Anda di halaman 1dari 94

HASIL

KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGURUSAN


PERIZINAN USAHA DIKANTOR PENANAMAN
MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU KABUPATEN BONE

QUALITY OF BUSSINES LICENSING SERVICE AT


THE INVESTMENT OFFICE
AND ONE STOP INTEGRATED SERVICE
IN BONE DISTRICT

SAHRULLAH RAMDANI

1765342004

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2022
SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGURUSAN


PERIZINAN USAHA DIKANTOR PENANAMAN
MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU KABUPATEN BONE

Diajukan kepada fakultas ilmu sosial universitas negeri makassar


untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana

SAHRULLAH RAMDANI

1765342004

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing yang di tunjuk berdasarkan surat persetujuan Dekan Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar Nomor : 3859/UN36.6/LT/2021 tanggal

15 Juli 2021 :

Nama : Sahrullah Ramdani

Nomor Induk :1765342004

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Jurusan : Ilmu Administrasi

Judul Skripsi : Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan

Perizinan Usaha Dikantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Bone

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan dapat diajukan di depan

panitia penguji skripsi Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.

Makassar, Januari 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si Drs. Hj. Herlina Sakawati, M.Si

NIP. 19670131 199203 1 001 NIP. 19641111 198903 2 001


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sahrullah Ramdani

NIM :1765342004

Tempat/Tanggal Lahir : Watampone, 25 Desember 1998

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Judul Skripsi : Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan Perizinan

Usaha Dikantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Bone

Dengan pembimbing masing-masing :

1. Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si

2. Drs. Hj. Herlina Sakawati, M.Si

Benar adalah hasil karya sendiri, bebas dari unsur ciplakan/plagiat.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat sebagai tanggung jawab formal untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, Januari 2022

Diketahui oleh :

Ketua Jurusan/Prodi Yang Membuat Pernyataan

Ilmu Administrasi Negara

Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si Sahrullah Ramdani

NIP. 19670131 199203 1 001 NIM. 1765342004


MOTO

“ Rejeki Manusia Berbeda-Beda, Jangan Iri Dengan Mereka, Keep Strong”

(Sahrullah Ramdani)

Dengan segala kerendahan hati saya melakukan

pekerjaan ini sebagai wujud cinta, kasih saying serta

tanda terima kasih kepada kedua orang tua atas

segala pengorbanan yang tulus demi

Kebahagian dunia dan akhirat.

“Bukan berarti kita terahkir kita akan gagal, tetapi kami berusaha untuk menjadi

yang terbaik dari sekian banyak nya orang yang didepan yang memulai duluan”
ABSTRAK

SAHRULLAH RAMDANI, 2021 Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan


Perizinan Usaha Di Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Bone (Studi Kasus Kantor Dpmptsp Kabupaten Bone) Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Universitas Negeri Makassar, Dibimbing oleh Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si
serta Drs. Hj. Herlina Sakawati, M.Si.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis semistruktur. Sedangkan informan
utama yaitu kepala bidang pengkajian dan pemprosesan dan perizinan Dpmptsp.
Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi, sedangkan analisis yang digunakan terdiri atas empat alur yaitu :
pengumpulan data, penyajian data, kondensasi data dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan
Perizinan Usaha Di Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Bone (Studi Kasus Kantor Dpmptsp Kabupaten Bone) jika ditinjau
dari bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, kesopanan, komunikasi dan
kemampuan memahami pelanggan pemantauan berjalan dengan benar dari segi
struktur dan juga telah melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) yang
berlaku pada kantor dinas Dpmptsp Kabupaten Bone.

Kata Kunci : Kualitas, Pelayanan, Pengurusan, Perizinan, Usaha


ABSTRACK
Sahrullah Ramdani,2021, Quality Of Service On Business Management At The
Investment Office And One Stop Integrated Services Of Bone Regency (Case
Study Of Bone Regency Dpmptsp Office) thesis of the faculty on social sciences,
department of administrative sciences study program of state administration,
Makassar State University, supervised by Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si and
Drs. Hj. Herlina Sakawati, M.Si.
This research is a qualitative type of semistructuced research. While the
main informant is the head of the field of assessment and processing and licensing
of Dpmptsp. The data collection techniques used are observation, interviews, and
documentation, while the analysis used consists of four lines, namely : data
collection, data presentation, data condensation and conclusion drawing.
The result of this study indicate that the Quality Of Service On Business
Management At The Investment Office And One Stop Integrated Services Of
Bone Regency (Case Study Of Bone Regency Dpmptsp Office) when viewed
from physical evidence, reliability, responsiveness, courtesy, communication and
the abilty to understand customers, ongoing monitoring correctly in terms of
structure and has also implemented standard operating procedures (SOPs) that
apply to the bone regency dpmptsp office.

Keywords : Quality, Service, Management, Licensing, Business


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah peneliti haturkan kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala atas

limpahan rahmat, hidayat, serta ridho-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan Perizinan Usaha

Di Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Bone” ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan pada

penyelesaian Studi Prodi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.

Pada penulisan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang dihadapi

dan penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril atau materil. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada : kedua orang tua saya Ayahanda

tercinta “Syafruddin Majid” Wanita tersayang saya di dunia ibunda “Yuyum

Yuhaeni” yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa

yang tiada henti-hentinya. Serta saudariku villy Moriana, Nabila Letviana, Famela

Mugi Amelia, Nosyifa Nova Lestari kedua saudariku Febriyan Janwar Faqri yang

selalu menyemangati, mendoakan, dan semoga kita dapat membanggakan kedua

orangtua.

1. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP., Rektor Universitas Negeri

Makassar beserta staf atas pelayanan yang diberikan.

2. Bapak Prof. Dr. Jumaidi. S.Pd., M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang

telah memberikan izin dan persetujuan mengadakan penelitia.


3. Prof. Dr. H. Haedar Akib, M.Si., selaku Ketua Jurusan Administrasi yang

memberikan arahan dan masukan, serta pemberian izin untuk

melaksanakan penelitian.

4. Bapak Dr. H. Muhammad Guntur, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Makassar dan juga selaku Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi

dan arahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Drs. Hj. Herlina Sakawati, M.Si., Selaku Pembimbing II saya, yang

selalu memberikan motivasi dan arahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Prof. Dr. H. Haedar akib, M.Si selaku penguji I yang telah memberikan

berbagai arahan dan tanggapan agar saya memiliki skripsi yang baik.

7. Dr. Muhammad Nur Yamin, M.Si selaku penguji II yang senang hati

memberikan arahan atau masukan dalam mengerjakan skripsi.

8. Para Dosen dan Staf Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

yang telah diinstruksikan dan diberikan informasi yang berbeda selama

siklus bicara sampai selesai Menyusun teori.

9. Kepada semua elemen informan wawancara, terima kasih untuk kesediaan

memberikan informasi untuk kebutuhan skripsi ini.

10. Kepada Ibu Andi Jusniati, S.Sos., selaku kepala bidang pengkajian dan

pemprosesan dan perizinan Dpmptsp Kabupaten Bone, terima kasih untuk

motivasi, memberikan arahan, dalam membimbing selama proses

pengerjaan skripsi ini.


11. Kepada Ibu Satriani, kepala seksi dan pengaduan informasi terima kasih

untuk kesabaran dalam membimbing selama pengerjaan skripsi ini.

12. Kepada Bapak Nabil, SE,. terima kasih untuk informasi nya yang

diberikan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Kepada Kawan-kawan Kelas Pare-pare Terima kasih untuk 4 tahun

perjuangan yang senang dan duka.

14. Kepada sahabat jauhku Putri Febriyanti, Friskila Susanna, Jismi Radiatul

Aulia, Ade, Ririn Sumantri, Nur Afni Febriyanty, Aframrlint, Muhammad

Fahmi. Terima kasih banyak sudah menjadi sahabat saya selama 4 tahun

ini yang telah memberikan semangat dan selalu ada di dekat saya.

15. Kepada sahabatku yang di Bone Dhea Amanda Febriani, Eka Putri

Wulandari, Eka Wahyu Kriswanto Ainun Arung, Andi Gusriana,

Nursyakila, Ferywansyah, Alifka Latifa, Aqifa Aprilia Taufan, Aldiantika

Putri Alifsa Mahendra Aan Agus, Andi Muhammad Fatur, Lutfi Syam,

Andi Nadia Khairunisa, Nurainun Wirfiana, Andi Sabira, Andi

Nurkhofifah, Nurul Fajriyani, Melysa,Lulu Anisa, Alifa Ainun, Ananda

Hatta, Nanda Gerhana, Nurul Azizah, Alfian, Ferial, Iyans Feb, Agus,

Iyan Melo, Socgrath, Kkn Tanete Riattang.

16. Kepada semuh pihak yang telah membantu, memotivasi dan memberikan

arahan dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan

semuanya, idealnya semua bantuan, dukungan, bimbingan dan arahan

yang diberikan mendapatkan penghargaan berlipat ganda dari ALLAH


SWT.

Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan

penulis terima dengan senang hati. Akhirya hanya kepada ALLAH SWT

penulis serahkan segalanya, walaupun banyak kekurangan, penulis

berharap penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi kita semua.

Makassar, Januari 2022

Sahrullah Ramdani
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................... iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian.................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka...................................................................... 7

B. Kerangka Konsep ................................................................. 32

III. METODE PENELITAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian ........................................... 34

B. Lokasi Penelitian .................................................................. 34

C. Fokus Penelitian ................................................................... 35

D. Deskripsi Fokus.................................................................... 35

E. Tahap-Tahap Penelitian........................................................ 36

F. Sumber Data......................................................................... 36

G. Instrumen Penelitian............................................................. 37

H. Prosedur Pengumpulan Data ................................................ 37

I. Pengecekan Keabsahan Data................................................ 39


J. Teknik Analisis Data............................................................ 40

IV. BAGIAN AKHIR

A. Jadwal Penelitian.................................................................. 42

B. Rencana Biaya Penelitian..................................................... 42

C. Daftar Pustaka ...................................................................... 43

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1. Tabel 1.1 Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Di Kantor DPMPTSP

Kabupaten Bone 2014 s/d 2019......................................................................4

2. Tabel 1.2 Jadwal Rencana Penelitian.............................................................44

3. Tabel 1.3 Rencana Biaya Penelitian...............................................................44

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

Gambar 2.1 Kerangka Konsep . ......................................................................

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini sistem pemerintahan yang ada di indonesia sangat mendukung

terciptanya penyelenggaraan pelayan publik prima, dalam setiap rangka

memenuhi kebetuhan dasar dan hak sipil dalam setiap warga negara atas barang

publik, pelayanan administratif dan jasa publik.

Pelayanan sebagai suatu usaha dilakukan untuk memberikan kemudahan

terhadap orang lain atau pemakai jasa. Para pelaksana pelayan publik sangat

memiliki kepentingan dalam sebuah tugas dimasyarakat dan perubahan sebuah

kalangan sekitarnya. Adapun tiga alasan penting dalam melakuka perubahan yang

dapat menjadi praktik good governance di indonesia

Pertama yaitu pembaharuan pelaksanaan pelayanan publik yang dinilai

lebih penting dari stakeholders, yang dimana pemerintah dan masyarakat atau

sektor usaha. Kedua pelayanan publik adalah tempat dari ketiga unsur governance

melakukan interaksi kepada masyarakat. Ketiga point-point yang selama ini

mencirikan praktik good governance diperjelas secara lebih mudah dalam

melakukan pelayanan publik.

Adapun tujuan dalam pelayanan yaitu tercapai nya kepuasan masyarakat,

kepuasan masyarakat dapat dikatakan tercapai jika pelaksanaan pelayanan yang

dilakukan sesuai dengan peraturan dan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dalam keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara

nomor 63 tahun 2003 tentang pedoman penyelengaraan pelayanan masyarakat

yaitu
2

: memiliki hak untuk mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan


3

pelayanan yang terjadi di birokrasi karena negara memiliki kewajiban agar

masyarakat dapat terwujud dalam penjamin pelayanan prima dan profesional dan

diharapkan dalam penyelengaraan pelayanan dalam setiap instansi di sesuaikan

dengan standar operasional dari setiap instansi pemerintahan yang ada di indonesia.

Munculnya penyempurnaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang

didalamnya yang sudah diperbaharui terdapat ada prinsip pemberian otonomi

secara luas dan nyata dan bertanggung jawab. UU Nomor 12 Tahun 2008 yang

didalamnya menjelaskan bahwa salah satu kewajiban yang menjadi kewenagan

pemerintah daerah yaitu tentang pelayanan, baik itu pelayanan kependudukan, dan

catatan sipil, pelayanan pertahanan, pelayanan administrasi penanaman modal.

Adapun dalam Peraturan Pemerintah yang menjelaskan tentang

penyelengaraan pelayanan publik yaitu menurut Pasal 6 Ayat (1) Peraturan

Pemerintah nomor 96 Tahun 2012 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik menyatakan bahwa pelayanan

administrasi adalah merupakan penyelengaraan pelayanan publik

yangmenghasilkan berbagai dokumen resmi yang digunakan oleh masyarakat.

Pelayanan administrasi ini meliputi tindakan administrasi pemerintah dan

instansi non pemerintah yang diwajibkan yang telah diatur oleh Undang-Undang

dan aparatur negara.

Penyelengaraan pelayanan terpadu satu pintu yaitu sebuah penyelengaraan

perizinan atau non perizinan yang didalamnya diproses mulai dari tahap

permohonan sampai ke tahap munculnya dokumen yang dilaksanakan dalam satu

tempat. Kepala dinas pelayanan terpadu satu pintu diberikan sebuah kekuasaan
4

dalam melaksanakan kewenangan untuk menandatangani sebuah perizinan yang

masuk. Hal tersebut dikatakan sebuah kemudahan dalam pelayanan. Kemudahan

perizinan adalah suatu upaya untuk mempersingkat waktu, prosedur, dan biaya

pemberian perizina dan non perizinan, perizinan adalah pemberian suatu

kemudahan seseorang atau pelaku usaha/pembisnis, baik dalam bentuk izin

maupun tanda daftar usaha.

Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor Tahun 2017 menyatakan bahwa

Standar operasional prosedur pelayanan perizinan dan non perizinan Dinas

Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Bone

melaksanakan kewenangannya sesuai tugas dan fungsinya untuk mewujudkan

pelayanan prima yang berkualitas dan memberikan kepastian hubungan dinas

penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu dengan masyarakat untuk

memperoleh pelayanan prima. Salah satu tujuan dari dinas tersebut adalah

meningkatkan kualitas pelayanan dengan mempersingkat proses pelayanan.

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayaan Satu Pintu Kabupaten Bone

berdasarkan SK MENPAN No.Kep 25/M.PAN//II//2004 kepada beberapa

responden pengguna layanan dengan indeks kepuasan sebagai berikut :

Tabel 1.1 Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perizinan


di DPMPTSP Kabupaten Bone 2014 s/d 2019
No Tahun Tingkat Kepuasan (%)
1 2014 75,66
2 2015 (-) Tidak Ada Data
3 2016 63,76
4 2017 78,00
5 2018 75,00
6 2019 IKM (SISTEM ONLINE) 71,4
Sumber : DPMPTSP Kabupaten Bone
5

Berdasarkan hasil data di atas bahwa tingkat kepuasan masyrakat dalam

pelayanan izin usaha di DPMPTSP kabupaten bone belum bisa dikatakan

baik,dilihat dari indeks tersebut kepuasan masyarakat tidak stabil dari tahun ke

tahun yang dimana seharusnya menigkat,dilahat pada tahun 2017 tingkat

kepuasan masyarakat tertinggi yaitu 78,00 dan yang rendahnya yaitu pada tahun

2016 yang dimana yaitu 75,66. Pada 2019 dinas DPMPTSP menggunakan sistem

baru yang dimana survai kepuasan masyarakat dapat dilakukan dengan secara

online,dimana lebih memudahkan masyarakat mengsurvai tingkat kepuasan nya

terhadap dinas tersebut.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Sholahuddin

Yusuf, Sjamsiar Sjamsuddi, Tjahjanulin Domai Jurusan Administrasi Publik,

Fakultas Ilmu Administrasi Negara, Universitas Brawijaya, Malang dengan judul

penelitian “Implementasi Kebijakan Verifikasi Perizinan Usaha Guna Peningkatan

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik” yang dilakukan di Badan Penanaman

Modal Dan Perizinan Kabupaten Gresik dalam penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa :

1. Kurang maksimalnya kepatuhan hukum dalam mentaati peraturan pemerintah

daerah Kabupaten Gresik, ini menjadi sorotan tersendiri bagi pemerintah

daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah melalui retribusi perizinan.

2. Badan penanaman modal dan perizinan membentuk program verifikasi

perizinan usaha guna peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Gresik

dengan bentuk verifikasi yang dilakuka secara langsung terhadap

perusahaan yang
6

berdiri kurang lebih 5 tahun dan dilakukan pula pengkajian dokumen-dokumen

perizinan usaha.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Insa Ansari

dengan judul penelitian “Inovasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu Perizinan Usaha

Di Aceh Besar Dan Aceh Barat Daya” yang dilakukan pada tahun 2016

menyimpulkan bahwa pertama, bahwa keberadaan kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Aceh Besar dan kantor Pelayanan Terpadu Aceh Barat Daya

memiliki landasan hukum yang kuat dan dalam menjalankan tugas memiliki

pelimpahan kewenangan dari atasanya sesuai dengan kesatuan perundang-

undangan. Kedua, bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Barat Besar dan kantor Pelayanan Terpadu

Aceh Barat Daya selalu berpedoman pada standar operating prosedur (SOP),

dimana sejumlah SOP tersebut diatur dalam peraturan bupati. Ketiga, bahwa

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Besar dan Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Barat Daya telah menerapkan

sistem pelayanan ke bawah. kantor Pelayanan Terpadu Aceh Besar membentuk

kantor perwakilan di Lambaro dalam melayani perizinan dari pelaku usaha dan

Kantor Pelayanan perizinan Terpadu Kabupaten Aceh Barat Daya membuka loket

perizinan di beberapa kecematan. Ini merupakan inovasi yang dilakukan

pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya

dalam rangka membantu pelaku usaha.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang di jelaskan sebelumnya

dimana perbedaannya terletak pada variabel, fokus dan teori yang digunakan.

Berangkat dari beberapa teori, opini dan penelitian sebelumnya maka peneliti

ingin
7

meneliti “Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan Perizinan Usaha Di

Kantor Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Bone”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas

maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kualitas pelaksanaan sistem pelayanan perizinan usaha

2. Apa saja hambatan dalam pengurusan perizinan usaha?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan SOP sistem pelayanan perizinan usaha

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam pengurusan perizinan usaha

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta

referensi bagi penelitian masalah Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan

Perizinan Usaha Di Kantor Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Bone.

2. Manfaat Praktis

Sebagai sumber informasi atau bahan masukan bagi pihak-pihak yang

terkait secara langsung mengenai Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan

Perizinan Usaha Di Kantor Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Bone.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Savas (dalam Zauhar, 2004 ) pada sektor publik, pelayanan

publik adalah pemberian pelayanan oleh agen-agen pemerintah melalui para

pegawainya. Karena negara dan sistem pemerintahan menjadi tumpuan pelayanan

warga negara dalam memperoleh jaminan atas hak-haknya, maka usaha

peningkata kualitas pelayanan (quality of services) akan menjadi semakin penting,

pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksud untuk mensejaterahkan

masyarakat dari suatu negara yang menganut ideologi negara kesejahteraan

(welfare state). Sedangkan menurut Sinambela (2011) adalah setiap kegiatan yang

dilakukan pemerintah terhadap sejumalah manusia memiliki setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatua, dan menawarkan kepuasan

hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

Menurut Saefullah (2008) “Menyatakan bahwa untuk memberikan

pelayanan publik yang baik adalah perlu ada upaya untuk memahami sikap dan

perubahan kepentingan publik sendiri.perubahan kehidupan dunia yang begitu

cepat mempunyai pengaruh yang cepat pula terhadap perubahan sikap dan

perilaku masyarakat secara umum”. Sedangkan menurut Rasyid (1998) pelayanan

publik dapat diartikan sebagai pemberia layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.


9

Sanapiah (2000, p.17) kemudian membagi dua pengertian pelayanan

publik, dalam arti luas dan arti sempit. Arti luas pengertian pelayanan

publik adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kepentingan

umum/publik yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menciptakan

efisiensi, efektifitas, keadilan sosial dan kesejateraan. Arti sempit

pelayanan publik berarti proses pelayanan tatap muka yang dilaksanakan

oleh instansi pemerintah kepada publik (Haedar, 2014)

Dari beberapa definisi diatas, dapat dikatakan bahwa pelayanan publik

merupakan pemberian jasa oleh pemenrintah kepada masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan dan kepentingan masyarakat,pada dasarnya pelayanan tersebut sangat

berguna demi pihak ke pihak yang lain menghasilkan suatu kecapaian Bersama.

Pelayana publik bisa dikatakan baik apabila memberikan pelayanan baik kepada

masyarakat,dan mendahulukan kepentingan masyarakat.

b. Kualitas Pelayanan

Menurut Ibrahim (2008) kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

dimana penilaian kualitasnya ditentukan pada saat terjadinya pemberian pelayanan

publik tersebut. Sedangkan menurut Sinambela,et al( 2011) bahwa kualitas

pelayanan adalah segala yang mampu memahami keinginan dan kebutuhan

pelanggan (meeting the needs of customer).

Menurut Kotler (2000) kualitas pelayanan adalah “quality is the totalily of

features and characteristic of a product or service that bear on it’s ability stated

needs” artinya, kualitas merupakan keseluruha sifat-sifat dan karakter-karakter

suatu produk atau jasa, berdasarkan kemampuannya untuk menyatakan kepuasan

atau kebutuhan secara tidak langsung. Sedangkan menurut (Sinambela,dkk 2006)


10

kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan

pelanggan (meeting the needs of customers).

Mulyadi (2016) Ada tiga sudut pandang penetapan kualitas pelayanan yaitu

:a).Pengarung kebijakan pemerintah yang melakukan mandate dari

masyarakat untuk melayani (amanah); b). Kualitas yang ditetapkan.; c.)

Penilaian terhadap birokrasi yang melakukan pelayanan.

Kualitas pelayanan publik menjadi indikator keberhasilan pelayanan

publik yang diberikan. Kualitas pelayanan publik yang baik menjadi

barometer bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan ketentuan

perundang- udanga yang berlaku.(Sakawati Herlina,2019)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah

sebuah pelayanan yang baik untuk memenuhi keinginan pelanggan dan harapan

konsumen,memuaskan berlaku sopan ramah dalam pandangan pelanggan.

1) Indikator Kualitas Pelayanan

Untuk dapat menilai bagaimana proses selama ini kualitas pelayanan

publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah, maka perlu kriteria yang

menampilkan sebuah pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau

buruk, berkualitas atau tidak. Adapun menurut Zeithmal (1990) mengatakan

bahwa kualitas pelayanan ditentukan oleh dua ha,yaitu : expected service dan

preceived service ditentukan oleh dimention of serivice quality yang terdiri dari

sepuluh dimensi yaitu :

a) Tangibles. Appearance of physical facilities, equiment, personel, and

communication material;

b) Reliability. Ability to perform the promised service dependably and

accuarately;

c) Responsiveness. Willingness to hel customers and provide prompt service;


11

d) Competence. Possession of required skill and knowledge to prompt servive;

e) Courtesy. Politensess,respect,consideration and frendliness of contact

personnel;

f) Credibility. Trustwrothiness,believability, honesty of thhe service provider;

g) Feel secure. Freedom from danger, risk, or doubt

h) Access. Approachable and easy of contact;

i) Communication. Listens to its customers and acknowledges their comments.

Keeps customers informed. In a language which they can understand;

j) Understanding the customer. Making the effort to know customers and the

needs.

Dari sepuluh dimensi kualitas pelayanan di atas tersebut kemudian

Zeithmal (1990) menyederhanakan kualitas pelayanan menjadi lima dimensi yaitu

: Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy.

Adapun penjelasan isi dalam lima dimensi kualitas pelayanan yaitu :

a) Untuk dimensi Tangible (Berwujud) terdiri atas indikator

(1) Penampilan petugas/aparatur dalam melayani pelayanan

(2) Kemudahan dalam proses pelayanan

(3) Kedisiplinan petugas/aparatur dalam melakukan pelayanan

(4) Penggunaan alat bantu dalam pelayanan

b) Untuk dimensi Reliability (Kehandalan) terdiri atas indikator

(1) Kecermatan petugas dalam melayani pelanggan

(2) Kemampuan petugas/aparatur dalam menggunakan alat bantu dalam

proses pelayanan

(3) Memiliki standar pelayanan yang jelas

(4) Keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses

pelayanan
12

c) Untuk dimensi Responsiviness (Respon) terdiri atas indikator

(1) Petugas melakukan pelayanan dengan cepat

(2) Petugas melakukan pelayanan dengan cermat

(3) Petugas melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat

(4) Merespon setiap pelanggan yang ingin mendapatkan pelayanan


13

d) Untuk dimensi Assurance (Jaminan) terdiri atas indikator

(1) Petugas memberikan jaminan cepat waktu dalam pelayanan

(2) Petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan

(3) Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan

(4) Petugas memberikan jaminan legilitas dalam pelayanan

e) Untuk dimensi Empathy (Empati) terdiri atas indikator

(1) Mendahulukan kepentingan pelanggan

(2) Petugas melayani dengan sikap ramah

(3) Petugas melayani dengan tidak diskriminatif (membedabedakan)

(4) Petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan

Banyak dimensi pelayanan yang sudah dikemukakan di atas yang

dijelaskan oleh para ahli yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Jadi

berdasarkan beberapa pendapat tersebut, kualitas pelayanan dapat diukur melalui

lima dimensi pelayanan yang mencakup bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,

jaminan, dan empati.

2) Faktor-Faktor Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Pelayanan umum kepada masyarakat akan dapat berjalan sebagaimana

yang diharapkan apabila factor-faktor pendukungnya cukup memadai serta dapat

difungsikan secara berhasil guna dan berdaya guna. Menurut Moenir (2002)

terdapat beberapa factor yang mendukung berjalanya suatu pelayanan dengan

baik, yaitu : (1).faktor kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung

dalam pelayanan umum; (2). Faktor aturan yang menjadi landasan kerja

pelayanan; (3).
14

Faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan

berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan; (4). Faktor organisasi yang

merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan

pelayanan; (5). Faktor keterampilan petugas; (6). Faktor sarana dalam

pelaksanaan tugas pelayanan. Keenam faktor tersebut mempunyai peranan yang

berbeda tetapi saling mempengaruhi dan secara Bersama-sama akan mewujudkan

pelaksanaan pelayanan secara optimal baik berupa pelayanan verbal, pelayanan

tulisan atau pelayanan dalam bentuk gerakan/tindakan dengan atau tanpa tulisan.

Adapun menurut Halks Wilkinks (dalam Tjiptono 2002) mengemukakan 6

faktor dalam melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan.

Keenam faktor tersebut meliputi : kepemimpinan, Pendidikan, perencanaan,

review, komunikasi serta penghargaan dan pengakuan. Dari beberapa penjelasan

tersebut di atas dapat disimpulkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas pelayanan, yaitu :

a) Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi

pada umumnya, tetapi ada perbedaan sedikit dalam penerapanya, karena

sasaran pelayanan ditunjuk secara khusus kepada manusia yang mempunyai

watak dan kehendak multi kompleks. Organisasi pelayanan yang dimaksud

disini adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur

maupun mekanismenya yang akan berperan dalam kualitas dan kelancaran

pelayanan. Organisasi adalah mekanisme maka perlu adanya sarana pendukung

untuk memperlancar mekanisme itu. Sarana pendukung tersebut yaitu

system,
15

prosedur, dan metode. “organization is a mechanism or structure that enables

living to work effectively together’’ Allen (dalam Moenir 2002).

b) Kepemimpinan

Dalam kaitannya dengan manajemen pelayanan yang berkualitas,

Goetsch dan Davis 1(994:192) memberikan definisi bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar

bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau

melampui tujuan organisasi. Sedangkan menurut Gibson et.all (2001)

memberikan definisi bahwa kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi kompetisi individu- individu lainnya dalam suatu kelompok.

c) Kemampuan dan Keterampilan

Dalam bidang pelayanan yang menonjol dan paling cepat dirasakan oleh

orang-orang yang menerima layanan adalah keterampilan pelaksananya.

Mereka inilah yang memberikan “bendera” terhadap kesan atas baik-buruknya

layanan. Dengan keterampilan dan kemampuan yang memadai maka

pelaksanaan tugas/pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat dan

memenuhi keinginan semua pihak, baik manajemen itu sendiri maupun

masyarakat.

Salah satu unsur yang paling fundamental dari manajemen pelayanan

yang berkualitas adalah pengembangan pegawai secara secara terus menerus

melalui Pendidikan dan pelatihan. Silalahi (1987) menyatakan “dalam

pekerjaan keterampilan dapat dipelajari dengan Latihan, maka karyawan

setengah terampil mempunyai kemungkinan besar dapat melakukan pekerjaan

itu dengan sangat memuaskan setelah suatu masa latihan”.


16

d) Penghargaan dan pengakuan

Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam

implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu

diberi penghargaan dan presentasiya tersebut diakui. Dengan demikian dapat

meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga dan rasa kepemilikan setiap

orang dalam organisasi yang akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar

bagi instansi dan pelanggan yang dilayani.

Untuk memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap keberhasilan

kinerja yang telah dicapai adalah dengan memberika kompentesi. Menurut

Mangkunegara (2004) bahwa kompensasi yang diberikan kepada pegawai

sangat berpengaruh pada tingkat kerja, dan motivasi kerja serta hasil kerja.

Menurut Kasim (1993) bahwa peningkatan prestasi kerja dipengaruhi

oleh teori-reori motivasi yang menjurus kepada pemuasan kebutuhan dan

faktor- faktor lain yang berhubungan.

Sedangkan menurut Tjiptono (2002:128) pemberdayaan dapat diartikan

sebagai pelibatan karyawan yang benar-benar berarti (signifikan) sedang

menurut (Robbin dan Decenzo) pemberdayaan adalah meningkatkan

kewenangan dan kebebasan para pekerja untuk mengambil keputusan.

c. Perizinan Usaha

1) Perizinan

Dalam sebuah perizinan maka mempunyai pihak yang berurusan dengan

masalah tentang perizinan dimana agar mendapatkan sebuah izin dilakukan secara

cepat dan mudah. Namun demekian ada beberapa ketentuan-ketentuan harus


17

dijalankan atau beragam struktur pemerintah yang bertanggung dalam

memberikan sebuah izin dimana nanti nya menyebabkan tujuan dari sebuah

kegiata yang membutuhkan izin tertentu menjadi terhambat, bahkan tidak

mencapai dalam sasaran yang hendak dicapai. Memiliki izin usaha sangatlah

penting, terutama bagi pengusaha pemula dengan demikian ini memiliki sebuah

izin usaha dapat mencegah pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab dalam

menggunakan izin usaha tersebut.

Menurut Spelt & ten Berge dalam buku Ridwan (2006, p. 208)

menjelaskan pengertian izin dalam arti luas dan sempit sebagai berikut: a)

Izin merupakan salah satu instrumen yang banyak digunakan dalam hukum

administrasi. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana untuk

mengemudikan tingakah laku warga,arti luas izin suatu persetujuan dari

penguasa berdasarkan undang-undang ataupun peraturan pemerintah

dalam keadaan menyimpang dari ketentuan larangan perundangan dengan

demikian memberikan izin, maka penguasa dapat memperkenankan orang

yang memohon untuk melaksanakan tertentu yang dimana sebenarnya hal

itu dilarang; b) Izin dalam arti sempit yaitu pengikat pada suatu peraturan,

izin pada umumnya didasarkan suatu keinginan pembuat undang-undang

dalam mencapai suatu tatanan atau menghalangi keadaan yang buruk.

Tujuannya ialah mengkontrol semua alur tindakan yang dari pembuat

undang-undang dimana tidak seleruhnya diangap buruk, tetapi dimana ia

menginginkan dapat melakukan pengawasan sekedarnya.

Sedangkan menurut Suhirman (300, p. 24) perizinan pada dasarnya

merupakan instrumen kebijakan dilakukan oleh pemerintah dalam upaya

melaksanakan kegiatan yang memiliki sebuah peluang menimbulkan


18

masalah bagi kepentingan umum melalui mekanisme perizinan,

pemerintah dapat melakukan pengendalian yang dapat ditimbulkan suatu

aktivitas social maupun ekonomi, mengalokasikan barang publik secara

efesien dan adil, mencegah asimetris informasi, dan perlindungan hukum

atas kepentinga dan penyelenggaran kegiatan.

2) Unsur-Unsur Dalam Perizinan

Dalam hal pelayanan publik,izin merupakan bentuk pelayanan yang harus

diberikan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan administratif, yaitu

pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokume resmi yang dibutuhkan

oleh
19

publik. Izin dapat juga berbentuk tertulis atau tidak tertulis, namun dalam hukum

administrasi negara izin harus berbentuk tertulis, kaitannya apabila terjadi sesuatu

hal yang tidak diingikan, maka izin yang berbentuk suatu keputusan administrasi

negara (beschicking) dapat dijadikan sebagai bukti dalam pengadilan. Izin yang

berbentuk beschicking, sudah tentu mempunyai sifat konkrit (objek tersebut tidak

abstrak, melainkan berwujud, tertentu dan ditentukan), individual (siapa yang

diberikan izin), final (seseorang yang telah mempunyai hak untuk melakukan

sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan isinya yang secara definisi dapat

menimbulkan akibat hukum tertentu).

Berdasarkan beberapa sifat perizinan tersebut maka dapat dilihat beberapa

unsur dalam perizinan, antara lain sebagai berikut :

a) Instrumen Yuridis

Salah satu prinsip negara hukum dimana pemerintah harus mempunyai

dasar peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain, setiap tindakan hukum

pemerintah harus didasarkan pada suatu wewenang yang telah diberikan oleh

peraturan perundang-undangan. Tugas dan kewenangan pemerintah tidak hanya

sekedar dalam menjaga ketertiban dan keamanan tetapi juga untuk mengupayakan

kesejahteraan umum. Dari fungsi tersebut, maka muncul beberapa instrumen

yuridis untuk dalam menghadapi beberapa peristiwa yang bersifat individual dan

konkret yaitu dalam bentuk ketetapan.

3) Jenis-Jenis Perizinan

Perizinan merupakan keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang

dimana telah pada umumnya izin dibuat dengan proses dalam jangka waktu
20

tertentu. Untuk dapat diterbitkannya suatu izin diawali dari pengajuan

permohonan oleh pihak yang memiliki kepentinga, disertai dengan pemenuhan

syarat-syarat yang ditetapkan dan kemudian diproses dengan mempertimbangkan

syarat-syarat tersebut hingga kemudian terbitlah izin yang dimohongkan. Izin

merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki karena akan mempermudah dalam

melakukan hubungan hukum, baik dengan pemerintah maupun dengak pihak lain.

Adapun bentuk gambaran mengenai sejumlah izin dikeluarkan oleh pemerintah

kabiupaten/kota.

a) Izin lokasi

b) Izin pemanfaatan tanah

c) Izin mendirikan bangunan atau izin mendririkan bangun-bangunan

d) Izin mendirikan bangunan rumah ibadah

e) Izin gangguan HO ( Hinder Ordonantie)

f) Izin Tanda daftar industri

g) Izin usaha industri

h) Izin usaha perdagangan

i) Izin peruntukan lahan

j) Izin usaha perkebunan

k) Izin usaha restoran, rumah makan, dan tempat makan

l) Izin usaha rekreasi dan hiburan umum

m)Izin usaha biro perjalanan wisata dan izin usaha agen perjalanan wisata

n) Izin usaha penginapan

o) Izin usaha objek dan daya tarik wisata alam


21

4) Fungsi dan Tujuan Perizinan

Izin merupakan instrumen yuridis digunakan oleh pemerintah untuk

mempengaruhi para warga mau mengikuti cara yang dianjurkan gua mencapai

suatu tujuan konkret. Sebagaimana suatu instrumen, izin berfugsi selaku ujung

tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa dan perancang

masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti lewat izin dapat

diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud. Berarti

persyaratan-persyaratan yang terkandung dalam izin merupakan pengendali dalam

memfungsikan izin sendiri. Dikatakan izin itu dapat difungsikan sebagai

instrumen pengendalian dan instrumen untuk mewujudkan yang adil dan makmur,

sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan alinea keempat pembukaan

UUD 1945, penataan dan pengaturan izin ini sudah semestinya harus dilakukan

dengan sebaik-baiknya.

a) Pengarah keiginan mengarahkan (mengendalikan) aktivitas-aktivitas tertentu

misalnya izin bangunan.

b) Perekayasa kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan atau yang sering

disebut pembuatan izin.

c) Perencang masyarakat yang adil dan makmur sebagai upaya rancang atau

desain yang dilakukan oleh pemerintah sebelum membangun suatu sistem dan

sarana.

d) Pengendali kegiatan untuk menentukan hubungan antara yang direncanakan

dan dengan hasilnya, guna mengambil tindakan yang diperlukan sehingga

kegiatan dilaksanakan serta tujuan tercapai sesuai apa yang direncanakan.


22

e) Penertiban masyarakat izin dimaksudkan juga sebagai suatu penertib

masyarakat.

d. Usaha

Usaha adalah sebuah kegiatan dalam mengerakan tenaga fikiran ataupun

badan dalam untuk mencapai sesuatu. Dalam Undang-Undang No.3 Tahun 1982

menjelaskan tentang kewajiban perusahaan dalam mendaftarkan usaha nya dalam

setiap Tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian

yang dilakukan setiap pengusaha atau individu dalam mencapai tujuan

memperoleh keuntungan atau laba. Dalam suatu pendirian usaha akan

memberikan berbagai manfaat atau keuntungan terutama bagi pemilik usaha.

Disamping itu, keuntungan dan manfaat lain dapat dilihat dari berbagai pihak

dengan kehadiran suatu usaha.

Menurut Harmaizar (2002, p. 14) menyatakan usaha merupaka kegiatan

tetap dan terus-menerus dalam tujuan untuk memperoleh keuntungan, baik

yang diselenggarakan oleh perorangan maumpu badan usaha yang

berbentuk hukum atau yang tidak berbentuk badan hukum, didirikan dan

berkedudukan di suatu tempat. sedangkan menurut (Wasis dan Sugeng

Yuli Irianto) usaha yaitu pada umumnya sebuah upaya manusia yang

ditujukan untuk bisa mencapai suatu tujuan yang tertentu.

1) Jenis-Jenis Usaha

Sebelum mememilih jenis usaha yang akan digeluti, seorang perlu

mengetahui dan mempelajari jenis-jenis usaha. Dengan demekian, akan

memperoleh gambaran jelas tentang perusahaan yang direncanakan sehingga ikut

menjamin proses pencapaian yang direncanakan sehingaa ikut menjamin proses

pencapaian tujuan da sasaranya. Jenis usaha di bagi menjadi 3 jenis usaha yaitu :
23

(1) perdagangan/distribusi, (2) produksi/industri, dan (3) jasa komersial.


24

a) Perdagangan/distribusi

Jenis usaha ini merupakan usaha bergerak pada kegiatan memindahkan

barang dari produsen ke konsumen atau dari tempat yang mempunyai kelebihan

persediaan ke tempat yang membutuhkan. Jenis usaha ini bergerak di bidang

pertokoan, warung, rumah makan, agen (filial).

b) Produksi/industri

Jenis Usaha ini bergerak pada dalam kegiatan proses pengubahan suatu

bahan/barang menjadi bahan/barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan

mempunyai nilai tambah. Jenis ini bergerak dibidang pangan, pakaia, peralata

tangga, kerajinan, bahan bangunan, dan sebagainya. Jenis usaha ini pengolahan

hasil pertanian, peternakan, dan perikanan juga termasuk di dalam jenis usaha ini

c) Jasa komersial

Usaha jasa komersial ini bergerak pada dalam kegiatan pelayanan atau

menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Contoh jenis usaha ini yaitu asuransi,

bank, konsultan, biro perjalan pariwisata.

2) Bentuk Usaha

Ada lima bentuk usaha, yaitu bentuk perorangan, firma commanditaire

vennootschap (CV), naamloze vennootschap (NV) atau yang dikenal denga

perseroan terbatas (PT), da koperasi.

a) Perusahaan perorangan
25

Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikanya.

Pemilik perusahaan perseorangan hanya satu orang. Pengolaannya dipegang

pemilik sendiri. Keuntungan atau kerugiaanya ditanggung sendiri pula. Dengan

demikian, seluruh harta kekayaan pemilik menjadi jaminan perusahaan. Utang

perusahaan berarti utang pemiliknya. Pihak lain bisa saja mengikut sertakan

hartanya dengan mendapatkan imbalan tetap atau laba tertentu sesuai dengan

perjanjian, tetapi pengelolaan tetap di tangan pemilik.

Badan usaha seperti ini tidak perlu berbadan hukum, meskipun boleh

dilakukan jika diinginkan.izin usaha secara resmi perusahaan perseorangan

dengan membayar biaya perizinan.

(1) Keuntugan perusahaan perseorangan

(a) Cara mendirikan mudah dan murah serta aktivitas relatif sederhana.

(b) Organisasinya sangat sederhana dan mudah sehingga biaya organisasi

rendah.

(c) Keputusan-keputusan dapat segera diambil sesuai keadaan.

(2) Kelemahan perusahaan perseorangan

(a) Modal tidak besar dan sulit mendapatkan pinjaman untuk

menambahkan dan perluasan usaha.

(b) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.

(c) Pengelolaanya sangat tergantung kemampuan si pemilik.

(d) Perusahaan firma


26

Apabila dua orang atau lebih bersedia mengumpulkan kekayaannya,

seperti uang, tenaga, sarana dan keahlian dan ingin melakukan usaha yang

disepakati, dan dapat membentuk firma. Setiap anggota firma dapat melakukan

sendiri usahanya atas nama firma. Semua keuntungan maupun kerugian usahanya

menjadi tanggungan semua anggota firma. Untuk mendirikan firma biasanya di

hadapan pejabat umum yang berwenang atau oleh pejabat umum yang berwenang,

misalnya notaris. Selanjutnya, akta tersebut didaftarkan di kantor panitera

pengadilan negeri dan dimuat dalam berita negara.

(1) Keuntungan usaha firma

(a) Lebih mudah mendapatkan pinjaman modal tambahan karena semua

kekayaan pribadi seluruh anggota dijadikan tanggungan.

(b) Anggota-anggotanya biasanya lebih sering mengenal dan mempercayai.

(2) Kelemahan usaha firma

(a) Tidak ada batasan antara harta pribadi denga harta firma.

(b) Kesalahan salah seorang anggota dapat menjadi tanggung jawab

seluruh anggota firma.

(c) Jika perselisihan, akan menyulitkan dan sering berakhir dengan

pembubaran firma.

b) Perusahaan komanditer (CV)

Comanditaire Vennoostchap (CV) adalah perusahaan yang dibentuk oleh

dua orag atau lebih. Ada 2 macam anggota di dalam CV, yaitu (a) anggota aktif,

ialah anggota yang mengurus perusahaan dan melibatkan seluruh harta

pribadinya, dan (b) anggota pasif, ialah anggota yang hanya menyerahkan modal

saja, tetapi
27

tidak melibatkan harta pribadinya sehingga tidak berhak mencampuri pengolalaan

perusahaan.

(1) Keuntungan perusahaan komanditer (CV)

(a) Tambahan modal agak mudah diperoleh karena kekayaan pribadi

anggota aktif dapat dijadikan tanggunan.

(b) Memungkinkan bagi seseorang untuk menjadi anggota CV tanpa

melibatkan seluruh kekayaan pribadinya dengan menjadi anggota

pasif.

(c) Inovasi dapat berjalan lebih baik, pengelolaan lebih baik dan

profesional sehingga kelangsungan hidup perusahaan lebih lama.

2) Kelemahan perusahaan komanditer (CV)

(a) Anggota pasif tidak diperbolehkan mencampuri kebijksanan

perusahaan dan pengelolaannya.

(b) Harta pribadi anggota aktif ikut menjadi tanggungan atas utang-

utang perusahaan.

(c) Kemugkinan terjadi konflik karena ketidakjujuran anggota aktif

terhadap anggota pasif serta rahasia perusahaan tidak terjamin.

c) Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas (PT) sekarang telah diatur dalam Undang-Undang No.1

Tahun 1995. Di dalam UU tersebut menjelaskan bahwa PT merupakan badan

hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan

modal usaha dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam UU dan peraturan pelaksanaannya.


28

(1) Keuntungan perusahaan terbatas

(a) Para pemegang saham tidak ikut menanggung utang dagang dan pajak

jika perusahaa jatuh. Kerugia hanya terbatas pada modal yang telah

ditanamkan dalam perusahaan.

(b) Saham-saham dapat diperjual belikan.

(c) Tambahan modal dapat juga diperoleh dengan menjual saham yang

kasih berada di tangan perusahaan kepada umum.

(2) Kelemahan perusahaan terbatas

(a) Prosedur pendiriannya cukup rumit dan memerlukan biaya yang cukup

tinggi.

(b) Pemegang saham kurang memperhatikan perusahaan.

(c) Jika operasi usaha PT akan pindah atau diperluas ke bidang operasi

yang tidak tercantum dalam akta, harus dimintakan izin pejabat hukum

negara.

d) Perkumpulan koperasi

Koperasi bukanlah perkumpulan modal, tetapi perkumpulan orang-orang

yang bertujuan untuk memajukan kepentingan material anggota-anggotanya.

Koperasi merupakan badan usaha yang berlandaskan asas kekeluargaan.

(1) Keuntungan koperasi

(a) Adanya fasilitas tertentu dari pemerintah, seperti bebas beberapa

macam pajak.

(2) Kelemahan koperasi

(a) Lebih bergantung pada kejujuran dan kreativitas pengurusnya.

(b) Keanggotaan tidak dapat diperjual belikan.


29

3) Tahap Proses Pemilihan Jenis Usaha

a) Menghubungi, rekan untuk mendapatkan informasi tentang jenis barang atau

jasa yang dibutuhkan dan jumlah yang telah dipenuhi. Jika belum terpenuhi,

mencari cara untuk memenuhinya. Usahakan agar mengendentifikasinya

secara jelas.

b) Mencari, informasi tentang jenis barang/jasa yang dibutuhkan,tetapi belum

tersedia di pasaran.

c) Membuat, beberapa pilihan jenis usaha yang mungkin dapat dilaksanakan.

d) Mengelompokkan, pilihan-pilihan jenis usaha tersebut menurut kegiatanya.

e) Menyingkirkan, pilihan yang tidak sesuai dengan keingian tanpa melibatkan

perasaan dan mengesampingkan pendapat sanak keluarga yang mungkin

menganggu.

f) Menyingkirkan, jenis usaha yang tidak menghadapjan masalah serta tidak

menjanjikan kesempatan dan imbala finansial atau sesuatu yang lain yang

ingin diperboleh.

g) Membicarakan, kemungkinan usaha yang direncakanakan dengan pihak lain,

seperti pengusaha yang bergerak di berbagai jenis usaha, pejabat pemerintah,

atau pemuka masyarakat.

h) Menyeleksi, dengan seksama dan cermat semua jenis usaha yang lolos

penyaringan dengan menggunakan faktor pertimbangan secara objektif dan

rasional serta sesuai dengan kemampuan yang ada.


30

Setelah pilihan bentuk usaha ditentukan, dilakukan studi kelayakan yang

meliputi aaspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen

operasional, ekonomi dan keuangan, serta aspek hukum terhadap usaha tersebut.

4) Perizinan Usaha

Perizinan usaha merupakan penjamin suatu usaha yang akan berjalan

lancar tanpa adanya intervensi dari segala pihak atau manapun sebab dikarenakan

adanya kepastian hukum terhadap proses barang maupun jasa yang diproduksi

oleh suatu unit usaha nantinya. Tetapi dalam kinerja sebuah usaha ini,seringkali

ditemui di lapangan banyak dari masyarakat tidak sadar akan pentingnya sebuah

perizinan usaha, baik dari segi urgensi,pengertian atau jenis perizinan. Oleh

karena itu, perlu adanya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat informasi

pentingnya melakukan perizinan usaha terutama kalangan pelaku usaha agar lebik

baiknya segara mendaftarkan usahanya dan mengurus izin agar mendapatkan

kepastian hukum terhadap usaha dia miliki. Perizinan usaha di Indonesia

mengatur segala sesuatu yang awalnya tidak muncul menjadi diperkenalkan dalam

sebuah syarat dan kondisi tertentu. Izin usaha ini sebagai bentuk pengantur

terhadap berbagai hal, baik itu tempat ataupun Tindakan,seperti izin membangun

sebuah bangunan, izin melakukan kegiatan, izin membuat usaha.

Menurut (Ridwan dan Achmad) perizinan usaha memiliki sebuah tujuan

sebagai berikut :

a) Mencegah munculnya bahaya bagi semua lingkungan

b) Keinginan mengarah aktivitas-aktivitas tertetu


31

c) Keinginan membagi benda-benda yang sedikit

d) Pengarahan dengan cara menyeleksi orang-orang dan aktivitas yang

dilakukan agar sesuai dengan syarat tertentu.

Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Setiawan,2017)

perizinan usaha merupakan suatu persetujuan yang dilakukan guna melaksanakan

kegiatan di bidang niaga untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, perizinan

usaha sangat diperlukan untuk setiap pengusaha atau perorangan yang

menjalankan usaha dalam suatu wilayah pemerintah tersebut sebagai bentuk

persetujuan pemerintah dan peraturan administrasi dalam pelayanan izin usaha.

Dari penjelasan dia atas saya dapat menyimpulkan tentang bagaimana

bentuk perizinan usaha dalam berbagai instrumen yang ada, dimana izin usaha

sangat penting bagi masyarakat dalam melakukan usaha pada saat ini,dan dilihat

kondisi saat ini masyarakat yang mengalami keturunan ekonomi yang disebabkan

oleh pandemi virus covid-19,dimana masyarakat pun mengalami dampaknya dari

segi perekonomian, dan itu sebabnya pentingnya melaksanakan perizinan usaha

saat ini untuk mendapatkan izin membuka usaha.

2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Penanaman Modal Dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone

Dalam peraturan bupati bone nomor 56 tahun 2017 mengenai tentang

standar operasional prosedur (SOP) menjelaskan tentang dimana pelaksanaan

SOP ini dilaksanakan oleh seluruh aparatur pada dinas DPMPTSP dalam

melaksanakan kewenangannya sesuai tugas dan fungsinya untuk mewujudkan

pelayanan
32

perizinan yang berkualitas dan memberikan kepastian hubungan antara dinas

DPMPTSP dengan masyarakat untuk memperoleh pelayanan perizininan.

a. Tujuan SOP pelayanan perizinan dan non perizinan terdapat bagian sebagai

berikut adalah :

1) Sebagai standarisasi cara yang dilakukanya oleh aparatur dalam

melaksanakan pekerjaan sesuai tugasnya;

2) Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh

seorang aparatur atau pelaksana dalam melakukan tugas;

3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan;

4) Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas;

5) Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dapat

berlangsung dalam berbagai situasi;

6) Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi aparatur;

7) Memberikan infomasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang

aparatur dalam melaksanakan tugasnya;

8) Menghindari tumpah tindih pelaksanaan tugas.

b. Prinsip pelaksanaan SOP yang dilakuka oleh Dinas Penanaman Modal Dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah :

1) Konsisten. SOP harus dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu,

oleh siapapun, dan dalam kondisi yang relatif sama oleh seluruh jajaran

dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;


33

2) Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh

jajaran dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, dari

tingkat yang paling rendah sampai da tertinggi;

3) Perbaikan Berkelanjutan. Pelaksanaan SOP ini harus terbuka terhadap

penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-

benar efektif dan efisien;

4) Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dinas penanaman modal dan

pelayanan terpadu satu pintu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

prosedur standar yang telah ditetapkan;

5) Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh unsur melaksanakan peran-

peran tertentu dalam setiap unsur melaksanakan peran-pera tertentu dalam

setiap prosedur yang distandarkan. Jika aparatur tertentu tidak

melaksanakan perannya denga baik, maka akan menggangu keseluruhan

proses, yang akhirnya juga berdampak pada terganggunya proses

penyelenggraan pemerintah;

6) Terdokumentasika dengan baik. Seluruh prosedur yang telah distandarkan

harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan

acuan atau referensi bagi setiap pihak-pihak yang memerlukan.

c. Jenis Dan Bagan (flow chart) Standar Operasional Prosedur

Adapun model dan pelayanan di dalam kantor Dinas Penanaman Modal Dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu yaitu terbagi dari :

1) Izin mendirikan bangunan (IMB) :

a) SOP pendaftaran mendirikan bangunan;


34

b) SOP kajian teknis izin mendirikan bangunan;

c) SOP penerbitan izin mendirikan bangunan;

2) Izin gangguan / HO :

a) SOP pendaftaran izin gangguan;

b) SOP kajian teknis izin gangguan;

c) SOP penerbitan izin gangguan;

d) SOP pengelolaan tanda daftar perusahaan (TDP).

e) SOP pengelolaan surat izin usaha perdangann (SIUP) dan tanda daftar

perusahaan (TDP).

f) SOP pengelolaan izin usaha industri (UIU).

g) SOP pengelolaan izin tanda daftar industri (TDI)

h) SOP pengelolaan izin tanda daftar gudang (TDG).

i) SOP pengelolaan izin usaha jasa konstruksi (IUJK).

j) SOP pengelolaan izin penyelenggaraan reklame.

k) SOP pengelolaan izin sarana kesehatan.

l) SOP pengelolaan izin tenaga kesehatan.

m) SOP pengelolaan izin penelitian.

n) SOP pengelolaan izin lingkungan.

o) SOP pengelolaan izin lokasi.

3) Izin usaha pembudiyaan ikan :

a) SOP pendaftara izin usaha pembudiyaan ikan;

b) SOP kajian teknis izin usaha pembudiyaan ikan;

c) SOP kajian penerbitan izin usaha pembudiyaan ikan;


35

4) Izin trayek :

a) SOP pendaftaran izin trayek;

b) SOP kajian teknis izin trayek;

c) SOP penerbitan izin trayek;

d) SOP petugas loket informasi;

e) SOP pendaftaran izin;

f) SOP pengarsipan surat izin;

g) SOP penyerahan surat izin;

h) SOP penolakan izin;

5) SOP izin paket A :

a) SOP pendaftaran izin paket A;

b) SOP kajian teknis izin paket A;

c) SOP penerbitan izin paket A;

6) SOP pengelolaan izin paket B

7) SOP izin paket C :

a) SOP pendaftaran izin paket C;

b) SOP kajian teknis izin paket C;

c) SOP penertiban izin paket C;

8) SOP izin paket D :

a) SOP pendaftaran izin paket D;

b) SOP kajian teknis izin paket D;

c) SOP penertiban izin paket D;


36

Bagan (flow chart) SOP pelayanan perizinan dan non perizinan ini

sebagaimana tercantum pada peraturan bupati pasal 5 sebagaimana yang tidak

terpisahkan dengan peraturan ini.

B. Kerangka Konsep

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini maka peneliti ini

dapat melakukan analisis yang baik untuk Pelayanan pengurusan perizinan usaha

di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone

yang belum maksimal melakukan pelaksanaanya. Hal ini menjadi kendala dalam

pelayanan perizinan usaha, sehingga perlu diberikan solusi agar pelayanan ini

dapat berjalan dengan baik.


37

Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan


Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone

Pelayanan Menurut Tjiptono (2014


:282-284)

1. Bukti Fisik
2. Keandalan (Relability)
3. Daya Tanggap
4. Kesopanan
5. Komunikasi

Hasil Yang Dirasakan Masyarakat

Dalam Pengurusan Izin Usaha

Gambar 2.1 Kerangka Konsep


38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Terkait dengan penelitian dalam proposal ini, atau dalam mencapai tujuan

penelitian, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang

digolongkan dalam bentuk deskriptif. Yakni menggambarkan secara tepat sifat-

sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok-kelompok tertentu untuk

menemukan hubungan suatu gejala terhadap gejala yang lain dalam masyarakat.

Menurut Sugiyono (2017:29) metode deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui

keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada saat variabel atau lebih (variabel

yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu

sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain.

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data-data yang

dikumpulkan di lapangan adalah data-data yang berbentuk kata atau perilaku,

kalimat dan gambar almiah, serta manusia sebagai instrument. Kemudian data-

data tersebut digunakan untuk mendeskripsikan atau menejalaskan fenomena yang

diteliti. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif tersebut peneliti bermaksud untuk

memaparkan mengenai gejala-gejala dalam masalah penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian

dilakukan. Peneliti memilih lokasi pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi tersebut

dipilih dalam penelitian ini karena mudah dijangkau, serta calon peniliti memiliki
39

relasi yang baik dengan staf Dinas Penanaman Modal sehingga dapat membantu

dan memandu dalam hal pengambilan data nantinya.

