut dalam PP No. 55 tahun 2012 2012 menjelaskan menganai
mengenai bentuk dan tata cara telah dihapus dalam PP No. 30 kelanjutan pengaturan
penerbitan sertifikat Uji Tipe tahun 2021. sertifikat hasil uji tipe
diatur dengan peraturan sebagaimana yang diatur
pada pasal 129 dan 127.
menteri yang
Bunyi dari pasal 130 sendiri
bertanggungjawab di bidang berisi mengenai pengalihan
sarana dan prasarana lalu pembahasan pasal 129 ke
lintas dan angkutan jalan. dalam satu bentuk dokumen
kebijakan lain, di sini
disebut peraturan menteri
yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan
jalan.

Pada PP No. 30 tahun


2021 Mengulang analisis
nomor 7, berdasarkan pasal
19 ayat (4) dimana regulasi
ini, mulai dari dasaran
pembentukan sertifikasi
hasil uji sendiri tidak lagi
dibahas dalam PP No. 30
tahun 2021.

Penjelasan mengenai teknis


sertifikat pada pasal 130 PP
no. 55 tahun 2012 bersifat
menjelaskan bagian dari
pasal 129 yang membuat
dasaran dari sertifikasi uji
tipe kendaraan yang
dinyatakan sudah lulus
pengujian. Hal ini tidak lagi
terdapat pada PP No. 30
tahun 2021, dikarenakan
pada pasal yang tergabung
dengan pembahasan
pengujian tipe pada
kendaraan, sudah sedari
awal dinyatakan bahwa
pengaturan terikat dan
terkait dengan sertifikat dari
uji tipe dinyatakan dalam
peraturan menteri yang
berbeda, sehingga perlu
mencari rujukan lain
mengenai peraturan menteri
yang mengatur sertifikat uji
tipe. Oleh karena itu, materi
pada pasal 130 PP No. 55
tahun 2012, dianggap dan
dinyatakan tidak berlaku
atas adanya penghapusan
bertanda dengan
pemberlakuan PP No. 30
tahun 2021 dan Peraturan
Menteri terbaru yang
Membahas Uji Tipe.

Pasal 131 : Pasal 20 : Dasaran penelitian rancang


Penelitian rancang bangun (1) Penelitian rancang bangun bangun dan rekayasa
dan rekayasa Kendaraan dan rekayasa Kendaraan kendaraan bermotor diatur
Bermotor, sebagaimana Bermotor sebagaimana dalam PP No. 55 tahun
2012. Pasal 131 secara
dimaksud dalam Pasal 123 dimaksud dalam Pasal 17
langsung merupakan
ayat (1) huruf b dilakukan Ayat (2) huruf b dilakukan lanjutan dari pasal 123 ayat
terhadap desain: terhadap desain: (1) huruf b yang membahas
a. rumah-rumah; a. rumah-rumah; jenis dan apa yang
b. bak muatan; b. bak muatan; simasukkan ke dalam uji
c. Kereta Gandengan; c. tangki; tipe. Adapun penelitian
d. Kereta Tempelan; d. kereta gandengan; rancang abngun dan
e. Kendaraan Bermotor yang e. kereta tempelan; dan rekayasa kendaraan
dimodifikasi yang Kendaraan Bermotor yang bermotor, menurut PP no.
menyebabkan perubahan dimodifikasi yang 55 tahun 2012, akan
tipe berupa dimensi, mesin menyebabkan perubahan menalaah pada desain: 1)
rumah-rumah; 2)bak
dan kemampuan daya tipe berupa dimensi dan
muatan; 3) kereta
angkut. kemampuan daya angkut. gandengan; 4)kereta
(2) Terhadap penelitian tempelan; dan 5) Kendaraan
rancang bangun dan rekayasa Bermotor yang
Kendaraan Bermotor dimodifikasi yang
sebagaimana dimaksud pada menyebabkan perubahan
ayat (1) dikenai biaya sesuai tipe berupa dimensi, mesin,
dengan ketentuan dan kemampuan daya
peraturan perundang- angkut.
undangan.
(3) Biaya sebagaimana Penelitian rancang bangun
dimaksud pada ayat (2) dan rekayasa kendaraan
bemotor pada PP No. 30
ditetapkan sebagai tahun 2021 dibahas pada
penerimaan negara bukan pasal 20 yang menjadi
pajak dan disetorkan ke kas terusan dalam pasal 17 ayat
negara. (2) b, yang berisi target
desain dari penelitian
rancang bangun dan
rekayasa kendaraan
bermotor seperti; 1) rumah-
rumah; 2) bak muatan; 3)
tangki; 4) kereta gandengan;
5) kereta tempelan; dan 6)
Kendaraan Bermotor yang
dimodifikasi yang
menyebabkan perubahan
tipe berupa dimensi, mesin,
dan kemampuan daya
angkut.

Perbedaan penelitian
rancang bangun dan
rekayasa kenaraan bermotor
pada pasal 20 PP no. 30
tahun 2021 menambahkan
unsur tangki ke dalam
penelitian rancang bangun
dan rekayasa kendaraan
bermotor. Hal ini didasari
atas dasar muatan tangki
yang digunakan kepada
beberapa kendaraan
bermotor dan memang
berpotensi mengalami
kendala dalam aktivitas
berlalu lintas. Apabila tidak
dilakukan pengujian
terhadap rancang bangun
kendaraan yang memiliki
tangki dan rekayasa
kendaraannya juga, maka
kerugian yang akan terjadi
dikarenakan tangki dari
kendaraan bermotor akan
menjadi ancaman yang
serius dan berpotensi
merugikan banyak pihak
dalam satu waktu. Di sisi
lain, pengujian terhadap
tangki juga memperluas
jenis kendaraan yang
mendapat pengujian,
sehingga keamanan dapat
terjamin dari segi aktivitas
transportasi dan akan
membuat pengusaha dan
investor dapat yakin dalam
melakukan usahanya
Karena itu dinyatakan
menghapus pemberlakuan
pasal 131 PP no. 55 tahun
2012.

Pasal 133 : Pasal 21 : PP No. 55 tahun 2012


(1) Pelaksanaan penelitian (1) Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian
rancang bangun dan rancang bangun dan rekayasa rancang bangun dan berita
rekayasa Kendaraan Kendaraan Bermotor acara mengenai hasil
Bermotor sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam rancang bangun dibahas
pada pasal 133 yang
dimaksud dalam Pasal 132 Pasal 132 Peraturan
dilakukan ketika telah
dituangkan dalam berita Pemerintah Nomor 55 Tahun dilakukan pelaksanaan
acara hasil penelitian oleh 2012 tentang Kendaraan penelitian rancang bangun
pimpinan unit pelaksana Uji dituangkan dalam berita acara secara teknis sesuai dengan
Tipe. hasil penelitian oleh pasal 132 PP No. 55 tahun
(2) Dalam hal berita acara pimpinan unit pelaksana uji 2012. Bahasan yang
hasil penelitian sebagaimana tipe. terdapat pada pasal 133 ini
dimaksud pada ayat (1) (2) Dalam hal berita acara antara lain: 1) Berita acara
menyatakan bahwa rancang hasil penelitian sebagaimana hasil pelaksanaan penelitian
bangun dan rekayasa dimaksud pada ayat (1) rancang bangun dituangkan
Kendaraan Bermotor tidak menyatakan bahwa rancang oleh pimpinan unit uji tipe;
2) apabila hasil dinyatakan
memenuhi persyaratan bangun dan rekayasa
tidak memenuhi syarat,
teknis dan laik jalan, berita Kendaraan Bermotor tidak maka berita acara akan
acara disampaikan kepada memenuhi persyaratan teknis disampaikan kepada
pemohon atau pemilik dan laik Jalan, berita acara pemohon dengan tembusan
Kendaraan Bermotor dengan disampaikan kepada kepada menteri; 3) apabila
tembusan kepada menteri pemohon atau pemilik hasil dinyatakan memenuhi
yang bertanggung jawab di Kendaraan Bermotor dengan syarat, maka berita acara
bidang sarana dan prasarana tembusan kepada Menteri. disampaikan kepada menteri
lalu lintas dan angkutan (3) Dalam hal berita acara langsung; 4) Menteri yang
jalan. hasil penelitian sebagaimana menerima hasil berita acara
(3) Dalam hal berita acara dimaksud pada ayat (1) yang memebuhi persyaratan
menerbitkan keputusan
hasil penelitian sebagaimana menyatakan bahwa rancang
pengesahan rancang bangun
dimaksud pada ayat (1) bangun dan rekayasa dan rekayasa kendaraan
menyatakan bahwa rancang Kendaraa Bermotor bermotor.
bangun dan rekayasa memenuhi persyaratan teknis
Kendaraan Bermotor dan laik Jalan, berita acara Pada PP No. 30 tahun
memenuhi persyaratan disampaikan kepada 2021
teknis dan laik jalan, berita Menteri. Pelaksanaan penelitian
acaradisampaikan kepada (4) Berdasarkan berita acara rancang bangun dan berita
menteri yang hasil penelitian sebagaimana acara mengenai hasil
bertanggungjawab di bidang dimaksud pada ayat (3), rancang bangun dibahas
sarana dan prasarana lalu Menteri menerbitkan pada pasal 21 yang
merupakan hasil dari
lintas dan angkutan jalan. Keputusan Pengesahan
pelaksanaan penelitian
(4) Berdasarkan berita acara Rancang Bangun dan rancang bangun yang diatur
hasil penelitian sebagaimana Rekayasa Kendaraan pada pasal 132 PP no. 55
dimaksud pada ayat (3), Bermotor. Ketentuan lebih tahun 2012. Bahasan yang
menteri yang lanjut mengenai penelitian diatur dalam peraturan ini
bertanggungjawab di bidang rancang bangun dan rekayasa mengenai hasil pelaksanaan
penelitian rancang bangun
sarana dan prasarana lalu Kendaraan Bermotor diatur adalah: 1) Berita acara hasil
lintas dan angkutan jalan dengan Peraturan Menteri. pelaksanaan penelitian
menerbitkan Keputusan rancang bangun dituangkan
Pengesahan Rancang oleh pimpinan unit uji tipe;
2) apabila hasil dinyatakan
Bangun dan Rekayasa
tidak memenuhi syarat,
Kendaraan Bermotor. maka berita acara akan
disampaikan kepada
pemohon dengan tembusan
kepada menteri; 3) apabila
hasil dinyatakan memenuhi
syarat, maka berita acara
disampaikan kepada menteri
langsung; 4) Menteri yang
menerima hasil berita acara
yang memebuhi persyaratan
menerbitkan keputusan
pengesahan rancang bangun
dan rekayasa kendaraan
bermotor; dan 5) penjelasan
lebih lanjut akan dibahas di
peraturan menteri.

Bagian ini menejelaskan


hasil mengenai pelaksanaan
penelitian rancang bangun;
dari segi isi tidak terlalu jau
hberbeda. Bahkan baik dari
PP No 55 tahun 2012 dan
PP No. 30 tahun 2021
masih memuat satu rujukan
persyaratan teknis
sebagaimana yang diatur
pada pasal 132 dari PP No.
55 tahun 2012. Tambahan
pada pengaturan pasal 21
PP No. 30 tahun 2021
adanya pengaturan yang
berbeda mengenai
penelitian rancangan
bangun dalam penjelasan
lebih lanjut yang diatur
dalam peraturan menteri
berbeda. Hal ini
dikarenakan urgensi yang
telah dibahas sebelumnya,
terkait adanya kolaborasi
yang dijalankan oleh badan
usaha dan swasta yang
memerlukan panduan
terbuka bagi pengaksesan,
agar implementasi bisa
berjalan sesuai dengan
rencana yang diajukan oleh
pemerintah pusat. Dengan
demikian pasal 13 PP No.
55 tahun 2012 telah
dinyatakan tidak berlaku
dan digantikan oleh pasal 21
PP No. 30 tahun 2021; akan
tetapi pasal 21 masih
merujuk pada pasal 132
sebagai pedoman petunjuk
teknis.

Pasal 134 : Pasal 22 : Pada PP No. 30 tahun 2021


(1) Kendaraan Bermotor, (1) Kendaraan Bermotor, pasal 22 terlihat jelas
Rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta bagaimana mereka
Kereta Gandengan, Kereta tempelan, dan Kendaraan mengurangi muatan teknis
Tempelan, dan Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi pada materi sertifikat
registrasi uji tipe. Alih-alih
Bermotor yang dimodifikasi yang telah dilakukan
membahas mengenai
yang telah dilakukan registrasi uji tipe diberikan sertifikat uji tipe, pasal 22
registrasi Uji Tipe diberikan sertifikat registrasi uji tipe menyatakan mengenai
sertifikat registrasi Uji Tipe. oleh Menteri. pembiayaan yang
(2) Untuk memperoleh (2) Penerbitan sertifikat diperlukan untuk
sertifikat registrasi Uji Tipe registrasi uji tipe menerbitkan sertifikat
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada registrasi uji tipe. Hal ini
ayat (1), pembuat, perakit ayat (l) dikenai biaya sesuai berbeda dari PP No. 55
atau pengimpor Kendaraan dengan ketentuan peraturan tahun 2012 yang membahas
Bermotor, Rumah-rumah, perundang- undangan. mengenai teknis pengajuan
bak muatan, Kereta (3) Biaya sebagaimana permohonan uji tipe. Pada
hal ini, asumsi yang
Gandengan, Kereta dimaksud pada ayat (2)
digunakan merujuk pada
Tempelan, dan Kendaraan ditetapkan sebagai kemungkinan adanya
Bermotor yang penerimaan negara bukan kesalahahpahaman yang
dimodifikasi mengajukan pajak dan disetorkan ke kas terjadi ketika perusahaan
permohonan kepada negara. ingin melakukan registrasi
menteri yang Ketentuan lebih lanjut uji tipe, yang lupa akan
bertanggungjawab di mengenai sertifikat adanya pembayaran ketika
bidang sarana dan prasarana registrasi uji tipe diatur dengan merujuk pada peraturan ini.
lalu lintas dan angkutan Peraturan Menteri. Asumsi lain adalah adanya
jalan. pungutan liar atau salah
(3) Permohonan sangka ketika hendak
melakukan registrasi uji tipe
sebagaimana dimaksud pada
dan mendapatkan
ayat (2) disertai surat sertifikatnya. Hal lain yang
pernyataan yang berubah pada peraturan ini
menyatakan bahwa setiap adalah objek yang
unit Kendaraan yang dibuat, dilakukan dan diberikan
dirakit, atau registrasi uji tipe dan
diimpor memiliki sertifikatnya. Karoseri dan
spesifikasi teknis dan unjuk bak muatan tidak
kerja yang sama dengan dimasukkan ke dalam
tipenya. peraturan. Hal ini mengacu
(4) Berdasarkan pada dasar, bahwa
pengujian akan menguji
permohonan sebagaimana
kendaraan secara utuh, jadi
dimaksud pada ayat (2)
menteri yang karoseri dan bak muatan
bertanggungjawab di sudah disatukan dalam
bidang sarana dan prasarana materi pengujian. dan
registrasi uji tipe hanya
lalu lintas dan angkutan berlaku pada kendaraan dan
jalan bukan komponen
memberikan sertifikat kendaraan. Dengan
registrasi Uji Tipe. demikian, pasal 134 PP No.
55 tahun 2012 telah
digantikan oleh pasal 22 PP
No. 30 tahun 2012 secara
yuridis dan sah.

Pasal 140 : Pasal 23 : Unit pelaksana uji tipe


1) Unit pelaksana uji tipe (1) Unit pelaksana uji tipe merupakan unit yang
sebagaimana dimaksud dibentuk berdasarkan
sebagaimana dimaksud kewajibannya dalam
dalam Pasal 122 ayat (1)
dalam Pasal 17 ayat (1) melaksanakan pengujian.
dibentuk oleh menteri yang
bertanggung jawab di dibentuk oleh Menteri. Pada PP No.55 tahun
(2) Unit pelaksana uji tipe 2012, hal ini diatur dalam
bidang sarana dan prasarana pasal 140. Bahasan terkait
lalu lintas dan angkutan sebagaimana dimaksud pada unit pelaksana uji tipe
jalan. ayat (1) harus menyediakan adalah penjabaran mengenai
(2) Unit pelaksana Uji Tipe fasilitas dan peralatan pembentukan pelaksana uji
sebagaimana dimaksud pada pengujian serta tenaga tipe yang dilakukan oleh
ayat (1) harus menyediakan menteri yang bertanggung
penguji yang memiliki jawab di bidang sarana dan
fasilitas dan peralatan
pengujian serta tenaga kompetensi. prasarana LLAJ, lalu
penguji yang memiliki (3) Untuk penyediaan cakupan kerja dan
kompetensi. fasilitas,peralatan pengujian, fasilitas
pengujian, dan kewajiban
(3) Dalam hal fasilitas, pengujian,dan/atau tenaga untuk menyediakan sistem
peralatan pengujian, penguji yang memiliki informasi dan komunikasi.
dan/atau tenaga penguji kompetensi, unit pelaksana
yang memiliki kompetensi Unit pelaksana uji tipe pada
uji tipe dapat bekerjasama
belum tersedia, unit PP No. 30 tahun 2021,
pelaksana Uji Tipe dapat dengan badan usaha milik dibahas pada pasal 23.
bekerjasama dengan pihak negara, badan usaha milik Muatan materi dari pasal ini
ketiga untuk melakukan Uji daerah, badan usaha milik berisi identitas unit
Tipe. desa, dan swasta. pelaksana yang dibentuk
(4) Fasilitas dan peralatan oleh menteri; kewajiban
(4) Fasilitas dan peralatan unit pelaksana dalam
pengujian sebagaimana pengujian sebagaimana melakukan penyediaan
dimaksud pada ayat (2)
dimaksud pada ayat (2) harus fasilitas, peralatan, dan
harus dirawat dan/atau tenaga penguji; lalu
diperbaiki apabila rusak, dirawat dan/atau diperbaiki
membahas mengenai
serta dikalibrasi secara apabila rusak, serta penyediaan fasilitas,
berkala. dikalibrasi secara peralatan dan tenaga
(5) Unit pelaksana Uji Tipe berkala.Perawatan dan/atau penguji yang bisa
harus menyelenggarakan dikolaborasikan dengan
sistem informasi dan badan usaha dan swasta;
komunikasi pengujian kalibrasi dan perawatan
Kendaraan Bermotor peralatan dan fasilitas yang
menjadi kewajiban unit
pelaksanaa;
serta perawatan dan
kalibrasi peralatan dan
fasilitas yang bisa
dikolaborasikan dengan
badan usaha dan swasta; di
sisi lain juga diwajibkan
untuk unit pelaksana dalam
menyedianakn sistem
informasi dan komunikasi.

Untuk unit uji mendapatkan


perubahan yang dalam PP
No. 30 tahun 2021 atas
adanya urgensi untuk
mengembangkan kerja sama
dengan badan usaha dan
swasta. Oleh karena itu
dalam rangka menyediakan
fasilitas, peralatan, dan
pihak penguji sudah dapat
dilakukan dengan
kolaborasi dengan badan
usaha juga pihak swasta.
Tidak berhenti di situ,
kolaborasi dengan kedua
pihak tersebut jiga diadakan
untuk urgensi pkalibrasi dan
perawatan media berupa
peralatan dan fasilitas
pengujian. Hal ini menjadi
materi yang diatur, karena
adanya urgensi
meningkatkan kualitas dan
kecepatan dalam pengujian
serta aksesibilitas yang
baik, demi terbentuknya
pengujian dan kualitas
kendaraan yang sejalan
dengan kualitas pengujian
yang baik. Di sisi lain,
kewajiban untuk
menyediakan sistem
informasi, tetap dijalankan
guna meningkatkan dan
mensosialkan mengenai
pengujian dan pihak
pengujian, serta sebagai
transparansi pengujian
kendaraan bermotor
Pasal 143 : Pasal 24 : (1) Uji berkala Pengubahan dalam
(1) Uji Berkala sebagaimana sebagaimana dimaksud pembahasan pengujian
dimaksud dalam Pasal 121 dalam Pasal 121 ayat (3) berkala menjadi sangat luas.
ayat (3) huruf b wajib bagi huruf b Peraturan Pemerintah Pada PP No. 30 tahun
Mobil Penumpang umum, Nomor 55 2021 pasal 24, mayoritas
Mobil Bus, Mobil Barang, Tahun 2012 tentang membahas mengenai
pengubahan yang terjadi,
Kereta Gandengan dan Kendaraan wajib bagi mobil ayat-ayat pada pasal ini
Kereta Tempelan yang Penumpang umum, mobil lebih membahas intensif
dioperasikan di jalan. bus, mobil barang, kereta dan mengacu pada poin-
(2) Uji Berkala sebagaimana gandengan dan kereta poin yang lebih mengarah
kepada perihal
dimaksud pada ayat (1) tempelan yang dioperasikan
pembahasannya.
dilaksanakan oleh: di Jalan. Dicontohkan pada ayat (2),
a. unit pelaksana pengujian (2) Pengujian berkala langsung dibahas mengenai
milik pemerintah sebagaimana dimaksud pada kegiatan pengujian berkala.
kabupaten/kota; ayat (1) meliputi kegiatan: Pada Ayat (4) membahas
b. unit pelaksana agen a. pendaftaran Kendaraan kegiatan pengujian berkala
tunggal pemegang merek Bermotor wajib uji berkala; pertama dan perpanjangan
yang mendapat izin dari b. uji berkala pertama; dan masa berlaku. Ayat (6)
menteri yang c. uji berkala membahas mengenai
bertanggungjawab dibidang perpanjangan masa kewajiban unit pelaksana.
sarana dan prasarana lalu berlaku. Di sisi lain, pengubahan
(3) Uji berkala pihak penguji berkala
lintas dan angkutan jalan;
sangat terlihat, dari ayat (3)
atau sebagaimana dimaksud pada
membahas mengenai
c. unit pelaksana pengujian ayat (1) dilaksanakan oleh: kewajiban bagi agen
swasta yang mendapat izin a. unit pelaksana tunggal dan swasta sebagai
dari menteri yang pengujian Pemerintah Daerah unit pelaksana yang harus
bertanggungjawab di bidang kabupaten/kota sesuai dengan memiliki perizinan
sarana dan prasarana lalu norrna, standar, prosedur, dan berusaha, sebagai bentuk
lintas dan angkutan jalan. kriteria yang ditetapkan perizinan utama yang harus
(3) Uji Berkala Menteri; diurus dan dikeluarkan oleh
sebagaimana dimaksud pada b. unit pelaksana agen menteri. Juga porsi
ayat (1) meliputi: tunggal pemegang merek pengaturan pihak yang
a. Uji Berkala pertama; yang mendapat Perizinan melakukan uji berkala
diatur dalam ayat (5) dan
b. pemeriksaan persyaratan Berusaha dari Menteri; atau
ayat (7). Hal ini berbeda
teknis; c. unit pelaksana dengan yang diatur dalam
c. pengujian persyaratan laik pengujian swasta yang PP No.
jalan; mendapatkan Perizinan 55 tahun 2012, pengaturan
d. pemberian bukti lulus uji; Berusaha dari Menteri. dijelaskan secara general
dan (4) Uji berkala pertama dan mengenai pengujian
e. unit pelaksana uji berkala berkala, dan proporsi pihak
Uji Berkala. perpanjangan masa tidak dijelaskan dan tidak
berlaku sebagaimana ada ayat pernyataan
dimaksud pada ayat (2) huruf pengaturan lain. Dengan
b dan huruf c meliputi: demikian pasal 143 PP No.
55 tahun 2012 dengan
a. pemeriksaan
materi Pengujian Berkala
persyaratan teknis; dinyatakan tidak berlaku
b. pengujian persyaratan laik dan digantikan secara
Jalan; dan materi oleh pasal 24 PP No.
c. pemberian bukti lulus uji. 30
(5) Unit pelaksana agen tahun 2021.
tunggal pemegang merek dan
unit pelaksana pengujian
swasta sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf
b dan huruf c hanya
rnelaksanakan uji berkala
perpanjangan masa
berlaku.
(6) Unit pelaksana uji
berkala sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
wajib:
a. melaksanakan
pengujian sesuai dengan
akreditasi unit pelaksana
pengujian dan
sertifikasi tenaga penguji;
b. mempertahankan mutu
pengujian yang
diselenggarakan;
c. membuat rencana dan
pelaporan secara berkala
setiap penyelenggara
pengujian kepada Menteri
; d. menggunakan peralatan
pengujian; dan
e. mengikuti tata cara
pengujian.
(7) Dalam hal unit
pelaksana pengujian
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota tidak
memenuhi norma, standar,
prosedur, dan kriteria
sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a, pelaksanaan
uji berkala dilakukan oleh
unit pelaksana pengujian
yang
ditetapkan oleh Menteri
Pasal 160 : Pasal 24 : (1) Uji berkala Pengaturan mengenai Unit
Unit pelaksana Uji Berkala sebagaimana dimaksud Pelaksana Uji Berkala
wajib: dalam Pasal 121 ayat (3) terdapat pada Pasal 160 PP
a. melaksanakan huruf b Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2012.
pengujian sesuai dengan Bahasan dari pasal ini
Nomor 55
merupakan lanjutan dair
akreditasi dan sertifikasi; Tahun 2012 tentang pasal 143 PP No. 53 tahun
b. mempertahankan mutu Kendaraan wajib bagi mobil 2012. Hal yang dibahas
pengujian yang Penumpang umum, mobil dalam pengaturan Unit
diselenggarakan; bus, mobil barang, kereta Pelaksana Uji Berkala
c. membuat rencana dan gandengan dan kereta dalam PP Pasal 160 adalah
pelaporan secara berkala tempelan yang dioperasikan kewajiban bagi pelaksana
setiap penyelenggara di Jalan. uji berkala yang
pengujian kepada menteri (2) Pengujian berkala menyatakan ujit pelaksana
yang bertanggung jawab di sebagaimana dimaksud pada uji berkala wajib: 1)
bidang sarana dan prasarana ayat (1) meliputi kegiatan: melaksanakan pengujian
lalu lintas dan angkutan a. pendaftaran Kendaraan sesuai dengan akreditasi dan
jalan; Bermotor wajib uji berkala; sertifikasi; 2)
d. menggunakan peralatan b. uji berkala pertama; dan mempertahankan mutu
pengujian; dan mengikuti c. uji berkala pengujian; 3) membuat
tata cara pengujian. perpanjangan masa rencana dan pelaporan
berlaku. secara berkala setiap
penyelenggaraan pengujian
(3) Uji berkala
kepada menteri yang
sebagaimana dimaksud pada bertanggung jawab di
ayat (1) dilaksanakan oleh: bidang sarpras LLAJ; 4)
a. unit pelaksana menggunakan peralatan
pengujian Pemerintah Daerah pengujian; dan 5) mengikuti
kabupaten/kota sesuai tata cara pengujian.
dengan norrna, standar,
prosedur, dan Pada PP No. 30 tahun 2021
kriteria tidak membahas hal ini
yang secara teknis dalam artian
ditetapkan bahasannya telah digabung
dalam rentang pasal 24-25
oleh
PP No. 30 tahun 2021.
Menteri;
b. unit pelaksana agen
tunggal pemegang merek
yang mendapat Perizinan
Berusaha dari Menteri; atau
c. unit pelaksana
pengujian swasta yang
mendapatkan Perizinan
Berusaha dari Menteri.
(4) Uji berkala pertama dan
uji berkala
perpanjangan masa
berlaku sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf
b dan huruf c meliputi:
a. pemeriksaan
persyaratan teknis;
b. pengujian persyaratan laik
Jalan; dan
c. pemberian bukti lulus uji.
(5) Unit pelaksana agen
tunggal pemegang merek dan
unit pelaksana pengujian
swasta sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf
b dan huruf c hanya
rnelaksanakan uji berkala
perpanjangan masa
berlaku.
(6) Unit pelaksana uji
berkala sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
wajib:
a. melaksanakan
pengujian sesuai dengan
akreditasi unit pelaksana
pengujian dan
sertifikasi tenaga penguji;
b. mempertahankan mutu
pengujian yang
diselenggarakan;
c. membuat rencana dan
pelaporan secara berkala
setiap penyelenggara
pengujian kepada Menteri ;
d. menggunakan
peralatan pengujian; dan
e. mengikuti tata cara
pengujian.
(7) Dalam hal unit
pelaksana pengujian
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota tidak
memenuhi norma, standar,
prosedur, dan kriteria
sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a, pelaksanaan
uji berkala dilakukan oleh
unit pelaksana pengujian
yang ditetapkan oleh
Menteri.

Pasal 161 : Pasal 25 : Akreditasi dari Kementrian


(1) Setiap unit pelaksana Uji (1) Unit pelaksana pengujian merupakan salah satu hal
Berkala Kendaraan yang penting bagi Unit
berkala Pelaksana Uji Berkala.
Bermotor
Kendaraan Bermotor Terbukti dari kedua
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 143 ayat (2) sebagaimana dimaksud kebijakan peraturan,
dalam Pasal 24 ayat (3) dapat keduanya mencantumkan
harus diakreditasi oleh kebijakan kewajiban
menteri yang menyelenggarakan pengujian akreditasi. Di sisi lain, poin
bertanggungjawab di bidang berkala Kendaraan Bermotor akreditasi semakin banyak
sarana dan prasarana lalu setelah mendapat akreditasi dibahas pada pasal 24,
lintas dan angkutan jalan. dari Menteri, terutama pada ayat (3) yang
(2) Untuk memperoleh menambahkan prasyarat
(2) Untuk memperoleh standar peralatan pada poin
akreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), unit akreditasi sebagaimana d yang sudah dibahas di
pelaksana Uji Berkala dimaksud pada ayat (1), unit poin c pada ayat yang sama
Kendaraan Bermotor harus pelaksana uji berkala dan diasumsikan hanya
berupa penegasan yang
memenuhi persyaratan: Kendaraan Bermotor harus boros. Tambahan yang
a. lokasi; memenuhi persyaratan: mungkin menjadi perhatian
b. kompetensi penguji a. lokasi; mengenai akreditasi pada
Kendaraan Bermotor; b. kompetensi tenaga pengubahan di Pasal 24 PP
c. standar fasilitas prasarana No. 30 tahun 2021 adalah
penguji Kendaraan
dan peralatan pengujian kebijakan tahun akreditasi
Bermotor; standar fasilitas yang tercantum pada ayat
Kendaraan Bermotor;
d. keakurasian peralatan prasarana dan peralatan (4), untuk hal ini,
pengujian berkala diasumsikan digunakan
pengujian Kendaraan
untuk mempertegas terkait
Bermotor; Kendaraan Bermotor;
dengan operasional
e. sistem dan tata cara e. keakurasian peralatan beberapa badan atau unit
pengujian; dan pengujian Kendaran pelaksana uji berkala yang
f. sistem informasi Uji Bermotor; melanggar batas akreditasi
Berkala Kendaraan atau tidak melakukan
sistem dan tata cara
Bermotor. pengurusan akreditasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut pengujian Kendaraan Adapun sifat dari pasal 161
mengenai persyaratan teknis Bermotor; dan dinyatakan tidak berlaku
unit pelaksana Uji Berkala g. sistem informasi uji secara yuridis digantikan
diatur dengan peraturan dengan berlakunya pasal 24-
berkala Kendaraan
25 PP no. 30 tahun 2021,
menteri yang bertanggung Bermotor. dan peraturan menteri yang
jawab dibidang sarana dan (3) Akreditasi keluar untuk membahas
prasarana lalu lintas dan pasal 161 dinyatakan tidak
sebagaimana dimaksud pada
angkutan jalan. berlaku atas turunnya
ayat (1) berlaku paling lama 5
keputusan menteri yang
(lima) tahun dan dapat berlaku mengatasdasarkan
diperpanjang setelah pasal 24 PP No. 30 tahun
memenuhi persyaratan sesuai 2021.
dengan ketentuan.
(4) Ketentuan lebih lanjut
mengenai akreditasi unit
pelaksana pengujian berkala
Kendaraan Bermotor diatur
dengan Peraturan Menteri
Pasal 172 : Pasal 28 : (1) Bengkel umum Pada PP No. 55 tahun 2012
(1) Bengkel umum Kendaraan Bermotor pasal 172 ayat (1) s.d. (7)
Kendaraan Bermotor berfungsi untuk yang membahas mengenai;
berfungsi untuk memperbaiki dan merawat 1) definisi fungsi dari
memperbaiki dan merawat Kendaraan Bermotor agar bengkel umum; 2)
kewajiban bengkel umum
Kendaraan Bermotor agar tetap memenuhi persyaratan
dalam pemenuhan syarat; 3)
tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik Jalan. dasar persyaratan teknis
teknis dan laik jalan. (2) Bengkel umum bengkel umum; 4)
(2) Bengkel umum sebagaimana dimaksud pada pembagian bengkel umum;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi 5) sertifikasi jenis bengkel
ayat (1) wajib memenuhi persyaratan teknis bengkel umum; 6) pihak yang
persyaratan teknis bengkel umum Kendaraan Bermotor memberikan sertifikasi
umum Kendaraan Bermotor. (3) Penyelenggaraan bengkel umum dikelurakan
(3) Persyaratan teknis bengkel umum oleh menteri yang
bengkel umum Kendaraan sebagaimana dimaksud pada bertanggung jawab di
ayat (1) harus memenuhi bidang industri; 7)
Bermotor sebagaimana
pembahasan lebih lanjut
dimaksud pada ayat (2) Perizinan Berusaha
mengenai persyaratan
sesuai dengan tingkat dan memiliki sertifikasi teknis, klasifikasi, dan
pemenuhan terhadap bengkel umum dari menteri sertifikasi bengkel umum
persyaratan sistem mutu, yang menyelenggarakan dialihkan ke peraturan
mekanik, fasilitas dan urusan pemerintahan di menteri yang
peralatan, serta manajemen bidang perindustrian. bertanggungjawab di bidang
informasi. (4) Persyaratan teknis industri.
(4) Bengkel umum terdiri bengkel umum Kendaraan
PP No. 30 tahun 2021
atas: Bermotor sebagaimana membahas bengkel umum
a. bengkel kelas I tipe A, B, dimaksud pada ayat (2) pada pasal 28 yang terdiri
dan C; sesuai dengan tingkat atas 5 ayat pembahasan.
b. bengkel kelas II tipe A, pemenuhan terhadap Adapun bahasan materi dari
B, dan C; persyaratan sistem mutu, bengkel umum yang
bengkel kelas III tipe A, B, mekanik, fasilitas dan dijabarkan dalam pasal 28
dan C. peralatan, serta manajemen memuat mengenai:1)
(5) Bengkel umum informasi. definisis fungsi bengkel
sebagaimana dimaksud pada (5) Ketentuan lebih lanjut umum; 2) kewajiban
ayat (4) dibuktikan dengan mengenai persyaratan bengkel umum dalam
sertifikasi bengkel umum. memenuhi persyaratan
teknis, klasifikasi, dan
teknis; 3) penyelenggaran
(6) Sertifikasi sebagaimana sertifikasi bengkel umum bengkel umunm harus
dimaksud pada ayat (5) diatur dengan peraturan memenuhi perizinan
diberikan oleh menteri yang menteri yang berusaha dan memiliki
bertanggungjawab di bidang menyelenggarakan urusan sertifikasi bengkel umum
industri. pemerintahan di bidang dari pemerintah lebih tegas
(7) Ketentuan lebih lanjut perindustrian dari menteri yang berurusan
mengenai persyaratan dalam bidang industri; 4)
teknis, klasifikasi, dan perysaratan bengkel umum
sertifikasi bengkel umum yang dibahas pada poin 2);
diatur oleh peraturan 5) pembahasan lebih lanjut
menteri yang mengenai persyaratan
teknis, klasifikasi, dan
bertanggungjawab di bidang
sertifikasi bengkel umum
industri. dialihkan ke peraturan
menteri yang bertanggung
jawab di bidang industri.

Pada PP No. 30 tahun 2021


pasal 28, terlihat jelas
penghilangan mengenai
pengaturan teknis. Hal ini
dibuktikan dengan tidak
dimasukkannya kelas
bengkel umum yang
sebelumnya tertera di pasal
172 PP No. 55 tahun 2012.
Di sisi lain,
"penyelenggaraan" secara
teknis baru dijelaskan pada
PP No. 30 tahun 2021
dengan mewajibkan adanya
Perizinan Berusaha dan
Sertifikat Jenis Bengkel
sebagai patokan dan acuan
kualitas bengkel. Hal ini
membuat persyaratan teknis
yang sebelumnya diatur
pada pasal 172 PP No. 55
tahun 2012, menjadi suatu
yang penting untuk dipatuhi
oleh bengkel umum. Hal ini
juga membuat bengkel
umum menjadi berkualitas,
dikarenakan adanya dua
bentuk perizinan yang
dikeluarkan kementrian;
akan tetapi belum terlalu
jelas di sini perizinan
berusaha dikeluarkan oleh
kementrian industri atau
yang bertanggung jawab di
bidang lalu lintas. Hal ini
akan menjadi tantangan bagi
bengkel umum dalam
administrasi, akan tetapi
dalam penjaminan mutu,
kualitas bengkel umum
akan menjadi lebih maju.
Sehubungan dengan adanya
Pasal 28 PP No. 30 tahun
2021, maka pasal 172 PP
No. 55 tahun 2012
dinyatakan tidak berlaku
dan digantikan dengan pasal
28 PP No. 30 tahun 2021
dan peraturan menteri yang
keluar untuk membahasnya.

Pasal 174 : Pasal 30 : (1) Bengkel umum PP No. 55 tahun 2012


(1) Bengkel umum Kendaraan Bermotor Peraturan ini membahas
Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud fungsi bengkel umum yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 Peraturan dapat digunakan sebagai
unit pelaksana uji berkala.
dalam Pasal 173 dapat Pemerintah Nomor 55
PP No. 55 tahun 2012
menjadi unit pelaksana Uji Tahun 2012 tentang mengatur materi ini dalam
Berkala Kendaraan Kendaraan dapat menjadi pasal 174, dan merupakan
Bermotor. unit pelaksana uji berkala perpanjangan pasal 173.
(2) Bengkel umum yang Kendaraan Bermotor Adapun materi yang
melakukan Uji Berkala (2) Bengkel umum yang dibahas pada pasal 174 PP
sebagaimana dimaksud pada melakukan uji berkala No. 55 tahun 2012 adalah:
ayat (1) wajib memenuhi sebagaimana dimaksud pada 1) pembahasan awal
ayat (1) wajib memenuhi mengenai fungsi bengkel
persyaratan:
persyaratan: umum sebagai unit
a. memiliki peralatan dan pelaksana uji berkala
fasilitas Uji Berkala; a. memiliki peralatan dan
kendaraan bermotor; 2)
b. memiliki izin usaha fasilitas uji berkala;
persyaratan bengkel umum
bengkel Kendaraan b. memiliki Perizinan ketika akan melakukan uji
Bermotor dari pemerintah Berusaha bengkel berkala, seperti kelengkapan
Kendaraan Bermotor dari peralatan dan fasilitas,
kabupaten/kota berdasarkan
menteri yang adanya izin usaha bengkel
menyelenggarakan urusan
rekomendasi dari menteri pemerintahan di bidang kendaraan bermotor dari
yang bertanggung jawab di perindustrian; dan pemkab kabupaten/kota atas
bidang industri dan c. memenuhi hasil analisis rekomendasi menteri yang
dampak Lalu Lintas yang bertanggung jawab dalam
rekomendasi dari fungsi sarpras LLAJ dan
Kepolisian Negara merupakan bagian dari
kepolisian RI, serta hasil
Republik Indonesia; dan dokumen analisis pemenuhan analisis dampak
c. memenuhi hasil analisis mengenai dampak lalu lintas; 3) penetapan
lingkungan atau upaya bengkel umum oleh menteri
dampak lalu lintas.
pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab
(3) Penetapan bengkel
hidup dan upaya pemantauan dalam sarpras LLAJ; dan 4)
umum Kendaraan Bermotor
lingkungan hidup. ketentuan lebih lanjut
menjadi unit pelaksana Uji (3) Penetapan bengkel mengenai pemberian
Berkala Kendaraan umum Kendaraan Bermotor akreditasi dan penetapan
Bermotor dilakukan oleh menjadi unit pelaksana uji bengkel umum menjadi unit
menteri yang bertangung berkala Kendaraan Bermotor pelksana uji berkala diatur
jawab di bidang sarana dan dalam peraturan menteri
dilakukan oleh Menteri.
prasarana lalu lintas dan yang bertanggung jawab di
Ketentuan lebih lanjut bidang sarana dan prasarana
angkutan jalan. mengenai pemberian lalu lintas dan angkutan.
(4) Ketentuan lebih lanjut akreditasi dan penetapan
mengenai pemberian bengkel umum menjadi unit Pada PP No. 30 tahun 2021
akreditasi dan penetapan pelaksana uji berkala diatur hal serupa dibahas dalam
bengkel umum menjadi unit dengan Peraturan Menteri. pasal 30. Pasal ini juga
pelaksana Uji Berkala diatur merupakan perpanjangan
pasal 173 PP No. 55 tahun
dengan peraturan menteri
2012 dengan sifat
yang bertanggungjawab di mengubah pasal 174 PP No.
bidang sarana dan prasarana 55 tahun 2012. Adapun
lalu lintas dan angkutan bahasan yang terdapat pada
jalan. pasal 30 PP No. 30 tahun
2021 antara lain: 1)
pembahasan mengenai
kendaraan bermotor yang
bisa berfungsi sebagai unit
pelaksana uji berkala; 2)
kewajiban pemenuhan
persyaratan uji berkala yang
untuk bengkel seperti
peralatan dan fasilitas uji
berkala, perizinan berusaha
dari menteri industri dan
memenuhi analisis dampak
lalu lintas dalam Amdal dan
dokumen lingkungan hidup
lainnya; 3) penetapan
bengkel umum menjadi unit
berkala oleh Menteri yang
mengurus LLAJ; 4) dan
petentuan lebih lanjut
mengenai pemberian
akreditasi dan penetapan
bengkel umum menjadi unit
pelksana uji berkala diatur
dalam peraturan menteri
yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan.

Pengubahan yang terjadi


pada pasal 30 PP No. 30
tahun 2021 atas pasal 174
PP No. 55 tahun 2012
disebabkan karena
berubahnya materi perizinan
dan analisis dampak lalu
lintas yang diatur dalam UU
No. 11 tahun 2020
mengenai Cipta Kerja.
Perizinan bengkel umum
seperti yang diatur dalam
PP No. 55 tahun 2012,
sudah tidak lagi berurusan
dengan pihak dari
kepolisian. Hal ini guna
mengoptimalkan urusan
komponen pengujian
kepada urusan kementrian
yang mengurusi bidang
sarana dan prasarana LLAJ.
Selain itu adanya kewajiban
untuk mengurus hasil
analisis dampak lalu lintas
sekaligus dalam Amdal atau
dokumen lingkungan hidup
lainnya, akan membuat
kualitas bengkel umum
akan lebih ramah terhadap
lingkungan dalam
operasional kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai