Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN BAHAYA DAN DAMPAK NARKOBA MELALUI PENYULUHAN

SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU BERISIKO DI KALANGAN


REMAJA

Katmini1, Dali Sylvinia2, Lintang Cahya3, Basroni4


Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Corresponding Author: katminitini@gmail.com, sylviniadali@gmail.com

ABSTRAK

Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja cukup memprihatinkan, dimana remaja


merupakan target pasar bagi peredaran gelap narkoba. Penyalahgunaan narkoba di kalangan
remaja banyak kita temui di lingkungan sekitar kita. Kualitas kesehatan dan masa depan
remaja menjadi terancam karena tingginya kasus penyalahgunaan narkoba tersebut. Kategori
coba pakai dan rutin pakai juga sangat memprihatinkan di kalangan remaja. Bahaya narkoba
bagi remaja sangat banyak dan apabila tidak segera dicegah dan dihentikan maka akan
memperburuk derajat kesehatan penggunanya serta merusak masa depan. Penyuluhan
pencegahan bahaya narkoba di kalangan remaja ini dimaksudkan sebagai langkah awal untuk
melakukan pencegahan bahaya peredaran gelap narkoba sejak dini, terutama di kalangan
remaja. Pengabdian ini dilakukan di Desa Wonoasri, Kecamatan Grogol. Melalui kegiatan ini
diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada remaja di Desa Wonoasri mengenai
bahaya penyalahgunaan narkoba, dampak jangka pendek dan jangka panjang penyalahgunaan
narkoba, jenis-jenis narkoba yang marak beredar dan cara pencegahannya. Metode yang
digunakan adalah partisipatif dengan melibatkan masyarakat, dalam hal ini adalah kelompok
remaja.
Kata Kunci : Narkoba, Penyuluhan, Pencegahan

ABSTRACT

Drug abuse among teenagers is quite concerning, where teenagers are the target market for
illicit drug trafficking. We often encounter drug abuse among teenagers in our environment.
The quality of health and the future of adolescents are threatened because of the high number
of drug abuse cases. The categories of try to use and routine use are also very concerning
among teenagers. The dangers of drugs for teenagers are many and if not immediately
prevented and stopped it will worsen the health status of users and damage the future.
Counseling on preventing the dangers of drugs among teenagers is intended as the first step
to prevent the dangers of illicit drug trafficking from an early age, especially among
teenagers. This service is carried out in Wonoasri Village, Grogol District. Through this
activity, it is expected to be able to provide an understanding to teenagers in Wonoasri
Village about the dangers of drug abuse, the short-term and long-term effects of drug abuse,
the types of drugs that are widely circulating and how to prevent them. The method that used
is participatory by involving the community, in this case the youth group..
Keywords : Drug, Counseling, Prevention
PENDAHULUAN

Keluarga merupakan wadah utama untuk perkembangan seorang anak. Pendidikan


karakter dan perilaku dimulai dari keluarga. Setiap anak di dalam keluarga memiliki hak-hak
dasar yang wajib dipenuhi oleh orang tuanya agar anak mampu berkembang dengan baik dan
menjadi pribadi yang berkualitas. Pendidikan karakter dan perilaku anak juga didapatkan di
lingkungan sekolah dengan pembelajaran dan bersosialisasi bersama dengan guru dan murid-
murid lainnya, sehingga anak mampu membentuk karakter yang sempurna di lingkungan
sosialnya. Dalam proses pendidikan karakter dan perilaku anak, baik di rumah maupun di
sekolah, seorang anak akan mempelajari ide, kebiasaan, sikap dan perilaku, serta nilai dan
standar kehidupan yang berlaku dimana individu itu berada. Untuk menciptakan keluarga
yang berkualitas, remaja memiliki peran yang cukup tinggi dan signifikan.
Menurut Rika Eka Izzaty,dkk (2008), menerangkan bahwa remaja diterjemahkan dari
bahasa latin adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak menjadi dewasa.
Adolecen atau remaja adalah menggambarkan seluruh perkembangan remaja baik
perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. Remaja juga merupakan masa untuk
menemukan jati diri dan mencoba hal-hal baru. Perkembangan karakter dan perilaku remaja
rentan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pola pengasuhan dalam keluarga, kehidupan dan
komunikasi dalam keluarga, hubungan pertemanan, dan lingkungan sosial masyarakat
mempengaruhi perkembangan karakter dan pola perilaku seorang remaja. Penyimpangan
yang terjadi di kalangan remaja dapat dipengaruhi oleh pembentukan karakter tersebut.
Penyimpangan yang terjadi misalnya penyalahgunaan narkoba yang disalah artikan oleh
individu sebagai langkah pencarian jati diri mereka.
Remaja adalah pilar bangsa dan harapan semua bangsa. Negara yang memiliki remaja
yang tangguh dengan intelektual, spiritual dan emosional yang mumpuni mampu membawa
bangsa menjadi bangsa yang berdaya saing dan maju. Perkembangan dunia yang memasuki
era industri 4.0, membawa dampak positif dan negatif bagi perkembangan karakter dan pola
perilaku individu remaja. Remaja yang identik dengan “pencarian jati diri” akan sangat
tertarik untuk mencoba hal-hal baru yang sangat ingin diketahuinya. Apabila seorang remaja
memiliki lingkar pertemanan yang sering membahas bahwa menggunakan narkoba itu
“keren”, bukan tidak mungkin apabila remaja tersebut akan ikut mencoba narkoba. menurut
data UNODC, jumlah remaja yang mencoba narkoba lebih sedikit daripada remaja yang mau
berpikir lebih jernih sebelum mencobanya, tetapi hal tersebut tetap saja mengkhawatirkan.
Kejahatan narkoba merupakan kejahatan luar biasa atau extraordinary crime yang
menjadi perhatian bagi seluruh negara di dunia, karena merupakan kejahatan yang mampu
merusak generasi suatu bangsa, terutama generasi muda. Dimana generasi muda ini
merupakan pilar bangsa yang menjadi ujung tombak perkembangan suatu bangsa dan negara
untuk menjadi lebih maju. Dalam World Drug Report tahun 2020 yang diterbitkan oleh
United Nations in Drugs and Crime, tercatat 269 juta orang di dunia menyalahgunakan
narkoba. Jumlah tersebut meningkat 30% dari tahun 2009 dengan jumlah pecandu 35 juta
orang (the third booklet of the World Drug Report,2020). UNODC juga merilis adanya
fenomena global dimana sampai dengan Desember 2019 telah dilaporkan adanya
penambahan temuan zat baru lebih dari 950 jenis. Sementara di Indonesia, berdasarkan data
Pusat Laboratorium BNN sampai dengan saat ini sebanyak 83 NPS telah berhasil terdeteksi,
dimana 73 NPS diantaranya telah masuk dalam Permenkes No.22 Tahun 2020.
Penyalahgunaan narkoba dapat merusak perkembangan jiwa individu. Narkoba
sejatinya hanya dapat digunakan dalam kepentingan penelitian dan pengobatan terbatas,
tetapi justru disalahgunakan untuk kesenangan sesaat. Penyalahgunaan narkoba yang disertai
dengan peredaran gelap narkoba dan prekursor narkotika ini menjadi semakin
memprihatinkan karena menargetkan individu usia remaja sebagai target pasar yang
empuk. Seringkali dijumpai,
individu yang masih sangat awam terhadap bahaya narkoba, sehingga sangat mudah
terpengaruh oleh bujuk rayu para pengedar dan penyalahguna narkoba yang sudah bertahun-
tahun mengonsumsi narkoba tanpa adanya keinginan untuk berhenti dan pulih.
Pada pasal 4 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, tercantum
tujuan yaitu mencegah, melindungi dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan narkotika. Sedangkan pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997
tentang psikotropika juga tercantum tujuan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
psikotropika. Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba pernah pakai di tahun 2019 sebesar
2,40% dan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba setahun terakhir pakai sebesar 1,80 %
di tahun 2019. Apabila dibandingkan dengan angka prevalensi nasional setahun terakhir pada
tahun 2017 sebesar 1,77 % terjadi peningkatan angka prevalensi sebesar 0,03%. Prevalensi
penyalahgunaan narkoba berdasarkan kelompok umur < 24 tahun untuk kategori pernah
pakai sebesar 1,80% dan setahun terakhir pakai sebesar 1,30% (BNN,2020).
Penyalahguna narkoba berasal dari berbagai latar belakang. Pelajar merupakan salah
satu subyek yang menempati urutan ketiga setelah pekerja dan pengangguran dalam hal
penyalahgunaan narkoba. Menurut survei nasional BNN pada tahun 2019, angka prevalensi
pelajar kategori pernah pakai sebesar 1,50% dan kategori setahun terakhir pakai sebesar
1,10%. Pelajar SMA/MA sederajat merupakan kelompok pelajar yang paling banyak
menyalahgunakan, dengan angka prevalensi sebesar 47,70% untuk kategori pernah pakai dan
57,40% untuk kategori setahun terakhir pakai. Pada tahun 2019, Provinsi Jawa Timur
menduduki provinsi tertinggi dalam kategori pernah pakai narkoba untuk jenis kelamin
perempuan dengan 138.527 orang.
Angka prevalensi yang cenderung meningkat di tahun 2019, mengindikasikan bahwa
peredaran gelap narkoba dan prekursor narkotika dan psikotropika di Indonesia yang semakin
masif. Metode pendistribusian narkoba secara sel terputus dan dilakukan dengan sembunyi
serta adanya peredaran NPS (New Psychoactive Substance) di kalangan masyarakat semakin
membuat khawatir masyarakat dan pemerintah. Remaja yang terpengaruh oleh narkoba, baik
dalam tahap coba pakai maupun sudah rutin mengonsumsi, akan sangat merugikan bangsa
ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketahanan nasional akan sangat terpengaruh oleh hal ini,
karena remaja merupakan aset emas bangsa untuk meneruskan cita-cita pendiri bangsa
Indonesia. Bahaya tidak hanya dalam hal derajat kesehatannya saja, tetapi seluruh aspek
kehidupan seperti ekonomi, sosial dan budaya juga akan ikut terpengaruh. Anak-anak usia
dini dan remaja perlu mendapatkan perhatian terkait bahaya dan dampak narkoba, baik
kepada diri mereka sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya. Hal ini dilakukan sebagai
bimbingan agar mereka mampu membentengi diri dari penyalahgunaan narkoba sejak dini.
Banyak alasan yang dikemukakan mengapa seorang remaja terjerumus narkoba. Ada
yang mengatakan bahwa remaja ingin terlihat “keren” atau diajak oleh rekan dalam satu
komunitasnya untuk ikut ke dalam lingkungan sosial dimana terdapat penyalahgunaan
narkoba. Alasan lain penyalahgunaan narkoba diantaranya adalah ketidaktahuan efek dan
dampak yang ditimbulkan oleh narkoba serta rasa keingintahuan yang berlebihan sehingga
mengabaikan larangan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang dalam penanganan
masalah narkoba. Selain itu, ketidakmampuan individu untuk terbuka terhadap permasalahan
yang dihadapi kepada pihak terkait membuatnya mencari pelarian lain yang dirasa dapat
meringankan masalahnya tersebut dengan waktu yang singkat. Faktor kemudahan
mendapatkan narkoba dan jenis penggunaannya juga sangat mempengaruhi tingkat
penyalahgunaan narkoba. Menurut survei yang dilakukan oleh BNN pada tahun 2019,
semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pemahaman responden terhadap narkoba semakin
baik.
Beberapa faktor individu, keluarga dan komunitas dapat membuat remaja lebih berisiko
untuk terjerumus ke dalam narkoba. Contohnya memiliki sifat atau perilaku tertentu, riwayat
penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarganya, hubungan yang tidak harmonis dengan
keluarga, terutama tidak mendapatkan kehangatan dari orang tua, tinggal di lingkungan
dimana ada penyalahgunaan narkoba. Seorang penyalahguna narkoba mungkin saja tidak
dapat pergi ke sekolah atau bekerja, karena narkoba yang dikonsumsinya sudah
mempengaruhi pola rutinitasnya setiap hari. Akibat dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri
mempengaruhi cara berpikir, tindakan dan emosionalnya sehingga berdampak pada
kehidupan sosial dan hubungan dengan keluarga, teman dan juga masyarakat. Semakin
banyak faktor resiko yang ada dalam kehidupan sosial seorang individu maka akan
memperbesar kemungkinan individu tersebut untuk mencoba narkoba.
Sangat mungkin mencegah remaja untuk terjerumus kedalam pengaruh narkoba.
Perilaku berisiko terhadap penyalahgunaan narkoba diantaranya merokok, minum minuman
beralkohol, nongkrong malam, ke tempat karaoke, bermain game dan vaping (BNN,2020).
Dengan diinformasikan dan dibimbing dengan tepat mengenai informasi dan keterampilan
hidup dan sosial tentang perilaku hidup sehat sejak dini kepada remaja, sehingga mereka
mampu memiliki pilihan untuk dapat hidup sehat terhindar dari bahaya narkoba. Semakin
banyak informasi dan keterampilan yang diperoleh, makan semakin banyak pilihan sehat
yang dapat mereka pilih. Olahraga, teater, musik atau bergabung dengan komunitas peduli
lingkungan dapat menjadi alternatif pilihan yang dapat dilakukan di waktu senggang daripada
bereksperimen dengan narkoba. Selain itu keterampilan diri untuk menolak ajakan teman
masuk ke dalam komunitas yang terdapat penyalahgunaan narkoba,sangat diperlukan agar
seorang individu remaja tidak mudah terhasut. Lingkungan sekolah dapat membantu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan hidup dan sosial ini dengan bimbingan guru
dengan menggunakan metode yang interaktif dan menarik sehingga individu remaja dapat
membuat keputusan yang tepat.
Menghidupkan kembali forum diskusi antara orang tua dengan anak, terutama anak
yang menginjak usia remaja sangat penting untuk dapat dilakukan di setiap keluarga. Hal ini
dapat menjadi strategi pembentukan karakter anak yang terbuka kepada orang tua, sehingga
anak tidak punya kesempatan untuk bercerita tentang kehidupan pribadinya kepada orang lain
di luar rumah. Beberapa remaja penyalahguna narkoba merupakan individu yang tertutup dan
cenderung mencari pelampiasan dan objek untuk bercerita kepada orang lain di luar keluarga.
Apabila hal ini terjadi sangat dimungkinkan untuk terpengaruh dengan lingkungan yang
negatif, seperti tawaran untuk mencoba narkoba. Mobilisasi masyarakat untuk dapat saling
mengenal tetangganya satu sam lain juga dapat menjadi benteng untuk pencegahan bahaya
dan dampak narkoba. Hal ini dapat membuat lingkungan menjadi aman dan sehat bagi semua
orang.
Penyuluhan dalam rangka pencegahan bahaya dan dampak narkoba di kalangan remaja
sangat penting untuk dilakukan secara rutin. Penyuluhan bahaya dan dampak narkoba kepada
kategori usia remaja yang mayoritas masih di usia sekolah akan lebih besar memahami materi
dan mencerna informasi yang disampaikan dengan menarik dan interaktif. Penyuluhan
bahaya dan dampak narkoba dapat dilakukan melalui media elektronik, cetak, daring maupun
tatap muka. Di masa pandemi Covid-19 ini, media tatap muka seperti sosialisasi, seminar dan
penyuluhan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan serta peserta yang
terbatas untuk tetap menjaga keamanan dan kesehatan masing-masing individu.

METODE
Pada pengabdian ini menggunakan metode partisipatif, yaitu pendekatan yang
berorientasi pada upaya peningkatan peran serta masyarakat secara langsung dalam proses
pelaksanaan di lapangan, terutama remaja di desa Wonoasri, Kecamatan Grogol. Adapun
tahap pelaksanaannya yaitu :
1. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan merupakan remaja rentan dan remaja yang aktif dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan yang dianggap mampu untuk dapat menyampaikan dan
menyebarkan
pesan dalam penyuluhan “Pengenalan bahaya dan Dampak Narkoba Melalui
Penyuluhan Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Berisiko di Kalangan Remaja”.
Peserta kegiatan berjumlah 15 (lima belas) orang remaja.
2. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi koordinasi dengan pemangku wilayah dan juga karang
taruna Desa Wonoasri, kecamatan Grogol untuk menentukan lokasi, waktu dan
peserta kegiatan dan narasumber kegiatan.
3. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu,8 Januari 2022 di Balai Desa Wonoasri
dengan peserta 15 (lima belas) orang remaja dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan dan pengaturan jarak duduk karena pelaksanaan di masa pandemi Covid-
19. Narasumber kegiatan berasal dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kediri.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan skrining ASSIST(The Alcohol, Smoking and
Substance Involvement Screening Test) , presentasi pemahaman terhadap narkoba dan
bahayanya, diskusi dan tanya jawab, serta bermain peran.
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dengan meminta tanggapan dari peserta kegiatan terhadap jalannya
acara secara langsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penyuluhan ini diawali dengan skrining peserta kegiatan dengan metode ASSIST (The
Alcohol, Smoking and Substance Involvement Screening Test) yang dilakukan oleh petugas
dari BNN Kabupaten Kediri. Metode ini merupakan deteksi dini dengan wawancara singkat
sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Skrining ini membutuhkan waktu
kurang lebih 3 (tiga) menit untuk masing-masing peserta kegiatan. Scoring wawancara diolah
oleh petugas dengan hasil rentang nilai 0 - 1 (tidak ada intervensi) untuk keseluruhan zat yang
ada di dalam formulir ASSIST dan beberapa peserta mengonsumsi tembakau (merokok).
Kegiatan selanjutnya adalah presentasi pemahaman terhadap narkoba dan bahayanya.
Materi yang disampaikan di dalam penyuluhan bahaya dan dampak narkoba ini adalah jenis-
jenis narkoba, dampak narkoba bagi kesehatan, upaya pencegahan narkoba dan juga masalah
rehabilitasi narkoba.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan psikotropika berdasarkan
undang- undang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika memiliki pengertian zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku. Bahan adiktif memiliki pengertian obat serta bahan-bahan aktif yang apabila
dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara
terus-menerus. Berdasarkan efek terhadap susunan saraf pusat, jenis narkoba dapat dibedakan
sebagai berikut :

Jenis Contoh Istilah Gaul Efek


Stimulan Amphetamine, Shabu, Kristal, Ubas Gangguan sistem
Methamphetamine saraf, stroke,
serangan jantung
Depresan Alkohol, Oplosan, bopeng, mengantuk,
Benzodiazepine, Putaw, Putih kelelahan, penurunan
Opium, Morfin, fungsi kognitif dan
Kodein memori, berkeringat,
gelisah, sulit tidur,
sulit berkonsentrasi
Halusinogen Ekstasi, Mushroom, Inex, magic menghasilkan satu
Bunga Kecubung Mushroom spektrum
pengalaman sensor
yang terdistorsi serta
mempengaruhi mood
dan proses berpikir
lainnya Ganja, Khaat, Cimeng, Gelek,Chat sulit mengingat
Inhalan (Lem, sesuatu, reaksi
Bensin), Ketamin melambat, sulit
berkonsentrasi, amat
merah, mengantuk,
paranoid dan cemas
Masing-masing zat di atas memiliki gejala intoksikasi, sehingga kita dapat mengenali
penyalahguna narkoba (Kepmenkes RI 422,2010).
Mengkonsumsi obat-obatan psikoaktif dapat berdampak serius pada suasana hati dan
kesehatan mental secara umum karena interaksi obat dengan bahan kimia. Mengkonsumsi
narkoba dapat mempengaruhi kemampuan untuk fokus pada tugas sekolah dan bahkan
kemampuan untuk menangani situasi sosial dengan kepercayaan diri. Hubungan pribadi
dengan anggota keluarga dan teman-teman dari penyalahguna narkoba sering terkena dampak
negatif, seperti perilaku yang tidak menentu dari individu yang kecanduan narkoba membuat
sulit bagi orang lain untuk mempercayai mereka. Penyalahgunaan narkoba juga dapat
menyebabkan depresi dan bahkan dapat menyebabkan bunuh diri jika pengguna narkoba
tidak dapat menemukan pengobatan dan dukungan yang efektif.
Bahaya dan dampak narkoba dapat dicegah dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri
sendiri dan keluarga. Langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk melakukan pencegahan
bahaya narkoba diantaranya :
1. Berusaha untuk selalu bersyukur bahwa diberikan hidup yang sehat dan nyaman,
memiliki keluarga yang peduli, dapat melakukan aktivitas dan keseharian yang
disenangi.
2. Mengenali potensi diri sendiri.
Dengan mengenali potensi diri sendiri, maka akan sangat mudah bagi setiap individu
untuk dapat melakukan kegiatan positif dan bermanfaat sesuai dengan minat dan
bakatnya. Dengan melakukan kegiatan positif yang disenangi, diharapkan bagi setiap
individu dapat membentengi dirinya dari bahaya narkoba.
3. Menjalin komunikasi dengan orang tua.
Orang tua hendaknya dapat berperan dalam perkembangan anaknya sejak usia dini
hingga dewasa. Orang tua sangat dibutuhkan kehadirannya dalam setiap fase kehidupan
seorang anak hingga dia beranjak dewasa dan sudah mampu untuk membentuk keluarga
sendiri. Terkadang komunikasi seorang anak dengan orang tuanya sangat buruk
dikarenakan pola asuh otoriter dan “inner child” yang kental. Sehingga karakter seorang
anak yang terbentuk adalah karakter tertutup dan enggan berdekatan dengan orang
tuanya. Apabila hal ini
terjadi akan sangat mungkin seorang anak mencari pelampiasan di luar rumah untuk
masalahnya, misalnya mulai mencoba narkoba.
4. Mengembangkan keterampilan yang dimiliki
Apabila seorang individu sudah mampu mengenali potensi dirinya sendiri, maka langkah
selanjutnya adalah mengembangkan keterampilan potensinya tersebut. Pengembangan
keterampilan ini dapat dikembangkan di sekolah dengan arahan dan bimbingan dari guru
yang membuat pelajaran secara menarik dan inovatif, atau isa didapatkan dari lembaga
atau komunitas yang mampu mendukung secara positif perkembangan potensi
keterampilan diri tersebut. Misalnya kesenian, olahraga, fotografi atau komunitas pecinta
lingkungan.
Pada kegiatan penyuluhan ini disampaikan juga materi mengenai rehabilitasi narkoba.
Narasumber memberikan pemahaman bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan penyakit
kronis kambuhan, meskipun sudah tersedia layanan rehabilitasi. Rehabilitasi sendiri diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika pada Bab IX. Rehabilitasi
terdiri dari 2 jenis yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Rehabilitasi bertujuan untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika dan juga mengembalikan fungsi
kehidupan masyarakat dan sosialnya. Seseorang yang telah terlanjur menjadi pecandu
narkoba dapat mengakses layanan rehabilitasi pada klinik-klinik BNN, balai rehabilitasi milik
Kementrian Kesehatan ,Kementrian Sosial, dan BNN serta layanan kesehatan atau sosial lain
baik milik pemerintah maupun swasta yang telah memiliki kemampuan untuk menangani
masalah adiksi narkoba.
Peserta kegiatan cukup tertarik dengan materi yang disampaikan. Antusiasme peserta
kegiatan terlihat dari aktifnya peserta untuk bertanya pada forum diskusi dan tanya jawab
yang diadakan setelah materi kegiatan selesai. Rangkaian acara terakhir yaitu role play yang
dimainkan oleh beberapa anggota karang taruna desa Wonoasri, dimana role play ini dapat
memberikan gambaran kepada peserta dampak dan akibat dari penyalahgunaan narkoba, baik
kepada diri sendiri, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

PENUTUP
Penyalahgunaan narkoba merupakan kejahatan luar biasa yang mampu menimbulkan
dampak negatif bagi kehidupan manusia dalam berbangsa dan bernegara. Dampak yang
ditimbulkan mempengaruhi derajat kesehatan seseorang yang memakai narkoba, diantaranya
dampak fisik, psikis dan emosional. Pencegahan bahaya dan dampak narkoba bagi remaja
untuk mencegah perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkoba dilakukan sedari dini dan
dimulai dari unit terkecil di dalam masyarakat yaitu individu dan keluarganya. Peran orang
tua sangat signifikan di dalam rumah untuk dapat membentuk karakter dan pola perilaku
seorang anak agar memiliki karakter yang tangguh terhadap ancaman bahaya narkoba.
Melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat terbentuk mindset peserta bahwa
narkoba itu bukanlah jalan keluar dari segala masalah yang dihadapinya. Peserta juga dapat
mengkampanyekan perang lawan narkoba dengan meneruskan informasi yang telah
didapatkan selama penyuluhan kepada keluarga, teman sekolah dan lingkungan di sekitar
rumahnya.
Pelaksanaan penyuluhan sebagai program pengabdian masyarakat ini berjalan dengan
lancar dan diikuti oleh 15 (lima belas) orang remaja di desa Wonoasri, kecamatan Grogol.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang


Psikotropika; Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika;
Badan Narkotika Nasional. (2019). Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat.
Diakses pada 18 Januari 2022 dari https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-
remaja-meningkat/ ;
Badan Narkotika Nasional. (2019). Infografis Survei Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba
Tahun 2019. Jakarta : Puslitdatin BNN.
Badan Narkotika Nasional. (2021). Press Release Akhir Tahun 2021. Diakses pada 18 Januari
2022 dari https://bnn.go.id/press-release-akhir-tahu/ ;
Izzati, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press;
Berthanilla, R. (2019). Pengenalan Bahaya Narkoba Melalui Penyuluhan Sebagai Upaya
Pencegahan Perilaku Menyimpang Pada Anak. Bantenese - Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(1). https://doi.org/10.30656/ps2pm.v1i1.1043;
United Nations of Drugs and Crime .(2012). UNODC Youth Initiative Discussion. Diakses
pada
18 Januari 2022 dari https://www.unodc.org/documents/drug-prevention-and-
treatment/discussion_guide_final_2012_04.pdf ;
Wikipedia. (2022). Zat Adiktif. Diakses pada 18 Januari 2022 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Zat_adiktif.

Anda mungkin juga menyukai