C. Fokus Penelitian

Fokus yang dipilih dalam penelitian ini. Penelitian ini ingin mengetahui

pelayanan pengurusan perizinan usaha yang ada pada Dinas Penanaman Modal

Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

D. Deskripsi Fokus

Deskripsi fokus atau batasan istilah pada penelitian ini dimaksudkan agar

peneliti tidak kewalahan atas banyaknya sumber data yang diperoleh dilapangan.

Pembatasan istilah bertujuan untuk bidang inquiry guna mendapatkan data yang

baik dan relavan. Batasan istilah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Analisis yang dimaksudkan adalah bagaimana aparatur daerah dalam

pelayanan perizinan usaha untuk masyarakat yang melakukan izin usaha pada

kantor Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Bone.

2. Masyarakat yang melakukan izin usaha. Adapun sumber data utama dari

penelitian ini adalah hasil wawancara dan pengamatan langsung yang

dilakukan peneliti terhadap masyarakt yang melakukan perizinan usaha pada

Kantor Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Bone. Sampel yang digunakan oleh peneliti dari sumber data adalah

sebanyak berapa masyarakat Kabupaten Bone yang melakukan izin usaha yang

dianggap sebagai representasi dari populasi.


40

E. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini penelitian melakukan observasi serta wawancara awal

dengan beberapa masyarakat yang mengurus perizinan usaha pada Dinas

Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone untuk

memberikan permasalahan yang akan diteliti dan menemukan lokasi penelitian.

Kemudian peneliti menyusun rancangan proposal penelitian sebagai persyaratan

yang telah disetujui oleh jurusan digunakan untuk mengurus surat perizinan pada

lembaga terkait untuk selanjutnya melalukan penelitian di Dinas Penanaman

Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone.

2. Tahap Penelitian

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data baik berupa wawancara

langsung, dokumentasi, maupun pengumpulan data dengan menggunakan teknik-

teknik lain sebagai dasar dalam melakukan analisis data dan penarikan

kesimpulan.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini data-data yang telah terkumpul kemudian diolah dan

dianalisis serta dilakuka penarikan kesimpulan. Dari hasil tersebut disusun sebuah

laporan (skripsi) berdasarkan aturan penulisan yang ditetapkan oleh Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Negeri Makassar.

F. Sumber Data

1. Data Primer
41

Hasil wawancara data yang diperoleh secara langsung dari responden yang

dikumpulkan dengan mewawancarai responden/informan berdasarkan daftar

pertanyaan yang telah disiapkan oleh kepala dinas dan sekretaris atau perangkat

dinas sebagai penyelenggara proses pemenrintahan dan beberapa masyarakat yang

terlibat dalam proses perizinan usaha.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai media seperti majalah,

koran, bulleti, jurnal, dan dokumentasi lain yang berhubungan dengan penelitian

ini.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualitatif adalah penulis sendiri. Penulis sebagai human instrument,

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, analisis data, menafsirka data, dan membuat

kesimpulan atas temuannya atau data yang diperoleh. Selain itu, untuk

melengkapi data, maka digunakan pedoman wawancara dan pedoman

pengamatan.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah salah satu tahap utama dalam

melakukan penelitian, karena tujua utama dari penelitian adalah memeroleh data.

Jika tidak memahami prosedur pengumpula data, maka peneliti tidak dapat

memeroleh data sesuai dengan fokus masalah dalam penelitian atau mendapatkan

data tetapi dengan


42

cara yang tidak tepat. Guna mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai

dengan fokus penelitia maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode Interview/wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud untuk mendapatkan

informasi. Wawancara tersebut dilakukan oleh dua pihak atau lebih. Interview

dapat dipandang sebagai metode pengumpula data dengan tanya jawab sepihak

yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan terhadap tujua penyelidikan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih

menekankan pada beberapa jenis teknik wawancara yaitu teknik wawancara

terstruktur, teknik wawancara tidak terstruktur, dan teknik semistruktur. Penelitian

ini menggunakan teknik wawancara semistruktur karena melakukan wawancara

secara mendalam.

2. Metode Dokumentasi

Penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai

sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan

untuk mengguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Lexy J.Moleong,

2010:217). Adanya dokumentasi untuk mendukung data hal-hal yang akan

didokumentasikan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelayanan yang ada

pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu tersebut yang

dilakukan oleh masyarakat.

Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini sebagai metode pengumpulan

data untuk memperoleh informasi melalui fakta yang dapat disimpan dalam

bentuk buku, file, arsip, foto, jurnal, dan artikel. Berdasarka data tersebut dapat

digunakan
43

oleh calon peneliti dalam menggali informasi sesuai dengan jenis metode

dokumentasi yang digunakan. Penelitian ini menggunakan dua jenis dokumentasi

yaitu dokumentasi internal dan dokumentasi externel. Dokumentasi internal terdiri

deskripsi profil Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang

diteliti, sarana dan prasarana, jumlah staf hingga gambaran umum letak kantor

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sedangkan

dokumentsi external terdiri dari buku referensi, jurnal atau artikel serta data dari

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

I. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dikatakan valid atau sah

apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesunggunya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menetapkan keabsahan data

diperlukan teknis pemeriksaan. Uji keabsahan data dalam peneliti ini meliputi:

1. Triangulasi sumber

Teknik triangulasi sumber adalah teknik pengecekan data yang dilakukan

dengan mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian

ini, agar penelitian dapat sesuai dengan tujuan, mengenai tentang pelayanan

perizinan usaha di kantor dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu

pintu, maka pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dilakukan ke dinas

sebagai objek penelitian terdiri dari staf dan masyarakat untuk melakukan

perizinan usaha. Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dideskripsikan dan

diolah dari data yang sama hingga data yang berbeda. Kemudian, data yang

diperoleh akan menghasilkan kesimpulan.


44

2. Teknik triangulasi

Teknik triangulasi adalah teknik data yang dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam

penelitian ini, peneliti memperoleh data dari kegiatan wawancara dan dicek

dengan dokumetasi.

3. Teknik Waktu

Teknik waktu adalah teknik pengecekan data melalui wawacncara,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Pengumpulan

data dalam peneliti ini dilakukan di waktu pagi hingga hari, melalui hal tersebut,

akan dapat diketahui apakah narasumber memberikan data yang sama atau data

yang berbeda.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Menurut Bogan “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun suatu data

secara sistematis dari hasil wawancara, catatan lapangan serta dokumentasi,

sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepda orang lain

(Sugiyono, 2015). Analisis data yag digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Miles dan Huberman, yakni melalui tiga tahapan, yaitu redukasi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah analisis data digunakan dalam

model tersebut yakni sebagai berikut :

1. Redukasi Data

Redukasi data dalam penelitian ini yaitu peneliti merangkum dan memilih

data-data yang penting yang berkaitan dengan pelayanan pengurusan perizinan


45

usaha di kantor dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu Satu Pintu. Data

yang telah diredukasi kemudian disajikan dalam bentuk teks yang bersifat

deskriptif naratif dalam laporan penelitian. Dengan demikian, gambaran

kebenaran dan kesusaian penelitian ini dapat lebih akurat.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu peneliti mengembangkan

deskriptif dari informasi-informasi yang tersusun untuk membuat suatu

kesimpulan da pengambilan tindakdan yang sesuai. Penyajian data ini dapat

disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan

sejenisnya. Berdasarkan penelitian kualitatif, makan peryantaan hasil wawancara

disajikan dalam bentuk deskriptif naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini yaitu peneliti melakukan

verifikasi dengan cara mencari makna dari setiap gejala yang telah diperoleh.

Kesimpulan yang telah diperoleh berdasarkan dari hasil redukasi dan penyajian

data sesuai dengan harapan peneliti yakni tentang Analisis pelayanan terhadap

pengurusan perizinan usaha di kantor dinas penanaman modal dan pelayanan

terpadu satu pintu Kabupaten Bone. Jadi, peneliti berharap melaui kesimpulan

dalam penelitian deskriptif ini dapat menjadi temuan baru yang belum ada

sebelumnya.
46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian

1. Gambaran umum dinas DPMPTSP Kab.Bone

Kantor dinas dpmpstp kabupaten bone yang berada di Jalan Jendral Ahmad Yani No.3

watampone kab.Bone, terletak pada posisi 04.13-05.06 lintang selatan, serta 119.42’-

120.30’ bujur timur,berdasarkan posisi geografisnya. Berdasarkan sensus penduduk tahun

2020 sebanyak 801.775 jiwa yang terdiri atas 391.682 jiwa penduduk laki-laki dan

410.093 jiwa penduduk perempuan.

2. Visi misi Dinas DPMPTSP

a. Visi

Masyarakat bone yang mandiri, berdaya saing, dan sejahtera.

b. Misi

1) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN)

2) Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk pengembangan usaha dan

mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan publik.


47

3. Struktur organisasi dinas DPMPTSP Kab.Bone

4. Alur pelayanan perizinan dinas DPMPTSP Kab.Bone

1) Pemohon

2) Loket pembayaran

3) Tim kerja teknis

4) Loket pembayaran

5) Pencetakan surat izin

6) Penandatangan surat izin

7) Loket penyerahan

8) Perizinan sukses

B. Penyajian data dan hasil penelitian

Penyajian data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, hasil studi dokumen, dan

hasil dari observasi serta data-data yang mendukung penelitian ini. Adapun maksud dalam

penelitian ini ingin mengetahui, pertama bagaimana kualitas pelaksanaan sistem pelayanan

perizinan usaha dan mengetahui hambatan dalam pengurusan perizinan usaha.

Penelitian ini dengan menggunakan teori Tjiptono sebagai variabel untuk mengetahui sejauh

mana pengurusan perizinan usaha di kantor dpmptsp Kab.Bone. variabel-variabel antara


48

lain : Bukti Fisik, Keandalan(Realibiliti), Daya tanggap, Kompetensi, Kesopanan,

Kredibilitas, Keamanan, Akses, Komunikasi.

Jumlah keseluruhan yang menjadi informan dari penelitian ini berjumlah tiga orang

diantaranya kepala bidang pengkajian dan pemprosesan, kepala seksi pengaduan informasi,

dan staf. Setelah daftar informan penelitian ini di tentukan, maka selanjutnya peneliti

melakukan penelitian melalui wawancara terhadap informan serta observasi lapangan, data

data tersebut dapat dilihat dari pemaparan hasil penelitian sebagai berikut :

A. Bukti fisik

Bukti fisik (physical evidence) yaitu menentukan apakah dalam pengurusan

perizinan,pegawai dpmptsp memberikan jaminan biaya kepada masyarakat. dalam

pelaksanaanya.dapat diartikan bahwa bukti fisik adalah suatu hal yang secara nyata. Sejauh mana

pelayanan pelaksanaan tugas pokok,mka ukuran bukti fisik merupakan suatu standar akan

terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang dicapai.

Ibu AJ Mengumukakan bahwa :

“Jaminan biaya, telah diatur pada standar pelayanan, jadi jenis perizinan yang ditetapkan

berretribusi yang sudah jelas pada jenis perizinannya yang berbentuk retribusi dan non

retrtibusi.” (wawancara tanggal 5 agustus 2021)

Ibu SA Mengumukakan bahwa :

“Untuk jaminan biaya yang dilakukan untuk mengurus perizinan tersebut sudah di

tetapkan oleh kantor tersebut, jadi tidak akan mungkin ada kecurangan atau yang lain nya”.

( wawancara tanggal 26 agustus 2021)

Bapak NA Mengumukakan bahwa :

“Dalam melaksanakan sebuah perizanan kita sudah terpakuh oleh peraturan yang ada

pada sistem pelayanan yang ada”. ( wawancara tanggal 31 agustus 2021)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pemberian jaminan biaya

pada perizinan kepada masyarakat sudah ditetapkan dalam standar pelayanan, berbentuk

retribusi atau non retribusi dan pegawai pun terpakuh dengan aturan yang sudah ada di tetapkan
49

oleh kantor tersebut.

B. Keandalan (Relabili)

Relabilitas (realibility) yaitu menentukan sejauh mana pegawai dpmptsp melaksanakan

pelayanan perizinan dengan cepat dalam pencapaian suatu perizinan di Kabupaten Bone.

Ibu AJ mengemukakan bahwa :

“Tentunya, karena adanya standar jadi kita mengacu pada standar yang ditetapkan setiap

tahapan proses itu, diupayakan supaya mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.”

(wawancara 5 agustus 2021)

Ibu SA Mengemukakan bahwa:


“ Benar disini kami melaksanakan kegiatan pelayanan tersebut secepat nya untuk
masyarakat yang melakukan pengurusan perizinan tersebut.” (wawancara 26 agustus 2021)
Bapak NA Mengemukakan bahwa:
“ Dalam hal ini kami sebagai aparatur negara sudah siap melaksanakan segala hal
berhubungan dengan pelayanan perizinan yang diperlukan oleh masyarakat, dan kami pun
sebisanya lebih cepat memahami kemauan masyarakat tersebut.” ( wawancara 31 agustus),

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pegawai dpmptsp sudah
mengacu pada standar yang sudah ditetapkan untuk melaksanakan dengan cepat dalam
pengurusan perizinan tersebut dan memahami apa yang diperlukan masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan pengurusan perizinan tersebut.
C. Daya Tanggap
Daya tanggap yaitu bagaimana pengurusan perizinan yang dilakukan masyarakat di
dpmptsp diselesaikan secara tepat waktu dimana suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas memberikan konsumen menunggu tanpa adanya suatu kejelasan yang jelas.
Ibu AJ mengemukakan bahwa :
“kalau sesuai st//andar, itu ada standar pelayanan waktu namun beberapa jenis, perizinan
tidak bisa diterapkan sesuai standar waktu karna bisa saja misalnya ada permohonan di ajukan
tetapi permohonan itu setelah diverifikasi dan divalidasi tidak lengkap, dan dibutuhkan proses
beberapa Kembali permohonan untuk melengkapi persyaratan.” (wawancara 5 agustus 2021)
Ibu SA mengemukakan bahwa :
“Dalam sebuah pelayanan perizinan kami memeriksa semua permohonan agar dokumen-
dokumen yang nanti di kirim dan diverifikasi agar tidak ada kesalahan kemudian di proses
50

beberapa waktu.” (wawancara 26 agustus 2021)


Bapak NA mengemukakan bahwa :
“ Masyarakat yang melakukan perizinan usaha ataupun non usaha akan disesuaikan oleh
standar waktu, dan akan di diperiksa Kembali dokumen yang dia bawa apakah sudah memenuhi
standar kelayakan untuk melaksanakan perizinan tersebut, di takutkan nantinya ada kesalahan
atau hal yang tidak di inginkan.” ( wawancara 31 agustus 2021 ).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pegawai dpmptsp sangat
tanggap dalam melaksanakan sebuah standar pelayanan perizinan usaha yang dilakukan
masyarakat dikarenakan ada kesalahan permohonan saat dilakukan verifikasi ataupun validasi,
agar permohonan mudah melengkapi persyaratan tersebut.
D. Kesopanan
Kesopanan (courtesy) yaitu menentukan sejauh mana sikap atau respon pegawai dpmptsp
yang melayani perizinan apakah ramah/sopan. Dalam hal ini sebelum melaksanakan suatu
pelayanan akan dilaksanakan suatu kesopanan sesuai yang akan dicapai.
Ibu AJ Mengemukakan bahwa :
“Sebagai Lembaga institusi pelayanan, memang ada standar yang harus kita laksanakan,
dimana ketika melayani masyarakat bersikap dalam pelayanan itu harus ramah dan sopan santun
terhadap masyarakat dalam melayani.” (wawancara 5 agustus 2021)
Ibu SA Mengemukakan bahwa :
“Dalam hal melayani masyarakat kita harus selalu siap dan sabar untuk memahami apa
yang diperlukan, dimana itu adalah sebuah sikap yang harus kami miliki dalam melayani
masyarakat.” ( wawancara 26 agustus 2021)
Bapak NA Mengemukakan bahwa :
“Kami selalu ramah dan sopan untuk melaksanakan pelayanan yang dikeluhkan oleh
masyarakat yang tidak memahami tahap-tahap dalam pengurusan perizinan tersebut.”
( wawancara 31 agustus 2021).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pegawai dpmptsp sudah
mempunyai sifat ramah/sopan untuk masyarakat dalam membantu masyarakat untuk
melaksanakan perizinan tersebut.
E. Komunikasi
Komunikasi yaitu sejauh mana masyarakat dapat mengetahui soal persyaratan dalam
pengurusan perizinan yang ada di kantor dpmptsp.komunikasi juga menciptakan suatu informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain,komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Ibu AJ mengemukakan bahwa :
“terkait dengan perizinan usaha untuk sekarang ini, kita mengacu kepada PP nomor 5
51

Tahun 2021 tentang penyelengaraan perizinan berusaha berbasis resiko,itu dapat diakses
langsung masyarakat, melalui sos.co.id dan juga dapat difasilitasi oleh dpmptsp kab.bone.”
(wawancara 26 agustus 2021).
Ibu SA mengumukakan bahwa :
“Untuk selaku pelayanan kami selalu menciptakan sebuah komunikasi untuk masyarakat
agar mengetahui sebuah informan dalam melakukan perizinan usaha yang kami sajikan dalam
spanduk yang ada pada didepan kantor kami ataupun melalui web resmi kita.” (wawancara 31
agustus 2021)
Bapak NA mengemukakan bahwa :
“Sebagian orang di kantor kita terjun langsung ke desa-desa yang tidak bisa melakukan
perizinan di kantor kita, maka kita akan mensurvai ke lokasi langsung, agar masyarakat dapat
mengetahui informasi apa yang bisa dia dapatkan dari kami.” (wawancara 31 agustus 2021).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pegawai dpmptsp sudah
melakukan sebuah kegiatan untuk menyampaikan sebuah informasi buat masyarakat dalam
sebuah perizinan itu, yang dimana ada juga yang langsung terjun kelapangan agar masyarakat
dapat mudah memahaminya.

B. Pembahasan

Dalam menjalanka sebuah perannya sebagai pelayanan publik, Dinas Dpmptsp

dihadapkan berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat yang melaksaakan perizinan usaha.

Sebagai upaya menjawab permasalahan tersebut, maka Dinas Dpmptsp meningkatkan kualitas

pelayanan perizinan usaha dalam mencapai tujuan tersebut.

Kualitas pelayanan pada prinsipnya adalah cara meningkatkan kinerja sebuah pelayanan

untuk mencapai tujuannya. Kualitas pelayanan perizinan usaha bertujuan untuk meningkatkan

kinerja serta mempermudah kegiatan dalam mengelola pelayanan dalam masyarakat.

Seiring dengan perkembangan usaha-usaha yang ada pada Kabupaten Bone, kualitas

pelayanan perizinan usaha oleh pemerintah harus ditingkatkan, dan dalam rangka mencapai

tujuan pemerintah atau masyarakat dalam melaksanakan perizinan usaha, dalam hal kualitas

pelayanan perizinan usaha yang dilakukan oleh Dinas Dpmptsp maka evaluasi kualitas

pelayanan nya dalam penelitian ini di analisis dari berbagai aspek. Penelitian ini menggunakan

teori pelayanan yang dikemukakan oleh Tjiptono yaitu : Bukti fisik, Relabilitas, Kesopanan,
52

Komunikasi, Kemampuan memahami pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Bukti Fisik

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis bahwa kualitas pelayanan

perizinan usaha sudah sepenuhnya efektif dilaksanakan.jaminan atau kontribusi dalam

melaksanakan perizina usaha yang pelaksanan nya sudah dengan baik, Adapun masyarakat

belum mengetahui tentang kontribusi dalam melaksanakan perizinan usaha ini, dalam hal ini

pegawai dari Dinas Dpmptsp memberikan informasi hal tersebut agar masyarakat paham maksud

dari hal itu. Agar masyarakat tahu arahan itu agar adanya kesadaran masyarakat yang masih

kurang paham dalam jaminan/kontribusi dalam melaksanakan perizinan usaha.

Menurut Ratih Nurhayati (2005) mengemukakan bahwa bukti fisik (physical evidence)

adalah sarana fisik yang merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan

untuk membeli dan menggunakan barang mapun jasa, ukuran bukti fisik yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi sarana dan tujuan yang ingin dicapai. Sarana dari pelayanan perizinan

usaha ini bisa dilihat sudah dijalankan dengan semaksimal mungkin tanpa ada bantuan dari

masyarakat.

2. Keandalan (Relabiliti)

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti dikatakan pelayanan perizinan

usaha dapat dikatakan sukses dalam melayani masyarakat yang sangat cepat dan kompeten

dalam hal melayani masyarakat untuk pengurusan perizinan usaha yang dilaksanakan.

Menurut Rosalia dan Purnawati (2018:2447) bahwa bagaimana kemampuan perusahaan

memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya yang

tercermin dari ketepatan waktu, sedang menurut Supriyanto dan Emawaty (2010:302) terdiri dari

kemampuan pemberi layanan untuk memberikan pelayanan yang diharapkan secara akurat sesuai

dengan dijanjikan.

Keandalan (Relabiliti) yang menentukan apakah hasil yang digunakan telah mencapai

perizinan usaha di Kab.Bone, dapat diartikan pegawai sudah cepat dan kompeten dalam
53

melayani masyarakat, maka ukuran relabilitas sudah terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan

ingin dicapai.

3. Daya Tanggap

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamtan peneliti dikatakan perizinan usaha sudah

terlaksanakan salah satu untuk mengatasi masalah hal itu, daya tanggap pegawai dalam

memeriksa ulang dokumen-dokumen yang akan di proses, dan jika ada hal belum tercukupi

semua akan dilakukan berulang kali agar hasil nya akan memuaskan, sehingga tidak aka nada

kesalahan terjadi lagi.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:182) suatu kebijakan untuk membantu dan

memberikan pelayanan cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampain

informan yang jelas. Memberikan konsumen menunggu persepsi yang negative dalam

pelayanan. Pada segi ini peneliti sudah memberikan parameter dalam suaatu kebijakan dan tepat

kepada pelanggan yang melakukan pelayanan perizinan usaha di Kab.Bone.

4. Kesopanan

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti dikatan perizinan usaha sudah

terlaksanakan, hal ini menyankut kesopanan, tata krama dalam melaksanakan pelayanan kepada

masyarakat.

Menurut Markhamah dan Atiqa Sabardila (2013:153) menyataka bahwa

kesopanan/kesantunan merupakan suatu cara yang dilakukan penutur saat berkomunikasi

suapaya tidak merasa tertekan, tersudut, dan tersinggung. Kesopanan berbahasa dalam hal ini

berupaya untuk menjaga harga diri pembicara maupun pendengar. Dalam proses ini keberhasilan

suatu kebijakan dapat dilihat dari tujuan kesopan dalam melayani sebuah masyarakat yang

benar-benar berguna dan dinilai pada suatu pelayanan perizinan usaha tersebut.

5. Komunikasi

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti dikatakan perizinan usaha sudah

terlaksanakan sebagaimana demikian, sebagai pegawai pelayanan untuk masyarakat dalam hal

pemberian perizinan usaha, pegawai sudah memberikan informasi kepada masyarakat dalam
54

bentuk web resmi ataupun pegawai selalu melakukan terjun langsung ke lapangan.

Menurut Jenis dan Kelly komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang

(komunikator) menyampaikan stimulus ( biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak) sedangkan menurut Berelson dan

Stainer komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan

lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka

dan lain-lain

Masyarkat diharapkan melalui komunikasi tersebut yang dari pegawai DPMPTSP yang

merupakan himbauan tentang pelayanan perizinan usaha agar dimengerti apa maksud dari hal

tersebut untuk mempermudah terjalankanya sebuah pelayanan perizanan untuk masyarakat.


55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kualitas pelayanan terhadapat pengurusan perizinan

usaha di kantor penanaman modal dan pelayanan terpadu satu kabupaten bone dapat ditarik

kesimpulan bahwa berdasarkan indikator yang peneliti katakan yaitu bukti fisik, relabilitas, daya

tanggap, kesopanan, komunikasi, kemampuan memahami pelanggan sudah mendapatkan hasil

optimal. Dan bisa juga dikatakan semua hasil indikator di atas sudah di jalankan dengan baik

oleh Dinas Dpmptsp Kab.Bone.

B. Implikasi

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam

proses pengurusan perizinan usaha di Kab.Bone. hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa

yang berperan penting dalam perizinan usaha ini adalah pegawai yang berusaha menjalankan

pelayananya untuk masyarakat dalam melaksanakan perizinan usaha tersebut.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran yang diharapkan

dapat menjadi masukan untuk Dinas Dpmptsp Kabupaten Bone yakni:

a. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk digunakan

dalam pelayanan perizinan usaha.

b. Mengoptimalkan hasil yang lebih cepat dan kesopanan dalam melayani masyarakat.
56

DAFTAR PUSTAKA

Akib,Haedar. 2014/12/1 Implementasi Kebijakan Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan

(Studi Pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Gowa, Jurnal Ad’ministrate,

53.

Agustina,Nina & Sakawati,Herlina. 2020 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Bahagia Kota Makassar,

Jurnal Administrate, 7.

Pratiwi Deswina Dede, Rorong Arie J & M.Ruru Joorie. 2017 Efektivitas Pelayanan Izin

Usaha Perdangangan Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Manado, Jurnal Administrasi Publik Unsrat, 5-6.

Yohanna Larisa, M.Insana Dwi Rorin, Sondari Endang. 2016 Upaya Peningkatan Usaha

Masyarakat Melalui Pengurusan Usaha Dan Merek, Jurnal Surya : Seri

Pengabdian Kepada Masyarakat, 2-3.

Pratama M.Rizki 2013 Inovasi Pelayanan Publik (Studi Deskriptif Tentang Nilai Tambah

(Value Added) Inovasi Pelayanan Perizinan Bagi Masyarakat Di Kota Kediri),

Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik 220-221.

Maulana Rifqy,& Jamhir 2019 Konsep Hukum Perizinan Dan Pembangunan, Jurnal

Justisia Jurnal Ilmu Hukum Perundang-Undangan Dan Pranata Sosial, 95-97.

Hardiyansyah 2011 Kualitas Pelayanan Publik, Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 44-55,

53-55.

Pudyatmoko Y.Sri 2009. Perizinan Problem Dan Upaya Pembenahan. Lokasi Penerbit :

Jakarta Grasindo.

Wibowow Singgih 2011. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil (Revisi) Lokasi Penerbit

: Penebar Swadaya.
57

Rahmadani Fitri 2019. Analisis Pelayanan Perizinan Di Dinas Penanaman Modal Dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Pekanbaru. Fakultas Ekonomi Dan

Ilmu Sosial, Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Mansur T 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik Pada

Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe. Fakultas Pembangunan,

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rahmawati Ifa 2017. Evaluasi Program Paket Perizinan Online Dalam Meningkatkan

Layanan Perizinan Investasi. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas

Brawijaya. Malang
58

Halim Nur Lia. 2017 Pelayanan Perizinan Pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Di Kabupaten Enrekang. Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Peraturan Bupati Bone Nomor 56 Tahun 2017 Tentang Standar Operasional

Prosedur Pelayanan Perizinan Dan Non Perizinan Dinas Penanaman

Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone. Kabupaten

Bone.

Undang-Undang Nomor.3 Tahun 1982 Tentang Kewajiban Perusahaan Dalam

Mendaftarkan Usaha Nya Dalam Setiap Tindakan. Jakarta.

Yas Indonesia, 2016/2019/ Dpmptsp Kabupaten Bone, www.dpmptsp .bone.go.id/

website
59

LAMPIRAN
60
61
Lampiran 1
Matriks Penelitian Perizinan Usaha di Kabupaten Bone

Judul Rumusan Fokus Penelitian Sumber Data Metode


Masalah Penelitian
Kualitas 1. Bagaimana Dalam indikator- 1. Data Primer Metode ini
pelayann kualitas indikator adalah menggunakan
terhadap pelaksanaa pelayanan ada 6 sumber data metode
pengurusan n sistem yaitu : yang kualitatif yaitu
perizinan pelayanan langsung untuk
usaha perizinan 1. Bukti Fisik memberikan mengetahui
dikantor usaha 2. Relabilitas data kepada atau
penanaman pengumpulan mengambarkan
modal dan 2. Apa saja 3. Daya data kenyataan dari
pelayanan hambatan Tanggap kejadia yang
terpadu dalam 2. Data diteliti hingga
pengurusan 4. Kesopanan sekunder
satu pintu memudahkan
kabupaten perizinan merupakan peniliti untuk
5. Komunikasi
bone usaha sumber data mendapatkan
yang tidak data yang
langsung objektif dalam
dalam rangka
memberikan mengetahui
data pada bagaimana
pengumpulan pelayanan
data perizinan
misalnya usaha di
lewat orang Kabupaten
lain atau Bone
dengan
dokumentasi
62

Lampiran 2

Pedoman Wawancara

Kualitas Pelayanan Terhadap Pengurusan Perizinan Usaha Di Kantor Penanaman

Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Bone

Adapun pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

A. Bukti Fisik

1. Apakah dalam pengurusan perizinan,pegawai dpmptsp memberikan jaminan biaya

kepada masyarakat?

B. Relabilitas

2. sejauh mana pegawai dpmptsp melaksanakan pelayanan perizinan dengan cepat

dalam pencapaian suatu perizinan di Kabupaten Bone?

C. Daya Tanggap

3. Bagaimana pengurusan perizinan yang dilakukan masyarakat di dpmptsp

diselesaikan secara tepat waktu?

D. Kesopanan

4. Sejauh mana sikap atau respon pegawai dpmptsp yang melayani perizinan apakah

ramah/sopan?

E. Komunikasi

5. Sejauh mana masyarakat dapat mengetahui soal persyaratan dalam pengurusan

perizinan yang ada di kantor dpmptsp?


63
Lampiran 3
Matriks Pedoman Wawancara Pelayanan Perizinan
(Studi kasus pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupen Bone )

No Fokus / Sub Pertanyaan Informan


Fokus
1. 1. Bukti Fisik 1. Apakah 1. Kepala
Bidang
dalam Pengkajian Dan
pengurusan Pemprosesan

perizinan,pe 2. Kepala Seksi


Dan Pengaduan
gawai Informan
dpmptsp
memberikan 3. Staf
jaminan
biaya kepada
masyarakat?

1. sejauh mana pegawai


2. A. Relabilitas 1. Kepala
dpmptsp Bidang
Pengkajian Dan
melaksanakan Pemprosesan
pelayanan perizinan 2. Kepala Seksi
dengan cepat dalam Dan Pengaduan
Informan
pencapaian suatu
perizinan di
3. Staf
Kabupaten Bone?

1. Bagaimana
3. B. Daya Tanggap 1. Kepala
pengurusan perizinan Bidang
Pengkajian Dan
yang dilakukan Pemprosesan
masyarakat di 2. Kepala Seksi
dpmptsp diselesaikan Dan Pengaduan
Informan
secara tepat waktu?

3. Staf
64

1. Sejauh mana sikap


4. C. Kesopanan 1. Kepala
atau respon pegawai Bidang
Pengkajian Dan
dpmptsp yang Pemprosesan
melayani perizinan 2. Kepala Seksi
apakah ramah/sopan? Dan Pengaduan
Informan

3. Staf
1. Sejauh mana
5. 5. Komunikasi 1. Kepala
masyarakat dapat Bidang
Pengkajian Dan
mengetahui soal Pemprosesan
persyaratan dalam 2. Kepala Seksi
pengurusan perizinan Dan Pengaduan
Informan
yang ada di kantor
dpmptsp?
3. Staf
65

Lampiran 4

DAFTAR NAMA INFORMAN

1. Informan Pertama

a. Nama : Andi Jusniati S.Sos

b. Umur : 43 Tahun

c. Pekerjaan : Kepala Bidang Pengkajian Dan Pemprosesan

d. Alamat : Jalan. Ahmad Yani

e. Tanggal Wawancara : 5 Agustus 2021

1. Informan Kedua

A. Nama : Satriani

B. Umur : 38 Tahun

C. Pekerjaan : Kepala Seksi Dan Pengaduan Informan

D. Alamat : Jalan Besse Kajuara

E. Tanggal Wawancara : 26 Agustus 2021

2. Informan Ketiga

F. Nama : Nabil S.E

G. Umur : 30 Tahun

H. Pekerjaan : Staf

I. Alamat : Jalan. Jendral Sudirman

J. Tanggal Wawancara : 31 Agustus 2021


66

Lampiran 5
Matriks Hasil Wawancara Pelayanan Perizinan ( Studi Kasus Pada Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bone)
67

Lampiran Dokumentasi

(Lingkungan Kantor Dpmptsp Kabupaten Bone)


68

( Visi & Misi Dan Motto Kantor Dpmptsp


Kab.Bone / Berbagai Macam Perizinan &
Alur Pengaduan Dpmptsp)
69

(Wawancara Dengan Ibu Andi Jusniati Selaku Kepala Bidang Pengkajian Dan
Pemprosesan Dan Perizinan Dpmptsp Kantor Dpmptsp Kab.Bone)
70

(Wawancara Dengan Ibu Satriani Selaku Kepala Seksi Dan Pengaduan Informasi Kantor
Dpmptsp Kabupaten Bone )

(Wawancara Dengan Bapak Nabil Selaku Staf Kantor Dpmptsp Kabupaten Bone)
71
Lampiran Format Usulan Judul Skripsi
72

Lampiran Format Persetujuan Dan Calon Pembimbing


73

Lampiran Surat Permohonan Izin Melaksanakan Pra Penelitian


74

Lampiran Surat Permintaan Izi Melaksanakan Penelitian


75

Lampiran Surat Pengesahan Judul Skripsi Dan Pembimbing


76

Lampiran Surat Izin Melaksanakan Penelitian Dari PTSP Sulawesi Selatan


77

Lampiran Surat Izin Melaksanakan Penelitian Dari Kantor Dpmptsp Kabupaten Bone
78

RIWAYAT HIDUP

Sahrullah Ramdani, Lahir 25 Desember 1998 di Watampone, peneliti

merupakan anak kelima dari dari pasangan Syafruddin Majid dan Yuyum

Yuhaeni, Penulis memulai Pendidikan formal di SDN 12 Manurunge pada

tahun 2004 lalu tahun 2010 melanjutkan Pendidikan ke SMP Negeri 1

Watampone dan tamat pada 2014. Kemudian pada tahun yag penulis

melanjutkan Pendidikan di SMAN 1 Watampone dan menyelesaikan Pendidikan pada tahun

2017. Setalah itu penulis kembali melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi serta terdaftar

sebagai mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

melalui Jalur Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai