Anda di halaman 1dari 12

KOMPETENSI GURU

SMALL PAPER

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Komunitas Belajar Pengembangan


Profesi Guru yang diampu oleh Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc.
.

Oleh Kelompok 1

Ainur Rif’ah (190341621676)


Dina Surya Mega (180341617532)
Hanindya Dwi Kartika (190341621626)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Februari 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan erat kaitanya dengan keberadaan guru didalamnya. Seorang guru


dituntut keprofesioanalanya agar dapat menghasilkan peserta didik yang bermutu
dan mampu memiliki keterampilan untuk bekal di masa mendatang. Guru yang
profesioanal tidak hanya mengajar akan tetapi juga membimbing, mengarahkan,
menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya
dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Seorang guru harus memiliki kompetensi dalam mengajar agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai secara maksimal.

Kompetensi guru dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi


dasar mata pelajaran yang diampu, tercermin pada kepribadian atau karakter
seorang guru. Sebagai guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab bukan hanya
menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Namun melainkan dituntut
pula agar pelajaran yang diterapkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa sehingga
siswa dapat menyerap ilmu pengetahuan, dan ahlak mulia dari pelajaran yang
diajarkan oleh guru.

Kompetensi yang dimilki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru
dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru (Dalyono, 2019). Artinya
guru bukan saja harus pintar, tetapi juga harus pandai mentransfer ilmunya kepada
peserta didik. Guru harus memiliki keterampilan yang dapat memberikan
kenyamanan pada proses pembelajaran peserta didik. Hal tersebut dapat
merangsang motivasi bealajar siswa.

Menurut (Ramaliya, 2018), kompetensi minimal yang harus dimiliki guru


meliputi menguasai materi, metode dan sistem penilaian, namun jika tidak
dilandasi penguasaan kepribadian keguruan dan keterampilan lainnya, guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Jika guru menguasai dan
melaksanakan kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran, baik di dalam
maupun di luar sekolah maka guru itu diharapkan dapat menjadi guru yang
efektif. Guru mempunyai tanggung jawab sangat besar dalam menjalankan
peranannya sebagai tenaga pendidik di sekolah.

Dari uraian latar belakang diatas, kompetensi tersebut dipandang penting


untuk dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran di sekolah.
Guna mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas maka peningkatan
kompetensi guru harus selalu ditingkatkan. Kompetensi guru perlu ditingkatkan
secara terprogram, berkelanjutan melalui berbagai sistem pembinaan profesi,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru tersebut Karena itu dalam
penulisan ini bermaksud untuk membahas tentang standar kompetensi guru dalam
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana makna dari standar kompetensi guru?
2. Bagaimana standar kompetensi guru pada kompetensi pedagogi?
3. Bagaimana standar kompetensi guru pada kompetensi kepribadian?
4. Bagaimana standar kompetensi guru pada kompetensi profesional?
5. Bagaimana standar kompetensi guru pada kompetensi sosial?
6. Bagaimana standar kompetensi guru pada kompetensi kepemimpinan?

1.3 Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan tulisan ini


adalah untuk:
1. Mengetahui makna dari standar kompetensi guru
2. Mengetahui standar kompetensi guru pada kompetensi pedagogi
3. Mengetahui standar kompetensi guru pada kompetensi kepribadian
4. Mengetahui standar kompetensi guru pada kompetensi professional
5. Mengetahui standar kompetensi guru pada kompetensi sosial
6. Mengetahui standar kompetensi guru pada kompetensi kepemimpinan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Standar Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai


dan sikap yang direfleksikan menjadi satu dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
bagi seseorang. Mc Ashan mengemukakan bahwa kompetensi adalah
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang
telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilakuperilaku
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Mulyasa, 2003).
Kompetensi diartikan sebagai penguasaan konsep mencakup tugas, keterampilan,
sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang suatu proses keberhasilan.

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, pasal 1 ayat 10


tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sehingga kompetensi guru
dapat diartikan suatu kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh seorang guru,
yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berfikir, penyesuaian diri,
sikap dan nilai-nilai yang harus di ampu guru dalam menjalankan profesinya.

Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan seorang guru


dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban profesinya di bidang pendidikan secara
bertanggung jawab dan layak. Menurut (Kirana, 2011), kompetensi guru
merupakan perpaduan antara kemampuan personal seseorang, keilmuan,
teknologi, sosial dan spritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar
kompetensi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
peserta didik pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme yang bermanfaat bagi peserta didik nantinya.
Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping
kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan
sistem pengawasan tertentu (Giantara, 2019). Kompetensi guru tersebut harus
terstandarkan secara nasional, sehingga ada ukuran-ukuran dan kriteria-kriteria
ambang batas minimal kemampuan tertentu yang harus dimiliki serta dikuasai
oleh seorang guru, yang selanjutnya dapat diadakan penilaian secara obyektif
untuk penjaminan serta pengendalian mutu guru khususnya dan pendidikan pada
umumnya (misalnya: dengan setrtifikasi guru dalam jabatan).

2.2 Standar Kompetensi Guru

2.2.1 Kompetensi Pedagogis

Kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran


peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliknya
(PPRI, 2005).

Sedangkan Paulo Freire berpendapat, bahwa kompetensi pedagogis itu


meliputi kemampuan, antara lain: (1) memahami peserta didik, (2)
merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran, (3) melaksanakan pembelajaran, (4) merancang
dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, serta (5) mengembangkan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Freire,
1993).

Secara pedagogis, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran


memang perlu mendapat perhatian yang serius, karena akan menentukan
keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM). Dalam pemahaman terhadap
peserta didik, sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami oleh guru,
antara lain: (1) tingkat kecerdasan, (2) kreatifitas, (3) kondisi fisik, dan (4)
pertumbuhan serta perkembangan kognitif.

Dalam perancangan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan,


yaitu: (1) identifikasi kebutuhan, (2) perumusan dan identifikasi kompetensi
dasar, serta (3) penyusunan program pembelajaran. Guru juga harus
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Hal ini berarti, bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat
dari proses dialogis antar sesama subyek pembelajaran, sehingga melahirkan
pemikiran kritis dan komunikatif. Karena tanpa komunikasi yang baik,
maka tidak akan ada pendidikan yang sejati. Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkomunikasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi
peserta didik. Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar
disebabkan karena penerapan metode konvensional, anti dialog, proses
penjinakan, pewarisan pengetahuan yang menganggap anak didik sebagai
botol kosong yang harus diisi penuh, dan tidak bersumber pada realitas
masyarakat.

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku


dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan
cara antara lain: (1) penilaian kelas, (2) tes kemampuan dasar, (3) penilaian
akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, (4) benchmarking, dan (5) penilaian
program. Sedangkan pengembangan peserta didik dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, yang dapat dilakukan
oleh guru melalui berbagai cara, antara lain: (1) kegiatan ekstra kurikuler
(ekskul), (2) pengayaan dan remidial, (3) Bimbingan dan Konseling (BK),
dan sebagainya.

2.2.2 Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang


mantap, stabil, dewasa, disiplin, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia (PPRI, 2005).

Sedangkan menurut M.A. May, bahwa kompetensi kepribadian itu


meliputi kemampuan antara lain: (1) memiliki kepribadian yang mantap dan
stabil, (2) memiliki kepribadian yang dewasa, (3) memiliki kepribadian
yang arif, (4) memiliki kepribadian yang berwibawa, dan (5) memiliki
akhlak mulia dan dapat menjadi teladan (May, 1983).
Kepribadin guru memang memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Karena
akan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan
kepribadian peserta didik. Ini dapat dimaklumi, karena manusia merupakan
makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya
sebagai teladan (May, 1983).

Oleh karena itu wajar, ketika orang tua akan mendaftarkan anaknya ke
suatu sekolah, akan mencari tahu terlebih dahulu siapa guru-guru yang akan
membimbing dan mendidik anaknya. Di samping harus memiliki
kepribadian yang mantap, stabil, disiplin, arif, dapat menjadi teladan bagi
peserta didik dan beakhlak mulia, maka seorang guru juga dituntut
bagaimana dapat memiliki dan menumbuhkan kewibawaannya sebagai
seorang pendidik di depan peserta didiknya. Setiap guru wajib memiliki
seluruh unsur kompetensi personal atau kepribadian yang memadai tersebut,
karena kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi
kompetensikompetensi yang lainnya. Sehingga guru tidak hanya dituntut
untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah
bagaimana dia menjadikan pembelajaran itu sebagai ajang pembentukan
kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.

2.2.3 Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar tenaga


pendidik yang mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik dan
praktik dalam proses pembelajaran. Kompetensi profesional cenderung
mengacu pada kemampuan teoritik dan praktik lapangan. Ada dua hal yang
perlu diketahui, dipahami dan dukuasai sehubungan dengan kompetensi
professional yaitu kemampuan dasar guru, dan keterampilan dasar guru.
Keduanya harus dimiliki seorang guru dan merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan penguatan materi pembelajaran bidang studi secara luas
dan mendalam (Hatta, 2018).

Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi profesional apabila


memenuhi beberapa hal sebagai berikut:
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
sesuai dan mendukung bidang keahlian/bidang studi yang diampu.
b. Memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi (TIK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang
diampu.
c. Mengembangkan diri dan kinerja profesionalitasnya dengan
melakukan tindakan reflektif dan penggunaan TIK.
d. Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat.

Kemudian menurut Uno (2012:64) guru yang memilki kompetensi


profesional perlu menguasai antara lain:

a. Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan ajaran


b. Bahan ajar yang di ajarkan
c. Pengetahuan tentang karakteristik siswa
d. Pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan
e. Pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar
f. Penguasaan tentang prinsip-prinsip tehnologi pembelajaran
g. Pengetahuan terhadap penilaian,dan mampu merencanakan,
memimpin, guna kelancaran proses pendidikan

2.2.4 Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi


dengan peserta didik dan orang yang ada di sekitar dirinya. Modal interaksi
berupa komunikasi personal yang dapat diterima oleh peserta didik dan
masyarakat yang ada di sekitarnya. Dalam konteks ini, hendaknya guru
memiliki strategi dan pendekatan dalam melakukan komunikasi yang
cenderung bersifat horizontal terhadap sesama (Janawi, 2019).

Kompetensi sosial guru mengharuskan guru untuk memahami dirinya


sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu
mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Selain itu, kemampuan sosial juga mencakup kemampuan untuk
menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dalam lingkungan sekitar pada
waktu membawakan tugasnya sebagai guru (Hatta, 2018). Kompetensi
sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut:

a. Bersikap inklusif dan bertindak obyektif.


b. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bertugas dan dengan
lingkungan masyarakat.
c. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
komunitas profesi sendiri maupun profesi lain, secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
d. Berkomunikasi secara empatik dan santun dengan masyarakat luas.

2.2.5 Kompetensi Kepemimpinan (Leadership)

Kompetensi leadership adalah kemampuan seorang guru untuk


memengaruhi peserta didik yang di dalamnya mengandung serangkaian
tindakan atau sifat tertentu terhadap peserta didik yang akan dipengaruhinya
(Amin, 2020). Adapun indikator kompetensi kepemimpinan yang harus
dimiliki oleh seorang guru, contohnya guru pada bidang studi PAI yaitu:

a. Kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengamalan ajaran


agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai
bagian dari proses pembelajaran agama.
b. Kemampuan mengorganisasikan potensi yang dimiliki sekolah secara
sistematis untuk mendukung pembudayaan pengamalan ajaran agama
pada komunitas sekolah.
c. Kemampuan untuk seorang inovator, motivator, fasilitator,
pembimbing dan konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran
agama pada lingkungan sekolah.
d. Kemampuan menjaga, mengendalikan, dan mengarahkan
pembudayaan pengamalan ajaran agama pada lingkungan sekolah serta
menjaga keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
1. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap yang direfleksikan menjadi satu dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak bagi seseorang.
2. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliknya.
3. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, disiplin, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar tenaga pendidik
yang mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik dan praktik
dalam proses pembelajaran. Kompetensi profesional cenderung mengacu
pada kemampuan teoritik dan praktik lapangan. Ada dua hal yang perlu
diketahui, dipahami dan dukuasai sehubungan dengan kompetensi
professional yaitu kemampuan dasar guru, dan keterampilan dasar guru.
5. Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi dengan
peserta didik dan orang yang ada di sekitar dirinya. Modal interaksi berupa
komunikasi personal yang dapat diterima oleh peserta didik dan
masyarakat yang ada di sekitarnya.
6. Kompetensi leadership adalah kemampuan seorang guru untuk
memengaruhi peserta didik yang di dalamnya mengandung serangkaian
tindakan atau sifat tertentu terhadap peserta didik yang akan
dipengaruhinya.
Daftar Rujukan

Amin, R., M. 2020. Pengaruh Kompetensi Leadership Guru Pendidikan Agama


Islam Terhadap Kecerdasan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik
SMPN 1 Enrekang. Makassar: UIN Alauddin.

Dalyono, B. 2019. Guru Profesional sebagai Faktor Penentu. Majalah Bangun


Rekaprima.

Freire, Paulo. 1993. Pedagogi of the Oppressed. New York: The Continum
Publishing Company.

Giantara, F. 2019. Model pengembangan kompetensi guru abad 21. Al-


Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan.

Hatta. 2018. Empat Kompetensi untuk Membangun Profesionalisme Guru.


Sidoarjo: Nazimia Learning Center.

Janawi. 2019. Kompetensi Guru: Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

Kirana, D. D. 2011. Pentingnya Penguasaan Empat Kompetensi Guru Dalam


Menunjang Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar. Journal of Physics A:
Mathematical and Theoretical, 44(8), 1689–1699.

May, M.A. 1983. The Foundation of Personality Psikology of Work. P.S.


Archillen: Mc Craw-Hill, Book Company.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan.

Ramaliya. 2018. Pengembangan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran. Bidayah:


Studi Ilimu-Ilmu Keislaman, 9(1), 77–88.

Uno, Hamzah. 2012. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi


Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai