Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN KURIKULUM

REVIEW VIDEO MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

OLEH:

ROHANI

201052003011

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2021
VIDEO 1 DACUM ANALYSIST (PENGEMBANGAN KURIKULUM
DENGAN METODE DACUM) OLEH Dr. Yuyun Estriyanto, S.I., M.T.
Berdasarkan hasil review dari video pertama tentang DACUM dapat diketahui
bahwa DACUM merupakan sebuah metode pengembangan kurikulum. DACUM
dikembangkan oleh Dr. Robert Norton dari OHIO STATE University (OSU) yang
berperan sebagai lembaga penyertifikasi fasilitator DACUM. Proses pelaksanaan
pengembangan kurikulum dengan metode DACUM pada dasarnya adalah sebuah
proses untuk menuliskan semua aktivitas yang bisa menggambarkan apa yang harus
dikerjakan oleh pekerja atau bidang pekerjaan apapun dalam bahasa literasi
menggunakan istilah duties, tasks, knowledge, skills, traits, dan peralatan yang harus
dipergunakan oleh pekerja dalam pekerjaan tersebut. Kemudian informasi
dikumpulkan dan dipresentasikan dalam bentuk grafis dan memasukkan berbagai
informasi terkait pekerjaan yang selalu ditanyakan.
DACUM cocok untuk PTK karena dapat memastikan relevansi kurikulum,
dan membentuk hubungan yang baik antara industri dengan lembaga pendidikan.
Adapun orang yang dapat menggunakan DACUM adalah segala jenis profesi.
Adapun filosofi DACUM yaitu:
1. Pekerja berpengalaman (sedang bekerja) dapat mendefinisikan pekerjaan
mereka dengan akurat,
2. Cara paling baik untuk mendeskripsikan pekerjaan adalah melalui pekerja
berpengalaman, dan
3. Agar semua tasks dapat dikerjakan dengan benar membutuhkan pengetahuan,
skill, alat, dan kepribadian yang baik.

DACUM Job Analysist


Keterangan:
JOB ( Posisi Pekerjaan )
Pekerjaan yang berhubungan dengan Posisi Pekerjaan
Duties = kemampuan yang harus dimiliki pada pekerjaan tersebut
Tasks = hal-hal yang harus dikerjakan sesuai dengan duties
Langkah dan pendukung seperti bahan, alat, pengetahuan, pilihan, dan
sebagainya.

DACUM Workshop
Kegiatan workshop DACUM diadakan sesuai dengan layout di atas. Dimana
terdapat dinding besar sebagai dinding DACUM, meja recorder, DACUM panelists
(peserta dacum), observer (penyimak), dan refreshment table (tempat
makanan/minuman dan snack).
Berdasarkan video yang disimak fasilitator yang dimaksud adalah seseorang
yang berpengalaman tentang proses DACUM (tidak perlu expert dengan pekerjaan),
membimbing peserta DACUM, menanyakan setiap tasks pada setiap posisi pekerjaan,
membuat/mengumpulkan grup di setiap tasks, tidak perlu mengetahui bahwa
pekerjaan tersebut sedang dianalisis, stamina bagus, memiliki memori jangka pendek
yang bagus, dan kepribadian yang baik, dapat membujuk peserta agar berpartisipasi
dengan aktif, dan memverifikasi kata kerja, kualifikasi, dan objek yang sesuai.
Kriteria dalam memilih pekerja yang berpengalaman yaitu orang yang paling
mengerti tentang pekerjaannya, kompetensi teknik, pekerja full-time, komunikator
yang efektif, seorang yang berada pada sebuah tim, komitmen di setiap waktu, dan
bebas dari bias. Panel Members (Peserta Workshop DACUM) adalah pekerja yang
berpengalaman content experts (berpengalaman tentang konten/topik), menentukan
tasks yang harus dijelaskan, menjelaskan pekerjaannya dengan detail, dan dapat
memahami profesi yang sedang trend saat ini.
Tahapan dalam proses DACUM yaitu melakukan orientasi pada peserta
tentang proses DACUM, bagan pekerjaan atau area terkait dan pengembangan
organisasi, mengidentifikasi tugas dari posisi pekerjaan, mengidentifikasi list
pekerjaan dari tugas-tugas tersebut, mengidentifikasi pengetahuan umum dan skill,
alat, equipment, persediaan, material, perilaku pekerja yang diinginkan, dan trend
masa depan tentang kedudukan pekerjaan, meninjau dan menyempurnakan tugas dan
pekerjaan yang dinyatakan, mengurutkan tugas dan pekerjaan yang dinyatakan, dan
pilihan lain sesuai dengan kebutuhan.
Peraturan dalam workshop yaitu tidak mempedulikan senioritas dan tingkatan,
semua berpartisipasi sama, setiap orang berbicara, bersikap positif dan optimis,
bertanya ke setiap orang untuk memberikan tugas, memberikan ide pada partisipan
lain, seorang pengamat tidak boleh berpartisipasi dalam workshop, dan menyatakan
semua task dengan hati-hati. Beberapa pertanyaan yang sering digunakan dalam
bertukar pikiran yaitu:
1. Apa yang kamu lakukan saat bekerja?
2. Apa yang kamu lakukan pekan lalu?
3. Apa lagi yang harus kamu lakukan?
4. Apa yang pertama kamu lakukan setiap hari? Dan yang terakhir?
5. Seberapa seringa tugas tersebut dikerjakan?
6. Seberapa sulit untuk dikerjakan?
7. Apa tugas lain yang dilakukan oleh pekerja yang sukses?
8. Apakah kita sudah mengelompokkan semua tugas pada topik ini?
9. Begitukah terminologi yang biasa digunakan oleh pekerja lain?
Semua jawaban di tulis pada sebuah bagan untuk menggambarkan jawaban
dari semua pertanyaan yang diungkapkan.
VIDEO 2 MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM BUKU
Murray Print
Berdasarkan hasil review dari video kedua tentang MODEL
PENGEMBANGAN KURIKULUM, dapat diketahui bahwa model pengembangan
kurikukulum dalam buku Murray Print terbagi atas 3 kelompok yaitu:
1. Model Pengembangan Linear
Model Pengembangan linear atau biasa juga disebut rasional, Menurut
Ralph Tyler memberikan 4 pertanyaan dalam pengembangan kurikulum yaitu
menjelaskan capaian tujuan sekolah, bagaimana penyusunan pengalaman bahan
ajar, bagaimana cara untuk mengorganisasikan bahan dan kegiatan dengan cara
membuat strategi belajar serta bagimana pengujian sehingga diketahui tujuan
belajar yang diterapkan telah tercapai. Hal-hal tersebut menjadi pertanyaan dasar
dalam pengembangan kurikulum, yang kemudian menjadi 4 komponen penting
dalam pengembangan kurikulum yaitu tujuan, bahan, strategi dan evaluasi,
selanjutnya para ahli mengelompokkannya ke dalam model pengembangan linear.
Para ahli memandang Ralph Tyler sebagai bapak kurikulum karena menjadi dasar
dari pengembangan Rasional atau Linear.
Model pengembangan kurikulum dengan pendekatan Ralph Tyler mengarah
pada langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum yaitu dengan menerapkan
empat tahap diantaranya yaitu menentukan tujuan pendidikan, menentukan proses
pembelajaran yang harus dilakukan, menentukan organisasi pengalaman belajar,
dan menentukan evaluasi pembelajaran.
Hilda Taba adalah salah satu kelompok rasional yang mengembangkan
Ralph Tyler. Namun, Hilda Taba menambahkan bahwa meskipun rasional atau
sifatnya prosedural namun setiap komponen harus diberikan data-data yang lebih
lengkap. Hilda Taba mengembangkan menjadi 7 komponen dalam kurikulum
yaitu diagnosis kebutuhan, formulasi tujuan, memilih konten, mengorganisasikan
konten, menyeleksi pengalaman belajar, mengorganisasikan pengalaman belajar,
dan evaluasi.
2. Model Pengembangan Siklus
Model siklus ini dikembangkan oleh Wheeler dan Nichols menggunakan
pendekatan yang sama dengan Ralph Tyler namun terus berputar artinya jika telah
ada pada tahap evaluasi maka kembali lagi ke tahap awal. Terdapat 5 tahapan
menurut Wheeler yaitu analisis situasi, menentukan tujuan, menyeleksi konten,
menyeleksi metode, dan evaluasi kemudian akan berputar kembali ke tahap awal.
Nichols mengemukakan 5 tahapan berputar lagi atau siklus yaitu analisis
situasi, menentukan tujuan, menyeleksi konten, menyeleksi metode dan evaluasi.
3. Model Pengembangan Dinamis
Model dinamik merupakan model yang dikembangkan oleh Walker dan
Skilbeck, dimana pengembangan kurikulum dapat dimulai dengan unsur
kurukilum apapun dan diproses dalam urutan atau susunan apapun. Menurut
Walker, para pengembang kurikulum berjalan melalui tiga fase dalam persiapan
alamiah kurikulum yaitu
 Berbagai pernyataan platform, melalui gagasan, preferensi, sudut pandang,
keyakinan, dan nilai,
 Deliberasi atau pertimbangn mendalam, yang merupakan sekumpulan
interaksi kompleks dan acak, yang pada akhirnya mencapai suatu jumlah
karya latar belakang sebelum kurikulum didesain, dan
 Pengembang kurikulum mengembil keputusan-keputusan mengenai berbagai
komponen proses (unsur kurikulum).

Anda mungkin juga menyukai