Anda di halaman 1dari 5

Beton bertulang merupakan material yang digunakan pada sebagian besar konstruksi bangunan, baik

besar maupun kecil, misalnya gedung, bendungan, jembatan, perkerasan jalan dan bangunan teknik sipil
lainnya. Struktur beton bertulang lebih sering digunakan dalam sebuah pekerjaan konstruksi
dibandingkan dengan jenis struktur lainnya. Salah satu alasannya dikarenakan jenis beton yang satu ini
dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur, khususnya dalam mengemban tugas menahan
gaya tarik.

Beton mampu menahan dengan kuat daya tekan, akan tetapi lemah di dalam menahan gaya tarik yang
melebihi nilai tertentu yang jika melebihinya akan mengalami retak-retak. Oleh karena itu perlu dibantu
dengan memberinya perkuatan penulangan (baja tulangan) untuk menanggung gaya tarik yang bekerja,
yaitu berupa batang-batang baja yang disebut tulangan.

Pengertian Beton Bertulang


Sebelum dijelaskan mengenai apa itu beton bertulang, ketahui dulu definisi beton. Beton adalah suatu
campuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau bahan-
bahan semacam lainnya yang dicampur menjadi satu dengan semen dan air untuk membentuk suatu
massa mirip batuan.

Sementari itu beton bertulang (reinforced concrete) adalah beton yang dikombinasikan dengan tulangan
baja dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan
atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa batang-batang baja yang
ditanamkan didalam beton dapat memberikan kekuatan tarik yang diperlukan.

Pada struktur beton bertulang mempunyai beberapa keunggulan akibat dari penggabungan dua buah
bahan komposit/campuran, yaitu beton (PC + aggregat halus + aggregat kasar + zat aditif) dan baja
sebagai tulangan. Berikut ini kelebihan dari beton sebagai struktur bangunan diantaranya adalah:

1. Bahan-bahannya mudah didapat.


2. Harga bahan-bahannya lebih ekonomis dan tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi;.
3. Mudah dibentuk sesuai dengan keinginan arsitek.
4. Material beton bertulang mempunyai kekuatan tekan tinggi.
5. Struktur beton bertulang memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap api/suhu tinggi, dan air.
6. Beton bertulang dapat dicetak menjadi bentuk yang beragam, mulai dari pelat, balok, kolom yang
sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar;
Selain keuntungan diatas, beton bertulang juga mempunyai beberapa kelemahan, yakni :
1. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton agar tetap di tempatnya sampai
beton tersebut mengeras;
2. Beton bertulang memiliki kekuatan per satuan berat yang rendah sehingga mengakibatkan beton
bertulang menjadi berat.
3. Dalam pengerjaan adonan beton bertulang membutuhkan acuan (cetakan) dan perancah (tiang
acuan) selama pekerjaan berlangsung.
4. Beton bertulang memiliki kekuatan per satuan volume yang rendah sehingga mengakibatkan
beton akan berukuran relatif besar.
5. Sifat-sifat yang dihasilkan dari produksi beton bertulang sangat bervariasi karena bervariasinya
proporsi campuran dan pengadukannya. 
6. Proses pembuatan adonan, penuangan dan perawatan beton bertulang tidak bisa ditangani
seteliti seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain seperti baja dan kayu lapis.
7. Beton bertulang pada bangunan gedung terdiri dari beberapa elemen struktur, misalnya balok,
kolom, dan pelat lantai dan berikut penjelasannya.
8.
9. 1. Balok
10.
11. Balok beton bertulang merupakan salah satu dari komponen struktur yang berfungsi menyalurkan
beban-beban dari pelat ke kolom yang pada akhirnya oleh kolom disalurkan ke pondasi. Pada
umumnya balok beton bertulang dicor secara monolit dengan pelat dan secara struktural
ditulangi tunggal atau ganda. Akibat dicor secara monolit dengan pelat, maka balok memiliki
penampang persegi, T, dan L. 
12.
13. 2. Kolom
14.
15. Kolom merupakan bagian dari elemen atau komponen struktur suatu bangunan gedung yang
berfungsi sebagai penyalur beban yang berasal dari beban diatas pelat, berat sendiri pelat, dan
balok yang kemudian disalurkan ke pondasi.
16.
17. 3. Pelat
18.
19. Pelat beton bertulang merupakan sebuah struktur yang dibuat untuk keperluan seperti lantai
bangunan, atap dan sebagainya dengan bidang permukaan yang arahnya horizontal. Pada
struktur pelat ini beban bekerja secara tegak lurus dan disalurkan pada dinding, balok, kolom,
atau tanah karena letaknya yang dapat ditumpu oleh dinding, balok, kolom, atau dapat juga
terletak langsung di atas tanah (slab on ground). Ketebalan bidang (h) untuk pelat beton bertulang
ini sendiri relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan bentang panjang/lebarnya. Pelat beton
bertulang dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan perbandingan panjang antara bentang panjang
(lx) terhadap bentang pendek (ly). Apabila nilai perbandingan bentang panjang terhadap bentang
pendek adalah lebih atau sama dengan dua maka pelat tersebut dikategorikan sebagai pelat satu
arah dan apabila kurang dianggap sebagai pelat dua arah.

Penggunaan beton bertulang sebagai material bangunan dinilai menjadi pilihan tepat
untuk membuat konstruksi yang tahan terhadap kerusakan. Ingin mempelajari topik ini
lebih dalam? Yuk, simak seluk-beluknya pada artikel ini!
Beton bertulang ialah material yang digunakan pada banyak konstruksi bangunan,
seperti gedung, bendungan, jembatan, perkerasan jalan dan lainnya.
Jenis beton yang satu ini diklaim bisa bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur,
khususnya dalam mengemban tugas menahan gaya tarik.

Perlu diketahui, beton memang mampu menahan beban daya tekan yang kuat.

Namun, ia lemah dalam menahan gaya tarik yang melebihi kapasitas struktur
bangunan.

Dengan begitu, beton perlu dibantu dengan memberinya baja tulangan untuk
menanggung gaya tarik yang bekerja.

Beton bertulang (reinforced concrete) dikenal sebagai beton yang dikombinasikan dengan
tulangan baja.
Material ini dibuat menggunakan prinsip-prinsip berikut:

 Luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum
 Disyaratkan dengan atau tanpa prategang
 Direncanakan berdasarkan asumsi bahwa batang-batang baja yang ditanamkan
pada beton bisa memberikan kekuatan tarik yang maksimum

Kemudian, ada beberapa alasan yang menguatkan bahwa baja tulangan dan beton
bisa bekerjasama dalam menahan beban.

Dilansir dari pengadaan.web.id, berikut penjelasannya:

 Kekuatan lekatan (bond) antara baja dan beton bisa berinteraksi mencegah selip pada
beton keras
 Campuran beton yang baik dinilai memiliki sifat kedap air yang dapat mencegah korosi
pada baja tulangan
 Angka kecepatan mulai antara baja dan beton hampir sama, yaitu antara 0,000010-
0,000013 untuk beton per derajat Celcius sedangkan baja 0,000012 per derajat Celcius

Beton ini dibuat dari beberapa elemen struktur, seperti balok, kolom, dan pelat.

Berikut penjelasannya.
1. Balok
Balok dari jenis beton ini merupakan salah satu komponen struktur yang bisa
menyalurkan beban-beban dari pelat ke kolom.

Material ini dibuat dengan cara dicor secara monolit dengan pelat.

2. Kolom
Kolom ialah komponen struktur dari bangunan gedung yang berfungsi sebagai
penyalur beban yang berasal dari pelat.
3. Pelat
Pelat adalah sebuah struktur yang dibuat untuk membuat lantai bangunan atau atap
dengan bidang permukaan yang arahnya horizontal.

KOLOM

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok ( seperti yang kita lihat gambar diatas). Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur 
. SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. 

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting,
agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap
akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan
aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun,
kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom
menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat,
terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar
bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. 

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan
beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.

BALOK

Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur
yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah
sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

Apabila suatu gelagar balok bentangan sederhana menahan beban yang mengakibatkan
timbulnya momen lentur akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok tersebut.
Regangan-regangan balok tersebut mengakibatkan timbulnya tegangan yang harus ditahan
oleh balok, tegangan tekan di sebelah atas dan tegangan tarik dibagian bawah. Agar stabilitas
terjamin, batang balok sebagai bagian dari sistem yang menahan lentur harus kuat untuk
menahan tegangan tekan dan tarik tersebut karena tegangan baja dipasang di daerah tegangan
tarik bekerja, di dekat serat terbawah, maka secara teoritis balok disebut sebagai bertulangan
baja tarik saja

Pelat lantai adalah bagian dari eleman gedung yang berfungsi sebagai tempat berpijak.
Perencanaan elemen pelat lantai tidak kalah pentingnya dengan perencanaan balok, kolom,
dan pondasi. Pelat lantai yang tidak direncanakan dengan baik bisa menyebabkan lendutan dan
getaran saat ada beban yang bekerja pada pelat tersebut

RING BALOK

Ring balok atau ring balk adalah struktur yang diletakkan di atas pasangan batu dan bata.
Fungsi ring balok adalah sebagai tumpuan konstruksi atap dan sebagai pengikat pasangan
dinding batu bata bagian atas agar tidak runtuh.

SLOOF

Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi ( seperti yang
kita lihat gambar diatas).  Gunanya ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju
pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh
pondasi dan tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang menimbulkan dinding retak dan
pecah. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.

Anda mungkin juga menyukai